Promosi Kesehatan Mental di UPT Kemenkumham

LAPORAN AKTUALISASI
LATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

GOLONGAN III KEMENKUMHAM
UPAYA PROMOSI KESEHATAN MENTAL DI LINGKUNGAN UNIT

PELAKSANA TEKNIS PEMASYARAKATAN KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA SELATAN
Oleh:
WIDWI MUKHABIBAH, S. PSI

NIP. 19950928 201712 2 001
Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III

Angkatan I (satu)
NDH: 29 (dua puluh sembilan)
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN I
BEKERJASAMA DENGAN KEMENKUMHAM
TAHUN 2018
LEMBAR PERSETUJUAN

Oleh:
Telah diseminarkan dan disetujui pada:

Hari/Tanggal : Sabtu / 30 Juni 2018
Tempat : BPSDMD Provinsi Sumatera Selatan
Coach, Mentor,
Dra. Efrilia, M. Si I Wayan Tapa Diambara, Bc. I.P

Widyaiswara Ahli Madya / IV.c Penata Tingkat I / III.d
NIP. 196612151991032001 NIP. 196806141991031001
Disetujui oleh :
Kepala Bidang Keamanan, Kesehatan dan Perawatan
Narapidana / Tahanan dan Pengelolaan Basan dan
Baran
Yunus M. Simangunsong, Amd.IP, SH. MH.

Pembina Tk.I/ IV.b
NIP. 198003152000121001
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
Oleh:
Telah diseminarkan dan disahkan pada:

Hari/Tanggal : Selasa / 9 Oktober 2018
Tempat : BPSDMD Provinsi Sumatera Selatan
Coach, Mentor,
Dra. Efrilia, M. Si I Wayan Tapa Diambara, Bc. I.P

Widyaiswara Ahli Madya / IV.c Penata Tingkat I / III.d
NIP. 196612151991032001 NIP. 196806141991031001
Disahkan oleh :
Kepala Bidang Keamanan, Kesehatan dan Perawatan
Narapidana / Tahanan dan Pengelolaan Basan dan
Baran
Yunus M. Simangunsong, Amd.IP, SH. MH.

Pembina Tk.I/ IV.b
NIP. 198003152000121001
Cek lg apakah beliau yg ttd, seingat ibu kadiv adm yg
ttd nya
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat mengikuti kegiatan Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan I Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Kantor Wilayah Sumatera Selatan tahun
2018. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya hingga
kepada kita selaku umatnya.
Rancangan aktualisasi ini disusun sebagai salah satu persyaratan
kelulusan Pelatihan Dasar. Rancangan ini berisi gambaran mengenai
program inovasi yang akan diterapkan di unit kerja dengan mengacu pada
materi pelatihan yakni nilai-nilai dasar PNS serta kedudukan dan peran
PNS.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan rancangan ini,
diantaranya :
1. Orang tua yang senantiasa memberikan doa dan dukungan
sehingga penulis termotivasi untuk menyusun rancangan
aktualisasi seoptimal mungkin
2. Bapak Dr. H. Sudirman D. Hury, S.H., M.M., M. Sc selaku
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Provinsi Sumatera Selatan yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam kegiatan Pelatihan Dasar ini
3. Bapak Musni Wijaya, S. Sos., M. Si selaku Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi
Sumatera Selatan yang telah mendukung kegiatan Pelatihan
Dasar ini
iv
4. Ibu Dra. Efrilia, M. Si selaku coach yang telah memberikan
arahan, bimbingan, serta umpan balik selama proses
penyusunan rancangan aktualisasi
5. Bapak Chaerul Umri, Bc.I.P selaku mentor juga Kepala
Subbidang Kesehatan dan Perawatan Narapidana/Tahanan
dan Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara
di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera
Selatan yang telah memberikan masukan dan dukungan yang
membangun dalam proses penyusunan rancangan aktualisasi
6. Ibu H. Holijah, S.H., M.H. selaku Kepala Bidang
Pengembangan Kompetensi Manajerial BPSDMD Provinsi
Sumatera Selatan yang telah membimbing dan mendampingi
selama kegiatan Pelatihan Dasar ini berlangsung
7. Seluruh panitia Pelatihan Dasar CPNS Kementerian Hukum
dan HAM tahun 2018 yang telah menyelenggarakan kegiatan
ini
8. Teman-teman peserta Pelatihan Dasar CPNS Kementerian
Hukum dan HAM tahun 2018 Angkatan I Golongan III yang
telah bersama-sama berjuang di Pelatihan Dasar ini.
Penulis berharap penulis agar rancangan aktualisasi ini dapat
memberikan manfaat baik kepada diri sendiri, para pembaca, serta subjek
dari kegiatan aktualisasi.
Palembang, 30 Juni 2018
Widwi Mukhabibah, S. Psi

NIP. 199509282017122001
v
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ............................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..........................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
BAB I .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat ............................................................................ 2
C. Ruang Lingkup .................................................................................... 3
BAB II ............................................................................................................. 5
A. Deskripsi Organisasi ........................................................................... 5
1. Profil Organisasi ............................................................................... 5
2. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Organisasi .............................................. 14
B. Deskripsi Isu / Situasi Problematik ................................................... 18
C. Analisis Isu......................................................................................... 22
D. Argumentasi terhadap Core Issue Terpilih ....................................... 24
E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS ............................................................ 26
F. Matrik Rancangan ............................................................................. 38
G. Jadwal Kegiatan Aktualisasi (Habituasi) .......................................... 54
H. Kendala dan Antisipasi ...................................................................... 56
BAB III .......................................................................................................... 57
A. Pendalaman Core Issue Terpilih dan Analisis Dampak ................... 57
B. Capaian Aktualisasi ........................................................................... 74
BAB IV.......................................................................................................... 94
vi
A. Simpulan ............................................................................................ 94
B. Rekomendasi ..................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... vii
LAMPIRAN RANCANGAN ..........................................................................viii
LAMPIRAN OUTPUT ................................................................................... ix
LAMPIRAN LAINNYA .................................................................................. xx
BIODATA .................................................................................................................. xxii
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar Nama UPT ...................................................................... 5
Tabel 2 Identifikasi Isu ............................................................................ 20
Tabel 3 Pembobotan Nilai Kriteria Isu ................................................... 23
Tabel 4 Tabel Analisis Isu AKPK ........................................................... 24
Tabel 5 Matriks Rancangan Isu ............................................................. 40
Tabel 6 Jadwal Kegiatan Aktualisasi ..................................................... 54
Tabel 7 Kendala dan Antisipasi ............................................................. 55
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kemenkumham Sumatera

Selatan .................................................................................................... 8
Gambar 2 Struktur Organisasi Rutan Kelas I Palembang .................... 9
Gambar 3 Struktur Organisasi LPKA Kelas I Palembang ..................... 12
Gambar 4 Struktur Organisasi LPP Kelas IIA Palembang .................... 14
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara mengamanatkan instansi pemerintah untuk wajib memberikan
pendidikan dan pelatihan terintegrasi bagi CPNS selama 1 (satu)
tahun masa percobaan. Tujuan dari pelatihan terintegrasi ini adalah
untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Oleh karena itu, UU ASN mengedepankan
penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak
PNS.
Dalam sistem pembelajaran tersebut, setiap peserta pelatihan
dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi
pembelajaran melalui proses pembiasaan diri yang difasilitasi dalam
pembelajaran agenda habituasi. Pembelajaran agenda habituasi
didalam struktur kurikulum pembentukan karakter PNS merupakan
pembelajaran agenda ke-IV (terakhir). Pengalaman belajar pada
agenda habituasi dirancang agar peserta mendapatkan pemahaman
tentang konsepsi habituasi melalui kegiatan pembelajaran aktualisasi
di tempat kerja dan penjelasan tentang kegiatan pembelajaran
aktualisasi.
Melalui proses pembelajaran aktualisasi ini, seluruh atau
beberapa nilai dasar akan melandasi pelaksanaan setiap kegiatan
peserta Pelatihan Dasar. Setiap peserta harus menemukan dan
mengungkapkan makna dibalik penerapan nilai-nilai dasar tersebut
pada pelaksanaan setiap kegiatan yang telah dirancang oleh peserta
di tempat tugas.
1
Pembelajaran aktualisasi ini juga merupakan salah satu
komponen penilaian yang menentukan lulus atau tidaknya seorang
Calon Pegawai Negeri Sipil menjadi Pegawai Negeri Sipil. Kegiatan
yang dirancang berdasarkan pada isu atau permasalahan yang
muncul di satuan kerja dan terkait dengan tugas dan fungsi peserta
pada jabatannya masing-masing. Dalam penyusunan rancangan
aktualisasi ini, penulis mengangkat isu mengenai belum adanya upaya
promosi kesehatan mental di Lingkungan UPT Pemasyarakatan
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan.
B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari pembelajaran aktualisasi adalah :
1. Mengidentifikasi dan menerapkan nilai-nilai dasar PNS
(ANEKA) pada program upaya promosi kesehatan mental
di Lingkungan UPT Pemasyarakatan Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan
2. Mengidentifikasi dan menerapkan peran dan kedudukan
PNS pada program upaya promosi kesehatan mental di
Lingkungan UPT Pemasyarakatan Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan
3. Memberikan edukasi mengenai kesehatan mental kepada
warga binaan pemasyarakatan di lingkungan UPT
Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
HAM Sumatera Selatan
2
Adapun manfaat dari pembelajaran aktualisasi adalah :
1. Bagi peserta latsar : kegiatan ini menjadi sarana belajar
dan mengasah keterampilan dalam merancang dan
melaksanakan upaya promosi kesehatan mental
2. Bagi warga binaan pemasyarakatan : kegiatan ini dapat
meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan mental
dan diharapkan pengetahuan tersebut dapat berpengaruh
baik terhadap kualitas hidup WBP
3. Bagi organisasi : kegiatan ini dapat menjadi pelopor
dimulainya pelayanan kesehatan mental di lingkungan
UPT Pemasyarakatan
4. Bagi stakeholder : stakeholder dalam kegiatan ini adalah
pegawai di UPT Pemasyarakatan. Kegiatan ini dapat
menambah wawasan tentang kesehatan mental yang
diharapkan dapat berguna bagi pengelolaan kualitas hidup
dan kinerja pegawai
C. Ruang Lingkup
Program kegiatan ini berfokus pada upaya promosi yang
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan peran serta
masyarakat dalam menjaga kesehatan mental. Bentuk kegiatannya
adalah edukasi secara langsung maupun tidak langsung yaitu melalui
media elektronik. Konten edukasi berfokus pada definisi, ciri-ciri, serta
kiat-kiat menjaga kesehatan mental. Selain itu, terdapat juga
himbauan untuk menumbuhkan kepekaan terhadap orang lain yang
terlihat memiliki masalah kesehatan mental.
Program kegiatan aktualisasi ini utamanya ditujukan pada warga
binaan pemasyarakatan di lingkungan UPT Pemasyarakatan Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera
Selatan. Pada beberapa program kegiatan, sasarannya juga adalah
3
pegawai negeri sipil serta calon pegawai negeri sipil yang bertugas di Comment [A1]: sebenernya engga juga, soaln
di LPP lagi ada acara, gabisa pada stand by.. di LPP
Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pemasyarakatan. adasih yg jaga tapi ga diabsen, yang di rutan ga ad
Cuma mba dwi aja...gimana dong?
Terdapat 4 (empat) lokus yang dipilih dalam menerapkan kegiatan
aktualisasi ini, yakni Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan,
Rutan Kelas I Palembang, LPKA Kelas I Palembang, dan Lapas
Perempuan Kelas IIA Palembang. Keempat lokus tersebut dipilih
karena lokasi yang terjangkau sehingga memudahkan mobilisasi saat
menerapkan kegiatan. Selain itu, dalam kegiatan ini juga melibatkan
UPT Pemasyarakatan lainnya di lokasi yang tersebar dan dipilih
berdasarkan ketersediaan CPNS tenaga kesehatan. Hal tersebut
dapat memudahkan dalam menjalin komunikasi dan kerjasama.
4
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI)
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM membawahi
sejumlah 24 (duapuluh empat) Unit Pelaksana Teknis
Pemasyarakatan dan 2 (dua) Unit Pelaksana Teknis Keimigrasian
dengan rincian sebagai berikut :
No. UPT Pemasyarakatan

1 Lapas Kelas I Palembang
2 Lapas Perempuan Kelas IIA Plg
3 Lapas Kelas IIA Lahat
4 Lapas Kelas IIA Tanjung Raja
5 LPKA Kelas I Palembang
6 Lapas Kelas IIA Lubuk Linggau
7 Lapas Narkotika Kelas IIA LLG
8 Lapas Kelas IIB Sekayu
9 Lapas Kelas IIB Muara Enim
10 Rutan Kelas I Palembang
11 Rutan Kelas IIB Prabumulih
12 Rutan Kelas IIB Baturaja
13 Lapas Kelas III Kayuagung
14 Lapas Kelas III Banyuasin
15 Lapas Narkotika Kelas III Palembang
16 Cab. Rutan Martapura
17 Cab. Rutan Pagaralam
18 Cab.Rutan Tebing Tinggi
19 Cab. Rutan Muara Dua
20 Cab. Rutan Surulangun Rawas
21 Rupbasan Kelas I Palembang
22 Rupbasan Kelas IIB Baturaja
No. UPT Keimigrasian

1 Kantor Imigrasi Kelas I Palembang
2 Kantor Imigrasi Kelas II Muara Enim
Tabel 1 Daftar Nama Unit Pelaksana Teknis
5
Unit Pelaksana Teknis tersebut tersebar di area Sumatera Selatan.
Dalam masa habituasi ini, ditentukan 4 (empat) lokus yang menjadi
fokus utama dalam penerapan kegiatan aktualisasi. Keempat lokus
tersebut ialah Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
Sumatera Selatan, Rumah Tahanan Kelas I Palembang, Lembaga
Pembinaan Khusus Anak Kelas I Palembang, dan Lembaga
Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Palembang. Berikut adalah
profil keempat lokus tersebut.
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan
Tugas dan Fungsi

Tugas
Kantor Wilayah mempunyai tugas melaksanakan tugas dan fungsi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam wilayah provinsi
berdasarkan kebijakan Menteri dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Fungsi
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kantor
Wilayah menyelenggarakan fungsi:
1. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian program, dan
pelaporan;
2. Pelaksanaan pelayanan di bidang administrasi hukum umum,
hak kekayaan intelektual, dan pemberian informasi hukum;
3. Pelaksanaan fasilitasi perancangan produk hukum daerah,
pengembangan budaya hukum dan penyuluhan hukum, serta
konsultasi dan bantuan hukum;
4. Pengoordinasian pelaksanaan operasional unit pelaksana
teknis di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia di bidang keimigrasian dan bidang pemasyarakatan;
6
5. Penguatan dan pelayanan hak asasi manusia dalam rangka
mewujudkan penghormatan, pemenuhan, pemajuan,
pelindungan, dan penegakan hak asasi manusia; dan
6. Pelaksanaan urusan administrasi di lingkungan Kantor Wilayah
7
Gambar 1 Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan
8
Rumah Tahanan Kelas 1 Palembang
Rumah Tahanan Negara Kelas I Palembang pertama sekali

berlokasi di Kampung 19 Ilir, Jalan Merdeka No.12 Kecamatan Ilir
Barat I, Palembang. Pada tanggal 12 Maret 2011, Rumah Tahanan
Negara Kelas I Palembang telah berpindah lokasi di Jalan Inspektur
Marzuki Km. 4,5 Pakjo, Palembang. Rumah Tahanan Negara Kelas I
Palembang tersebut merupakan gedung bangunan lama Lembaga
Pemasyarakatan Kelas I Palembang yang sekarang telah pindah ke
daerah Merah MataKabupaten Banyuasin. Rumah Tahanan Negara
Kelas I Palembang menempati tanah seluas 42.500 m 2 dengan daya
tampung (kapasitas) 750 (tujuh ratus lima puluh) orang. Rumah
Tahanan Negara Kelas I Palembang memiliki 6 blok dengan 67
kamar. Rumah Tahanan Negara Kelas I Palembang dihuni sebanyak
1800 orang yang terdiri dari tahanan dan narapidana.
Gambar 2 Struktur Organisasi Rutan Kelas 1 Palembang
9
Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Palembang
Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas I Palembang berdiri

pada tahun 1967, diatas lahan seluas 59,735 meter persegi yang
pembangunannya dilakukan secara bertahap.
Dapat digambarkan bahwa kondisi fisik dari Lembaga Pembinaan
Khusus Anak Klas I Palembang adalah sebagai berikut : Gedung
Kantor dibangun pada tahun 1967 dan telah mengalami Perehapan
Gedung padaTahun 2004 berupa pembangunan Blok Hunian 2
(dua) lantai dan Komponen ruangan seksi-seksi.
Luas Tanah : 13.318 m2
Luas Kantor : 7881 m2
Kapasitas tampung Narapidana dan Tahanan adalah
berjumlah 500 orang, sedangkan jumlah penghuni 200 orang
rata-rata pertahunnya. Dalam gedung ini ruang untuk penghuni
dibedakan antara Tahanan, Narapidana, dan Kejahatan Khusus
Narkoba.
Pada dasarnya LPKA Palembang mempunyai tugas dang
fungsi menjalankan UU No.11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Anak dimana dalam penempatan andikpas bebas dari penyiksaan,
penghukuman atau perlakuan yang kejam, tidak manusiawi, dan
merendahkan derajat dan martabat anak.
Berdasarkan Undang–Undang Nomor 11 Tahun 2012
Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dinyatakan bahwa,
Lembaga Pembinaan Khusus Anak adalah suatu tatanan
mengenai arah Khusus soal anak dalam LPKA (anak yang
dijatuhkan pidana penjara), mereka berhak memperoleh
pembinaan, pembimbingan, pengawasan, pendampingan,
pendidikan dan pelatihan, serta hak lain sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan . LPKA wajib menyelenggarakan
Pendidikan, pelatihan keterampilan, Pembinaan, dan Pemenuhan
hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
10
Program pendidikan dan pembinaan ini diawasi oleh Balai
Pemasyarakatan (Bapas).
Fungsi LPKA
1. Melakukan pembinaan anak didik
2. Memberikan bimbingan, mempersiapkan sarana, dan
pendidikan
3. Melakukan bimbingan sosial / kerohanian anak didik
4. Melakukan Pengawasan dan tata tertib LPKA
5. Melakukan Penggalian bakat dan prestasi anak dalam
Pembinaan
Perubahan Lapas Anak Klas II A Palembang menjadi
Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Palembang dilakukan
dengan peresmian secara serentak di seluruh Indonesia mengenai
perubahan Lapas Anak menjadi LPKA pada tanggal 05 Agustus
2015 berpedoman pada lampiran surat Menteri Hukum dan HAM
RI. Nomor: SEK.PR.01.01-48 Tanggal 29 Juli 2015 tentang
peresmian LPKA (Lembaga Pembinaan Khusus Anak) dan LPAS
(Lembaga Penempatan Anak Sementara).
Tugas dan Fungsi Organisasi
LPKA mempunyai tugas melaksanakan pembinaan terhadap
anak didik pemasyarakatan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, LPKA
menyelenggarakan fungsi:
1. Registrasi dan klasifikasi yang dimulai dari penerimaan,
pencatatan baik secara manual maupun elektronik, peniliaian,
pengklasifikasian, dan perencanaan program;
2. Pembinaan yang meliputi pendidikan, pengasuhan,
pengentasan, dan pelatihan keterampilan, serta layanan informasi;
3. Perawatan yang meliputi pelayanan makanan, minuman,
dan pendistribusian perlengkapan dan pelayanan kesehatan;
11
4. Pengawasan dan penegakan disiplin yang meliputi
administrasi pengawasan, pencegahan dan penegakan disiplin
serta pengelolaan pengaduan; dan
5. Pengelolaan urusan umum yang meliputi urusan
kepegawaian, tata usaha, penyusunan rencana anggaran,
pengelolaan urusan keuangan serta perlengkapan dan rumah
tangga.
Gambar 3 Struktur Organisasi LPKA Kelas I Palembang
Kepala LPKA Kelas I adalah jabatan struktural eselon IIIa. Kepala

