Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN INFEKSI TRIWULAN IV


( PERIODE OKTOBER-DESEMBER 2022 )

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI RUMAH SAKIT ISLAM GORONTALO
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan health care system yang di dalamnya terdapat sistem
surveilans sebagai upaya pengendalian dan pencegahan yang di dalamnya Rumah sakit
mempunyai peran strategis dalam upaya mempercepat peningkatan kesehatan masyarakat di
Indonesia, karena rumah sakit merupakan fasilitas yang padat karya dan padat teknologi.
Peran strategis rumah sakit sangat diperlukan untuk menghadapi transisi epidemiologi yang
terjadi saat ini.
HAIs (Health-care associated infection) merupakan kejadian infeksi yang didapatkan
penderita setelah mendapatkan perawatan >48 jam dan pasien tidak dalam masa inkubasi.
Macam kejadian HAIs banyak di hubungkan karena pemasangan alat, seperti CAUTI
(Catheter Associated Urinary Tract Infection), VAP (Ventilator Associated Pneumonia),
CRBSI (Catheter (IV, Central) Related Blood Stream Infection) dan IDO (Infeksi Daerah
Operasi) karena tindakan operasi. Karena HAIs, diidentifikasi melalui kegiatan surveilans.
Media penularan utama dari sebagian besar bakteri atau virus penyebab infeksi
nosokomial adalah tangan-tangan personil medik yang terkontaminasi. Hand hygiene adalah
istilah yang digunakan untuk mencuci tangan menggunakan antiseptic pencuci tangan. Pada
tahun 2009, WHO mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe
care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan
dengan my five moments for hand hygiene yaitu melakukan cuci tangan sebelum bersentuhan
dengan pasien, sebelum melakukan prosedur bersih dan steril, setelah bersentuhan dengan
pasien, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan pasien,
setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien.
Pengetahuan tentang infeksi nosokomial dan pencegahannya merupakan stimulus
sosial yang dapat menimbulkan respon emosional terhadap upaya universal precaution
sehingga akan meningkatkan peran sertanya dalam upaya pencegahan HAIs. Kegagalan
melakukan kebersihan tangan yang baik dan benar dianggap sebagai penyebab utama HAIs
dan penyebaran mikroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan telah
diakui sebagai Kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah (Boyce & Pittet, 2002).
Sehingga perlu adanya audit kepatuhan pelaksanaan hand hygiene untuk evaluasi
kegiatan hand hygiene yang telah dilakukan oleh IPCN (Infection Prevention Control Nurse)
Rumah sakit islam gorontalo

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Meningkatkan pemahaman tentang kebersihan tangan (hand hygiene).
2. Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan (hand hygiene) dengan
handrub maupun handwash.
b. Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam kebersihan tangan (hand hygiene).
c. Meningkatkan perilaku sehat dengan selalu melakukan cuci tangan (hand hygiene)
dengan enam langkah dalam five moment
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus dilakukan oleh seluruh pegawai
rumah sakit terutama orang yang terlibat dalam perawatan pasien. Untuk menanggapi hal ini,
Tim PPIRS Islam Gorontalo melakukan penilaian terhadap kepatuhan cuci tangan kepada
petugas RS Islam Gorontalo yang bersentuhan langsung dengan pasien yang dinilai setiap
bulan. Penilaian ini berdasarkan dilakukan atau tidaknya cuci tangan dalam five moments for
hand hygiene (lima momen cuci tangan) yang ditetapkan oleh WHO. Lima moment tersebut
adalah:
1. Sebelum bersentuhan dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik
3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien
4. Setelah bersentuhan dengan pasien
5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien
Jumlah petugas yang dinilai (audit) berasal dari Profesi Pemberi Asuhan (PPA) dan orang
yang bersentuhan langsung dengan pasien untuk dilakukan audit hand hygiene. Data
dikumpulkan dengan cara menggunakan lembar observasi. Lembar observasi berisi check list
untuk melihat praktik hand hygiene yang dilakukan oleh petugas (PPA), yang terdiri dari
penilaian lima momen cuci tangan dengan membandingkan jumlah nilai Opportunity dan
jumlah Action setiap petugas dalam melakukan tindakan cuci tangan. Penilaian fasilitas cuci
tangan juga menggunakan lembar Observasi dilakukan berupa format yang berisi item-item
yang perlu diamati menggunakan cheklist.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN

Audit hand hygiene merupakan cara yang dilakukan untuk mengobservasi dan
mengukur kepatuhan para petugas kesehatan dalam melakukan hand hygiene yang
merupakan perilaku mendasar dalam upaya mencegah timbulnya infeksi nosokomial. Dari
pelaksanaan audit hand hygiene yang dilaksanakan rutin tiap bulan di Rumah Sakit Islam Gorontalo,

berikut ini laporan kepatuhan hand hygiene pada setiap unit pelayanan kesehatan Rumah Sakit Islam

Gorontalo periode Oktober-Desember 2022. Kegiatan audit kepatuhan hand hygiene dilaksanakan

oleh IPCN setiap Bulan kepada seluruh petugas kesehatan di Rumah Sakit Islam Gorontalo.
BAB III
PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN PPI

A. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Melakukan survei harian untuk angka kejadian plebitis
2. Melakukan survei harian untuk angka kejadian ISK
3. Melakukan survei harian untuk angka kejadian IDO
4. Melakukan survei harian untuk kepatuhan HH
5. Audit Insiden plebitis, ISK, dan IDO

B. DATA

1. ANGKA KEJADIAN FLEBITIS

Plebitis adalah iritasi vena oleh alat IV, obat-obatan, atau infeksi yang ditandai dengan
kemerahan, bengkak, nyeri tekan pada sisi IV.(Weinstein, 2001)
Dalam istilah yang lebih teknis lagi, plebitis mengacu ke temuan klinis adanya nyeri, nyeri
tekan, bengkak, pengerasan, eritema, hangat dan terbanyak vena seperti tali. Semua ini
diakibatkan peradangan, infeksi dan/atau trombosis.
Banyak faktor telah dianggap terlibat dalam patogenesis plebitis, antara lain:
a. Faktor-faktor kimia seperti obat atau cairan yang iritan;
b. Faktor-faktor mekanis seperti bahan, ukuran kateter, lokasi dan lama kanulasi serta
c. Agen infeksius.
Faktor pasien yang dapat mempengaruhi angka plebitis mencakup, usia, jenis kelamin dan
kondisi dasar (yakni. diabetes melitus, infeksi, luka bakar). Suatu penyebab yang sering
luput perhatian adalah adanya mikropartikel dalam larutan infus dan ini bisa dieliminasi
dengan penggunaan filter.
KEJADIAN FLEBITIS OKTOBER 2022
JML PASIEN KEJADIAN
N KEJADIAN
RUANG TERPASANG PLEBITIS
O PLEBITIS
INFUS (PERMIL)
1 KELAS 1 61 3 123,00
2 VIP/VVIP 53 14 97,00
3 BILIK 136 13 482,00
4 UGD 0 0 0,00
5 KEBIDANAN 35 0 68,00

JUMLAH 285 30 702,00

Dari tabel diatas pada bulan Oktober 2022 dapat tergambar ada 3 (tiga) ruangan
rawatan yang terdapat angka kejadian plebitis yaitu ruangan VIP sebanyak 14
kejadian, ruang Kelas I sebanyak 3 orang, dan terakhir di ruangan Bilik sebanyak 13
orang.
Dari 285 orang pasien secara keseluruhan ruangan yang terpasang infus di bulan
Oktober terdapat kasus plebitis sebanyak 30 orang dengan persentase ∑permil
sebanyak 702,00.
KEJADIAN FLEBITIS NOVEMBER 2022
JML PASIEN KEJADIAN
KEJADIAN
NO RUANG TERPASANG PLEBITIS
PLEBITIS
INFUS (PERMIL)
1 KELAS 1 55 4 4,00
2 VIP/VVIP 35 11 159,00
3 BILIK 101 8 8,00
4 UGD 0 0 0,00
5 KEBIDANAN 30 0 22,00

