Anda di halaman 1dari 8

Efektivitas Penggunaan Terapi Akupunktur Metode Korean Hand Therapy

pada Lansia dengan Nyeri Muskuloskeletal di Posyandu Lansia


Poltekkes Kemenkes Surakarta

Joko Tri Haryanto1*,Listina Ade Widya Ningtyas2


Poltekkes Kemenkes Surakarta Jurusan Akupuntur
*Email: atengjoko@gmail.com

Abstract
Background: Disorders of the musculoskeletal system can affect the functions of the body's
movers consisting of bones, muscles, cartilage, tendons, ligaments and other connective tissue.
Acupuncture therapy began to develop with various types of micro acupuncture that began to be
widely applied, such as the Korean Hand Therapy technique. The purpose of this study was to
analyze the effectiveness of acupuncture methods or techniques in elderly patients who experience
musculoskeletal pain. Methods: This type of research is Quasi Experimental. The location of the
study was at the Posyandu Elderly Ngemplak Boyolali in March-May 2019. The population is
elderly musculoskeletal pain by 50 people. A sample of 30 people was divided into 3 treatment
groups. Data analysis using the Anova Test. Results: Significance results> 0.05 so it can be
concluded that Ho is accepted, Ha is rejected, meaning there is no difference in the method of
therapy in reducing pain. Conclusion: The Most Effective Method for Overcoming
Musculoskeletal Pain in this Study There was no difference between the Acupuncture Therapy
Group, the Korean Hand Therapy Group and the Combined Acupuncture Therapy Group and the
Korean Hand therapy.

Keywords: acupuncture therapy, korean hand therapy, musculoskeletal pain

PENDAHULUAN Penelitian lain yang dilakukan


Nyeri menjadi salah satu respon Veerapen et al (2007) di Malaysia dari
sensorik dan emosional yang total populasi 2.594 orang yang
mengganggu seseorang dalam diwawancarai 21,1% memiliki keluhan
melakukan aktivitas yang disebabkan rematik, nyeri lebih banyak ditemui
suatu jaringan mengalami kerusakan pada wanita 23,8% sedangkan pada
bersifat aktual maupun potensial. Salah pria 17,8%. Dalam studi populasi
satu nyeri yang sering terjadi adalah 14,4% mengeluh nyeri pada persendian
gangguan pada muskuloskeletal yang dan muskuloskeletal, 11,6%
merupakan salah satu penyebab utama mengalami nyeri punggung bawah, dan
morbiditas yang memiliki pengaruh 64,8% nyeri lutut. Selain itu adanya
besar pada kesehatan dan kualitas gangguan pada sistem muskuloskeletal
hidup serta menyebabkan adanya didalam tubuh manusia dapat
pengeluaran untuk pengobatan. mempengaruhi fungsi penggerak tubuh
Berbagai macam nyeri muskuloskeletal yang terdiri dari tulang, otot, tulang
dapat disebabkan lebih dari 150 rawan, tendon, ligamen dan jaringan
penyakit dan sindrom diantaranya ikat lainnya (Matzkin dan Paci, 2014).
penyakit sendi, kelainan tulang Pasien dengan keluhan nyeri
belakang trauma (Woolf, 2012). akan berkunjung ke pelayanan
kesehatan yang ada untuk mengatasi