Subbagian dan Kepala Seksi pada LPKA Kelas I adalah jabatan struktural
eselon IVa. Kepala Urusan dan Kepala Subseksi pada LPKA Kelas I
adalah jabatan struktural eselon V.
Lokasi Organisasi
Secara geografis Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas I
Palembang terletak di jalan Inspektur Marzuki KM. 4,5 Kelurahan Siring
12
Agung, Kecamatan Ilir Barat I, Kota Palembang, Provinsi Sumatera
Selatan.
Lapas Perempuan Kelas IIA Palembang

Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Palembang
terletak di jantung ibu kota Palembang, Sumatera Selatan. Kota
Palembang yang sejatinya berada di pulau Sumatera yang budaya
masyarakatnya relatif “keras” berpengaruh pada tingkat kriminalitas yang
terjadi di kota Palembang.
Sejalan dengan perkembangan kota Palembang yang semakin
maju yang dibuktikan dengan penataan ruang bangunan gedung kantor
dan venue-venue olahraga yang dipusatkan di daerah Jakabaring.
Dengan demikian, berdampak pada perilaku dan budaya masyarakat yang
ada di kota Palembang sehingga tingkat kriminal yang terjadi sekarang ini
cenderung menurun.
Gedung Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA
Palembang merupakan gedung peninggalan pada jaman penjajahan
Belanda yang didirikan pada tahun 1917 yang sebelumnya merupakan
gedung Rumah Tahanan Kelas I Palembang. Lembaga Pemasyarakatan
Perempuan Kelas IIA Palembang memiliki kapasitas hunian awal
sebanyak 560. Alih fungsi bangunan dari Gedung Rumah Tahanan Klas I
Palembang menjadi Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA
Palembang sejak tanggal 16 Mei 2011 dengan surat keputusan Kepala
Kantor Wilayah Sumatera Selatan Nomor:W5.Ew5.PL.04.01-473.
Letak Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Palembang
sangat strategis yaitu di sebelah timur Masjid Agung SMB II Palembang
dan Jembatan Ampera sehingga sangat mudah dikenali.
13
Gambar 4 Struktur Organisasi LPP Kelas IIA Palembang
2. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Organisasi

Berikut dijelaskan visi dan misi dari keempat lokus yang menjadi
fokus dari rancangan aktualisasi ini. Mengenai nilai-nilai organisasi,
keempat lokus ini memiliki nilai-nilai yang sama yakni nilai PASTI.
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan

Visi, misi, dan tata nilai yang dimiliki oleh Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan adalah :
 VISI
Masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum
14
 MISI
1. Mewujudkan peraturan perundang-undangan yang
berkualitas;
2. Mewujudkan pelayanan hukum yang berkualitas;
3. Mewujudkan penegakan hukum yang berkualitas;
4. Mewujudkan penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan
Hak Asasi Manusia;
5. Mewujudkan layanan manajemen administrasi Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia; dan
6. Mewujudkan aparatur Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia yang profesional dan berintegritas.
Rumah Tahanan Kelas 1 Palembang

 VISI
Memberikan pelayanan yang akuntabel, Transparan, dan
Profesional oleh petugas yang memiliki kompetensi tinggi
dalam rangka melaksanakan reformasi birokrasi dan
mewujudkan budaya tertib pemasyarakatan serta turut
mendorong terciptanya rasa keadilan masyarakat.
 MISI
1. Melaksanakan pelayanan, perawatan, pengelolaan,
pengamanan dan pembinaan warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP) dalam rangka terlaksananya sistem
pemasyarakatan;
2. Mengembangkan kompetensi dan potensi sumber daya
manusia petugas Rumah Tahanan Negara Kelas I
Palembang menuju Rumah Tahanan Negara Kelas I
Palembang yang aman dan tertib.
15
Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas 1 Palembang
 VISI
Memulihkan Kesatuan Hubungan Hidup, Kehidupan dan
Penghidupan Anak Sebagai Individu, Anggota Masyarakat dan
Makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
 MISI
1. Memulihkan kualitas hubungan anak dengan keluarga dan
masyarakat melalui upaya Reintegrasi sosial.
2. Mewujudkan kepentingan terbaik bagi anak, perlindungan,
keadilan, non diskriminasi, dan pernghargaan terhadap
pendapat anak.
3. Melaksanakan pelayanan, perawatan, pendidikan,
pembinaan, pembimbingan dan pendampingan tumbuh
kembang anak
4. Meningkatkan ketakwaan, kecerdasan, kesantunan dan
keceriaan anak agar dapat menjadi manusia mandiri dan
bertanggung jawab.
5. Menjadikan Lembaga yang layak dan ramah anak.
Lapas Perempuan Kelas IIA Palembang

 VISI
Menjadi Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA
Palembang yang terdepan dalam pelayanan, professional.
Religious, bersih dan produktif.
 MISI
1. Melaksanakan pelayanan pembinaan kepribadian dan
kemandirian warga binaan pemasyarakatan.
2. Melaksanakan registrasi, klasifikasi dan sistem keamanan
sesuai ketentuan yang berlaku.
3. Melaksanakan perawatan bagi warga binaan
pemasyarakatan.
16
4. Melaksanakan bengkel kerja produktif.
Nilai-Nilai Organisasi
UPT Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Kantor
Wilayah Sumatera Selatan menjunjung tinggi tata nilai Kami
"P-A-S-T-I"
1. Profesional : Aparatur Kementerian Hukum dan HAM
adalah aparat yang bekerja keras untuk mencapai tujuan
organisasi melalui penguasaan bidang tugasnya,
menjunjung tinggi etika dan integirtas profesi;
2. Akuntabel : Setiap kegiatan dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai
dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku;
3. Sinergi : Komitmen untuk membangun dan memastikan
hubungan kerjasama yang produktif serta kemitraan yang
harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk
menemukan dan melaksanakan solusi terbaik,
bermanfaat, dan berkualitas;
4. Transparan : Kementerian Hukum dan HAM menjamin
akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk
memperoleh informasi tentang penyelenggaraan
pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses
pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang
dicapai;
5. Inovatif : Kementerian Hukum dan HAM mendukung
kreatifitas dan mengembangkan inisiatif untuk selalu
melakukan pembaharuan dalam penyelenggaraan tugas
dan fungsinya.
17
B. Deskripsi Isu / Situasi Problematik
Penetapan isu didasarkan pada teori kedudukan dan peran PNS,
yakni Pelayanan Publik, Whole of Government, serta Manajemen ASN.
Selain itu juga ditambah dengan pemahaman tentang substansi tuntutan
pekerjaan khususnya di lingkungan UPT Pemasyarakatan Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan. Isu yang ditemukan
kemudian dikomunikasikan dan dikonsultasikan pada coach serta mentor
yang merupakan atasan langsung agar lebih terjaga validitas dan
reliabilitasnya.
1. Belum optimalnya pengiriman laporan bulanan Watkesrehab
UPT Pemasyarakatan
Deskripsi isu : Laporan bulanan Watkesrehab idealnya dikirimkan
ke Kantor Wilayah oleh UPT Pemasyarakatan satu kali dalam
sebulan. Laporan tersebut akan direkapitulasi dalam satu format
untuk kemudian dikirimkan ke Direktorat Keswat. Namun pada
kenyataannya, tidak setiap UPT Pemasyarakatan mengirimkan
laporan tersebut meski telah ada upaya untuk mengingatkan dan
memberi tenggat waktu. Akibatnya, rekapitulasi menjadi tidak
lengkap.
2. Belum optimalnya pengiriman laporan Triwulan TB/HIV UPT

Pemasyarakatan
Deskripsi isu : Laporan Triwulan TB/HIV idealnya dikirimkan ke
Kantor Wilayah oleh UPT Pemasyarakatan satu kali pertiga bulan.
Laporan tersebut akan direkapitulasi dalam satu format untuk
kemudian dikirimkan ke Direktorat Keswat khusus bagian
penanganan TB/HIV. Namun pada kenyataannya, tidak setiap UPT
Pemasyarakatan mengirimkan laporan tersebut meski telah ada
upaya untuk mengingatkan dan memberi tenggat waktu.
Akibatnya, rekapitulasi menjadi tidak lengkap.
18
3. Belum optimalnya sistem pengarsipan yang memadai untuk
berkas-berkas UPT Pemasyarakatan
Deskripsi isu : Berkas-berkas yang dikirimkan UPT
Pemasyarakatan berupa laporan, surat tembusan, surat
pemberitahuan dan sebagainya belum dicatat dan diarsipkan
dengan baik. Oleh karena itu, perlu usaha yang lebih banyak
apabila sedang ada keperluan mengakses berkas tersebut
4. Belum adanya upaya promosi kesehatan mental di Lingkungan

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera
Selatan
Deskripsi isu : Tuntutan kerja yang meningkat dapat
mengakibatkan dampak negatif jika tidak diiringi dengan
kemampuan ASN dalam mengelola dan menjaga kualitas
hidupnya. Salah satu aspek penting yang menentukan bagaimana
kualitas hidup seseorang adalah kesehatan. Sebagian besar orang
telah memiliki kesadaran yang cukup tinggi dalam menjaga
kesehatan fisiknya dibanding kesehatan mental. Padahal
keduanya adalah hal yang sama pentingnya. Kurangnya
kesadaran tersebut bisa disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
atau upaya promotif mengenai urgensi kesehatan mental dalam
kehidupan sehari-hari. Akibatnya, belum ada motivasi bagi
seseorang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mental.
5. Belum tersedianya sumber daya manusia yang bekualifikasi

untuk melakukan pelayanan kesehatan mental di UPT
Pemasyarakatan
Deskripsi isu : Pelayanan kesehatan mental seharusnya dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang berkompeten di bidang tersebut.
Namun realitanya, belum semua UPT Pemasyarakatan memiliki
tenaga kesehatan yang memadai dibandingkan dengan jumlah
19
Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang sangat banyak
sehingga pelayanan kesehatan mental belum dapat terlaksana
dengan baik.
6. Belum lengkapnya sarana dan prasarana pendukung

pelayanan kesehatan mental di UPT Pemasyarakatan
Deskripsi isu : Pelaksanaan pelayanan kesehatan mental perlu
didukung dengan tersedianya sarana dan prasarana yang
memadai. Namun, realitanya belum semua UPT Pemasyarakatan
memiliki hal tersebut. Ada UPT yang sudah memiliki sebagian kecil
fasilitas yang diperlukan dan ada pula yang belum memilikinya
sama sekali.
7. Belum terlaksananya pelayanan kesehatan mental di UPT

Pemasyarakatan
Deskripsi isu : Belum terlaksananyapelayanan kesehatan mental
di UPT Pemasyarakatan sesuai dengan standar pelayanan yang
ditetapkan. Pelayanan kesehatan mental baik pada WBP baru,
WBP lama maupun pegawai Lapas/Rutan penting untuk memonitor
kondisi kesehatan mental sejak awal sehingga dapat
direkomendasikan tindak lanjut penanganan yang tepat.
Adapun ketujuh isu tersebut secara ringkas dijelaskan pada
tabel di bawah ini :
No. Identifikasi Isu / Kondisi Ideal Keterkaitan Identifikasi
Kondisi sekarang dengan Materi Akar
Permasalahan
1. Belum optimalnya Seluruh UPT Manajemen ASN Kurang
pengiriman laporan Pemasyarakatan disiplinnya
bulanan mengirimkan pegawai yang
Watkesrehab UPT laporan bulanan bertugas
Pemasyarakatan Watkesrehab tepat membuat
waktu laporan bulanan
Watkesrehab
2. Belum optimalnya Seluruh UPT Manajemen ASN Kurang
pengiriman laporan Pemasyarakatan disiplinnya
Triwulan TB/HIV mengirimkan pegawai yang
UPT laporan Triwulan bertugas
20
Pemasyarakatan TB/HIV tepat waktu membuat
laporan Triwulan
TB/HIV
3. Belum optimalnya Seluruh berkas Manajemen ASN Belum
sistem pengarsipan terkait UPT diterapkannya
yang memadai Pemasyarakatan sistem
untuk berkas- dicatat dan pengarsipan
berkas UPT diarsipkan dengan secara optimal
Pemasyarakatan baik
4. Belum adanya Adanya usaha Pelayanan Publik Sumber daya
upaya promosi promosi kesehatan manusia di
kesehatan mental mental untuk bidang psikologi
di Lingkungan UPT meningkatkan baru tersedia
Pemasyarakatan kesadaran tahun ini
Kantor Wilayah mengenai sehingga belum
Kementerian pentingnya dimulai program
Hukum dan HAM kesehatan mental kegiatan
Sumatera Selatan dalam kehidupan psikologi
sehari-hari
5. Belum tersedianya Tersedianya Manajemen ASN Belum adanya
sumber daya sumber daya rekrutmen yang
manusia yang manusia yang memadai untuk
berkualifikasi untuk bekualifikasi untuk sumber daya di
melakukan melakukan bidang psikologi
pelayanan pelayanan yang akan
kesehatan mental kesehatan mental ditempatkan di
di UPT di UPT UPT
Pemasyarakatan Pemasyarakatan Pemasyarakatan
6. Belum lengkapnya Sarana dan Pelayanan Publik Belum adanya
sarana dan prasarana anggaran atau
prasarana pendukung permintaan
pendukung pelayanan mengenai
pelayanan kesehatan mental sarana dan
kesehatan mental di UPT prasarana
di UPT Pemasyarakatan pendukung
Pemasyarakatan tersedia lengkap pelayanan
dan merata kesehatan
mental di UPT
Pemasyarakatan
7. Belum Terlaksananya Pelayanan Publik  Sumber daya
terlaksananya pelayanan manusia di
pelayanan kesehatan mental bidang
kesehatan mental di UPT psikologi yang
di UPT Pemasyarakatan baru tersedia
Pemasyarakatan tahun ini
sehingga
belum dimulai
program
kegiatan
psikologi
 Belum
lengkapnya
sarana dan
prasarana
yang
21
mendukung
 Belum adanya
sosialisasi
yang merata
mengenai
standar
pelayanan
kesehatan
mental ke UPT
Tabel 2 Identifikasi Isu
C. Analisis Isu
Setelah dideskripsikan pada bagian sebelumnya, diperlukan analisis
lanjutan dari isu-isu tersebut. Analisis isu dilakukan untuk menetapkan
kriteria isu dan kualitas isu. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan
kualitas isu tertinggi. Disamping itu, tidak semua isu bisa dikategorikan
menjadi isu aktual, oleh karena itu perlu dilakukan analisis kriteria isu.
Alat analisis yang digunakan adalah AKPK (Aktual, Kekhalayakan,
Problematika, Kelayakan).
Isu aktual yang dibahas adalah isu yang memenuhi sebagai berikut:
1. Aktual (terjadi/ akan terjadi). Isu yang sedang terjadi atau dalam
proses kejadian, sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat,
atau isu yang diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat. Bukan isu
yang sudah lepas dari perhatian masyarakat atau isu yang sudah
‘basi’.
2. Kekhalayakan. Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan
bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau sekelompok kecil
orang tertentu saja.
3. Problematik. Isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentutan
yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab
dan pemecahannya.
4. Kelayakan. Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan dapat
dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang, dan tanggung jawab.
22
Disamping pemenuhan kriteria, penggalian isu juga dapat diperoleh
melalui berbagai aspek antara lain: aspek manajemen ASN, pelayanan
publik, dan Whole of Government (WOG). Namun tidak semua isu yang
berhubungan dengan ketiga aspek tersebut di atas perlu dibicarakan dan
dipecahkan melainkan harus disesuaikan dengan organisasi atau unit
kerja.
Penentuan kualitas kriteria isu dengan metode AKPK dilakukan
dengan pembobotan 1 sampai dengan 5 untuk setiap kriterianya, adapun
keterangan dari setiap bobot, yaitu pada tabel berikut :
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
Tabel 3 Pembobotan nilai kriteria isu
Analisis dari isu-isu tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
23
A K P K
NO. ISU JLH PERINGKAT
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
Belum optimalnya pengiriman
1. laporan bulanan Watkesrehab UPT 3 4 3 2 12 5
Pemasyarakatan
Belum optimalnya pengiriman
2. laporan Triwulan TB/HIV UPT 2 4 3 2 11 6
Pemasyarakatan
Belum optimalnya sistem
3. pengarsipan yang memadai untuk 2 2 3 3 10 7
berkas-berkas UPT Pemasyarakatan
Belum adanya upaya promosi
kesehatan mental di Lingkungan
4. UPT Pemasyarakatan Kantor 4 5 5 5 19 1
Wilayah Kementerian Hukum dan
Belum tersedianya sumber daya
manusia yang berkualifikasi untuk
5. 4 4 4 4 16 3
melakukan pelayanan kesehatan
mental di UPT Pemasyarakatan
Belum lengkapnya sarana dan
prasarana pendukung pelayanan
6. 3 4 3 3 13 4
kesehatan mental di UPT
Pemasyarakatan
Belum terlaksananya pelayanan
7. kesehatan mental di UPT 4 5 5 4 18 2
Pemasyarakatan
Berdasarkan analisis di atas, dapat ditetapkan 1 (satu) isu final

berdasarkan jumlah tertinggi yang kemudian akan menjadi tema utama
dalam penentuan kegiatan aktualisasi. Isu terpilih adalah “Belum adanya
upaya promosi kesehatan mental di Lingkungan UPT
Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
Sumatera Selatan”.
D. Argumentasi terhadap Core Issue Terpilih

