Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Mengurangi Kematian Akibat Kecelakaan Lalu Lintas


Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Teknologi Informasi

Disusun oleh :
Kelompok 32
Reza Sutisna 211FK06051
Riska Listiani 211FK06052
Rista Nurnawawi 211FK06053
Rizki Aththoriq C 211FK06054
Saepul Akbar 211FK06055
Sally Aisyah 211FK06056
Shalma Pujiyanti P 211FK06058
Shindi Nurhaliza 211FK06059
Tia Mutia Anjani 211FK06060
Trian Muhamad R 211FK06061

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA GARUT
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami tingkat kemacetan yang
cukup parah. Hal demikian ditandai dengan berkembang pesatnya pertumbuhan
kota, tingkat pergerakan manusia, serta ruang lingkup kehidupan yang ditandai
dengan bertambahnya jumlah penduduk, kendaraan, penghasilan, dan tenaga
kerja. Sehingga menimbulkan peningkatan permintaan terhadap mode
transportasi. Keragaman transportasi yang semakin meningkat, tidak diseimbangi
dengan perluasan jalan atau fasilitas lalu lintas maka hal demikianlah penyebab
kemacetan di kota-kota besar di Indonesia. Kehidupan di kota memang sangat
berbeda jauh dengan sistem hidup di desa.
Transportasi juga merupakan proses pemindahan manusia ataupun barang
yang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan kendaraan yang
digerakkan oleh manusia, hewan atau mesin yang dilakukan pada satu waktu
tertentu. Seiring perkembangan waktu, transportasi juga mengalami
perkembangan dan perubahan sehingga dapat mempermudah kegiatan manusia,
yang pada awalnya hanya dengan berjalan kaki, kemudian dibantu oleh tenaga
hewan, dan pada akhirnya dibantu oleh tenaga mesin.
Kecelakaan lalu lintas akhir-akhir ini sangat sering terjadi dan banyak
menimbulkan kerugian. Akibat dari kecelakaan lalu lintas berupa kerusakan
terhadap fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia.
Kecelakaan lalu lintas dapat terjadi akibat dari faktor manusia. Salah satu
penyebab yang paling sering terjadinya kecelakaan adalah kealpaan dari manusia
itu sendiri. Kealpaan yang menimbulkan kecelakaan lalu lintas, misalnya
pengemudi kehilangan konsentrasi, lelah dan mengantuk, pengaruh alkohol
danobat, kecepatan melebihi batas atau ugal-ugalan, kondisi kendaraan bemotor
yang kurang baik serta kurang pahamnya pengemudi tentang aturan berlalu lintas.
Kecelakaan lalu lintas merupakan peristiwa terjadinya suatu pergerakan lalu
lintas yang dapat mengakibatkan resiko kecelakaan, sehingga mempengaruhi pada
manusia sebagai pengendara. Dengan kemajuan alat transportasi dan
perkembangan penduduk yang semakin meningkat maka menyebabkan kebutuhan
transportasi serta jumlah penduduk yang ikut meningkat di Kabupaten Garut yaitu
pada tahun 2020 berjumlah 2.636.637 juta jiwa penduduk (Badan Pusat Statistik
Kependudukan, 2020). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nas jalan yang
memiliki angka kecelakaan lalu lintas tertinggi pada ruas jalan di Kabupaten
Garut menggunakan metode Z-Score, mengetahui penyebab kecelakaan lalu lintas
seluruh kendaraan dilokasi rawan kecelakaan. Hasil analisis yang didapat
menunjukkan bahwa ruas jalan yang memiliki angka kecelakaan sepeda motor
tertinggi menggunakan metode Z-Score adalah terdapat di Kecamatan
Bayongbong dengan total 48 kejadian kecelakaan pada koordinat 7°16'23.4"S
107°50'35.0"E lokasi rawannya terdapat di Jl. Raya Garut - Cikajang. Analisis
faktor penyebab kecelakaan lalu lintas dengan data seluruh kendaraan yang paling
dominan yaitu akibat dari faktor pengemudi sebesar 930 kejadian dengan kondisi
tidak tertib sebesar 541 kejadian Faktor penyebab Kecelakaan itu sendiri.
Kecelakaan lalu lintas dipengaruhi oleh tiga faktor utama Yaitu:
1. Faktor Manusia, kecelakaan lalu lintas dapat terjadi karena pengemudi
Kendaraan yang melanggar rambu-rambu lalu lintas. Pengemudi
Mengemudikan kendaraan dengan semaunya sendiri, ketidaktauhan terhadap
Peraturan yang berlaku, tidak terampil dalam berkendaraan dan rendahnya
Tingkat kesadaran pengendara. Tidak sedikit angka kecelakaan lalu lintas