JUMLAH 221 23 193,00

Dari tabel diatas pada bulan November 2022 dapat tergambar ada 3 (tiga) ruangan
rawatan yang terdapat angka kejadian plebitis yaitu ruangan VIP sebanyak 3 kejadian,
ruang Kelas I sebanyak 4 orang, Ruangan VIP terdapat 11 kasus Flebitis dan terakhir
di ruangan Bilik yaitu sebanyak 8 orang.
Dari 221 orang pasien secara keseluruhan ruangan yang terpasang infus di bulan
November 2022 terdapat kasus plebitis sebanyak 25 orang dengan persentase angka
kejadian ∑Permil sebanyak 601,00

KEJADIAN FLEBITIS DESEMBER 2022


JML PASIEN KEJADIAN
KEJADIAN
NO RUANG TERPASANG PLEBITIS
PLEBITIS
INFUS (PERMIL)
1 KELAS 1 47 4 178,00
2 VIP/VVIP 20 6 65,00
3 BILIK 101 10 381,00
4 UGD 0 0 0,00
5 KEBIDANAN 33 0 57,00

JUMLAH 201 20 677,00

Dari tabel diatas pada bulan Desember 2022 dapat tergambar ada 3
(Tiga) ruang rawatan yang terdapat angka kejadian plebitis yaitu
ruangan Kelas 1 sebanyak 4 orang, Ruangan VIP Sebanyak dan ruangan
Bilik 6 orang, dan Ruangan Bilik Sebanyak 10 orang. Dari 201 orang
pasien secara keseluruhan ruangan yang terpasang infus di bulan Maret
terdapat kasus plebitis sebanyak 16 orang dengan persentase ∑Permil
sebanyak 677,00.

TABEL KEJADIAN FLEBITIS PERIODE OKT-DES 2022

JML PASIEN KEJADIAN


N KEJADIAN
RUANG TERPASANG PLEBITIS
O PLEBITIS
INFUS (PERMIL)
1 OKTOBER 285 30 770,00
2 NOVEMBER 221 23 679,00
3 DESEMBER 201 20 681,00
JUMLAH 707 73 2130,00

Kesimpulan Jumlah keseluruhan pasien yang terpasang infus dari


Oktober s/d November 2022 adalah 707 orang, kejadian plebitis 73
orang.

Pada triwulan IV Periode (Oktober-Desember) 2022 terjadinya kejadian


plebitis, hal ini menurut observasi yang dilakukan disebabkan karena
banyaknya pasien yang terpasang cairan aminoplusin dan Pasien Anak y
serta pemasangan infus masih banyak yang belum sesuai SPO.

A. Rencana Tindak Lanjut :


1. Peningkatan kepatuhan kebersihan tangan

2. Mengadakan Sosialisasi kembali bagaimana melakukan pemasangan infus

yang benar agar tidak terjadi phlebitis


3. Re Sosialisai Tehnik pemasangan infuse sesuai SPO

4. APD petugas harus selalu diperhatikan

5. Pengusulan Kembali Dressing Transparan Steril.

2. ANGKA KEJADIAN ISK

N JML HARI TERPASANG KEJADIAN KEJADIAN


RUANG
O KATETER URINE ISK ISK (PERMIL)

1 TRIWULAN 1V 27 0 27,00

JUMLAH 27 0 27,00

Jumlah keseluruhan pasien yang terpasang kateter dari bulan Okt s/d Des 2022 adalah
27 orang, kejadian ISK 0
a. Analisa Masalah

Dari 27 orang yang terpasang kateter terdapat kejadian 0 ISK, hal


ini harus di perhatikan dan dipertahankan baik secara SPO maupun
pemakaian APD agar ISK tidak di Rumah sakit Islam Gorontalo
tidak terjadi .

b. Rencana Tindak lanjut

1. Melakukan pengawasan dalam pemasangan kateter baik secara


teknik maupun APD.
2. Tingkatkan kepatuhan Kebersihan Tangan dan kepatuhan
Pencegahan ISK lainnya.
3. Tehnik Insersi Aseptik
4. Penggunaan APD yang Sesuai ( Masker, Sarung Tangan Streil)
5. Penempatan Kateter
6. Kaji kembali Kebutuhan, Lepas Jika Sudah Tidak diperlukan.
7. Kaji kembali kebersihan area pemasangan kateter
8. Lakukan monitoring, evaluasi dan feedback kepada unit terkait.