Berdasarkan hasil penetapan kriteria kualitas isu dengan metode
AKPK, maka core issue yang telah terpilih untuk dicarikan solusi pemecahan
masalahnya secara kreatif, dan direncanakan aktivitas dalam memberikan
kontribusinya dalam pencapaian visi, misi, dan tujuan organisasi adalah :
24
“Belum adanya upaya promosi kesehatan mental di Lingkungan UPT
Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
Isu ini memiliki prioritas tertinggi karena pengetahuan mengenai
kesehatan mental kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan
kesehatan fisik. Padahal, aspek kesehatan fisik dan mental merupakan
hal yang penting dalam penentuan baik buruknya kualitas hidup
seseorang. Berkembangnya jaman dan perubahan lingkungan tentu perlu
diiringi dengan berkembangnya kemampuan individu untuk dapat
mengelola dan menjaga kualitas hidupnya agar dapat bertahan hidup.
Kemampuan ini perlu dikembangkan dalam berbagai situasi kehidupan
sehari-hari.
Seorang WBP menggunakan seluruh besar waktunya di dalam
lingkungan Lapas/Rutan/LPKA. Perubahan lingkungan yang drastis jika
tidak diiringi dengan kemampuan mengelola diri dikhawatirkan dapat
menimbulkan efek negatif kepada WBP sehingga mempengaruhi kualitas
hidupnya. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kesadaran dan
keterampilan dalam mengelola kualitas hidup pribadi, khususnya
kesehatan mental. Salah satu cara meningkatkan kesadaran tersebut
adalah dengan meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan mental
yang dalam kegiatan aktualisasi ini berbentuk upaya promotif seperti
penyuluhan dan asesmen sederhana.
Peningkatan pengetahuan dan kesadaran menjaga kesehatan
mental diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan diri, kinerja, serta
hubungannya dengan orang lain.
25
E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS
1) Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut
memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas publik
memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007) pertama,untuk
menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi); Kedua, untuk
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional); Ketiga, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
(peran belajar).
Setiap organisasi memiliki mekanisme akuntabilitas tersendiri.
Mekanisme ini dapat diartikan secara berbeda-beda dari setiap
anggota organisasi hingga membentuk perilaku yang berbeda-beda
pula. Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang
akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung 3
dimensi yaitu Akuntabilitas kejujuran dan hukum, Akuntabilitas proses,
Akuntabilitas program, dan Akuntabilitas kebijakan. Akuntabilitas tidak
mungkin terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas. Di Indonesia,
alat akuntabilitas antara lain adalah Perencanaan Strategis (Strategic
Plans), Kontrak Kinerja, dan Laporan Kinerja.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada
beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu:
a) Kepemimpinan : Pimpinan dapat mempromosikan lingkungan
yang akuntabel dengan memberikan contoh pada orang lain (lead
by example), adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan
pekerjaan sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk
berkomitmen pula, terhindarnya dari aspek-aspek yang dapat
menggagalkan kinerja yang baik yaitu hambatan politis maupun
26
keterbatasan sumber daya, sehinggadengan adanya saran dan
penilaian yang adil dan bijaksana dapat dijadikan sebagai solusi.
b) Transparansi : Tujuan dari adanya transparansi adalah ;
a. Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara
kelompok internal dan eksternal;
b. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak
seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan;
c. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan;
d. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan
secara keseluruhan
c) Integritas : Kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi
semua hukum yang berlaku, Undang-undang, kontrak, kebijakan,
dan peraturan yang berlaku. Integritas institusi dapat memberikan
kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau stakeholders.
d) Tanggungjawab (Responsibilitas) : Responsibilitas institusi dan
responsibilitas perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap
individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap
tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk
bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat.
e) Keadilan :Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas.Oleh
sebab itu, ketidakadilan harus dihindari karena dapat
menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang
mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
f) Kepercayaan :Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-
hal yang tidak dapat dipercaya.
g) Keseimbangan : Setiap individu yang ada di lingkungan kerja
harus dapat menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan
kinerja. Adanya peningkatan kerja juga memerlukan adanya
perubahan kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan. Selain
27
itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga
harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan
keahlian (skill) yang dimiliki.
h) Kejelasan : Agar individu atau kelompok dalam melaksanakan
wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil
yang diharapkan. Dengan demikian, fokus utama untuk kejelasan
adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi
organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i) Konsistensi : Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang
tidak konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan
memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang
tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas
anggota organisasi.
d) Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-
nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar
memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa
lain sebagaimana mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme berarti
28
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila
merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia
terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa

Ketuhanan YME menjadikan Indonesia bukan sebagai negara
sekuler yang membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila justru
mendorong nilai-nilai ketuhanan mendasari kehidupan masyarakat dan
berpolitik. Nilai-nilai ketuhanan yang dikehendaki Pancasila adalah
nilai-nilai ketuhanan yang positif, yang digali dari nilai-nilai keagamaan
yang terbuka (inklusif), membebaskan dan menjunjung tinggi keadilan
dan persaudaraan.
Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai ketuhanan diharapkan
bisa memperkuat pembentukan karakter dan kepribadian, melahirkan
etos kerja yang positif, dan memiliki kepercayaan diri untuk
mengembangkan potensi diri dan kekayaan alam yang diberikan
Tuhan untuk kemakmuran masyarakat.
Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam
berarti menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai
kemanusiaan dan hak asasi manusia. Ini berarti negara menjalankan
fungsi “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
29
Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia dalam
keragaman dan terbagi dalam golongan-golongan. Keberadaan
bangsa Indonesia terjadi karena memiliki satu nyawa, satu asal akal
yang tumbuh dalam jiwa rakyat sebelumnya, yang menjalani satu
kesatuan riwayat, yang membangkitkan persatuan karakter dan
kehendak untuk hidup bersama dalam suatu wilayah geopolitik nyata.
Selain kehendak hidup bersama, keberasaan bangsa Indonesia
juga didukung oleh semangat gotong royong. Dengan sikap gotong
royong tersebut, Indonesia harus mampu melindungi segenap bangsa
dan tumpah darah Indonesia, bukan membela atau mendiamkan suatu
unsur masyarakat atau bagian tertentu dari teritorial Indonesia.
Tujuan nasionalisme yang mau didasari dari semangat gotong
royong yaitu ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti kemajemukan dan
keanekaragaman budaya, suku, etnis, agama yang mewarnai
kebangsaan Indonesia, tidak boleh dipandang sebagai hal negatif dan
menjadi ancaman yang bisa saling menegasikan. Sebaliknya, hal itu
perlu disikapi secara positif sebagai limpahan karunia yang bisa saling
memperkaya khazanah budaya dan pengetahuan melalui proses
penyerbukan budaya. Ke luar berarti memuliakan kemanusiaan
universal, dengan menjunjung tinggi persaudaraan, perdamaian dan
keadilan antar umat manusia.
Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi
pertama , badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi ajang
memperjuangkan asprasi beragam golongan yang ada di masyarakat.
Fungsi kedua, semangat permusyawaratan bisa menguatkan negara
persatuan, bukan negara untuk satu golongan atau perorangan.
Permusyawaratan dengan landasan kekeluargaan dan hikmat
30
kebijaksanaan diharapkan bisa mencapai kesepakatan yang
membawa kebaikan bagi semua pihak.
Abraham Lincoln mendefinisikan demokrasi sebagai “pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Ada tiga prasyarat dalam
pemerintahan yang demokratis, yaitu : (1) kekuasaan pemerintah
berasal dari rakyat yang diperintah; (2) kekuasaan itu harus dibatasi;
dan (3) pemerintah harus berdaulat, artinya harus cukup kuat untuk
dapat menjalankan pemerintahan secara efektif dan efisien.
Secara garis besar, terdapat dua model demokrasi, yaitu :
majoritarian democracy (demokrasi yang lebih mengutamakan suara
mayoritas) dan consensus democracy (demokrasi yang
mengutamakan konsensus atau musyawarah). Oleh karena itu, pilihan
demokrasi konsensus berupa demokrasi permusyawaratan merupakan
pilihan yang bisa membawa kemaslahatan bagi bangsa Indonesia.
Sila kelima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa
menyatakan bahwa Negara merupakan organisasi masyarakat yang
bertujuan menyelenggarakan keadilan. Keadilan sosial juga
merupakan perwujudan imperative etis dari amanat pancasila dan
UUD 1945.
Peran negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial, antara lain :
(a) perwujudan relasi yang adil di semua tingkat sistem
kemasyarakatan; (b) pengembangan struktur yang menyediakan
kesetaraan kesempatan; (c) proses fasilitasi akses atas informasi,
layanan dan sumber daya yang diperlukan; dan (d) dukungan atas
partisipasi bermakna atas pengambilan keputusan bagi semua orang.
e) Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta

keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin
31
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang
baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan
sesuai nila-nilai yang dianut (Catalano, 1991).
Konsep etika sering disamakan dengan moral. Padahal ada
perbedaan antara keduanya. Etika lebih dipahami sebagai refleksi
yang baik atau benar. Sedangkan moral mengacu pada kewajiban
untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Etika
juga dipandang sebagai karakter atau etos
individu/kelompokberdasarkan nilai-nilai dan norma-norma luhur.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-
hal prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku / etika suatu kelompok
khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional
tertentu.
Berdasarkan UU ASN, kode etik dan kode perilaku ASN adalah :
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan
berintegritas.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
32
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
undang-undang ASN, memiliki indikator sebagai berikut :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
33
4) Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder. Komitmen mutu merupakan
tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja
yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang
harus diperhatikan, yaitu :
1) Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan
alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2) Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi
merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada
tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3) Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
34
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
4) Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan
melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan
produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian
Zamit, 2010:11), yaitu :
a). Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b). Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang
telah dijanjikan;
c). Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
d). Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan,
dan sifat dapat dipercaya;
e). Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
5) Antikorupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan
sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa,
35
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga,
masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya
terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak
secara jangka panjang.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan, yaitu :
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya
kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang
berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan
transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun
orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan
untuk berbuat curang.
2) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi
akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih
terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan
membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan
tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak
benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk membantu sesama.
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang
lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna
bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin
hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi
mencapai keuntungan sesaat.
36
4) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan
dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan
kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang
yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan
dengan cara yang mudah.
5) Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk
melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia.
Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran
seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan
tercela dan nista.
6) Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang
sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya
untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia
tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
7) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya
dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk
hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi
modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa
mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
37
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-
banyaknya.
8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan.
Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani
menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri
sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-
teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal
yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman
kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa
apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan
menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah
upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan
kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran
bagi masyarakat dan bangsanya.
F. Matrik Rancangan
MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja : Psikolog Klinis Pertama pada Subbidang
Kesehatan dan Perawatan Narapidana/Tahanan dan
Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan
Negara di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
Identifikasi Isu : 1. Belum optimalnya pengiriman laporan bulanan
Watkesrehab UPT Pemasyarakatan
38
2. Belum optimalnya pengiriman laporan
Triwulan TB/HIV UPT Pemasyarakatan
3. Belum optimalnya sistem pengarsipan
yang memadai untuk berkas-berkas UPT
Pemasyarakatan
4. Belum adanya upaya promosi kesehatan
mental di Lingkungan UPT
Pemasyarakatan Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Sumatera
Selatan
5. Belum tersedianya sumber daya
manusia yang bekualifikasi untuk
melakukan pelayanan kesehatan mental
di UPT Pemasyarakatan
6. Belum lengkapnya sarana dan prasarana
pendukung pelayanan kesehatan mental
di UPT Pemasyarakatan
7. Belum terlaksananya pelayanan
kesehatan mental di UPT
Pemasyarakatan
Isu yang diangkat : Belum adanya upaya promosi
kesehatan mental di Lingkungan UPT
Pemasyarakatan Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Sumatera
Selatan
Gagasan pemecahan Isu : 1. Membuat video promosi kesehatan
mental
2. Melakukan persiapan pelaksanaan
asesmen sederhana
39
3. Melakukan penyuluhan kesehatan
mental pada Warga Binaan
Pemasyarakatan
4. Melakukan asesmen sederhana pada
Warga Binaan Pemasyarakatan
5. Membuat laporan hasil asesmen
sederhana
6. Melakukan kerjasama dengan CPNS
tenaga kesehatan di UPT
Pemasyarakatan untuk melakukan
promosi kesehatan mental pada WBP
7. Melakukan diskusi online mengenai
kesehatan mental dengan perwakilan
CPNS setiap UPT Pemasyarakatan
8. Mengirimkan artikel mengenai
kesehatan mental kepada Subbagian
Humas untuk dimuat pada buletin kanwil
edisi selanjutnya
40
Kontribusi Kegiatan Kontribusi Pencapaian
Keterkaitan Substansi Masa
No. Kegiatan Tahapan Output / Hasil Pencapaian Visi dan Misi Penguatan Nilai – Nilai
Pelatihan
Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Membuat video a. Menyusun a. Konten materi Pelayanan Publik: Video Rutan Kelas I Palembang : Inovatif
promosi konten materi tersusun promosi yang dibuat ditujukan Melaksanakan pelayanan, Kegiatan ini merupakan salah
kesehatan b. Mengajukan b. Konten materi untuk Warga Binaan perawatan, pengelolaan, satu upaya pembaharuan
mental konten materi disetujui oleh atasan Pemasyarakatan sebagai salah pengamanan dan pembinaan dalam mendukung
kepada atasan c. Desain video telah satu bentuk pelayanan psikologi warga Binaan Pemasyarakatan pelaksanaan tugas dan fungsi
c. Membuat desain siap (WBP) dalam rangka pegawai melalui pemberian
video d. Skenario rekaman Akuntabilitas terlaksananya sistem edukasi pentingnya
d. Membuat suara telah Keseimbangan : Pengetahuan pemasyarakatan kesehatan mental.
skenario tersusun* yang diperoleh dari media video
rekaman suara* e. Skenario rekaman edukasi dapat membantu LPKA Kelas I Palembang :
e. Mengajukan suara disetujui oleh pegawai memahami pentingnya Melaksanakan pelayanan,
skenario atasan* kesehatan mental dan menjadi perawatan, pendidikan,
rekaman suara f. Rekaman suara penyeimbang terkait dengan pembinaan, pembimbingan
ke atasan* telah siap* pekerjaan. Diharapkan dan pendampingan tumbuh
f. Melakukan g. Desain video keseimbangan antara keahlian kembang anak
perekaman disetujui oleh atasan pekerjaan dengan mengelola
suara* h. Desain video siap kesehatan mental diri sendiri LPP Kelas IIA Palembang :
g. Mengajukan digunakan dapat mendukung pelaksanaan Melaksanakan pelayanan
desain video kinerja yang lebih baik pembinaan kepribadian dan
kepada atasan Bukti : kemandirian warga binaan
h. Finalisasi video Foto proses Nasionalisme pemasyarakatan
pembuatan, Konsep Mengakui dan
konten (materi) video, memperlakukan manusia
Skenario dan revisi sesuai dengan harkat dan
skenario martabatnya sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa :
Edukasi tentang kesehatan
mental diharapkan dapat
menjadi dasar seseorang dalam
memperlakukan dirinya sendiri
maupun orang lain dengan
lebih manusiawi
41
Etika Publik
Mengutamakan pencapaian
hasil dan mendorong kinerja
pegawai : Pengetahuan
mengenai kesehatan mental
diharapkan dapat membuat
pegawai terdorong untuk
mengelola kondisi kesehatan
mental dirinya sehingga bisa
berdampak pada kinerja yang
lebih baik
Komitmen Mutu
Efisien : Metode penyuluhan
melalui video promosi menjadi
solusi permasalahan jarak dan
waktu antar UPT
Inovasi :
Informasi yang dimuat dalam
video dapat bermanfaat dalam
meningkatkan pengetahuan
dan memberi solusi dalam
mengatasi kurangnya
pengetahuan tentang
kesehatan mental
Antikorupsi
Peduli : Pemberian edukasi
diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran dan kepedulian
pegawai terhadap kondisi
kesehatan mentalnya sendiri
maupun orang lain sehingga
42
dapat mempengaruhi sikap dan
kinerjanya
2. Melakukan a. Menyiapkan a. Kuesioner asesmen Pelayanan Publik : Persiapan Rutan Kelas I Palembang : Inovatif
persiapan kuesioner yang telah siap asesmen ditujukan untuk Melaksanakan pelayanan, Persiapan pelaksanaan
pelaksanaan akan digunakan b. Kuesioner asesmen Warga Binaan Pemasyarakatan perawatan, pengelolaan, asesmen psikologi termasuk
asesmen b. Berkoordinasi disetujui oleh atasan sebagai salah satu bentuk pengamanan dan pembinaan hal yang baru serta sebagai
sederhana dengan atasan c. Kuesioner telah pelayanan psikologi warga Binaan Pemasyarakatan pendukung dimulainya
c. Melengkapi dilengkapi dengan (WBP) dalam rangka pelayanan psikologi di
kuesioner data demografi dan Akuntabilitas terlaksananya sistem lingkungan UPT
dengan data lembar kesediaan Integritas :Persiapan pemasyarakatan Pemasyarakatan
demografi dan d. Kuesioner telah diuji pelaksanaan asesmen yang
lembar kesediaan coba optimal akan membantu LPKA Kelas I Palembang :
d. Menguji coba e. Kuesioner telah terlaksananya asesmen sesuai Melaksanakan pelayanan,
kuesioner diperbanyak sesuai dengan prosedur yang perawatan, pendidikan,
e. Memperbanyak kebutuhan seharusnya pembinaan, pembimbingan
jumlah kuesioner f. Kebutuhan alat tulis dan pendampingan tumbuh
sesuai dengan untuk pengisian Nasionalisme kembang anak
kebutuhan kuesioner lengkap Mengembangkan sikap tidak
f. Melengkapi g. Kuesioner siap semena-mena terhadap orang LPP Kelas IIA Palembang :
kebutuhan alat digunakan lain: Persiapan pelaksanaan Melaksanakan pelayanan
tulis untuk yang optimal sebagai upaya pembinaan kepribadian dan
pengisian agar tetap menjunjung tinggi kemandirian warga binaan
kuesioner Bukti : nilai-nilai kemanusiaan pemasyarakatan
g. Finalisasi Foto, konsep kuesioner,
persiapan konsep data demografi Etika Publik
dan lembar kesediaan Mengutamakan pencapaian
pegawai :Persiapan
pelaksanaan asesmen
mengutamakan terkumpulnya
hasil asesmen yang objektif dan
dapat diolah dengan lebih
mudah
43
Komitmen Mutu
Efektif :Persiapan yang optimal
akan mendukung pelaksanaan
asesmen yang juga optimal
Antikorupsi
Kerja Keras :Persiapan yang
matang tentu merupakan buah
dari adanya kerja keras
3. Melakukan a. Menyiapkan a. Materi penyuluhan Pelayanan Publik : Rutan Kelas I Palembang : Inovatif
penyuluhan materi siap Penyuluhan kesehatan mental Melaksanakan pelayanan, Pelaksanaan penyuluhan
kesehatan penyuluhan b. Konsep soal pretest ditujukan kepada Warga Binaan perawatan, pengelolaan, kesehatan mental pada WBP
mental pada sebagai dan posttest telah Pemasyarakatan sebagai salah pengamanan dan pembinaan merupakan bentuk inisiatif
Warga Binaan pelengkap video siap* satu bentuk pelayanan psikologi warga Binaan Pemasyarakatan untuk memulai diadakannya
Pemasyarakatan promosi c. Konsep berita acara (WBP) dalam rangka pelayanan psikologi di
kesehatan mental penyuluhan telah Akuntabilitas terlaksananya sistem lingkungan UPT
b. Membuat konsep siap* Kejelasan : Pengetahuan yang pemasyarakatan Pemasyarakatan Kantor
soal pretest dan d. Materi penyuluhan diperoleh dari penyuluhan Wilayah
posttest* disetujui atasan dapat memberi kejelasan pada LPKA Kelas I Palembang :
c. Membuat konsep e. Adanya WBP mengenai pentingnya Melaksanakan pelayanan,
berita acara kesepakatan jadwal kesehatan mental perawatan, pendidikan,
penyuluhan* penyuluhan dengan pembinaan, pembimbingan
d. Berkoordinasi LPP Kelas IIA Nasionalisme dan pendampingan tumbuh
dengan atasan Palembang Mengakui dan kembang anak
terkait materi f. Adanya memperlakukan manusia
penyuluhan kesepakatan jadwal sesuai dengan harkat dan LPP Kelas IIA Palembang :
e. Berkoordinasi penyuluhan dengan martabatnya sebagai makhluk Melaksanakan pelayanan
dengan pegawai LPKA Kelas I Tuhan Yang Maha Esa : pembinaan kepribadian dan
LPP Kelas IIA Palembang Edukasi dan diskusi interaktif kemandirian warga binaan
Palembang g. Adanya tentang kesehatan mental pemasyarakatan
terkait jadwal kesepakatan jadwal diharapkan dapat menjadi
penyuluhan penyuluhan dengan dasar seseorang dalam
f. Berkoordinasi Rutan Kelas I memperlakukan dirinya sendiri
dengan pegawai Palembang maupun orang lain dengan
44
LPKA Kelas I h. Dokumen lebih baik
Palembang pendukung
terkait jadwal penyuluhan yang Etika Publik
penyuluhan akan dibawa ke Mengutamakan pencapaian
g. Berkoordinasi UPT telah siap hasil dan mendorong kinerja
dengan pegawai i. Penyuluhan di LPP pegawai : Pengetahuan
Rutan Kelas I Kelas IIA mengenai kesehatan mental
Palembang Palembang diharapkan dapat membuat
terkait jadwal terlaksana WBP terdorong untuk
penyuluhan j. Penyuluhan di mengelola kondisi kesehatan
h. Menyiapkan LPKA Kelas I mental dirinya sehingga bisa
dokumen Palembang berdampak pada kualitas hidup
pendukung terlaksana yang lebih baik
penyuluhan untuk k. Penyuluhan di
dibawa ke UPT Rutan Kelas I Komitmen Mutu
i. Melakukan Palembang Efektif : Kegiatan penyuluhan
penyuluhan ke terlaksana secara langsung dapat
LPP Kelas IIA membuat informasi
Palembang tersampaikan dengan lebih
j. Melakukan Bukti : interaktif
penyuluhan ke Foto, daftar hadir, berita
LPKA Kelas I acara, surat pengantar Antikorupsi
Palembang ke UPT, handout PPT, Peduli : Pemberian edukasi
k. Melakukan lembar pre-posttest mengenai kesehatan mental
penyuluhan ke diharapkan dapat
Rutan Kelas I meningkatkan kesadaran dan
Palembang kepedulian WBP terhadap
kondisi kesehatan mentalnya
sendiri maupun orang lain
sehingga dapat mempengaruhi
aktivitasnya sehari-hari
4. Melakukan a. Menyiapkan a. Kuesioner asesmen Pelayanan Publik : Asesmen Rutan Kelas I Palembang : Inovatif :
asesmen kuesioner siap digunakan sederhana ditujukan pada Melaksanakan pelayanan, Pelaksanaan asesmen
45
sederhana pada asesmen b. Seluruh peserta Warga Binaan perawatan, pengelolaan, sederhana pada WBP
Warga Binaan b. Membagikan penyuluhan telah Pemasyarakatan sebagai salah pengamanan dan pembinaan merupakan bentuk inisiatif
Pemasyarakatan kuesioner mendapatkan satu bentuk pelayanan psikologi warga Binaan Pemasyarakatan untuk memulai diadakannya
asesmen* kuesioner* (WBP) dalam rangka pelayanan psikologi di
c. Memberikan c. Instruksi pengerjaan Akuntabilitas terlaksananya sistem lingkungan UPT
instruksi telah diberikan Keseimbangan : Pemberian pemasyarakatan Pemasyarakatan Kantor
pengerjaan d. Pengisian kuesioner asesmen merupakan upaya Wilayah
d. Memantau terpantau untuk membantu WBP menilai LPKA Kelas I Palembang :
jalannya e. Kuesioner yang bagaimana kondisi kesehatan Melaksanakan pelayanan,
pengisian sudah terisi telah mentalnya sendiri. Hal ini perawatan, pendidikan,
kuesioner terkumpul* diharapkan dapat memberikan pembinaan, pembimbingan
e. Mengumpulkan f. Seluruh kuesioner wawasan mengenai kondisi diri dan pendampingan tumbuh
kuesioner yang terisi lengkap dan bagaimana interaksinya kembang anak
sudah terisi* dengan orang lain
f. Memeriksa LPP Kelas IIA Palembang :
kelengkapan Bukti : Nasionalisme Melaksanakan pelayanan
pengisian Foto, daftar hadir Menjunjung tinggi nilai-nilai pembinaan kepribadian dan
kuesioner asesmen kemanusiaan: Pelaksanaan kemandirian warga binaan
asesmen berusaha tetap pemasyarakatan
menjunjung tinggi nila-nilai
kemanusiaan
Etika Publik
Memberikan layanan kepada
publik secara tanggap, tepat,
dan berdaya guna dan
berhasil guna : Pelaksanaan
asesmen akan dipandu dalam
satu waktu secara bersama-
sama sehingga pengumpulan
data bisa terlaksana dengan
lebih efisien
Komitmen Mutu
Efektif : Pelaksanaan asesmen
46
menggunakan alat tes psikologi
(dalam hal ini kuesioner) dapat
mengungkap informasi pribadi
WBP secara valid
Antikorupsi
Disiplin : Pelaksanaan
asesmen disertai dengan
petunjuk pengisian serta aturan
lainnya sehingga WBP perlu
memperhatikan serta mengikuti
arahan yang diberikan
5. Membuat a. Merekapitulasi a. Lengkapnya Pelayanan Publik : Laporan Rutan Kelas I Palembang : Akuntabel :
laporan hasil data hasil rekapitulasi data hasil asesmen ditujukan kepada Melaksanakan pelayanan, Pembuatan laporan
asesmen asesmen hasil asesmen Warga Binaan perawatan, pengelolaan, merupakan bentuk
sederhana b. Mengolah data b. Data hasil asesmen Pemasyarakatan sebagai salah pengamanan dan pembinaan pertanggungjawaban kepada
hasil asesmen telah diolah satu bentuk pelayanan psikologi warga Binaan Pemasyarakatan pihak UPT Pemasyarakatan
c. Membuat laporan c. Laporan hasil (WBP) dalam rangka berdasarkan pelaksanaan
asesmen asesmen siap Akuntabilitas terlaksananya sistem asesmen sebelumnya
psikologi digunakan Kejelasan : Laporan hasil pemasyarakatan
d. Menyerahkan d. Laporan hasil asesmen memberikan
laporan asesmen asesmen gambaran mengenai kesehatan LPKA Kelas I Palembang :
pada pihak UPT diserahkan pada mental WBP pada aspek yang Melaksanakan pelayanan,
pihak UPT diukur oleh alat tes. perawatan, pendidikan,
pembinaan, pembimbingan
Bukti : Nasionalisme dan pendampingan tumbuh
Foto, rekapitulasi Mengembangkan sikap tidak kembang anak
skoring hasil pre- semena-mena terhadap orang
posttest dan kuesioner lain:Pembuatan laporan LPP Kelas IIA Palembang :
DASS, laporan didasarkan pada hasil asesmen Melaksanakan pelayanan
pelaksanaan, secara objektif pembinaan kepribadian dan
tangkapan layar kemandirian warga binaan
pengiriman laporan via Etika Publik pemasyarakatan
e-mail Mempertanggung jawabkan
47
tindakan dan kinerja kepada
publik : Pembuatan laporan
hasil asesmen merupakan
salah satu bentuk
pertanggungjawaban kepada
pihak UPT untuk kemudian
diharapkan ada tindaklanjut
sesuai rekomendasi yang
diberikan
Komitmen Mutu
Efektif :Pembuatan laporan
dapat mendukung tercapainya
tujuan asesmen yakni
mendapatkan informasi
psikologis WBP
Antikorupsi
Jujur : Laporan hasil asesmen
disusun secara objektif
sehingga diharapkan dapat
memberikan gambaran yang
mendekati gambaran pribadi
WBP yang sebenarnya.
6. Melakukan a. Berkoordinasi a. Atasan menyetujui Whole of Government: Rutan Kelas I Palembang : Sinergis
kerjasama dengan atasan adanya kerjasama Kerjasama ini sebagai bentuk Melaksanakan pelayanan, Grup khusus pegawai ini
dengan CPNS b. Menyampaikan dengan tenaga kolaborasi antara pihak Kantor perawatan, pengelolaan, dapat menjadi sarana untuk
tenaga informasi kesehatan UPT Wilayah dengan UPT pengamanan dan pembinaan membina kerjasama dengan
kesehatan di mengenai video b. Tenaga kesehatan Pemasyarakatan agar upaya warga Binaan Pemasyarakatan pihak-pihak yang terkait
UPT promosi UPT mendapatkan promosi ini dapat diterapkan (WBP) dalam rangka
Pemasyarakatan kesehatan mental informasi mengenai dengan lebih luas terlaksananya sistem
untuk kepada tenaga video promosi pemasyarakatan
melakukan kesehatan UPT kesehatan mental Akuntabilitas
promosi c. Menyiapkan c. Brosur kesehatan Keadilan : Bekerjasama LPKA Kelas I Palembang :
48
kesehatan brosur yang mental telah siap dengan perwakilan UPT dapat Melaksanakan pelayanan,
mental pada berisi materi digunakan* membantu penyebaran media perawatan, pendidikan,
WBP kesehatan d. Tenaga kesehatan edukasi menjadi menyeluruh pembinaan, pembimbingan
mental* UPT mendapatkan dan lebih mudah mencapai dan pendampingan tumbuh
d. Memberi pengarahan sasaran kembang anak
pengarahan e. Terjalin kerjasama
kepada tenaga dengan tenaga Nasionalisme LPP Kelas IIA Palembang :
kesehatan UPT kesehatan UPT Memajukan pergaulan demi Melaksanakan pelayanan
e. Bekerjasama menyampaikan persatuan dan kesatuan pembinaan kepribadian dan
dengan tenaga materi kesehatan bangsa : Kerjasama dengan kemandirian warga binaan
kesehatan UPT mental baik dalam pegawai UPT dapat pemasyarakatan
untuk bentuk penayangan mempererat persatuan dan
menyampaikan video atau kesatuan khususnya di
materi kesehatan pembagian brosur lingkungan UPT
mental baik Pemasyarakatan dengan
dalam bentuk Kantor Wilayah
penayangan
video atau Bukti : Etika Publik
pembagian Foto, tangkapan layar Menghargai komunikasi,
brosur diskusi dengan tenaga konsultasi, dan kerjasama :
kesehatan UPT, surat Dibuatnya grup whatsapp
permohonan sebagai sarana menjalin
kerjasama, brosur komunikasi dan kerjasama
dengan UPT Pemasyarakatan
Komitmen Mutu
Efisien : Pembuatan grup
khusus menjadi solusi
permasalahan jarak dan waktu
dalam penyebaran edukasi
kesehatan mental
Antikorupsi
Adil : Dengan adanya
49
kerjasama dengan perwakilan
pegawai UPT, maka
penyebaran edukasi akan lebih
luas sehingga besar peluang
seluruh UPT mendapatkan
materi edukasi tersebut.
7. Melakukan a. Menyiapkan a. Materi diskusi online Manajemen ASN: edukasi Rutan Kelas I Palembang : Inovatif
diskusi online materi diskusi telah siap mengenai kesehatan mental Mengembangkan kompetensi Kegiatan ini merupakan salah
mengenai online b. Materi diskusi online diharapkan dapat mendukung dan potensi sumber daya satu upaya pembaharuan
kesehatan b. Berkoordinasi disetujui oleh atasan CPNS dalam mengelola manusia petugas Rumah dalam mendukung
mental dengan dengan atasan c. Publikasi diskusi kualitas hidupnya serta Tahanan Negara Kelas I pelaksanaan tugas dan fungsi
perwakilan c. Membuat online telah siap berdampak pada kinerjanya Palembang menuju Rumah pegawai melalui pemberian
CPNS setiap publikasi diskusi d. Publikasi diskusi sehari-hari Tahanan Negara Kelas I edukasi pentingnya
UPT online online telah tersebar Palembang yang aman dan kesehatan mental.
Pemasyarakatan d. Menyebarkan di di grup CPNS Whole of Government : diskusi tertib
publikasi diskusi atau personal chat dengan CPNS di UPT
online di grup e. Link pengisian data Pemasyarakatan sebagai LPKA Kelas I Palembang :
CPNS atau diri dan evaluasi bentuk pendekatan informal Melaksanakan pelayanan,
personal chat telah siap yang menekankan aspek perawatan, pendidikan,
e. Membuat link digunakan* kebersamaan serta bentuk pembinaan, pembimbingan
untuk mengisi f. Diskusi online telah koordinasi untuk mencapai dan pendampingan tumbuh
data diri dan link terlaksana tujuan bersama kembang anak
untuk mengisi
evaluasi * Bukti : Akuntabilitas LPP Kelas IIA Palembang :
f. Melaksanakan File publikasi,tangkapan Keseimbangan : Diskusi online Melaksanakan pelayanan
diskusi online layar jumlah peserta dapat menjadi sarana diskusi pembinaan kepribadian dan
dan diskusi online, interaktif antara pegawai kemandirian warga binaan
tangkapan layar dengan narasumber. pemasyarakatan
pengisian data diri dan Pengetahuan yang diperoleh
evaluasi dapat membantu pegawai
memahami pentingnya
kesehatan mental dan menjadi
penyeimbang terkait pekerjaan.
50
Diharapkan keseimbangan
antara keahlian pekerjaan
dengan mengelola kesehatan
mental diri sendiri dapat
mendukung pelaksanaan
kinerja yang lebih baik
Nasionalisme
Mengakui dan
memperlakukan manusia
sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha
Esa : Edukasi dan diskusi
interaktif tentang kesehatan
menjadi dasar seseorang
dalam memperlakukan dirinya
sendiri maupun orang lain
dengan lebih manusiawi
Etika Publik
lebih baik
Komitmen Mutu
Efektif : Diskusi online
51
diharapkan mampu menjadi
sarana diskusi interaktif
mengenai isu kesehatan mental
Efisien : Diskusi yang dilakukan
secara online dapat menjadi
solusi perbedaan jarak dan
waktu serta penghematan biaya
dan tenaga
Antikorupsi
maupun orang lain sehingga
dapat mempengaruhi sikap dan
kinerjanya
8. Mengirimkan a. Menyusun konten a. Konten artikel telah Pelayanan Publik : Informasi Misi 6 Inovatif
artikel mengenai artikel tersusun yang terdapat pada artikel Mewujudkan aparat Kegiatan ini merupakan salah
kesehatan b. Mengajukan b. Konten artikel ditujukan untuk pembaca yang Kementerian Hukum dan satu upaya pembaharuan
mental kepada konten artikel disetujui atasan lebih luas dengan tujuan untuk HAM yang profesional dan dalam mendukung
Subbagian kepada atasan c. Artikel tersusun meningkatkan pengetahuan berintegritas : Dengan pelaksanaan tugas dan fungsi
Humas untuk c. Menyusun konten sesuai format yang mengenai kesehatan mental bertambahnya pengetahuan pegawai melalui pemberian
dimuat pada artikel sesuai ditentukan mengenai kesehatan mental, edukasi pentingnya
buletin kanwil dengan format d. Artikel diserahkan Whole of Government : diharapkan pegawai dapat kesehatan mental.
edisi selanjutnya yang ditentukan kepada Subbagian Pengiriman artikel mengenai memanfaatkannya dalam
d. Berkoordinasi Humas Kanwil kesehatan mental sebagai menjaga kesehatan mental diri
dengan bentuk koordinasi horizontal sendiri maupun masyarakat
Subbagian Bukti : untuk mencapai tujuan bersama yang dilayaninya
Humas untuk Foto, Konsep artikel, 1) Akuntabilitas
menyerahkan tangkapan layar Keseimbangan : Pengetahuan
52
artikel pengiriman artikel via e- yang diperoleh dari penyuluhan
mail dapat membantu pegawai
memahami pentingnya
kesehatan mental dan menjadi
penyeimbang terkait pekerjaan.
Diharapkan keseimbangan
antara keahlian pekerjaan
dengan mengelola kesehatan
mental diri sendiri dapat
mendukung pelaksanaan
2) Nasionalisme
Mengakui dan
memperlakukan manusia
sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa :
Edukasi tentang kesehatan
menjadi dasar seseorang dalam
memperlakukan dirinya sendiri
maupun orang lain dengan
lebih manusiawi
3) Etika Publik
53
lebih baik
4) Komitmen Mutu
Efisien : Artikel kesehatan
mental bisa memberikan
pengetahuan kepada para
pembaca buletin Kanwil di
berbagai daerah yang
mendapatkannya
Inovasi :
Informasi yang dimuat dalam
artikel dapat bermanfaat dalam
meningkatkan pengetahuan
dan memberi solusi dalam
mengatasi kurangnya
pengetahuan tentang
kesehatan mental
5) Antikorupsi
maupun orang lain
G. Jadwal Kegiatan Aktualisasi (Habituasi)