96
Joko Tri Haryanto, Pertiwi, Efektivitas Penggunaan Terapi Akupunktur 97

nyeri meliputi terapi fisik, operasi berupa terapi akupunktur, kelompok


syaraf dan tulang, maupun pengobatan kedua berupa terapi Korean Hand
dari dokter (Hofstede et al., 2013). Therapy dan kelompok ketiga
Selain itu terapi yang berkembang di diberikan perlakuan terapi akupunktur
masyarakat sangat beragam, yaitu kombinasi Korean Hand Therapy. Pada
terapi pengobatan komplementer, desain penelitian ini akan menguji efek
alternative dan jamu. Terapi dari suatu perlakuan terhadap variabel
pengobatan komplementer berupa dependen, dengan cara
terapi akupunktur, Transcutaneous membandingkan variabel dependen
Electrical Nerve Stimulation (TENS), pada tiga kelompok eksperimen
massage dan reflexology. Terapi sebelum dan setelah dikenai perlakuan.
akupunktur dapat menjadi salah satu Besar sample pada penelitian ini adalah
terapi alternatif untuk mengurangi 30 orang, dengan kriteria inklusi yaitu
intensitas nyeri yang dirasakan pasien jenis kelamin laki-laki dan perempuan;
dan meningkatkan kualitas hidupnya, usia 30 tahun keatas ; nyeri
meskipun proses penyembuhannya muskuloskeletal lebih dari 1 bulan ;
perlahan (Abdulla et al., 2013). Terapi tidak mengkonsumsi Obat ; tidak
akupunktur yang paling sering sedang menderita penyakit kronis;
digunakan dalam klinik salah satunya tidak sedang melakukan terapi
pada sistem musculoskeletal yang modalitas lainnya, sedangkan kriteria
dapat diaplikasi pada kasus eksklusi yaitu tidak mengikuti terapi
osteoarthritis, sprain ankle, frozen selama 1 bulan ; tidak melakukan
shoulder, low back pain, myalgia dan pengukuran di akhir evaluasi ; pasien
lain sebagainya. Prinsip kerja dari yang mengalami fraktur tulang ; pasien
terapi akupunktur pada kasus tersebut dengan kelainan anatomis tulang.
untuk mereleksasi jaringan Instrumen pengukur nyeri
musculoskeletal yang mengalami menggunakan Visual Analogue Rating
cidera atau trauma (Peilin, 2011). Scale (VAS). Waktu pelaksanaan
Berdasarkan berbagai jenis mikro penelitian selama 6 bulan dengan
akupunktur tersebut, peneliti tertarik pelaksanaan pengambilan data
untuk melakukan penelitian terkait frekuensi terapi 3 hari sekali, analisis
penggunaan teknik Korean Hand data menggunakan uji Anova.
Therapy pada berbagai kasus nyeri Penelitian ini dilakukan pada bulan
yang ada pada masyarakat lansia. Januari-Juli 2019 di Posyandu Lansia
Tujuan penelitian untuk menganalisa Ngemplak Boyolali.
efektivitas penggunaan terapi
akupunktur metode korean hand HASIL PENELITIAN
therapy pada lansia dengan nyeri Distribusi subyek penelitian
muskuloskeletal di posyandu lansia. berdasarkan Usia menunjukkan usia
. terendah 31 tahun dan tertinggi 70
METODE PENELITIAN tahun. Berdasarkan hasil pengolahan
Jenis penelitian ini adalah data responden pada Kelompok I, II
eksperimental dengan rancangan dan III didapatkan usia responden
penelitian Quasi Experimental. Desain paling banyak pada usia pertengahan
ini melibatkan tiga kelompok, yaitu antara 45-59 tahun sebanyak 18
kelompok pertama diberi perlakuan responden yang mengalami nyeri
98 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan , Volume 9, No 1, Mei 2020, hlm 1-116

