Anda di halaman 1dari 11

Gorontalo,

Leader Kelompok

JADWAL DINAS MINGGUAN


MAHASISWA PROFESI NERS PSIK FOK UNG Moh. Amin Mosi
STASE KEPERAWATAN ANAK

Rotasi ke : II
Ruangan : Perawatan Anak
Kelompok : IV (Empat)
Rumah Sakit : Toto Kabila

No Nama Mahasiswa Rabu Kamis Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu Kamis

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Perseptor Akademik Perseptor Klinik

JADWAL DINAS MINGGUAN


MAHASISWA PROFESI NERS PSIK FOK UNG
Ns. Gusti Pandi Liputo M. Kep ………………………............
STASE KEPERAWATAN ANAK
Gorontalo,
Leader Kelompok

Moh. Amin Mosi


JADWAL DINAS MINGGUAN
MAHASISWA PROFESI NERS PSIK FOK UNG
STASE KEPERAWATAN ANAK

Rotasi ke : III
Ruangan : NICU
Kelompok : IV(Empat)
Rumah Sakit : Toto Kabila

No Nama Mahasiswa Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Perseptor Akademik Perseptor Klinik

Ns. Gusti Pandi Liputo M. Kep ………………………………


RESUME KEPERAWATAN (II) PADA An. DD DENGAN DIAGNOSA
MEDIS SUSP. HERNIA INGUINALIS DIRUANG POLI KLINIK ANAK
RSUD TOTO KABILA

Nama Mahasiswa : Fitriyaningsi Laiya

Nim : 841722059

Kelompok : IV (Empat)

Rotasi :I

Stase : Keperawatan anak

PRECEPTOR AKADEMIK PRECEPTOR KLINIK

( Ns. Gusti Pandi Liputo M. Kep ) (Ns. Raola Panai S. Kep)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAH RAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
RESUME KEPERAWATAN (I) PADA An. DA DENGAN DIAGNOSA
MEDIS OBS. FEBRIS DIRUANG POLI KLINIK ANAK
RSUD TOTO KABILA

Nama Mahasiswa : Fitriyaningsi Laiya

Nim : 841722059

Kelompok : IV (Empat)

Rotasi :I

Stase : Keperawatan anak

PRECEPTOR AKADEMIK PRECEPTOR KLINIK

( Ns. Gusti Pandi Liputo M. Kep ) (Ns. Raola Panai S. Kep)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAH RAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
FEBRIS (DEMAM)

Nama Mahasiswa : Fitriyaningsi Laiya

Nim : 841722059

Kelompok : IV (Empat)