No Kegiatan Minggu Pelaksanaan
54
Juli Agustus September Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1
1 Membuat video promosi kesehatan mental
2 Melakukan persiapan pelaksanaan
asesmen sederhana
3 Melakukan penyuluhan kesehatan mental
pada Warga Binaan Pemasyarakatan
4 Melakukan asesmen sederhana pada
Warga Binaan Pemasyarakatan
5 Membuat laporan hasil asesmen
sederhana
6 Melakukan kerjasama dengan CPNS
tenaga kesehatan di UPT
Pemasyarakatan untuk melakukan
promosi kesehatan mental pada WBP
7 Melakukan diskusi online mengenai
kesehatan mental dengan perwakilan
CPNS setiap UPT Pemasyarakatan
8 Mengirimkan artikel mengenai kesehatan
mental kepada Subbagian Humas untuk
dimuat pada buletin kanwil edisi
selanjutnya
55
H. Kendala dan Antisipasi
Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi, terdapat kemungkinan
adanya kendala atau hambatan.
No. Kendala Antisipasi

1. WBP kesulitan mengisi Bekerjasama dengan petugas
kuesioner karena belum pemasyarakatan yang tersedia
memiliki pengalaman dan/atau untuk membantu pengisian
tidak bisa baca tulis kuesioner
2. Kesulitan dalam pelaksanaan Menyiapkan surat pengantar
penyuluhan (jadwal penyuluhan, yang ditandatangani Kepala
pelaksanaan penyuluhan oleh Bidang sebagai dokumen resmi
tenaga kesehatan) di UPT luar serta adanya follow up dengan
kota Palembang meminta bantuan mentor
56
BAB III
PELAKSANAAN AKTUALISASI
A. Pendalaman Core Issue Terpilih dan Analisis Dampak

Berdasarkan analisis isu dengan menggunakan alat analisis AKPK
(Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan) didapatkan isu terpilih
yakni “Belum adanya upaya promosi kesehatan mental di Lingkungan
UPT Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
Secara umum, pengetahuan mengenai kesehatan mental masih
kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan kesehatan fisik.
Padahal, aspek kesehatan fisik dan mental merupakan hal yang penting
dalam penentuan baik buruknya kualitas hidup seseorang. Salah satu
contoh yang bisa kita lihat adalah terkadang seseorang dapat dengan
mudah memberi label pada orang lain bahwa ia sedang stres, depresi,
dan sebagainya padahal belum sepenuhnya mengetahui apa dan
bagaimana sebenarnya stres dan depresi itu. Bahkan, terkadang
perubahan perilaku yang terjadi pada diri sendiri, misalnya menjadi cepat
marah atau menyendiri tidak dianggap sebagai ‘pertanda’ bahwa ada
sesuatu yang tidak baik sedang terjadi dengan kondisi mentalnya. Hal
tersebut jika tidak ditangani dengan baik, besar peluangnya untuk dapat
menimbulkan kerugian baik pada dirinya sendiri maupun orang lain.
Berkembangnya jaman dan perubahan lingkungan tentu perlu
diiringi dengan berkembangnya kemampuan individu untuk dapat
mengelola dan menjaga kualitas hidupnya agar dapat bertahan hidup
dengan baik dan sejahtera. Kemampuan ini perlu dikembangkan dalam
berbagai situasi kehidupan sehari-hari, termasuk di dalamnya adalah
situasi kehidupan seorang warga binaan pemasyarakatan (WBP).
Seorang WBP menggunakan seluruh besar waktunya di
lapas/rutan/LPKA. Perubahan lingkungan yang semula berada di
57
kalangan masyarakat pada umumnya berubah menjadi lingkungan yang
membatasi kemerdekannya tentu menimbulkan efek tersendiri bagi WBP.
Perubahan yang drastis tersebut jika tidak diiringi dengan kemampuan
mengelola diri dikhawatirkan dapat menimbulkan efek negatif kepada
WBP sehingga mempengaruhi kualitas hidupnya, seperti perubahan
perilakunya baik pada diri sendiri maupun orang lain.
Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kesadaran dan
keterampilan dalam mengelola kualitas hidup pribadi, khususnya
kesehatan mental. Salah satu cara meningkatkan kesadaran tersebut
adalah dengan meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan mental
yang dalam kegiatan aktualisasi ini berbentuk upaya promotif seperti
penyuluhan dan asesmen sederhana. Peningkatan pengetahuan dan
kesadaran menjaga kesehatan mental diharapkan dapat juga
meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan diri, saat beraktivitas, serta
dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut, maka penulis
menyusun sejumlah kegiatan dan menganalisis bagaimana dampak dari
kegiatan tersebut. Berikut analisa dampak dari setiap kegiatan :
1. Membuat video promosi kesehatan mental
Dalam upaya promosi dengan cara yang lebih menarik,
pengetahuan mengenai kesehatan mental diberikan dalam bentuk
video animasi yang juga dilengkapi dengan rekaman suara untuk
menjadikan materi lebih mudah dipahami. Selain itu, materi yang
dikemas dalam bentuk video juga membuat paparan atau penjelasan
mengenai materi kesehatan mental disajikan dengan lebih ringkas dan
tidak monoton.
2. Melakukan persiapan pelaksanaan asesmen sederhana
Agar mendapatkan data yang sesuai dengan kebutuhan, maka
sebelum dilaksanakan asesmen psikologi, perlu adanya persiapan
khusus. Utamanya persiapan dalam memilih instrumen apa yang akan
digunakan dalam asesmen, mempertimbangkan faktor kerumitan
58
asesmen, jumlah aitem, cara mengadministrasikan instrumen
tersebut, jumlah peserta, data tambahan sebagai pelengkap
instrumen utama, dan sebagainya. Dengan adanya persiapan ini,
maka asesmen yang diberikan sudah terencana dengan lebih baik
serta diharapkan memberikan gambaran hasil yang sesuai dengan
kondisi sebenarnya.
3. Melakukan penyuluhan kesehatan mental pada Warga Binaan
Pemasyarakatan
Penyuluhan secara langsung dapat membuat materi
kesehatan mental disampaikan dengan lebih jelas dan interaktif.
Dalam agenda penyuluhan selain ditampilkan video promosi
kesehatan mental, materi kesehatan mental juga ditampilkan dalam
bentuk powerpoint yang menjelaskan materi yang sama seperti
dalam video. Dengan begitu, materi dalam video bisa dijelaskan
lebih mendalam. Selain itu, tayangan video dan powerpoint yang
memuat materi yang sama diharapkan dapat membuat subjek
menjadi lebih paham (karena materi diberikan secara berulang).
4. Melakukan asesmen sederhana pada Warga Binaan
Pemasyarakatan
Asesmen ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui
bagaimana gambaran kondisi mental WBP. Gambaran yang
diperoleh dapat dijadikan dasar untuk mempertimbangkan apa saja
asesmen lanjutan lain yang dibutuhkan, diberikan kepada siapa,
serta teknis asesmen seperti apa yang lebih cocok digunakan pada
WBP untuk selanjutnya diberikan perlakuan lain yang lebih tepat.
5. Membuat laporan hasil asesmen sederhana
Agar data hasil asesmen dapat dipertanggung jawabkan,
dipergunakan dengan baik dan dapat dipahami oleh para pembaca,
maka perlu adanya rekapitulasi data, pengolahan data, hingga
penyusunan laporan. Rekapitulasi dan pengolahan data membuat
interpretasi atau pembacaan hasil asesmen menjadi lebih mudah
59
dan ringkas. Data tersebut kemudian disusun dalam bentuk
laporan agar lebih mudah dibaca dan dipahami oleh pihak-pihak
yang berkepentingan.
6. Melakukan kerjasama dengan CPNS tenaga kesehatan di UPT
Pemasyarakatan untuk melakukan promosi kesehatan mental pada
WBP
Keterbatasan sumber daya manusia dalam bidang psikologi
saat ini menjadi salah satu sebab belum dimulainya promosi
kesehatan mental yang merata di lingkungan Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan. Namun, salah
satu hal yang dapat dilakukan adalah melakukan kerjasama
dengan tenaga kesehatan dalam menyebarkan pengetahuan
mengenai kesehatan mental. Dengan begitu, pengetahuan
tersebut dapat tersebar dengan lebih luas sehingga lebih banyak
WBP dan pegawai yang mendapatkan tambahan wawasan
mengenai kesehatan mental. Selain itu, bentuk kerjasama yang
dilakukan juga menyesuaikan dengan karakteristik UPT masing-
masing sehingga dapat lebih memudahkan dalam pelaksanaannya.
Hal ini juga sekaligus menjadi metode trial and error dalam mencari
cara yang paling tepat untuk menyebarluaskan informasi ke seluruh
UPT Pemasyarakatan di Sumatera Selatan.
7. Melakukan diskusi online mengenai kesehatan mental dengan
perwakilan CPNS setiap UPT Pemasyarakatan
Dalam lingkungan pemasyarakatan, bukan hanya WBP yang
perlu menjadi fokus perhatian, namun juga petugas
pemasyarakatan, termasuk di dalamnya adalah para Calon
Pegawai Negeri Sipil. Oleh karenanya, penulis membuat sebuah
grup diskusi online bagi para CPNS Kemenkumham Sumatera
Selatan. Pada dasarnya, topik diskusi adalah juga tentang
kesehatan mental dan bahan diskusi yang digunakan sama dengan
materi pada video promosi dan penyuluhan kesehatan mental.
60
Perbedaannya adalah metode penyampaiannya yang
menggunakan media pesan instan yaitu Whatsapp. Metode ini
dipilih karena dianggap lebih memudahkan untuk diakses oleh
seluruh CPNS yang tersebar di berbagai lokasi serta lebih hemat
energi dan biaya dibandingkan dengan pertemuan tatap muka.
Dengan begitu, pengetahuan tentang kesehatan mental bisa juga
didapatkan oleh petugas pemasyarakatan dan diharapkan dapat
memberikan manfaat dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
8. Mengirimkan artikel mengenai kesehatan mental kepada
Subbagian Humas untuk dimuat pada buletin kanwil edisi
selanjutnya
Pelaksanaan penyuluhan serta informasi mengenai
kesehatan mental dikemas dalam bentuk artikel untuk kemudian
diajukan pada Subbagian Penyusunan Pelaporan, Humas, dan
Teknologi Informasi untuk dimuat dalam Buletin Kantor Wilayah.
Buletin Kantor Wilayah yang disebarkan di setiap Kantor Wilayah
Kemenkumham seluruh Indonesia dapat membuat pengetahuan
mengenai kesehatan mental tersebar lebih luas. Diharapkan hal ini
dapat membantu meningkatkan kesadaran para pembaca akan
pentingnya kesehatan mental dalam kehidupan.
Berikut merupakan matriks pendalaman core issue
berdasarkan kegiatan aktualisasi yang dirancang :
KEGIATAN 1
Membuat video promosi kesehatan mental
Kegiatan 1 : Membuat video promosi kesehatan mental
Tanggal : 4 – 19 Juli 2018
Lampiran : 1. Foto proses pembuatan
2. Konsep konten (materi) video
3. Skenario dan revisi skenario
1. Tahapan Kegiatan
a. Menyusun konten materi
b. Mengajukan konten materi kepada atasan
c. Membuat desain video
61
d. Membuat skenario rekaman suara*
e. Mengajukan skenario rekaman suara ke atasan*
f. Melakukan perekaman suara*
g. Mengajukan desain video kepada atasan
h. Finalisasi video
2. Narasi Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar ASN

Pelayanan Publik: Video promosi yang dibuat ditujukan untuk Warga Binaan Pemasyarakatan sebagai
salah satu bentuk pelayanan psikologi
Akuntabilitas
Keseimbangan : Pengetahuan yang diperoleh dari media video edukasi dapat membantu pegawai
memahami pentingnya kesehatan mental dan menjadi penyeimbang terkait dengan pekerjaan. Diharapkan
keseimbangan antara keahlian pekerjaan dengan mengelola kesehatan mental diri sendiri dapat
mendukung pelaksanaan kinerja yang lebih baik
Nasionalisme
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa : Edukasi tentang kesehatan mental diharapkan dapat menjadi dasar seseorang
dalam memperlakukan dirinya sendiri maupun orang lain dengan lebih manusiawi
Etika Publik
Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai : Pengetahuan mengenai kesehatan
mental diharapkan dapat membuat pegawai terdorong untuk mengelola kondisi kesehatan mental dirinya
sehingga bisa berdampak pada kinerja yang lebih baik
Komitmen Mutu
Efisien : Metode penyuluhan melalui video promosi menjadi solusi permasalahan jarak dan waktu antar
UPT
Inovasi :
Informasi yang dimuat dalam video dapat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan memberi
solusi dalam mengatasi kurangnya pengetahuan tentang kesehatan mental
Antikorupsi
Peduli : Pemberian edukasi mengenai kesehatan mental diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan
kepedulian pegawai terhadap kondisi kesehatan mentalnya sendiri maupun orang lain sehingga dapat
mempengaruhi sikap dan kinerjanya
3. Kontribusi Kegiatan terhadap Capaian Visi Misi Organisasi dan Penguatan Nilai-Nilai
Organisasi
Capaian Visi Misi Organisasi
Rutan Kelas I Palembang :
Melaksanakan pelayanan, perawatan, pengelolaan, pengamanan dan pembinaan warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP) dalam rangka terlaksananya sistem pemasyarakatan
LPKA Kelas I Palembang :

Melaksanakan pelayanan, perawatan, pendidikan, pembinaan, pembimbingan dan pendampingan tumbuh
kembang anak
LPP Kelas IIA Palembang :

Melaksanakan pelayanan pembinaan kepribadian dan kemandirian warga binaan pemasyarakatan
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi
62
Inovatif :
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya pembaharuan dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
pegawai melalui pemberian edukasi pentingnya kesehatan mental.
4. Analisis Dampak
Positif : Dalam upaya promosi dengan cara yang lebih menarik, pengetahuan mengenai kesehatan mental
diberikan dalam bentuk video animasi yang juga dilengkapi dengan rekaman suara untuk menjadikan
materi lebih mudah dipahami. Selain itu, materi yang dikemas dalam bentuk video juga membuat paparan
atau penjelasan mengenai materi kesehatan mental disajikan dengan lebih ringkas dan tidak monoton.
Negatif : Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan, maka paparan atau penejlasan materi kesehatan mental
akan terkesan monoton, membosankan, dan kurang menarik untuk diperhatikan sehingga pemahaman
terhadap materi ini menjadi kurang maksimal.
KEGIATAN 2
Melakukan persiapan pelaksanaan asesmen sederhana
Kegiatan 2 : Melakukan persiapan pelaksanaan asesmen sederhana
Tanggal : 20 Juli – 3 Agustus 2018
Lampiran :
1. Foto persiapan
2. Konsep kuesioner
3. Konsep data demografi
4. Konsep lembar kesediaan
1. Tahapan Kegiatan
a. Menyiapkan kuesioner yang akan digunakan
b. Berkoordinasi dengan atasan
c. Melengkapi kuesioner dengan data demografi dan lembar kesediaan
d. Menguji coba kuesioner
e. Memperbanyak jumlah kuesioner sesuai dengan kebutuhan
f. Melengkapi kebutuhan alat tulis untuk pengisian kuesioner
g. Finalisasi persiapan