musculoskeletal. Pada usia pertengahan (20%). Berdasarkan data pada


kondisi tubuh akan mengalami Kelompok III Kombinasi Terapi
degenerative yang menyebabkan Akupunktur dan Korean Hand Therapy
mobilitas terganggu. Secara fisiologis nilai maksimum sebelum diberikan
bertambahnya umur seseorang dimana terapi memiliki skala nyeri sebagai
terjadi proses degenerative dapat berikut skala 5 sebanyak 4 responden
menyebabkan aliran darah ke otot (40%), nilai terendah pada skala 10
berkurang. Dengan adanya proses sebanyak 1 responden (10%), skala 9
degenaratif tersebut jumlah sebanyak 1 responden (10%), skala 6
ketersediaan oksigen, nutrisi, dan sebanyak 1 responden (10%), dan skala
energi untuk otot menurun dan 4 sebanyak 1 responden (10%).
kekuatan otot manusia berkurang Dari ketiga kelompok perlakuan
(Brunner & Sudarth, 2002). tersebut frekuensi nilai maksimum
Distribusi sample penelitian yang ada pada masing-masing
berdasarkan Jenis Kelamin didapatkan kelompok paling banyak ada pada
data distribusi responden penelitian skala 5 dengan berbagai jenis keluhan
yaitu jenis kelamin laki-laki 30 % dan yang ada. Skala 5 menunjukkan kondisi
perempuan 70 %. Distribusi sample nyeri pasien setara dengan tingkat nyeri
penelitian berdasarkan Jenis Keluhan diantara nyeri ringan hingga pada nyeri
terdiri dari nyeri bahu, nyeri lutut, nyeri yang hebat (Kersten, White dan
pinggang, nyeri tumit dan nyeri betis. Tennant, 2014). Distribusi subyek
Dari hasil pengolahan data keluhan penelitian berdasarkan Visual Analoge
terbanyak pada responden dengan Scale sesudah terapi pada Kelompok I
keluhan utama nyeri lutut. Nyeri pada Terapi Akupunktur didapatkan data
lutut sangat berhubungan erat dengan sesudah terapi nilai maksimum skala
adanya penurunan cairan pada tendon nyeri adalah skala 1 sebanyak 5
dan tulang, yang diakibatkan tekanan responden (50%) dan skala 0 sebanyak
berlebihan pada jaringan tersebut. 2 responden (20%). Pada pengukuran
Akibatnya kondisi ini akan skala nyeri sesudah terapi akupunktur
mengakibatkan kaku, bengkak dan terdapat 20% responden terbebas dari
meradang (Arovah, 2010). keluhan nyeri musculoskeletal yang
Distribusi subyek penelitian memiliki skala nyeri 0. Dari pada
berdasarkan Visual Analoge Scale Kelompok II didapatkan data sesudah
Sebelum terapi. Berdasarkan data pada pemberian Korean Hand Therapy nilai
Kelompok I Terapi Akupunktur nilai maksimum skala nyeri adalah skala 0
maksimum sebelum dilakukan tindakan sebanyak 6 responden (60%). Pada
memiliki skala nyeri sebagai berikut pengukuran skala nyeri sesudah
skala 5 sebanyak 5 responden (50%) pemberian Korean Hand Therapy
dan nilai terendah dengan skala 10 terdapat 60% responden terbebas dari
sebanyak 1 responden (10%). keluhan nyeri musculoskeletal dengan
Berdasarkan data pada Kelompok II skala nyeri 0. Dari data Kelompok III
Korean Hand Therapy nilai maksimum sesudah pemberian Kombinasi Terapi
sebelum dilakukan terapi memiliki Akupunktur dan Korean Hand Therapy
skala nyeri sebagai berikut skala 5 nilai maksimum skala nyeri adalah
sebanyak 5 responden (50%) dan nilai skala 1 sebanyak 6 responden (60%).
terendah skala 7 sebanyak 2 responden Pada pengukuran skala nyeri sesudah
Joko Tri Haryanto, Pertiwi, Efektivitas Penggunaan Terapi Akupunktur 99

pemberian Kombinasi Terapi memberikan hasil yang siginifikan


Akupunktur dan Korean Hand Therapy menurunkan skala nyeri pada
terdapat 40% responden terbebas dari responden dengan nyeri
keluhan nyeri musculoskeletal dengan musculoskeletal. Pada berbagai kasus
skala nyeri 0. keluhan nyeri musculoskeletal, terapi
Pada Kelompok I Terapi akupunktur dapat digunakan untuk
Akupunktur, Kelompok II Korean mengurangi nyeri yang dirasakan
Hand Therapy dan Kelompok III dengan teknik myofascial pada area
Kombinasi Terapi Akupunktur dan trigger point. Efek yang ditimbulkan
Korean Hand Therapy, pemberian dari penusukkan jarum akupunktur
terapi dapat memperbaiki perubahan tersebut adalah untuk meningkatkan
skala nyeri yang dialami responden. mikrosirkulasi, peningkatan di beta-
Berdasarkan data statistik diatas endorphin dan penurunan kortisol
pemberian tindakan tersebut (Dunning et al., 2014).
Tabel 1. Distribusi Visual Analoge Scale (VAS) Responden Sebelum dan Sesudah
Terapi
VAS sebelum Perlakuan
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
4 1 3.3 3.3 3.3
5 14 46.7 46.7 50.0
6 4 13.3 13.3 63.3
7 4 13.3 13.3 76.7
Valid
8 4 13.3 13.3 90.0
9 1 3.3 3.3 93.3
10 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
VAS sesudah Perlakuan
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
0 12 40.0 40.0 40.0
1 14 46.7 46.7 86.7
2 2 6.7 6.7 93.3
Valid
3 1 3.3 3.3 96.7
6 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Tabel 2. Distribusi perubahan Visual Analoge Scale (VAS) responden


