Anda di halaman 1dari 9

Pemberdayaan Masyarakat untuk Hidup dan Sehat Melalui Program

TOGA didesa Koto Panjang


SIMA JULIANI
Institut agama islam negeri kerinci
Email: sima.juliani2001@gmail.com

ABSTRAK
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan wahana penerapan serta

pengembangan ilmu dan teknologi, yang dilaksanakan di luar kampus

dalam waktu, mekanisme kerja dan persyaratan tertentu. KKN

dilaksanakan oleh perguruan tinggi merupakan upaya meningkatkan

isi dan bobot pendidikan bagi mahasiswa dan mendapatkan nilai

tambah yang lebih besar pada pendidikan tinggi.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan intrakulikuler

yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan

metode pemberian pengalaman belajar dan bekerja kepada mahasiswa

dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat .

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu bentuk pendidikan

dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa

untuk hidup di tengah masyarakat di luar kampus dan mengidentifkasi

serta menangani masalahmasalah pembangunan yang dihadapi. Kuliah


Kerja Nyata (KKN) dilaksanakan oleh perguruan tinggi dalam upaya

meningkatkan isi dan bobot pendidikan bagi mahasiswa dan untuk

mendapatkan nilai tambah yang lebih besar pada perguruan tinggi

tersebut .

Di Sekolah Tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci,

Program kuliah kerja nyata (KUKERTA) dikelola oleh Lembaga

Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M). Di beberapa

tahun sebelumnya KKN dialihkan menjadi kuliah kerja nyata dari

rumah dan dilaksanakan secara daring didesa masing masing karena

covid 19. Tahun ini KUKERTA dengan langsung terjun kelapangan

atau ke desa yang telah ditentukan dan pada tahun 2022 lokasi

Kukerta IAIN Kerinci kegiatan KUKERTA dialihkan menjadi Kuliah

Kerja Nyata dengan judul KKN tematik berbasis moderasi beragama

(KKN TEMATIK BMB) dilaksanakan secara langsung di desa yang

telah dipilih oleh masing masing mahasiswa.

Pengabdian merupakan suatu hal yang sangat penting dari

segala sistem pengajaran yang ada di perguruan tinggi. Dengan

adanya pengabdian di dalam masyarakat maka mahasiswa sebagai

kader intelektual memiliki bekal untuk menyeimbangkan ilmu yang

didapatnya antara teori dan praktek. Sehingga mahasiswa mampu


mengaplikasikan hal-hal yang di dapatnya selama perkuliahan sebagai

teorinya dan di lingkungan masyarakat sebagai prakteknya.