Pelayanan Publik : Persiapan asesmen ditujukan untuk Warga Binaan Pemasyarakatan sebagai salah
satu bentuk pelayanan psikologi
Akuntabilitas
Integritas :Persiapan pelaksanaan asesmen yang optimal akan membantu terlaksananya asesmen sesuai
dengan prosedur yang seharusnya
Nasionalisme
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain: Persiapan pelaksanaan yang optimal
sebagai upaya agar tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
Etika Publik
Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai :Persiapan pelaksanaan asesmen
63
mengutamakan terkumpulnya hasil asesmen yang objektif dan dapat diolah dengan lebih mudah
Komitmen Mutu
Efektif : Persiapan yang optimal akan mendukung pelaksanaan asesmen yang juga optimal
Antikorupsi
Kerja Keras : Persiapan yang matang tentu merupakan buah dari adanya kerja keras
Organisasi

kembang anak


Inovatif
Persiapan pelaksanaan asesmen psikologi termasuk hal yang baru serta sebagai pendukung dimulainya
pelayanan psikologi di lingkungan UPT Pemasyarakatan
4. Analisis Dampak
Positif : Dengan adanya persiapan ini, maka asesmen yang diberikan sudah terencana dengan lebih baik
serta diharapkan memberikan gambaran hasil yang sesuai dengan kondisi sebenarnya
Negatif : Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan, maka pelaksanaan asesmen menjadi kurang maksimal dan
data yang diperoleh kurang dapat dipertanggungjawabkan
KEGIATAN 3
Melakukan penyuluhan kesehatan mental pada Warga Binaan
Pemasyarakatan
Kegiatan 3 : Melakukan penyuluhan kesehatan mental pada Warga Binaan Pemasyarakatan
Tanggal : 8 dan 10 Agustus 2018
Lampiran : 1. Foto pelaksanaan penyuluhan
2. Daftar hadir (konsep dan asli)
3. Berita acara (konsep dan asli)
4. Surat perintah pelaksanaan penyuluhan
5. Handout PPT
64
6. Lembar pre-posttest (konsep)
1. Tahapan Kegiatan
a. Menyiapkan materi penyuluhan sebagai pelengkap video promosi kesehatan mental
b. Membuat konsep soal pretest dan posttest*
c. Membuat konsep berita acara penyuluhan*
d. Berkoordinasi dengan atasan terkait materi penyuluhan
e. Berkoordinasi dengan pegawai LPP Kelas IIA Palembang terkait jadwal penyuluhan
f. Berkoordinasi dengan pegawai LPKA Kelas I Palembang terkait jadwal penyuluhan
g. Berkoordinasi dengan pegawai Rutan Kelas I Palembang terkait jadwal penyuluhan
h. Menyiapkan dokumen pendukung penyuluhan untuk dibawa ke UPT
i. Melakukan penyuluhan ke LPP Kelas IIA Palembang
j. Melakukan penyuluhan ke LPKA Kelas I Palembang
k. Melakukan penyuluhan ke Rutan Kelas I Palembang

Pelayanan Publik : Penyuluhan kesehatan mental ditujukan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan
sebagai salah satu bentuk pelayanan psikologi
Akuntabilitas
Kejelasan : Pengetahuan yang diperoleh dari penyuluhan dapat memberi kejelasan pada WBP mengenai
pentingnya kesehatan mental
Nasionalisme
Tuhan Yang Maha Esa : Edukasi dan diskusi interaktif tentang kesehatan mental diharapkan dapat
menjadi dasar seseorang dalam memperlakukan dirinya sendiri maupun orang lain dengan lebih baik
Etika Publik
mental diharapkan dapat membuat WBP terdorong untuk mengelola kondisi kesehatan mental dirinya
sehingga bisa berdampak pada kualitas hidup yang lebih baik
Komitmen Mutu
Efektif : Kegiatan penyuluhan secara langsung dapat membuat informasi tersampaikan dengan lebih
interaktif
Antikorupsi
kepedulian WBP terhadap kondisi kesehatan mentalnya sendiri maupun orang lain sehingga dapat
mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari
Organisasi

kembang anak
65

Inovatif
Pelaksanaan penyuluhan kesehatan mental pada WBP merupakan bentuk inisiatif untuk memulai
diadakannya pelayanan psikologi di lingkungan UPT Pemasyarakatan Kantor Wilayah
4. Analisis Dampak
Positif : Penyuluhan secara langsung dapat membuat materi kesehatan mental disampaikan dengan lebih
jelas dan interaktif. Selain itu, tayangan video dan powerpoint yang memuat materi yang sama diharapkan
dapat membuat subjek menjadi lebih paham (karena materi diberikan secara berulang).
Negatif : Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan, maka kemungkinan materi tidak tersampaikan dengan jelas
dan adanya keberagaman persepsi terhadap materi tersebut.
KEGIATAN 4
Melakukan asesmen sederhana pada Warga Binaan Pemasyarakatan
Kegiatan 4 : Melakukan asesmen sederhana pada Warga Binaan Pemasyarakatan
Tanggal : 8 dan 10 Agustus 2018
Lampiran :
1. Foto pelaksanaan
2. Daftar hadir
1. Tahapan Kegiatan
a. Menyiapkan kuesioner asesmen
b. Membagikan kuesioner asesmen*
c. Memberikan instruksi pengerjaan
d. Memantau jalannya pengisian kuesioner
e. Mengumpulkan kuesioner yang sudah terisi*
f. Memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner

Pelayanan Publik : Asesmen sederhana ditujukan pada Warga Binaan Pemasyarakatan sebagai salah
satu bentuk pelayanan psikologi
Akuntabilitas
Keseimbangan : Pemberian asesmen merupakan upaya untuk membantu WBP menilai bagaimana
kondisi kesehatan mentalnya sendiri. Hal ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai kondisi diri
dan bagaimana interaksinya dengan orang lain
Nasionalisme
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan: Pelaksanaan asesmen berusaha tetap menjunjung tinggi
nila-nilai kemanusiaan
Etika Publik
Memberikan layanan kepada publik secara tanggap, tepat, dan berdaya guna dan berhasil guna :
Pelaksanaan asesmen akan dipandu dalam satu waktu secara bersama-sama sehingga pengumpulan data
bisa terlaksana dengan lebih efisien
Komitmen Mutu
66
Efektif : Pelaksanaan asesmen menggunakan alat tes psikologi (dalam hal ini kuesioner) dapat
mengungkap informasi pribadi WBP secara valid
Antikorupsi
Disiplin : Pelaksanaan asesmen disertai dengan petunjuk pengisian serta aturan lainnya sehingga WBP
perlu memperhatikan serta mengikuti arahan yang diberikan
Organisasi

kembang anak


Akuntabel :
Pembuatan laporan merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada pihak UPT Pemasyarakatan
berdasarkan pelaksanaan asesmen sebelumnya
4. Analisis Dampak
Positif : Asesmen ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui bagaimana gambaran kondisi mental
WBP. Gambaran yang diperoleh dapat dijadikan dasar untuk mempertimbangkan apa saja asesmen
lanjutan lain yang dibutuhkan, diberikan kepada siapa, serta teknis asesmen seperti apa yang lebih cocok
digunakan pada WBP untuk selanjutnya diberikan perlakuan lain yang lebih tepat.
Negatif : Jika asesmen tidak dilakukan, maka kita (petugas pemasyarakatan) tidak dapat mengetahui
bagaimana kondisi WBP sebenarnya atau paling tidak bagaimana kondisi yang mendekati sebenarnya.
Sehingga akan sulit untuk menentukan apa dan bagaimana perlakuan yang tepat untuk WBP tersebut.
KEGIATAN 5
Membuat laporan hasil asesmen sederhana
Kegiatan 5 : Membuat laporan hasil asesmen sederhana
Tanggal : 21 Agustus – 10 September 2018
Lampiran : 1. Foto proses pembuatan
2. Rekapitulasi nilai pre-posttest
3. Rekapitulasi hasil asesmen kuesioner
4. Laporan pelaksanaan penyuluhan dan asesmen
5. Tangkapan layar pengiriman laporan via email
67
1. Tahapan Kegiatan
a. Merekapitulasi data hasil asesmen
b. Mengolah data hasil asesmen
c. Membuat laporan asesmen psikologi
d. Menyerahkan laporan asesmen pada pihak UPT

Pelayanan Publik : Laporan hasil asesmen ditujukan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan sebagai
salah satu bentuk pelayanan psikologi
Akuntabilitas
Kejelasan : Laporan hasil asesmen memberikan gambaran mengenai kesehatan mental WBP pada aspek
yang diukur oleh alat tes.
Nasionalisme
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain:Pembuatan laporan didasarkan pada
hasil asesmen secara objektif
Etika Publik
Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja kepada publik : Pembuatan laporan hasil asesmen
merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada pihak UPT untuk kemudian diharapkan ada
tindaklanjut sesuai rekomendasi yang diberikan
Komitmen Mutu
Efektif :Pembuatan laporan dapat mendukung tercapainya tujuan asesmen yakni mendapatkan informasi
psikologis WBP
Antikorupsi
Jujur : Laporan hasil asesmen disusun secara objektif sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran
yang mendekati gambaran pribadi WBP yang sebenarnya.
Organisasi

kembang anak

Akuntabel :
Pembuatan laporan merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada pihak UPT Pemasyarakatan
berdasarkan pelaksanaan asesmen sebelumnya
4. Analisis Dampak
Positif : Agar data hasil asesmen dapat dipertanggung jawabkan, dipergunakan dengan baik dan dapat
68
dipahami oleh para pembaca, maka perlu adanya rekapitulasi data, pengolahan data, hingga penyusunan
laporan. Rekapitulasi dan pengolahan data membuat interpretasi atau pembacaan hasil asesmen menjadi
lebih mudah dan ringkas.
Negatif : Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan, maka data hasil asesmen akan sulit dipahami oleh orang lain
serta sulit mempertanggung jawabkannya. Selain itu juga sulit untuk menentukan tindak lanjut setelah
asesmen dilaksanakan.
KEGIATAN 6
Melakukan kerjasama dengan CPNS tenaga kesehatan di UPT
Pemasyarakatan untuk melakukan promosi kesehatan mental pada
WBP
Kegiatan 6 : Melakukan kerjasama dengan CPNS tenaga kesehatan di UPT Pemasyarakatan
untuk melakukan promosi kesehatan mental pada WBP
Tanggal : 30 Agustus – 02 Oktober 2018
Lampiran :
1. Foto proses pembuatan brosur dan pelaksanaan kerjasama dari UPT
2. Tangkapan layar briefing dengan tenaga kesehatan UPT
3. Surat permohonan kerjasama
4. Brosur kesehatan mental
1. Tahapan Kegiatan
a. Berkoordinasi dengan atasan
b. Menyampaikan informasi mengenai video promosi kesehatan mental kepada tenaga kesehatan UPT
c. Menyiapkan brosur yang berisi materi kesehatan mental*
d. Memberi pengarahan kepada tenaga kesehatan UPT
e. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan UPT untuk menyampaikan materi kesehatan mental baik
dalam bentuk penayangan video atau pembagian brosur

Whole of Government: Kerjasama ini sebagai bentuk kolaborasi antara pihak Kantor Wilayah dengan
UPT Pemasyarakatan agar upaya promosi ini dapat diterapkan dengan lebih luas
Akuntabilitas
Keadilan : Bekerjasama dengan perwakilan UPT dapat membantu penyebaran media edukasi menjadi
menyeluruh dan lebih mudah mencapai sasaran
Nasionalisme
Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa : Kerjasama dengan pegawai UPT dapat
mempererat persatuan dan kesatuan khususnya di lingkungan UPT Pemasyarakatan dengan Kantor
Wilayah
Etika Publik
Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama : Dibuatnya grup whatsapp sebagai sarana
menjalin komunikasi dan kerjasama dengan UPT Pemasyarakatan
Komitmen Mutu
Efisien : Pembuatan grup khusus menjadi solusi permasalahan jarak dan waktu dalam penyebaran
edukasi kesehatan mental
69
Antikorupsi
Adil : Dengan adanya kerjasama dengan perwakilan pegawai UPT, maka penyebaran edukasi akan lebih
luas sehingga besar peluang seluruh UPT mendapatkan materi edukasi tersebut.
Organisasi

kembang anak

Sinergis
Grup khusus pegawai ini dapat menjadi sarana untuk membina kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait.
4. Analisis Dampak
Positif : Dengan adanya kerjasama dengan pihak UPT, pengetahuan tentang kesehatan mental dapat
tersebar dengan lebih luas sehingga lebih banyak WBP dan pegawai yang mendapatkan tambahan
wawasan mengenai kesehatan mental. Selain itu, bentuk kerjasama yang dilakukan juga menyesuaikan
dengan karakteristik UPT masing-masing sehingga dapat lebih memudahkan dalam pelaksanaannya. Hal
ini juga sekaligus menjadi metode trial and error dalam mencari cara yang paling tepat untuk
menyebarluaskan informasi ke seluruh UPT Pemasyarakatan di Sumatera Selatan.
Negatif : Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan, maka informasi atau pelayanan psikologi tidak dapat
diberikan secara merata atau hanya terpusat pada beberapa UPT saja, padahal kondisi idealnya adalah
seluruh UPT mendapatkan perlakuan yang sama.
KEGIATAN 7
Melakukan diskusi online mengenai kesehatan mental dengan
perwakilan CPNS setiap UPT Pemasyarakatan
Kegiatan 7 : Melakukan kerjasama dengan CPNS tenaga kesehatan di UPT Pemasyarakatan
untuk melakukan promosi kesehatan mental pada WBP
Tanggal : 15 September 2018
Lampiran : 1. Gambar publikasi
2. Tangkapan layar jumlah peserta dan diskusi online
70
3. Tangkapan layar data diri dan evaluasi dari peserta
1. Tahapan Kegiatan
a. Menyiapkan materi diskusi online
b. Berkoordinasi dengan atasan
c. Membuat publikasi diskusi online
d. Menyebarkan publikasi diskusi online di grup CPNS atau personal chat
e. Membuat link untuk mengisi data diri dan link untuk mengisi evaluasi *
f. Melaksanakan diskusi online

Manajemen ASN: edukasi mengenai kesehatan mental diharapkan dapat mendukung CPNS dalam
mengelola kualitas hidupnya serta berdampak pada kinerjanya sehari-hari
Whole of Government : diskusi dengan CPNS di UPT Pemasyarakatan sebagai bentuk pendekatan
informal yang menekankan aspek kebersamaan serta bentuk koordinasi untuk mencapai tujuan bersama
Akuntabilitas
Keseimbangan : Diskusi online dapat menjadi sarana diskusi interaktif antara pegawai dengan
narasumber. Pengetahuan yang diperoleh dapat membantu pegawai memahami pentingnya kesehatan
mental dan menjadi penyeimbang terkait pekerjaan. Diharapkan keseimbangan antara keahlian pekerjaan
dengan mengelola kesehatan mental diri sendiri dapat mendukung pelaksanaan kinerja yang lebih baik
Nasionalisme
Tuhan Yang Maha Esa : Edukasi dan diskusi interaktif tentang kesehatan mental diharapkan dapat
menjadi dasar seseorang dalam memperlakukan dirinya sendiri maupun orang lain dengan lebih manusiawi
Etika Publik
Komitmen Mutu
Efektif : Diskusi online diharapkan mampu menjadi sarana diskusi interaktif mengenai isu kesehatan
mental
Efisien : Diskusi yang dilakukan secara online dapat menjadi solusi perbedaan jarak dan waktu serta
penghematan biaya dan tenaga
Antikorupsi
kepedulian pegawai terhadap kondisi kesehatan mentalnya sendiri maupun orang lain sehingga dapat
mempengaruhi sikap dan kinerjanya
Organisasi
Mengembangkan kompetensi dan potensi sumber daya manusia petugas Rumah Tahanan Negara Kelas I
Palembang menuju Rumah Tahanan Negara Kelas I Palembang yang aman dan tertib

kembang anak
71
Inovatif
4. Analisis Dampak
Positif :. Diskusi online ini menggunakan media pesan instan yaitu Whatsapp. Metode ini dipilih karena
dianggap lebih memudahkan untuk diakses oleh seluruh CPNS yang tersebar di berbagai lokasi serta lebih
hemat energi dan biaya dibandingkan dengan pertemuan tatap muka. Dengan begitu, pengetahuan
tentang kesehatan mental bisa juga didapatkan oleh petugas pemasyarakatan dan diharapkan dapat
memberikan manfaat dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
Negatif : Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan, maka akan lebih sulit menjangkau keberadaan CPNS yang
tersebar di berbagai wilayah untuk diberikan informasi mengenai kesehatan mental. Padahal, tentu
sebagai sesama manusia terutama pelaksanaan pekerjaannya sehari hari, informasi ini diperlukan untuk
menambah wawasan dan meningkatkan kesadaran diri dalam menjaga kesehatan mental.
KEGIATAN 8
Mengirimkan artikel mengenai kesehatan mental kepada Subbagian
Humas untuk dimuat pada buletin kanwil edisi selanjutnya
Kegiatan 8 : Mengirimkan artikel mengenai kesehatan mental kepada Subbagian Humas
untuk dimuat pada buletin kanwil edisi selanjutnya
Tanggal : 13 September 2018
Lampiran :
1. Foto proses pembuatan dan penyerahan artikel
2. Konsep artikel
3. Tangkapan layar pengiriman artikel via email
1. Tahapan Kegiatan
a. Menyusun konten artikel
b. Mengajukan konten artikel kepada atasan
c. Menyusun konten artikel sesuai dengan format yang ditentukan
d. Berkoordinasi dengan Subbagian Humas untuk menyerahkan artikel