Penurunan VAS
Valid
Frequency Percent Cumulative Percent
Percent
2 2 6.7 6.7 6.7
3 1 3.3 3.3 10.0
Valid
4 6 20.0 20.0 30.0
5 10 33.3 33.3 63.3
100 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan , Volume 9, No 1, Mei 2020, hlm 1-116

6 4 13.3 13.3 76.7


7 4 13.3 13.3 90.0
8 2 6.7 6.7 96.7
10 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Tabel. 3 Uji Normalitas


Jenis Terapi Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Perlakuan
Korean Hand
Penurunan .242 10 .099 .924 10 .389
Terapi
VAS
Korean Hand
Terapi dan .230 10 .143 .927 10 .421
Akupunktur
Akupunktur .200 10 .200* .929 10 .438

PEMBAHASAN meskipun dalam grafik pertengahan


Titik akupunktur dapat terapi terdapat 4 responden mengalami
menghantarkan listrik lebih cepat peningkatan skala nyeri.
dibanding area yang bukan titik Berdasarkan hasil wawancara
akupunktur, hal ini karena titik terhadap responden, kondisi nyeri
akupunktur memiliki sel aktif listrik pasien meningkat setelah pasien
dengan sifat tahanan listrik rendah dan melakukan aktivitas fisik berlebihan.
konduktifitas listriknya tinggi Hasil penelitian ini sangat erat dengan
dibandingkan area yang bukan titik teori yang disampaikan oleh
akupunktur. Pada reaksi reflek Middlesworth (2007) kerja otot yang
inflamasi lokal karena adanya digunakan secara berlebihan
penusukkan jarum akupunktur terjadi menyebabkan kelelahan dan gangguan
mikro trauma yang menyebabkan iritasi muskuloskeletal. Pekerjaan yang
sel sehingga terjadi pelepasan bahan- berkaitan dengan kekuatan dan
bahan kimiawi bradikinin dan kemampuan tubuh dalam teknik
prostaglandin yang akan mengaktivasi mengangkat beban berat, pengulangan
potensial membran sel. gerakan yang sama selama 30 detik dan
Lokasi titik akupunktur yang postur tubuh yang tidak nyaman saat
berada di sekitar ujung saraf dan bekerja.
pembuluh darah akan memperbesar Selain itu secara fisiologis proses
respon pelepasan bahan kimia tersebut degenaratif akan mempengaruhi
(Saputra, 2009). Dengan adanya penurunan aliran darah ke otot secara
penusukkan pada titik akupunktur di bersamaan. Pada hasil distribusi
seluruh bagian tubuh dapat responden berdasarkan usia usia
mempengaruhi perasaan nyeri yang pertengahan yaitu antara 45-59 tahun
dialami responden. Secara menyeluruh sebanyak 18 responden yang
pada ketiga kelompok perlakuan hasil mengalami nyeri musculoskeletal.
akhir pengukuran Visual Analoge Scale Sehingga dapat disimpulkan penurunan
mengalami penurunan skala nyeri, kekuatan otot seseorang karena adanya
Joko Tri Haryanto, Pertiwi, Efektivitas Penggunaan Terapi Akupunktur 101