3. ANGKA KEJADIAN IDO

JUMLAH
KEJADIAN KEJADIAN IDO
NO RUANG PASIEN
IDO (PERSEN)
OPERASI
1 TRIWULAN IV 68 0 68,00

JUMLAH 68 0 68,00
Jumlah keseluruhan pasien operasi dengan jenis luka bersih dari Okt s/d Desember 2022
adalah 68 orang, kejadian IDO 0.

a. Analisa Masalah

Dari 68 orang yang dilakukan tindakan operasi di Rumah Sakit

Islam Gorontalo tidak ada kejadian IDO, hal ini harus di

pertahankan baik secara SPO maupun pemakaian APD agar IDO

tidak terjadi di Rumah sakit Islam Gorontalo.

b. Rencana Tindak lanjut

1. Melakukan pengawasan dalam pemasangan kateter baik secara

teknik maupun APD.

2. Sosialisasi ulang tehnik aseptik dan penggunaan antibiotik

rasional

3. Pembentukan PPRA di Rumah Sakit Islam Gorontalo

4. Peningkatan kemapuan petugas dengan mengikuti diklat

5. Penggantian benang jahit dengan benang dan jarum Single Use

6. Penggantian Plester dengan Dressing Transparan Steril

7. Penambahan Ruangan CSSD, Alat Medikasi dan sentralisasi


proses sterilisasi di CSSD.

4. SURVEI KEPATUHAN HH

Berikut ini angka kepatuhan Hand hygiene di Rumah Sakit Islam Gorontalo berdasarkan
ruangan :

Gambar 3.1 Angka Kepatuhan Hand hygiene di Rumah sakit islam


gorontalo berdasarkan Ruangan

Berdasarkan data pada gambar 3.1 menunjukkan bahwa angka kepatuhan hand hygiene di

Rumah Sakit Islam Gorontalo pada Triwulan IV Periode (OKT-DES) 2022 berdasarkan

ruangan menunjukkan bahwa unit yang memiliki angka kepatuhan hand hygiene paling tinggi

adalah Ruang Kelas I 96,8 % dan ruangan yang memiliki angka kepatuhan hand hygiene

paling rendah adalah Ruangan Kebidanan 78 %.


C. Kepatuhan Hand hygiene berdasarkan Profesi

Berikut ini angka kepatuhan Hand hygiene di Rumah sakit islam gorontalo berdasarkan profesi:

Gambar 3.2 Angka Kepatuhan Hand hygiene di Rumah sakit islam


gorontalo berdasarkan Profesi

Berdasarkan data pada gambar 3.2 menunjukkan bahwa angka kepatuhan hand hygiene berdasarkan

profesi di Rumah Sakit Islam Gorontalo pada Triwulan IV periode (Okt-Des) 2022 menunjukkan

bahwa profesi yang memiliki angka kepatuhan hand hygiene paling tinggi adalah profesi Perawat,

(54,69%) dan profesi yang memiliki angka kepatuhan hand hygiene paling rendah adalah profesi

Dokter (54,43%)
D. Kepatuhan Hand hygiene berdasarkan Momen

Berikut ini angka kepatuhan Hand hygiene di Rumah Sakit Islam Gorontalo berdasarkan
momen:

Gambar 3.3 Angka Kepatuhan Hand hygiene di Rumah sakit islam


gorontalo berdasarkan Momen

Berdasarkan data pada gambar 3.3 menunjukkan bahwa angka kepatuhan hand hygiene di Rumah

sakit islam gorontalo pada Triwulan IV Periode (Okt-Des) 2022 berdasarkan momen menunjukkan

bahwa angka kepatuhan hand hygiene paling tinggi adalah pada momen 4 yaitu setelah Kontak

dengan Lingkungan Pasien (150%), Moment Setelah Kontak dengan Pasien (133,3%), Moment

Setelah Terkena cairan Tubuh Pasien (100%) dan momen yang menunjukkan bahwa angka

kepatuhan hand hygiene paling rendah adalah pada momen sebelum Tindakan Aseptik (24%), dan

Sebelum kontak dengan pasien (25,4%).