Pelayanan Publik : Informasi yang terdapat pada artikel ditujukan untuk pembaca yang lebih luas dengan
tujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan mental
Whole of Government : Pengiriman artikel mengenai kesehatan mental sebagai bentuk koordinasi
horizontal untuk mencapai tujuan bersama
72
Akuntabilitas
Keseimbangan : Pengetahuan yang diperoleh dari penyuluhan dapat membantu pegawai memahami
pentingnya kesehatan mental dan menjadi penyeimbang terkait pekerjaan. Diharapkan keseimbangan
antara keahlian pekerjaan dengan mengelola kesehatan mental diri sendiri dapat mendukung pelaksanaan
Nasionalisme
Tuhan Yang Maha Esa : Edukasi tentang kesehatan mental diharapkan dapat menjadi dasar seseorang
dalam memperlakukan dirinya sendiri maupun orang lain dengan lebih manusiawi
Etika Publik
Komitmen Mutu
Efisien : Artikel kesehatan mental bisa memberikan pengetahuan kepada para pembaca buletin Kanwil di
berbagai daerah yang mendapatkannya
Inovasi :
Informasi yang dimuat dalam artikel dapat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan memberi
solusi dalam mengatasi kurangnya pengetahuan tentang kesehatan mental
Antikorupsi
kepedulian pegawai terhadap kondisi kesehatan mentalnya sendiri maupun orang lain
Organisasi
Misi 6
Mewujudkan aparat Kementerian Hukum dan HAM yang profesional dan berintegritas : Dengan
bertambahnya pengetahuan mengenai kesehatan mental, diharapkan pegawai dapat memanfaatkannya
dalam menjaga kesehatan mental diri sendiri maupun masyarakat yang dilayaninya
Inovatif
4. Analisis Dampak
Positif :. Buletin Kantor Wilayah yang disebarkan di setiap Kantor Wilayah Kemenkumham seluruh
Indonesia dapat membuat pengetahuan mengenai kesehatan mental tersebar lebih luas. Diharapkan hal
ini dapat membantu meningkatkan kesadaran para pembaca akan pentingnya kesehatan mental dalam
kehidupan.
Negatif : Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan, informasi mengenai kesehatan mental mungkin hanya akan
73
diketahui oleh petugas pemasyarakatan atau pegawai Kementerian Hukum dan HAM di satu wilayah saja,
padahal dengan adanya media seperti buletin yang diedarkan secara nasional dapat dimanfaatkan sebagai
sarana menyebarluaskan informasi tersebut.
B. Capaian Aktualisasi
Berikut ini merupakan tabel capaian aktualisasi dan tabel
uraian kegiatan yang telah dilakukan serta memuat penjelasan
mengenai keterkaitan dengan nilai-nilai dasar ANEKA, visi misi
organisasi, dan penguatan nilai organisasi :
74
Prosentase Prosentase Nilai ANEKA dan
Tahapan Waktu Capaian Capaian Kedudukan dan peran
No Kegiatan Output Ket
Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Tahapan PNS dalam NKRI yang
(%) (%) terkait
1. Membuat video promosi a. Menyusun konten 4 – 19 Juli 100 % 100 % Pelayanan Publik: i. Konten materi Terlaksana
kesehatan mental materi 2018 Video promosi yang tersusun
b. Mengajukan konten dibuat ditujukan untuk j. Konten materi
materi kepada Warga Binaan disetujui oleh
atasan Pemasyarakatan atasan
c. Membuat desain sebagai salah satu k. Desain video
video bentuk pelayanan telah siap
d. Membuat skenario psikologi l. Skenario
rekaman suara* rekaman suara
e. Mengajukan Akuntabilitas telah tersusun*
skenario rekaman Keseimbangan : m. Skenario
suara ke atasan* Pengetahuan yang rekaman suara
f. Melakukan diperoleh dari media disetujui oleh
perekaman suara* video edukasi dapat atasan*
g. Mengajukan desain membantu pegawai n. Rekaman suara
video kepada memahami pentingnya telah siap*
atasan kesehatan mental dan o. Desain video
h. Finalisasi video menjadi penyeimbang disetujui oleh
terkait dengan atasan
pekerjaan. Diharapkan p. Desain video siap
keseimbangan antara digunakan
keahlian pekerjaan
dengan mengelola
kesehatan mental diri
sendiri dapat
mendukung
pelaksanaan kinerja
yang lebih baik
75
Nasionalisme
Mengakui dan
memperlakukan
manusia sesuai
dengan harkat dan
martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang
Maha Esa : Edukasi
tentang kesehatan
mental diharapkan
dapat menjadi dasar
seseorang dalam
memperlakukan dirinya
sendiri maupun orang
lain dengan lebih
manusiawi
Etika Publik
Mengutamakan
pencapaian hasil dan
mendorong kinerja
mengenai kesehatan
mental diharapkan
dapat membuat pegawai
terdorong untuk
mengelola kondisi
kesehatan mental
dirinya sehingga bisa
berdampak pada kinerja
yang lebih baik
Komitmen Mutu
Efisien : Metode
penyuluhan melalui
76
video promosi menjadi
solusi permasalahan
jarak dan waktu antar
UPT
Inovasi :
Informasi yang dimuat
dalam video dapat
bermanfaat dalam
meningkatkan
pengetahuan dan
memberi solusi dalam
mengatasi kurangnya
pengetahuan tentang
kesehatan mental
Antikorupsi
Peduli : Pemberian
edukasi mengenai
kesehatan mental
diharapkan dapat
meningkatkan
kesadaran dan
kepedulian pegawai
terhadap kondisi
kesehatan mentalnya
lain sehingga dapat
mempengaruhi sikap
dan kinerjanya
2. Melakukan persiapan a. Menyiapkan 20 Juli – 3 100 % 100 % Pelayanan Publik : a. Kuesioner Terlaksana
pelaksanaan asesmen kuesioner yang Agustus 2018 Persiapan asesmen asesmen telah
sederhana akan digunakan ditujukan untuk Warga siap
b. Berkoordinasi Binaan Pemasyarakatan b. Kuesioner
dengan atasan sebagai salah satu asesmen disetujui
77
c. Melengkapi bentuk pelayanan oleh atasan
kuesioner dengan psikologi c. Kuesioner telah
data demografi dan dilengkapi
lembar kesediaan Akuntabilitas dengan data
d. Menguji coba Integritas :Persiapan demografi dan
kuesioner pelaksanaan asesmen lembar kesediaan
e. Memperbanyak yang optimal akan d. Kuesioner telah
jumlah kuesioner membantu diuji coba
sesuai dengan terlaksananya asesmen e. Kuesioner telah
kebutuhan sesuai dengan prosedur diperbanyak
f. Melengkapi yang seharusnya sesuai kebutuhan
kebutuhan alat tulis f. Kebutuhan alat
untuk pengisian Nasionalisme tulis untuk
kuesioner Mengembangkan pengisian
g. Finalisasi persiapan sikap tidak semena- kuesioner lengkap
mena terhadap orang g. Kuesioner siap
lain: Persiapan digunakan
pelaksanaan yang
optimal sebagai upaya
agar tetap menjunjung
tinggi nilai-nilai
kemanusiaan
Etika Publik
Mengutamakan
mendorong kinerja
pegawai :Persiapan
pelaksanaan asesmen
mengutamakan
terkumpulnya hasil
asesmen yang objektif
dan dapat diolah
dengan lebih mudah
78
Komitmen Mutu
Efektif : Persiapan yang
optimal akan
mendukung
pelaksanaan asesmen
yang juga optimal
Antikorupsi
Kerja Keras : Persiapan
yang matang tentu
merupakan buah dari
adanya kerja keras
3. Melakukan penyuluhan a. Menyiapkan materi 8 dan 10 100 % 100 % Pelayanan Publik : a. Materi Terlaksana
kesehatan mental pada penyuluhan Agustus 2018 Penyuluhan kesehatan penyuluhan siap
Warga Binaan sebagai pelengkap mental ditujukan kepada b. Konsep soal
video promosi Warga Binaan pretest dan
Pemasyarakatan
kesehatan mental Pemasyarakatan posttest telah
b. Membuat konsep sebagai salah satu siap*
soal pretest dan bentuk pelayanan c. Konsep berita
posttest* psikologi acara penyuluhan
c. Membuat konsep telah siap*
berita acara Akuntabilitas d. Materi
penyuluhan* Kejelasan : penyuluhan
d. Berkoordinasi Pengetahuan yang disetujui atasan
dengan atasan diperoleh dari e. Adanya
terkait materi penyuluhan dapat kesepakatan
penyuluhan memberi kejelasan pada jadwal
e. Berkoordinasi WBP mengenai penyuluhan
dengan pegawai pentingnya kesehatan dengan LPP
LPP Kelas IIA mental Kelas IIA
Palembang terkait Palembang
jadwal penyuluhan Nasionalisme f. Adanya
f. Berkoordinasi Mengakui dan kesepakatan
79
dengan pegawai memperlakukan jadwal
LPKA Kelas I manusia sesuai penyuluhan
Palembang terkait dengan harkat dan dengan LPKA
jadwal penyuluhan martabatnya sebagai Kelas I
g. Berkoordinasi makhluk Tuhan Yang Palembang
dengan pegawai Maha Esa : Edukasi g. Adanya
Rutan Kelas I dan diskusi interaktif kesepakatan
Palembang terkait tentang kesehatan jadwal
jadwal penyuluhan mental diharapkan penyuluhan
h. Menyiapkan dapat menjadi dasar dengan Rutan
dokumen seseorang dalam Kelas I
pendukung memperlakukan dirinya Palembang
penyuluhan untuk sendiri maupun orang h. Dokumen
dibawa ke UPT lain dengan lebih baik pendukung
i. Melakukan penyuluhan yang
penyuluhan ke Etika Publik akan dibawa ke
LPP Kelas IIA Mengutamakan UPT telah siap
Palembang pencapaian hasil dan i. Penyuluhan di
j. Melakukan mendorong kinerja LPP Kelas IIA
penyuluhan ke pegawai : Palembang
LPKA Kelas I Pengetahuan mengenai terlaksana
Palembang kesehatan mental j. Penyuluhan di
k. Melakukan diharapkan dapat LPKA Kelas I
penyuluhan ke membuat WBP Palembang
Rutan Kelas I terdorong untuk terlaksana
Palembang mengelola kondisi k. Penyuluhan di
kesehatan mental Rutan Kelas I
dirinya sehingga bisa Palembang
berdampak pada terlaksana
kualitas hidup yang
lebih baik
Komitmen Mutu
Efektif : Kegiatan
80
penyuluhan secara
langsung dapat
membuat informasi
tersampaikan dengan
lebih interaktif
Antikorupsi
Peduli : Pemberian
edukasi mengenai
kesehatan mental
diharapkan dapat
meningkatkan
kesadaran dan
kepedulian WBP
terhadap kondisi
kesehatan mentalnya
lain sehingga dapat
mempengaruhi
aktivitasnya sehari-hari
4. Melakukan asesmen a. Menyiapkan 8 dan 10 100 % 100 % Pelayanan Publik : a. Kuesioner Terlaksana
sederhana pada Warga kuesioner asesmen Agustus 2018 Asesmen sederhana asesmen siap
Binaan Pemasyarakatan b. Membagikan ditujukan pada Warga digunakan
kuesioner Binaan b. Seluruh peserta
asesmen* Pemasyarakatan penyuluhan
c. Memberikan sebagai salah satu telah
instruksi bentuk pelayanan mendapatkan
pengerjaan psikologi kuesioner*
d. Memantau jalannya c. Instruksi
pengisian Akuntabilitas pengerjaan
kuesioner Keseimbangan : telah diberikan
e. Mengumpulkan Pemberian asesmen d. Pengisian
kuesioner yang merupakan upaya untuk kuesioner
81
sudah terisi* membantu WBP menilai terpantau
f. Memeriksa bagaimana kondisi e. Kuesioner yang
kelengkapan kesehatan mentalnya sudah terisi
pengisian sendiri. Hal ini telah terkumpul*
kuesioner diharapkan dapat f. Seluruh
memberikan wawasan kuesioner terisi
mengenai kondisi diri lengkap
dan bagaimana
interaksinya dengan
orang lain
Nasionalisme
Menjunjung tinggi
nilai-nilai
kemanusiaan:
Pelaksanaan asesmen
berusaha tetap
menjunjung tinggi nila-
nilai kemanusiaan
Etika Publik
Memberikan layanan
kepada publik secara
tanggap, tepat, dan
berdaya guna dan
berhasil guna :
Pelaksanaan asesmen
akan dipandu dalam
satu waktu secara
bersama-sama
sehingga pengumpulan
data bisa terlaksana
dengan lebih efisien
Komitmen Mutu
82
Efektif : Pelaksanaan
asesmen menggunakan
alat tes psikologi (dalam
hal ini kuesioner) dapat
mengungkap informasi
pribadi WBP secara
valid
Antikorupsi
Disiplin : Pelaksanaan
asesmen disertai
dengan petunjuk
pengisian serta aturan
lainnya sehingga WBP
perlu memperhatikan
serta mengikuti arahan
yang diberikan
5. Membuat laporan hasil a. Merekapitulasi data 21 Agustus – 100 % 100 % Pelayanan Publik : a. Lengkapnya Terlaksana
asesmen sederhana hasil asesmen 10 September Laporan hasil asesmen rekapitulasi data
b. Mengolah data 2018 ditujukan kepada Warga hasil asesmen
hasil asesmen Binaan b. Data hasil
c. Membuat laporan Pemasyarakatan asesmen telah
asesmen psikologi sebagai salah satu diolah
d. Menyerahkan bentuk pelayanan c. Laporan hasil
laporan asesmen psikologi asesmen siap
pada pihak UPT digunakan
Akuntabilitas d. Laporan hasil
Kejelasan : Laporan asesmen
hasil asesmen diserahkan pada
memberikan gambaran pihak UPT
mengenai kesehatan
mental WBP pada
aspek yang diukur oleh
alat tes.
83
Nasionalisme
Mengembangkan
sikap tidak semena-
mena terhadap orang
lain:Pembuatan laporan
didasarkan pada hasil
asesmen secara objektif
Etika Publik
Mempertanggung
jawabkan tindakan dan
kinerja kepada publik :
Pembuatan laporan
hasil asesmen
merupakan salah satu
bentuk
pertanggungjawaban
kepada pihak UPT untuk
kemudian diharapkan
ada tindaklanjut sesuai
rekomendasi yang
diberikan
Komitmen Mutu
Efektif :Pembuatan
laporan dapat
mendukung tercapainya
tujuan asesmen yakni
mendapatkan informasi
psikologis WBP
Antikorupsi
Jujur : Laporan hasil
84
asesmen disusun
secara objektif sehingga
diharapkan dapat
memberikan gambaran
yang mendekati
gambaran pribadi WBP
yang sebenarnya.
6. Melakukan kerjasama a. Berkoordinasi 30 Agustus – 2 100 % 100 % Whole of Government: a. Atasan Terlaksana
dengan CPNS tenaga dengan atasan Oktober 2018 Kerjasama ini sebagai menyetujui
kesehatan di UPT b. Menyampaikan bentuk kolaborasi antara adanya
informasi mengenai pihak Kantor Wilayah kerjasama
Pemasyarakatan untuk
video promosi dengan UPT dengan tenaga
melakukan promosi kesehatan mental Pemasyarakatan agar kesehatan UPT
kesehatan mental pada kepada tenaga upaya promosi ini dapat b. Tenaga
WBP kesehatan UPT diterapkan dengan lebih kesehatan UPT
c. Menyiapkan brosur luas mendapatkan
yang berisi materi informasi
kesehatan mental* Akuntabilitas mengenai video
d. Memberi Keadilan : promosi
pengarahan Bekerjasama dengan kesehatan mental
kepada tenaga perwakilan UPT dapat c. Brosur kesehatan
kesehatan UPT membantu penyebaran mental telah siap
e. Bekerjasama media edukasi menjadi digunakan*
dengan tenaga menyeluruh dan lebih d. Tenaga
kesehatan UPT mudah mencapai kesehatan UPT
untuk sasaran mendapatkan
menyampaikan pengarahan
materi kesehatan Nasionalisme e. Terjalin
mental baik dalam Memajukan pergaulan kerjasama
bentuk penayangan demi persatuan dan dengan tenaga
video atau kesatuan bangsa : kesehatan UPT
pembagian brosur Kerjasama dengan menyampaikan
pegawai UPT dapat materi kesehatan
mempererat persatuan mental baik
85
dan kesatuan dalam bentuk
khususnya di lingkungan penayangan
UPT Pemasyarakatan video atau
dengan Kantor Wilayah pembagian
brosur
Etika Publik
Menghargai
komunikasi,
konsultasi, dan
kerjasama : Dibuatnya
grup whatsapp sebagai
sarana menjalin
komunikasi dan
kerjasama dengan UPT
Pemasyarakatan
Komitmen Mutu
Efisien : Pembuatan
grup khusus menjadi
solusi permasalahan
jarak dan waktu dalam
penyebaran edukasi
kesehatan mental
Antikorupsi
Adil : Dengan adanya
kerjasama dengan
perwakilan pegawai
UPT, maka penyebaran
edukasi akan lebih luas
sehingga besar peluang
seluruh UPT
mendapatkan materi
edukasi tersebut.
86
7. Melakukan diskusi online a. Menyiapkan materi 15 September 100 % 100 % Manajemen ASN: a. Materi diskusi Terlaksana
mengenai kesehatan diskusi online 2018 edukasi mengenai online telah siap
mental dengan perwakilan b. Berkoordinasi kesehatan mental b. Materi diskusi
dengan atasan diharapkan dapat online disetujui
CPNS setiap UPT
c. Membuat publikasi mendukung CPNS oleh atasan
Pemasyarakatan diskusi online dalam mengelola c. Publikasi diskusi
d. Menyebarkan kualitas hidupnya serta online telah siap
publikasi diskusi berdampak pada d. Publikasi diskusi
online di grup kinerjanya sehari-hari online telah
CPNS atau tersebar di di
personal chat Whole of Government : grup CPNS atau
e. Membuat link untuk diskusi dengan CPNS di personal chat
mengisi data diri UPT Pemasyarakatan e. Link pengisian
dan link untuk sebagai bentuk data diri dan
mengisi evaluasi * pendekatan informal evaluasi telah
f. Melaksanakan yang menekankan siap digunakan*
diskusi online aspek kebersamaan f. Diskusi online
serta bentuk koordinasi telah terlaksana
untuk mencapai tujuan
bersama
Akuntabilitas
Keseimbangan :
Diskusi online dapat
menjadi sarana diskusi
interaktif antara pegawai
dengan narasumber.
Pengetahuan yang
diperoleh dapat
membantu pegawai
memahami pentingnya
kesehatan mental dan
menjadi penyeimbang
87
terkait pekerjaan.
Diharapkan
keseimbangan antara
keahlian pekerjaan
dengan mengelola
sendiri dapat
mendukung
pelaksanaan kinerja
yang lebih baik
Nasionalisme
Mengakui dan
memperlakukan
manusia sesuai
dengan harkat dan
martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang
Maha Esa : Edukasi
dan diskusi interaktif
tentang kesehatan
mental diharapkan
dapat menjadi dasar
seseorang dalam
lain dengan lebih
manusiawi
Etika Publik
Mengutamakan
mendorong kinerja
pegawai :
88
Pengetahuan mengenai
kesehatan mental
diharapkan dapat
membuat pegawai
terdorong untuk
mengelola kondisi
kesehatan mental
berdampak pada
Komitmen Mutu
Efektif : Diskusi online
diharapkan mampu
menjadi sarana diskusi
interaktif mengenai isu
kesehatan mental
Efisien : Diskusi yang
dilakukan secara online
dapat menjadi solusi
perbedaan jarak dan
waktu serta
penghematan biaya dan
tenaga
Antikorupsi
Peduli : Pemberian
edukasi mengenai
kesehatan mental
diharapkan dapat
meningkatkan
kesadaran dan
kepedulian pegawai
terhadap kondisi
kesehatan mentalnya
89
lain sehingga dapat
mempengaruhi sikap
dan kinerjanya
8. Mengirimkan artikel a. Menyusun konten 13 September 100 % 100 % Pelayanan Publik : a. Konten artikel Terlaksana
mengenai kesehatan artikel 2018 Informasi yang terdapat telah tersusun
mental kepada Subbagian b. Mengajukan konten pada artikel ditujukan b. Konten artikel
artikel kepada untuk pembaca yang disetujui atasan
Humas untuk dimuat pada
atasan lebih luas dengan tujuan c. Artikel tersusun
buletin kanwil edisi c. Menyusun konten untuk meningkatkan sesuai format
selanjutnya artikel sesuai pengetahuan mengenai yang ditentukan
dengan format kesehatan mental d. Artikel
yang ditentukan diserahkan
d. Berkoordinasi Whole of Government : kepada
dengan Subbagian Pengiriman artikel Subbagian
Humas untuk mengenai kesehatan Humas Kanwil
menyerahkan mental sebagai bentuk
artikel koordinasi horizontal
untuk mencapai tujuan
bersama
6) Akuntabilitas
Keseimbangan :
Pengetahuan yang
diperoleh dari
penyuluhan dapat
membantu pegawai
memahami pentingnya
kesehatan mental dan
menjadi penyeimbang
terkait pekerjaan.
Diharapkan
keseimbangan antara
keahlian pekerjaan
90
dengan mengelola
sendiri dapat
mendukung
pelaksanaan kinerja
yang lebih baik
7) Nasionalisme
Mengakui dan
memperlakukan
manusia sesuai
dengan harkat dan
martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang
Maha Esa : Edukasi
tentang kesehatan
mental diharapkan
dapat menjadi dasar
seseorang dalam
lain dengan lebih
manusiawi
8) Etika Publik
Mengutamakan
mendorong kinerja
mengenai kesehatan
mental diharapkan
dapat membuat pegawai
terdorong untuk
mengelola kondisi
91
kesehatan mental
berdampak pada kinerja
yang lebih baik
9) Komitmen Mutu
Efisien : Artikel
kesehatan mental bisa
memberikan
pengetahuan kepada
para pembaca buletin
Kanwil di berbagai
daerah yang
mendapatkannya
Inovasi :
Informasi yang dimuat
dalam artikel dapat
bermanfaat dalam
meningkatkan
pengetahuan dan
memberi solusi dalam
mengatasi kurangnya
pengetahuan tentang
kesehatan mental
10) Antikorupsi
Peduli : Pemberian
edukasi mengenai
kesehatan mental
diharapkan dapat
meningkatkan
kesadaran dan
kepedulian pegawai
terhadap kondisi
92
kesehatan mentalnya
lain
93
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Laporan ini disusun sebagai bentuk penjelasan dan pertanggung
jawaban atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada masa habituasi.
Masa habituasi menuntut penulis untuk dapat mengaktualisasikan
substansi materi pembelajaran dalam bentuk program-program yang
bukan hanya inovatif tapi juga berdasarkan pada isu organisasi dan
terkait dengan tugas pokok dan fungsi jabatan. Sehingga,
pelaksanaanya bukan hanya sekedar memulai kegiatan baru namun
juga sebagai bagian dari upaya pemecahan isu atau masalah spesifik
yang ada di organisasi.
Sejumlah 8 (delapan) kegiatan yang telah penulis rancang telah
berhasil dilaksanakan. Penulis berharap kegiatan-kegiatan tersebut
bukan hanya terlaksana di masa habituasi saja tapi juga bisa
dilanjutkan di masa mendatang dengan perencanaan, persiapan,
pelaksanaan, evaluasi yang lebih matang. Selain itu juga semoga
kegiatan-kegiatan tersebut dapat berkembang sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan zaman agar memberikan manfaat yang
lebih besar pada masyarakat.
B. Rekomendasi
Sebagai upaya membentuk ASN yang bernilai ANEKA di
lingkungan organisasi, maka penulis memberikan rekomendasi
sebagai berikut :
1. Agar program aktualisasi ini dapat terus dilanjutkan dan
dikembangkan sehingga dapat memberikan manfaat yang
berkelanjutan dan progresif, maka dari itu tentunya dibutuhkan
94
kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak sehingga dapat
terlaksana dengan lancar;
2. Agar penulis beserta seluruh pegawai dapat terus bekerjasama dan
saling mengingatkan untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai
ANEKA terutama dalam pelaksanaan tugas sehari-hari;
95
DAFTAR PUSTAKA
Bahan Ajar Pelatihan Dasar Manajemen ASN