Diakibatkan karena membawa kendaraan dalam keadaan mengantuk, mabuk
Dan mudah terpancing oleh ulah pengguna jalan lainnya.
2. Faktor Kendaraan, faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban
Kendaraan yang pecah, rem tidak berfungsi sebagaimana seharusnya,
Peralatan yang udah tidak layak pakai, tidak diganti dan berbagai penyebab
Lainnya sehingga menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
3. Faktor Jalan, faktor jalan yang dimaksud antara lain adalah kecepatan Rencana
jalan, geometrik jalan, pagar pengaman di daerah pegunungan ada Tidaknya
median jalan, jarak pandang dan kondisi permukaan jalan. Berdasarkan Pasal
1 angka 24 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, mengungkapkan kecelakaan lalu lintas adalah
suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja yang melibatkan
kendaraan dengan dan/atau kerugian harta benda. Berikut penjelasannya bahwa
kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa pada lalu lintas jalan yang tidak
diduga dan tidak diinginkan yang sulit diprediksi kapan dan dimana terjadinya,
sedikitnya melibatkan suatu kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain
yang menyebabkan cedera, trauma, kecacatan, kematian dan atau kerugian harta
benda pada pemiliknya ( Korban ). Dalam kecelakaan lalu lintas yang terjadi para
korbannya sering sekali tidak mendapat hak yang seharusnya didapatkan dan
dimiliki oleh korban kecelakaan. Didalam Pasal 240 dan Pasal 241 Undang-
Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
mengatakan bahwa setiap korban kecelakaan lalu lintas berhak mendapatkan
pertolongan pertama dan perawatan dalam rumah sakit terdekat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pada faktanya, sering sekali
menunjukkan tidak adanya pemenuhan hak secara optimal kepada korban
kecelakaan lalu lintas, baik oleh pemerintah melalui aparatnya, maupun
pengemudi, atau pemilik jasa angkutan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah diatas, Rumusan Masalah yang akan
dibahas dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pemenuhan hak korban dalam kecelakaan lalu lintas di Garut ?
2. Apakah kendala-kendala yang dihadapi dalam pemenuhan hak korban
dalam kecelakaan lalu lintas di Garut ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini, antara lain sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pemenuhan hak yang diberikan oleh
pemerintah dan aparat kepolisian terhadap korban kecelakaan lalu lintas
khususnya di Garut.
2. Untuk mengetahui kendala–kendala dalam pemenuhan hak korban dalam
kecelakaan lalu lintas khususnya di Garut.
D. Manfaat
a. Manfaat teoritis
Manfaat sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi
peneliti lainnya yang ingin melakukan kajian lanjutan terkait dengan implementasi
mengurangi kematian akibat kecelakaan lalu lintas.
b. Manfaat Praktis
1. Manfaat bagi penulis adalah untuk menambah ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan implementasi penanganan mengurangi kematian akibat kecelakaan lalu lintas
2.Manfaat yang di dapat oleh pihak Pemerintah Kabupaten garut implementasi
program penanganan mengurangi kematian akibat kecelakaan lalu lintas
3. Manfaat bagi masyarakat adalah membangun kesadaran masyarakat untuk lebih
disiplin berlalu lintas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Transportasi adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat
tujuan. Definisi lain transportasi adalah perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, (kuda,
sapi, kerbau) atau mesin
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak
disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan
korban manusia dan/atau kerugian harta benda. Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu
kejadian yang tidak diduga dan tidak disengaja dan diakibatkan oleh kendaraan dengan atau
tanpa pengguna jalan lain yang melibatkan korban manusia, kerugian harta benda dan
kerusakan material.
Di dalam Undang - Undang no 22 tahun 2009, pasal 229 kecelakaan lalu lintas dapat