Kata Kunci: Taman Toga, Pembuatan Jamu Tradisional, Kelompok


PKK, PenghasilanKeluarga
PENDAHULUAN
Dalam pengolahan Tanaman Obat Keluarga di Desa Semerap
berkurang karena masyarakat belum memahami mengenai Tanaman
Obat Keluarga (TOGA) dan masyarakat lebih banyak menggunakan
Obat Kimia yang terjual di Apotik terdekat. Ada beberapa masyarakat
yang masih memanfaatkan Tanaman Obat Keluarga (TOGA).
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) pada hakekatnya adalah tanaman
berkhasiat yang ditanam di lahan pekarangan yang dikelola oleh
keluarga. Ditanam dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan
obat-obatan tradisional yang dapat dibuat sendiri.
Untuk memenuhi keperluan alam bagi kehidupan, termasuk keperluan
mengatasi masalah kesehatan secara tradisional (Obat). Pada dasarnya
bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alamikhususnya tanaman
telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat. Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana
untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan
masyarakat yang antara lain meliputi: 1.Upaya preventif (pencegahan)
2. Upaya promotif (meningkatkan/ menjaga kesehatan) 3. Upaya
kuratif (penyembuhan penyakit).
Tanaman obat keluarga (TOGA) menjadi salah satu pilihan
masyarakat untuk ditanam di lahan pekarangan, dengan pertimbangan
karena dapat dimanfaatkan untuk kesehatan. Tanaman obat dapat
dijadikan obat yang aman, tidak mengandung bahan kimia, murah,
dan mudah didapat.
Gaya hidup kembali ke alam, saat ini semakin meningkat, seiring
dengan kesadaran masyarakat terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh
bahan bahan kimia, baik yang terkandung dalam makanan ataupun
obat-obatan. Dampak dari itu penggunaan obat-obat tradisional sudah
kembali membudaya di Indonesia.
METODE PELAKSANAAN
Penelitian ini menggunakan Service Learning. Pendekatan Service
Learning merupakan Belajar Berbasis Layanan dan pendekatan ini
memerlukan penggunaan metodologi pengajaran yang
mengkombinasikan jasa layanan masyarakat dengan suatu struktur
berbasis sekolah untuk merefleksikan jasa layanan tersebut.
Pendekatan service learning menekankan hubungan antara
pengalaman jasa layanan dan pembelajaran akademis. Pendekatan
yang menyajikan suatu penerapan praktis dari pengetahuan baru yang
diperlukan dan berbagai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan
didalam masyarakat melalui proyek/tugas tersetruktur dan kegiatan
lainnya. Pembelajaran pelayanan (service learning) identik dengan
pembelajaran aksi sosial dengan tujuan membantu masyarakat
mengembangkan kompetensi sosial, sehingga dapat melibatkan diri
secara aktif dalam perbaikan masyarakat. Strategi pembelajaran
service learning berpijak pada pemikiran bahwa semua kegiatan
kehidupan dijiwai oleh kemampuan melayani.
A. Sumber Data
Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
lapangan tanpa adanya perantara. Dalam penelitian ini data primernya yaitu
Masyarakat yang terdiri dari Pemuda/I dan Ibu-ibu Kelompok Wisata Tani
(KWT) Di Desa Semerap.
B. Teknik Pengumpulan Data
Observasi Dokumen
C. Teknik Analisa Data
Setelah data-data dikumpulkan, selanjutnya data dianalisa secara
deskriptif kuantitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat
membahas, menjabarkan,menguraikan sesuai data yang telah diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui Perubahan Masyarakat sebelum
mengolah dan memanfaatkan TOGA dan Perubahan Masyarakat
setelah memanfaatkan TOGA selama proses peenelitian ini dengan
menggunakan pendekatan Service Learning.
D. Teknik Evaluasi
Teknik Evaluasi ini menggunakan Most Significant Change (MSC).
Teknik Most Significant Change (MSC) adalah teknik monitoring dan
evaluasi kualitatif yang partisipatif, menggunakann pengumpulan dan
analisis tentang cerita-cerita perubahan, baik yang positif maupun
negative. Pendekatan Ini menggunakan teknik bercerita untuk
mengumpulkan bukti/ data yang diinginkan dan tidak disengaja, serta
memberikan informasi perubahan positif dan negatifnya.

Tujuan pendekatan monitoring dan evaluasi ini, untuk mengidentifikasi


perubahan yang paling signifikan dari kisah/ cerita-cerita pencerita
dalam program tertentu. Pendekatan monitoring dan evaluasi ini
dilakukan secara kelompok/ tim, sebab hasil dari monitoring dan
evaluasi pendekatan MSC ini membutuhkan validasi lebih lanjut
dengan menggunakan metode deduktif, (Davies and Dart, 2005:8).

Ada Tiga Langkah Dasar dalam Menggunakan The Most Significant


Change Technique (MSC): (a) Memutuskan jenis cerita yang harus
dikumpulkan (cerita tentang apa - misalnya, tentang perubahan praktik,
hasil kesehatan atau hasil pembelajaran), (b)Mengumpulkan cerita dan
menentukan cerita mana yang paling signifikan, (c)Berbagi cerita dan
diskusi tentang nilai-nilai dengan para pemangku kepentingan dan
kontributor sehingga pembelajaran terjadi tentang apa yang dihargai.
Pendekatan MSC bukanlah pilihan evaluasi yang cepat, butuh waktu
dan infrastruktur yang tepat untuk menghasilkan pemahaman dan
klarifikasi nilai (mengidentifikasi apa yang orang anggap penting).
Proses evaluasi MSC penuh melibatkan analisis cerita dan berbagi
dengan kontributor dan pemangku kepentingan, yang membutuhkan
program dengan beberapa struktur di dalamnya (misalnya, struktur
proyek lokal, regional dan nasional) dan perlu diulang melalui beberapa
siklus

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kesehatan itu mahal harganya sehingga tidak seorangpun ingin sakit.


Tetapi, seringkali penyakit datang dengan tiba-tiba hanya karena
manusia lalai menjaga kesehatan. Tanpa disadari, terkadang pola hidup
sehari-hari dapat menyebabkan seseorang jatuh sakit. Pola hidup sehat
merupakan kebiasaan hidup yang berpegang pada prinsip menjaga
kesehatan. Menjalani pola hidup sehat merupakan pekerjaan yang tidak
mudah. Ibarat orang dalam perjalanan dan menemukan persimpangan
jalan, satu arah merupakan jalan yang terjal, dan jauh sementara jalan
yang lain mudah dan lebih dekat, tetapi macet. Kebanyakan orang akan
memilih jalan yang mudah meskipun jalan macet. Itulah gambaran
manusia biasanya memilih yang mudah, makan yang serba enak, malas
bekerja, tidur nyenyak dan malas bergerak.