PRECEPTOR AKADEMIK PRECEPTOR KLINIK

( Ns. Gusti Pandi Liputo M. Kep ) (Ns. Raola Panai S. Kep)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAH RAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
A. Definisi
Demam merupakan suatu keaadan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar demam pada anak
merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas (termogulasi) di hipotalamus
penyakit – penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang system
tubuh. Selain itu demam berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas
spesifik dan non spesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap
infeksi.
Febris keaadaan dimana seseorang yang mengalami atau beresiko kenaikan
suhu tubuh terus menerus lebih dari batas normal suhu tubuh yaitu < 37,5 °C, dan
demam juga dapat berperan penting terhadap peningkatan perkembangan imunitas
dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi, demam dapat terjadi
karena berbagai proses infeksi dan non infeksi yang berinteraksi dengan hospes
(Priadi, 2018)
B. Etiologi
Zat yang menyebabkan demam adalah pirogen. Ada 2 jenis pirogen yaitu
pirogen eksogen dan endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh dan
berkemampuan untuk merangsang interleukin-1. Sedangkan pirogen endogen berasal
dari dalam tubuh dan memiliki kemampuan untuk merangsang demam dengan
mempengaruhi kerja pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Zat-zat pirogen endogen,
seperti interleukin-1, tumor necrosis factor (TNF), serta interferon (INF). Penyebab
demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau
reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral
(misalnya: perdarahan otak, koma).
Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam
diperlukan ketelitian pengambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan
fisik, observasi perjalanan penyakit dan mengevaluasi pemeriksaan laboratorium,
serta penunjang lain secara tepat dan holistik. Pada perdarahan internal, saat
terjadinya reabsorpsi darah dapat pula menyebabkan peningkatkan temperatur. Suatu
kenyataan sering perlu diketahui dalam praktek adalah penyakit-penyakit andemik di
lingkungan tempat tinggal pasien. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada
demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan
gejala lain yang menyertai demam (Astri & Kep, 2020)
.
C. Manifestasi Klinis
Menurut Saraswati (2019) tanda dan gejala febris antara lain sebagai berikut :
1) Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,5⁰C - 39⁰C)
2) Kulit kemerahan
3) Hangat pada sentuhan
4) Peningkatan frekuensi pernapasan
5) Menggigil
6) Dehidrasi
7) Kehilangan nafsu makan
8) Demam
9) Gangguan saluran pencernaan
10) Gangguan kesadaran
11) Relaps (kambuh)
D. Patofisiologi
Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non infeksi berinteraksi
dengan mekanisme pertahanan hospes. Saat mekanisme ini berlangsung bakteri atau
pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit, makrofag, serta limfosit pembunuh
yang memiliki granula dalam ukuran besar. Seluruh sel ini kemudian mencerna hasil
pemecahan bakteri, dan melepaskan zat interleukinke dalam cairan tubuh (zat pirogen
leukosit/pirogen endogen). Pada saat interleukin-1 sudah sampai ke hipotalamus akan
menimbulkan demam dengan cara meningkatkan temperatur tubuh dalam waktu 8-10
menit. Interleukin-1 juga memiliki kemampuan untuk menginduksi pembentukan
prostaglandin ataupun zat yang memiliki kesamaan dengan zat ini, kemudian bekerja
dibagian hipotalamus untuk membangkitkan reaksi demam.
Dengan peningkatan suhu tubuh terjadi peningkatan kecepatan metabolisme
basa. Jika hal ini disertai dengan penurunan masukan makanan akibat anoreksia, maka
simpanan karbohidrat, protein serta lemak menurun danmetabolisme tenaga otot dan
lemak dalam tubuh cendrung dipecah dan terdapat oksidasi tidak lengkap dari lemak,
dan ini mengarah pada ketosis. Dengan terjadinya peningkatan suhu, tenaga
konsentrasi normal, dan pikiran lobus hilang. Jika tetap dipelihara anak akan berada
dalam keaadaan bingung pembicaraan menjadi inkoheren dan akhirnya ditambah
dengan timbulnya stupor dan koma.
Kekurang cairan dan elektrolit dapat mengakibatkan demam, karna cairan dan
eloktrolit ini mempengaruhi keseimbangan termoregulasi di hipotalamus anterior. Jadi
apabila terjadi dehidrasi atau kekurangan cairan dan elektrolit maka keseimbangan
termoregulasi di hipotalamus anterior mengalami gangguan. Pada pasien febris atau
demam pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan, yaitu dengan pemeriksaan darah
lengkap misalnya : Hb, Ht, Leokosit. Pada pasienfebris atau demam biasanya pada Hb
akan mengalami penurunan, sedangkan Ht dan Leokosit akan mengalami
peningkatan. LED akan meningkat pada pasien observasi febris yang tidak diketahui
penyebabnya, (pemeriksaan sputum diperlukan untuk pasien yang menderita demam
dan disertai batuk – batuk) (Astri & Kep, 2020).
E. Pathway
F. Komplikasi
1) Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan
turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan
menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang
normal dinamakan juga demam hektik.
2) Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan
tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
3) Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.
Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila
terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
4) Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat
demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
5) Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa
periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan
suhu seperti semula.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, dan
glukosa darah dapat dilakukan walaupun kadang tidak menunjukkan kelainan
yang berarti.
2. Indikasi lumbal pungsi pada kejang demam adalah untuk menegakkan atau
menyingkirkan kemungkinan menginitis, yang meliputi :
 Bayi <12 bulan harus dilakukan lumbal pungsi karena gejala menginitis
sering tidak jelas.
 Bayi antara 12 bulan – 1 tahun dianjurkan untuk melakukan lumbal pungsi
kecuali pasti bukan menginitis
3. Pemeriksaan EEG dapat dilakukan pada kejang demam yang tidak khas.
4. Pemeriksaan foto kepala, CT scan atau MRI tidak dianjurkan pada anak tanpa
kelainan neurologis karena hampir semuanya menunjukkan gambaran normal. CT
scan atau MRI direkomendasikan untuk kasus kejang fokal untuk mencari lesi
organic di otak.(Kejang et al., 2020)

H. Penatalaksanaan
Menurut Hayuni (2019) penanganan terhadap demam dapat dilakukan dengan
tindakan farmakologis, tindakan non farmakologis maupun kombinasi keduanya.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani demam pada anak :
1. Tindakan Farmakologis
Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu memberikan antipiretik
berupa:
(a) Paracetamol
(b) Ibuprofen
2. Tindakan Non Farmakologis
Tindakan non farmakologis terhadap penurunan panas yang dapat dilakukan
seperti :
(a) Memberikan minuman yang banyak
(b) Tempatkan dalam ruangan bersuhu normal
(c) Menggunakan pakaian yang tidak tebal
(d) Memberikan kompres.
DAFTAR PUSTAKA

Astri, W. J., & Kep, S. (2020). Disusun Oleh : Stikes Perintis Padang Wiwik Juni Astri , S .
Kep Stikes Perintis Padang.
Hayuni F. A (2019). efektifitas pemberian kompres bawang merah terhadap penurunan suhu
tubuh pada anak usia 1-5 tahun di puskesmas gilingan. Jurnal diii keperawatan
Ilmu Kesehatan. Askep Febris. http://stikesbp.blogspot.com/2013/06/askepfebris.html
Kejang, M., Di, D., Ashoka, R., Pasuruan, R. B., Keperawatan, P. D., Keperawatan, A., &
Cendekia, K. (2020). Karya tulis ilmiah.
Priadi, S. (2018). Program studi d iii keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan perintis
padang tahun 2018.
Saraswati, C. D. (2019). Karya Tulis Ilmiah. https://doi.org/10.31227/osf.io/gskvz PPNI.
2016.

Anda mungkin juga menyukai