penurunan jumlah oksigen, nutrisi, dan berbeda dari sistem saraf pusat.
energi yang tersedia untuk otot. Akupunktur analgesia dengan cara
Penurunan suplai oksigen, nutrisi, dan melakukan stimulasi saraf dengan
energi juga dipengaruhi oleh diameter kecil dari jarum akupunktur
degenerasi serat otot rangka. yang ditusukkan di jaringan otot
Penurunan massa tonus dan kekuatan kemudian terjadi reaksi pengiriman
otot menyebabkan otot lebih menonjol pesan dari impuls saraf ke medula
di area ekstremitas sehingga bentuk spinalis, diteruskan ke medulla spinalis,
otot menjadi kecil dan lemah (Brunner mesensefalon, komplek pituitari
& Sudarth, 2002). hipothalamus. Rangsangan ke area
Berdasarkan hasil distribusi jenis tersebut dapat melepaskan
keluhan responden Kelompok I, II dan neurotransmitter (endorfin dan
III terkait nyeri musculoskeletal antara monoamin) menghambat pesan nyeri
lain nyeri bahu, nyeri pinggang, nyeri yang datang (Kawakita dan Okada,
lutut, nyeri tumit, nyeri betis, nyeri 2014).
telapak kaki. Frekuensi terbanyak ada Sedangkan data lain pada
pada jenis keluhan nyeri lutut sebanyak kelompok II Korean Hand Therapy
30%. Indikasi terapi akupunktur dapat menunjukkan penurunan nyeri yang
digunakan untuk nyeri signifikan, bahkan menunjukkan hasil
muskuloskeletal, gangguan sistem setelah dilakukan terapi sebanyak 60%
saraf, gangguan respirasi, pasien memiliki skala nyeri 0. Hal ini
meningkatkan imunitas tubuh, karena adanya aliran darah yang
gangguan peradangan di mata, dikirim ke tangan oleh arteri radialis
gangguan fungsional mulut, nyeri yang dan ulnaris. Lengkungan palmar yang
berkaitan dengan pencabutan gigi, dangkal dan dalam menghubungkan
peradangan kronis, gangguan di sistem kedua area ini di telapak tangan, dan
gastrointestinal, dan arthritis area sendi cabang lebih lanjut menuju ke arteri
(Saputra, 2005). digital palmaris dan arteri metacarpal
Berdasarkan hasil penelitian pada palmaris ke jaringan jari. Vena
kelompok I Terapi Akupunktur serta superfisial tangan termasuk vena digital
kelompok III Kombinasi Terapi dorsal dan palmar dan vena cephalic.
Akupunktur dan Korean Hand Therapy Vena dalam tangan termasuk lengkung
menunjukkan penurunan nyeri yang vena palmar superior dan dalam, dan
signifikan, bahkan menunjukkan hasil vena metacarpals palmar dan dorsal.
setelah dilakukan terapi pada Selain itu tiga saraf yang
Kelompok I sebanyak 20% pasien berhubungan dengan persarafan tangan
memiliki skala nyeri 0, sedangkan membantu sistem tersebut mengatur
Kelompok III sebanyak 40% pasien fungsi motorik dan sensorik ke tangan.
memiliki skala nyeri 0. Pembuluh limfatik membentuk pleksus
Dalam teori neuro akupunktur, subkutan yang kaya di tangan. Limfatik
mekanisme prinsip kerja akupunktur mengalirkan sisi radial tangan dan
analgesia melalui aktivasi modulasi berakhir di aksila. Sisi ulnaris tangan
nyeri transmisi neural ke otak dengan berada di kelenjar supratrochlear di
cara menekan transmisi dan persepsi sekitar siku (Yajuan Wang, 2009).
rangsangan nyeri darti penusukkan Berdasarkan analisa data pada
jarum akupunktur pada level yang Kelompok I Terapi Akupunktur,
102 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan , Volume 9, No 1, Mei 2020, hlm 1-116