digolongkan sebagai berikut:
1. Kecelakaan lalu lintas ringan, merupakan kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan
kendaraan atau barang.
2. Kecelakaan lalu lintas sedang, merupakan kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan dan
kerusakan kendaraan atau barang.
3. Kecelakaan lalu lintas berat, merupakan kecelakaan yang mengakibatkan korban luka berat
sampai meninggal dunia. Menurut UU RI nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan kecelakaan lalu lintas dibagi menjadi beberapa kriteria, yaitu:
a. Korban meninggal dunia adalah korban yang dipastikan mati sebagai akibat
kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah
kecelakaan tersebut.
b. Korban luka berat adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau
harus dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30(tiga puluh) hari sejak terjadi
kecelakaan.
Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam pengertian korban mati
dan korban luka berat
B. Faktor Peyebab Kecelakaan Lalu Lintas
1. Faktor kesalahan manusia
Faktor kesalahan manusia, atau disebut juga human error, menjadi faktor utama
penyebab kecelakaan lalu lintas. Nyatanya, 61 persen kecelakaan disebabkan oleh
faktor ini. Mantan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Pudji Hartanto juga
menyatakan di tahun 2017, “Faktor manusia yaitu yang terkait dengan kemampuan
serta karakter pengemudi ternyata menjadi faktor yang berpengaruh dalam
keselamatan di jalan raya.”Mengantuk, tidak fokus, atau kelelahan; Belum fasih atau
bahkan belum bisa menyetir :Kesalahan bereaksi saat menyetir, baik panik atau reaksi
yang terlalu lamban. Maka dari itu, hal yang paling penting adalah mengutamakan
konsentrasi penuh sang pengemudi sebelum berkendara.
2. Faktor kondisi jalan
Masih banyak kondisi jalan di Indonesia yang memprihatinkan. Antara lain, ada 4
kondisi jalan yang dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas:
Kurangnya penerangan: Terutama di malam hari, kurangnya penerangan jalan
membuat jarak pandang mengemudi menjadi lebih kecil. Alhasil, mereka hanya bisa
mengandalkan lampu kendaraan yang berjarak sekitar 1.5 meter saja. Ini berarti
pengemudi hanya bisa melaju dengan kecepatan maksimal 75 km/jam saja. Selain itu,
kondisi gelap juga dapat membuat pengemudi jadi lebih mengantuk.
Jalanan yang berlubang: Menjadi salah satu alasan pengemudi harus rem secara
mendadak, yang kemudian bisa mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.
Tidak adanya rambu lalu lintas: Keberadaan rambu lalu lintas dapat membuat
pengemudi lebih konsentrasi dan waspada ketika ada jalanan yang menurun, jalanan
yang bergelombang, maupun tikungan jalan.
Tikungan yang tajam: Terutama untuk di jalan tol, dimana kendaraan melaju kencang,
tikungan tajam bisa menjadi salah satu penyebab kecelakaan lalu lintas.
3. Faktor alam
Kondisi alam juga dapat mempengaruhi keadaan lalu lintas. Salah satu kondisi alam
yang paling berbahaya saat mengemudi adalah bila terjadi hujan deras, yang
mengakibatkan jalanan lebih licin dan memperpendek jarak pandang pengemudi.
Selain itu, faktor alam lainnya, seperti adanya kabut, banjir, gempa bumi, atau
bencana lainnya dapat menyebabkan kecelakaan.
4. Faktor kendaraan:
Masalah dengan Walaupun tidak sesering faktor yang lain, masalah dengan rem yang
blong juga dapat terjadi. Rem blong biasanya bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
Namun, faktor utamanya dapat terjadi karena minyak rem yang habis, atau bagian rem
yang sudah rusak atau usang, terutama di bagian kanvas dan piston rem, hingga faktor
usia mobil yang sudah tua
5. Faktor kendaraan: Kelebihan muatan
Terutama untuk kendaraan besar, seperti truk dan bus, kelebihan muatan menjadi
masalah yang serius. Jika kelebihan muatan, maka kendaraan akan menjadi rentan
untuk tidak seimbang. Hal ini dapat membuat kendaraan oleng jika ada rem
mendadak atau melaju terlalu cepat. Karena itu, disarankan untuk tidak membawa
kendaraan dengan muatan lebih dari kapasitas yang sudah ditentukan.