E. Kepatuhan Hand hygiene Rumah Sakit Islam Gorontalo

Audit hand hygiene merupakan cara yang dilakukan untuk mengobservasi dan mengukur
kepatuhan para petugas kesehatan dalam melakukan hand hygiene yang merupakan perilaku
mendasar dalam upaya mencegah timbulnya infeksi silang. Dari pelaksanaan audit hand
hygiene yang telah dilaksanakan di kesehatan Rumah Sakit Islam Gorontalo. Berikut ini
laporan kepatuhan hand hygiene pada setiap unit pelayanan kesehatan Rumah Sakit Islam
Gorontalo Triwulan IV periode (Okt-Des) 2022.

Gambar 3.5 Angka Kepatuhan Hand hygiene di Rumah sakit islam


gorontalo Triwulan IV 2022

Berdasarkan data pada gambar 3.5 menunjukkan bahwa angka kepatuhan hand hygiene di
Rumah sakit islam gorontalo Triwulan IV periode (Okt-Des) 2022 menunjukkan karyawan
yang patuh melaksanakan hand hygiene berjumlah 95% dan karyawan yang tidak patuh
melaksanakan hand hygiene berjumlah 5 %.
Berdasarkan hasil penilaian (audit) diatas terhadap kepatuhan kebersihan tangan (hand
hygiene) seluruh petugas di Rumah sakit islam gorontalo masih rendah, maka Tim PPI
Rumah sakit islam gorontalo merencanakan peningkatan kepatuhan kebersihan tangan (hand
hygiene) dengan cara:
1. Melakukan reedukasi
2. Melakukan monitoring sarana dan prasarana untuk cuci tangan.
3. Melengkapi kelengkapan sarana dan prasarana untuk cuci tangan
BAB IV
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Kepatuhan Hand Hygiene Rumah Sakit Islam Gorontalo pada Triwulan IV periode Okt-Des
tahun 2022 merupakan audit rutin hand hygiene yang dilakukan di rumah sakit. Angka
kepatuhan hand hygiene pada Triwulan IV periode Okt-Des tahun 2022 menunjukkan
karyawan yang patuh melaksanakan hand hygiene berjumlah (95%). Kepatuhan hand hygiene
di Rumah Sakit Islam gorontalo pada Triwulan IV periode Okt-Des 2022 berdasarkan
ruangan menunjukkan bahwa ruangan yang memiliki angka kepatuhan hand hygiene paling
tinggi adalah Ruangan Kelas 1 (96,8%) Kepatuhan hand hygiene di Rumah sakit islam
gorontalo pada Triwulan IV periode bulan Okt-Des 2022 berdasarkan profesi menunjukkan
bahwa profesi yang memiliki angka kepatuhan hand hygiene paling tinggi adalah profesi
perawat (54,69%) Jika dilihat kepatuhan hand hygiene berdasarkan momen maka didapatkan
hasil momen tertinggi momen 5 setelah kontak dengan lingkungan pasien (150%).

B. PENUTUP

HAIs menjadi masalah yang tidak bisa dihindari sehingga dibutuhkan kepatuhan hand
hygiene dari petugas kesehatan sebagai langkah pencegahan transmisi mikroorganisme.
Tindakan hand hygiene perlu menjadi kebudayaan di rumah sakit dan juga dibutuhkan
kepedulian semua pihak dan semua orang serta harus didukung oleh pihak pimpinan atau
manajemen. Demikian laporan ini kami buat untuk bisa dijadikan masukan dan tindak lanjut
dari manajemen rumah sakit.

Gorontalo, Desember 2022

Ketua Tim PPI IPCN

(dr. Rizkiy Monoarfa) (Mukhamad Tobroni S.Kep.,Ns)

Anda mungkin juga menyukai