Kelompok II Korean Hand Therapy 6 responden (60%) dan skala 0


dan Kelompok III Kombinasi Terapi sebanyak 4 responden (40%).
Akupunktur dan Korean Hand Therapy Pada penelitian ini tidak ada
menunjukkan hasil signifikansi >0,05 metode yang paling efektif untuk
sehingga dapat disimpulkan Ho mengatasi nyeri muskuloskeletal tidak
diterima, Ha ditolak artinya tidak ada ada perbedaan antara Kelompok Terapi
perbedaan metode terapi dalam Akupunktur, Kelompok Korean Hand
mengurangi nyeri. Sehingga diantara Therapy maupun Kelompok Kombinasi
ketiga kelompok perlakuan tersebut terapi akupunktur dan Korean Hand
tidak ada 1 kelompok yang paling Therapy. Ketiganya sama-sama dapat
efektif digunakan untuk mengatasi menurunkan skala nyeri, tetapi hasil
nyeri muskulokeletal. Ketiga kelompok data tidak menunjukkan perbedaan
tersebut memiliki hasil yang sama rata yang signifikan.
dalam penanganan nyeri Rekomendasi dari hasil penelitian
musculoskeletal, meskipun dari data ini metode Terapi Akupunktur maupun
responden hasil pengukuran skala nyeri Korean Hand Therapy dapat
menunjukkan data signifikan. digunakan untuk mengatasi keluhan
nyeri musculoskeletal dengan
KESIMPULAN DAN SARAN mempertimbangkan kondisi pasien
Karakteristik subyek penelitian apabila tidak memungkinkan dilakukan
pada pasien lansia yang mengalami dengan menggunakan titik akupunktur
nyeri muskuloskeletal pada penelitian tubuh, dapat menggunakan metode
ini berdasarkan distribusi jenis keluhan Korean Hand Therapy dengan
adalah nyeri lutut sebanyak 30 %, menggunakan titik akupunktur yang
berdasarkan distribusi usia paling ada di tangan.
banyak rentang usia 45-59 tahun
sebanyak 45 %, berdasarkan distribusi DAFTAR RUJUKAN
jenis kelamin paling banyak perempuan Abdulla, A. N.Adams, M.Bone. (2013).
sebanyak 70 %. Guidance on the management of
Efek teknik terapi akupunktur pain in older people Age and
pada pasien lansia yang mengalami ageing. Oxford Journals
nyeri muskuloskeletal setelah University Press on behalf of the
dilakukan terapi pada skala 1 sebanyak British Geriatrics Society. Age
5 responden (50%) dan skala 0 and Ageing 2013; 42: i1–i57. doi:
sebanyak 2 responden (20%). 10.1093/ageing/afs200
Efek teknik Korean Hand
Therapy pada pasien lansia yang Arovah Intan Novita. (2010). Dasar-
mengalami nyeri musculoskeletal Dasar Fisioterapi pada Cidera
setelah dilakukan terapi pada skala 1 Olahraga. Jurnal Ilmu
sebanyak 3 responden (30%), skala 0 Keolahragaan Fakultas Ilmu
sebanyak 6 responden (60%). Keolahragaan Universitas
Efek teknik Kombinasi terapi Negeri Yogyakarta
akupunktur dan Korean Hand Therapy
pada pasien lansia yang mengalami Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar
nyeri muskuloskeletal setelah Keperawatan Medikal Bedah,
dilakukan terapi pada skala 1 sebanyak alih bahasa: Waluyo Agung.,
Joko Tri Haryanto, Pertiwi, Efektivitas Penggunaan Terapi Akupunktur 103

Yasmin Asih., Juli., Kuncara., Women, 1–13. doi:10.1007/978-


I.made karyasa, EGC, Jakarta. 1-4471-4712-1.

Dunning, J., Butts, R., Mourad, F., Middlesworth, M. (2007). A Step By


Young, I., Flannagan, S., dan Step Guide Rapid Entire Body
Perreault, T. (2014). Dry Assessment (REBA).
needling: a literature review with Ergonomics Inc. Plus:
implications for clinical practice www.ergo-plus.com Diakses: 21
guidelines1. Physical Therapy April 2014
Reviews, 1–14.
doi:10.1179/108331913X138442 Saputra, Koosnadi dan Syarif
45102034. Sudirman. (2009). Akupunktur
untuk Nyeri dengan
Hofstede, S. N., Marang-van de Pendekatan Neurosain. Jakarta:
Mheen, P. J., Wentink, M. M., CV.Sagung Seto.
Stiggelbout, A. M., Vleggeert-
Lankamp, C. L. a, Vliet Vlieland, Sun Peilin. (2011). The Treatment of
T. P. M., & van Bodegom-Vos, Pain With Chinese Herbs and
L. (2013). Barriers and Acupuncture. Elsevier. China
facilitators to implement shared
decision making in Veerapen, K., Wigley, R. D., dan
multidisciplinary sciatica care: a Valkenburg, H. (2007).
qualitative study. Implementation Musculoskeletal pain in
Science : IS, 8(1), 95. Malaysia: A COPCORD survey.
doi:10.1186/1748-5908-8-95. Journal of Rheumatology, 34,
207–213.
Kawakita, K. dan Okada, K. (2014).
Acupuncture therapy : Woolf, Anthony D. (2010).
mechanism of action,efficacy , Musculoskeletal Pain : Incidence
and safety : a potential , Prevalence And Impact on
intervention for psychogenic Healthy Ageing. Royal Cornwall
disorders. Bio Psycho Social Hospital, Truro dan Peninsula
Medicine 2014, 8:4 College of Medicine and
doi:10.1186/1751-0759-8-4. Dentistry, UK.

Kersten, P., White, P. J., & Tennant, A. Yajuan Wang. (2000). Micro
(2014). Is the pain visual Acupuncture in Practice. USA:
analogue scale linear and Elsevier
responsive to change ? An
exploration using Rasch analysis.
PloS One, 9(6), e99485.
doi:10.1371/journal.pone.009948
5.

Matzkin, E., dan Paci, G. M. (2014).


Musculoskeletal Health in

Anda mungkin juga menyukai