Bahan Ajar Pelatihan Dasar Pelayanan Publik
Bahan Ajar Pelatihan Dasar Whole of Government
Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM RI. (2015). Tata Nilai
Kementerian Hukum dan HAM. (Online).
http://itjen.kemenkumham.go.id/profil/tata-nilai. Diakses pada
tanggal 19 Juni 2018 pukul 11.20 WIB
Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Akuntabilitas : Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia
Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Antikorupsi : Lembaga Administrasi
Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Etika Publik : Lembaga Administrasi
Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Habituasi : Lembaga Administrasi
Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Komitmen Mutu : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia
Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Nasionalisme : Lembaga Administrasi
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 21 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III : Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara
vii
LAMPIRAN RANCANGAN
viii
LAMPIRAN OUTPUT
KEGIATAN 1
Membuat video promosi kesehatan mental
Gambar 1.1 Menghadap mentor untuk Gambar 1.2 Proses pembuatan video promkesmen di
menginformasikan konten video promkesmen website bernama biteable.com
Gambar 1.3 Proses download video animasi yang telah Gambar 1.4 Menghadap mentor untuk mengajukan
selesai dibuat (hanya dengan instrumental backsound) skenario rekaman suara sebagai backsound di video
Gambar 1.5 Proses merekam suara sebagai audio Gambar 1.6 Proses menggabungkan potongan rekaman
tambahan dalam video promkesmen suara menjadi satu rekaman utuh
ix
Gambar 1.7 Proses upload file audio untuk kemudian Gambar 1.8 Proses menguji coba keselarasan video
digabungkan ke file video dengan audio
KEGIATAN 2
Melakukan persiapan pelaksanaan asesmen sederhana
Gambar 2.1 Proses membuat lembar kesediaan Gambar 2.2 Proses membuat lembar data demografi
responden responden
Gambar 2.3 Proses mengedit kuesioner DASS Gambar 2.4 Menghadap mentor untuk mengajukan
konsep kuesioner beserta lembar kesediaan dan data
demografi
x
KEGIATAN 3
Melakukan penyuluhan kesehatan mental pada Warga Binaan Pemasyarakatan
Gambar 3.1 Proses menyusun materi penyuluhan dalam Gambar 3.2 Proses membuat lembar berita acara
bentuk powerpoint penyuluhan
Gambar 3.3 Proses membuat daftar hadir peserta Gambar 3.4 Proses membuat soal pretest dan posttest
penyuluhan
Gambar 3.5 Proses perizinan pelaksanaan penyuluhan ke Gambar 3.6 Proses perizinan pelaksanaan penyuluhan
pihak LPP Kelas IIA Palembang ke pihak LPKA Kelas I Palembang
xi
Gambar 3.7 Proses perizinan pelaksanaan penyuluhan ke Gambar 3.8 Menyerahkan surat permintaan pembuatan
pihak Rutan Kelas I Palembang surat perintah penyuluhan ke Subbag Kepegawaian dan
Tata Usaha
Gambar 3.10 Penyuluhan Kesehatan Mental di

Gambar 3.9 Proses memperbanyak dan mengatur LPP Kelas IIA Palembang
pembagian berkas-berkas penyuluhan
Gambar 3.11 Penyuluhan Kesehatan Mental di Gambar 3.12 Penyuluhan Kesehatan Mental di
LPKA Kelas I Palembang Rutan Kelas I Palembang
Kegiatan 4
xii
Melakukan asesmen sederhana pada Warga Binaan Pemasyarakatan
Gambar 4.1 Pengisian kuesioner asesmen oleh peserta Gambar 4.2 Pengisian kuesioner asesmen oleh peserta di
di LPP Kelas IIA Palembang LPKA Kelas I Palembang
Gambar 4.3 Pengisian kuesioner asesmen oleh peserta

di Rutan Kelas I Palembang
Kegiatan 5
Membuat laporan hasil asesmen sederhana
Gambar 5.1 Proses pengaturan berkas yang akan Gambar 5.2 Proses merekapitulasi nilai pretest dan
direkapitulasi posttest
xiii
Gambar 5.3 Proses skoring hasil asesmen (1) Gambar 5.4 Proses skoring hasil asesmen (2)
Gambar 5.5 Proses menyusun laporan pelaksanaan

penyuluhan dan hasil asesmen
Kegiatan 6
Melakukan kerjasama dengan CPNS tenaga kesehatan di UPT Pemasyarakatan untuk melakukan promosi
kesehatan mental pada WBP
Gambar 6.1 Proses membuat brosur kesehatan mental Gambar 6.2 Proses membuat surat permohonan kerjasama
ke UPT
xiv
Gambar 6.3 Proses meminta izin kerjasama dengan pihak Gambar 6.4 Proses meminta izin kerjasama dengan pihak
Lapas Kelas IIA Lubuklinggau Lapas Kelas III Banyuasin
Gambar 6.5 Proses meminta izin kerjasama dengan pihak Gambar 6.6 Proses meminta izin kerjasama dengan pihak
Lapas Kelas IIA Lahat Lapas Narkotika Kelas IIA Lubuklinggau
Gambar 6.7 Proses briefing kepada CPNS tenaga Gambar 6.8 Pengiriman surat permohonan kerjasama dan
kesehatan di UPT brosur
xv
Gambar 6.9 Pembagian brosur dan sosialisasi kesehatan Gambar 6.10 Pembagian brosur dan sosialisasi kesehatan
mental di Lapas Kelas IIA Lahat (1) mental di Lapas Kelas IIA Lahat (2)
Gambar 6.11 Penayangan video dan sosialisasi kesehatan Gambar 6.12 Penayangan video dan sosialisasi kesehatan
mental di Lapas Kelas IIA Lubuklinggau (1) mental di Lapas Kelas IIA Lubuklinggau (2)
mental di Lapas Kelas III Banyuasin (1) mental di Lapas Kelas III Banyuasin (2)
xvi
mental di Lapas Narkotika Kelas IIA Lubuklinggau (1) mental di Lapas Narkotika Kelas IIA Lubuklinggau (2)
Kegiatan 7
Melakukan diskusi online mengenai kesehatan mental dengan perwakilan CPNS setiap UPT Pemasyarakatan
Gambar 7.1 Publikasi Sharing Online Psikologi

Gambar 7.2 Jumlah Peserta Sharing Online Psikologi
xvii
Gambar 7.3 Memeriksa kesiapan peserta dan Gambar 7.4 Pembukaan dan Pemberitahuan hal-hal yang
memberikan link untuk pengisian daftar hadir perlu diperhatikan selama diskusi berlangsung
Gambar 7.5 Memeriksa peserta yang sudah stand by Gambar 7.6 Memberikan tayangan video promosi
dan memulai perkenalan diri kesehatan mental
Gambar 7.7 Pemberian materi Gambar 7.8 Contoh tanggapan dari peserta
xviii
Gambar 7.9 Peserta yang mengisi link data diri Gambar 7.10 Peserta yang mengisi link evaluasi
Kegiatan 8
Mengirimkan artikel mengenai kesehatan mental kepada Subbagian Humas untuk dimuat pada buletin kanwil
edisi selanjutnya
Gambar 8.1 Proses menyusun artikel kesehatan mental Gambar 8.2 Menyerahkan artikel kesehatn mental ke
Kasubbag PPHTI
xix
LAMPIRAN LAINNYA
A. Kegiatan 1
 Konsep Konten Video Promosi Kesehatan Mental
 Skenario Video Promosi Kesehatan Mental
 Revisi Skenario Video Promosi Kesehatan Mental
B. Kegiatan 2
 Konsep Lembar Kesediaan dan Identitas Responden
 Konsep Kuesioner DASS
C. Kegiatan 3
 Surat Perintah Pelaksanaan Penyuluhan
 Konsep Daftar Hadir Peserta Penyuluhan Psikologi
 Konsep dan Revisi Berita Acara Penyuluhan Psikologi
 Konsep soal pretest dan posttest
 Hand-out materi kesehatan mental
 Berita acara dan daftar hadir penyuluhan di LPP Kelas IIA
Palembang
 Berita acara dan daftar hadir penyuluhan di LPKA Kelas I
Palembang
 Berita acara dan daftar hadir penyuluhan di Rutan Kelas I
Palembang
D. Kegiatan 5
 Tangkapan Layar Proses Skoring Data Hasil Asesmen (LPP
Kelas IIA Palembang)
 Tangkapan Layar Proses Skoring Data Hasil Asesmen
(LPKA Kelas I Palembang)
 Tangkapan Layar Proses Skoring Data Hasil Asesmen
(Rutan Kelas I Palembang)
 Rekapitulasi skor prestest-posttest (LPP Kelas IIA
Palembang)
 Rekapitulasi skor prestest-posttest (LPKA Kelas I
Palembang)
 Rekapitulasi skor prestest-posttest (Rutan Kelas I
Palembang)
 Rekapitulasi skor kuesioner DASS (LPP Kelas IIA
Palembang)
 Rekapitulasi skor kuesioner DASS (LPKA Kelas I
Palembang)
xx
 Rekapitulasi skor kuesioner DASS (Rutan Kelas I
Palembang)
 Laporan Pelaksanaan Penyuluhan dan Asesmen Psikologi
 Tangkapan Layar Pengiriman Laporan Pelaksanaan
Penyuluhan dan Asesmen Psikologi ke UPT melalui e-mail
E. Kegiatan 6
 Surat Permohonan Kerjasama Sosialisasi Kesehatan Mental
 Brosur Kesehatan Mental
F. Kegiatan 8
 Artikel Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Mental
 Tangkapan Layar Pengiriman Artikel Pelaksanaan Kegiatan
Penyuluhan Kesehatan Mental ke Subbag Humas melalui e-
mail
xxi
BIODATA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
I. Data Pribadi
Nama Lengkap : WIDWI MUKHABIBAH, S. PSI

Tempat, Tanggal Lahir : Cimahi, 28 September 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kebangsaan : Warga Negara Indonesia (WNI)
Alamat : Jl. Ariodillah No. 40 RT.32 RW.11 KM 3,5
Palembang
No. HP / Email : 085221329945 / mukhabibah@outlook.co.id
II. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri Sosial I Cimahi
2. SMP Negeri 7 Cimahi
3. SMA Negeri 3 Cimahi
4. S1 Psikologi Universitas Padjadjaran
xxii
23

Promosi Kesehatan Mental di UPT Kemenkumham

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Promosi Kesehatan Mental di UPT Kemenkumham

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

LAPORAN AKTUALISASI

LATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

UPAYA PROMOSI KESEHATAN MENTAL DI LINGKUNGAN UNIT

WIDWI MUKHABIBAH, S. PSI

Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN

UPAYA PROMOSI KESEHATAN MENTAL DI LINGKUNGAN UNIT

Telah diseminarkan dan disetujui pada:

Dra. Efrilia, M. Si I Wayan Tapa Diambara, Bc. I.P

Yunus M. Simangunsong, Amd.IP, SH. MH.

Telah diseminarkan dan disahkan pada:

Dra. Efrilia, M. Si I Wayan Tapa Diambara, Bc. I.P

Yunus M. Simangunsong, Amd.IP, SH. MH.

Palembang, 30 Juni 2018

Widwi Mukhabibah, S. Psi

LEMBAR JUDUL ............................................................................................ i

Tabel 1 Daftar Nama UPT ...................................................................... 5

Tabel 2 Identifikasi Isu ............................................................................ 20

Tabel 3 Pembobotan Nilai Kriteria Isu ................................................... 23

Tabel 4 Tabel Analisis Isu AKPK ........................................................... 24

Tabel 5 Matriks Rancangan Isu ............................................................. 40

Tabel 6 Jadwal Kegiatan Aktualisasi ..................................................... 54

Tabel 7 Kendala dan Antisipasi ............................................................. 55

Gambar 1 Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kemenkumham Sumatera

B. Tujuan dan Manfaat

No. UPT Pemasyarakatan

No. UPT Keimigrasian

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan

Tugas dan Fungsi

Rumah Tahanan Negara Kelas I Palembang pertama sekali

Gambar 2 Struktur Organisasi Rutan Kelas 1 Palembang

Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas I Palembang berdiri

Gambar 3 Struktur Organisasi LPKA Kelas I Palembang

Kepala LPKA Kelas I adalah jabatan struktural eselon IIIa. Kepala

Lapas Perempuan Kelas IIA Palembang

2. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Organisasi

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan

Rumah Tahanan Kelas 1 Palembang

Lapas Perempuan Kelas IIA Palembang

2. Belum optimalnya pengiriman laporan Triwulan TB/HIV UPT

4. Belum adanya upaya promosi kesehatan mental di Lingkungan

5. Belum tersedianya sumber daya manusia yang bekualifikasi

6. Belum lengkapnya sarana dan prasarana pendukung

7. Belum terlaksananya pelayanan kesehatan mental di UPT

Berdasarkan analisis di atas, dapat ditetapkan 1 (satu) isu final

D. Argumentasi terhadap Core Issue Terpilih

Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat

Sila kelima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta

G. Jadwal Kegiatan Aktualisasi (Habituasi)

No. Kendala Antisipasi

A. Pendalaman Core Issue Terpilih dan Analisis Dampak

2. Narasi Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar ASN

LPKA Kelas I Palembang :

LPP Kelas IIA Palembang :

2. Narasi Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar ASN

LPKA Kelas I Palembang :

LPP Kelas IIA Palembang :

Penguatan Nilai-Nilai Organisasi

2. Narasi Keterkaitan Nilai-Nilai Dasar ASN