Orang yang memilih jalan hidup yang serba mudah dan tidak teratur
dalam jangka panjang akan menjadikan orang tersebut menjadi tidak
sehat, pemalas dan kehilangan jati diri karena hidupnya tidak disiplin
dan tidak mampu mengendalikan diri. Irianto (2000:16) mengemukakan
bahwa untuk mencapai kebugaran dan kesehatan, seseorang harus
mengatur makanan, beristirahat secara cukup, dan berolahraga teratur.
Dengan demikian, pola hidup sehat akan mencakup pola makan,
menjaga kesehatan pribadi, istirahat yang cukup, dan aktif berolahraga.

A. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

Tanaman obat sudah banyak sekali digunakan oleh manusia sejak


zaman dahulu. Perkembangan zaman juga semakin meningkatnya
pengetahuan manusia tentang farmakologi dan ilmu kedokteran
masyarakat banyak beralih ke obat-obatan kimia yang telah teruji
khasiatnya secara laboratorium.
Seiring dengan berjalannya waktu dengan adanya perkembangan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya yang
ditimbulkan oleh bahan kimia yang terkandung dalam obatobatan
mayarakat terdorong kembali menggunakan obat-obatan tradisional
dengan perkembangan teknologi pula semakin banyak tanaman
yang telah dibuktikan khasiatnya secara laboratorium dan dijamin
aman untuk dikonsumsi serta menyembuhkan penyakit tanpa
menimbulkan efek samping. Tanaman obat tradisional sering
disebut dengan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang biasanya
ditanam oleh keluarga seperti di kebun juga halaman rumah dengan
berbagai jenis tumbuhan yang berkhasiat dan digunakan sebagai
kebutuhan pengobatan keluarga. Tumbuhan ini biasanya digunakan
sebagai pengobatan untuk pertolongan pertama seperti batuk dan
demam. Jenis tanaman yang sering ditanam di kebun dan halaman
seperti temulawak, kunyit, sirih, kembang sepatu, sambiloto dan
sebagainya. Tumbuhan obat tadisional juga tidak hanya sengaja
ditanam masyarakat namun juga sering kali hanya tumbuh liar di
sekitar rumah atau jalan-jalan. Olahan yang sering digunakan
masyarakat dalam mengkonsumsi tumbuhan obat adalah jamu
(Nursiyah, 2013).
Gambar: Costus Linnaeus

Kesimpulan

Irianto (2000:16) mengemukakan bahwa untuk mencapai


kebugaran dan kesehatan, seseorang harus mengatur makanan,
beristirahat secara cukup, dan berolahraga teratur. Dengan
demikian, pola hidup sehat akan mencakup pola makan, menjaga
kesehatan pribadi, istirahat yang cukup, dan aktif berolahraga.
Tanaman obat keluarga sangat berbeda dengan obat kimia yang
khususnya untuk mengobati satu jenis penyakit tertentu, tanaman
obat memiliki khasiat yang beragam.

Misalnya jeruk nipis dapat digunakan untuk pengobatan demam,


batuk kronis, flu ringan, kurang darah, menghentikan kebiasaan
merokok, bau ketiak yang tidak sedap dan juga mampu
melancarkan keluarnya air seni. Setiap jenis tanaman obat keluarga
memiliki ciri fisik tanaman, tempat tumbuh tanaman, cara
penanaman, kasiat tanaman dan cara meramu tanaman menjadi
obat. Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang memiliki khasiat obat
dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun
pencegahan penyakit, pengetian berkhasiat obat adalah
mengandung zat aktif tertentu tapi mengandung efek resultan atau
sinergi dari berbagai zat yang berfungsi mengobati (Rahmawati,
2002).
DAFTAR PUSTAKA

Aseptianova, 2019 Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Jurnal


Batoboh, Vol 4 , No 1

Eriyanto, 2017 Jurnal Pemanfaatan Sampah Plastik Bekas Sebagai


Media Tanam Budidaya Tanaman Sayur Sawi Hijau Eriyanto Andri
Pandu

Suharjana, 2012 Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor

Anda mungkin juga menyukai