Gambar. Kecelakaan lalu lintas

C. Penanganan Mengurangi Kematian Akibat Kecelakaan Lalu Lintas


Dalam kehidupan sehari-hari, kejadian kecelakaan merupakan hal yang kerap sekali
terjadi. Kecelakaan yang dimaksud bukan hanya kecelakaan dalam berlalu lintas yang
melibatkan satu, dua, atau lebih pengendara, namun juga kejadian-kejadian yang dapat
mengakibatkan kesakitan, kecacatan, bahkan kematian. Faktor kesalahan manusia dan
kekuranghati-hatian adalah salah satu hal yang paling sering menyebabkan kasus
kecelakaan tersebut terjadi.
Untuk menghindari kematian dan kecacatan, penderita yang terluka parah
memerlukan penilaian dan pengelolaan yang cepat dan tepat. Pengetahuan dan
ketrampilan tentang penanganan penderita ini tidak hanya harus dikuasai oleh petugas
kesehatan saja, namun juga masyarakat umum, sehingga apabila ditemukan kasus-kasus
kecelakaan dapat melakukan tindakan penanganan yang cepat dan tepat sehingga tidak
terjadi kesalahan yang justru memperparah keadaan dari penderita kecelakaan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menangani kasus kecelakaan antara lain:
1. Perhatikan lingkungan serta lokasi kejadian, pastikan apakah keadaan masih
berbahaya atau sudah aman untuk dilakukan tindakan penyelamatan. Hal ini perlu
dilakukan supaya niat baik penolong tidak justru malah membahayakan penolong dan
menambah jumlah korban

2. Respon

Cek respon penderita, apakah penderita sadar atau tidak. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara memanggil korban, menepuk, maupun merangsang nyeri. Perhatikan
apakah penderita membuka mata, bagaimana respon verbalnya (kata-kata), serta
gerakan penderita.

3. Airway
Perhatikan bagaimana keadaan jalan nafas (saluran nafas) penderita. Apakah
penderita dimungkinkan tersedak atau saluran nafasnya tersumbat karena adanya
lendir, darah, maupun lidah yang tertarik/ jatuh ke belakang. Ada beberapa cara untuk
menjaga saluran nafas penderita agar tetap baik, mulai dari memposisikan leher,
mengeluarkan benda asing, menyedot lendir maupun darah, hingga memasang alat
bantu seperti pipa orofaring, pipa endotracheal, dll. Karena tindakan-tindakan tersebut
banyak memanipulasi leher, maka harus diperhatikan untuk menjaga stabilitas tulang
leher penderita. Pemasangan alat bantu untuk menjaga kepatenan saluran nafas harus
dilakukan oleh petugas kesehatan yang telah terlatih dan mempunyai kewanangan
untuk melakukan tindakan tersebut.
4 Breathing
Perhatikan apakah penderita bernafas atau tidak, bagaimana kecepatan, suara, serta
aroma nafasnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendekatkan pipi penolong ke
muka penderita. Pada keadaan-keadaan tertentu, penderita memerlukan tambahan
oksigen untuk meningkatkan keefektifan pernafasan penderita.
5. Circulation

Perhatikan bagaimana detak jantung/ nadi penderita, pertahankan sirkulasi darah. Jika
terjadi perdarahan, hentikan perdarahan serta kenali tanda-tanda syok yang dapat
mengancam jiwa penderita. Apabila ditemukan tanda bahwa penderita mengalami
syok, harus segera dilakukan penanganan dengan cara pemberian cairan yang harus
dilakukan oleh petugas kesehatan yang berwenang.

6.Disability

Perhatikan apakah ada kemungkinan penderita mengalami gangguan syaraf atau tidak.
Hal ini terkait erat dengan tingkat kesadaran pasien.
7.Environment atau Exposure
Lakukan pemeriksaan pada seluruh tubuh untuk mengetahui apakah ada luka maupun
tanda-tanda kegawatdaruratan lain yang mungkin belum terlihat.

Penanganan penderita pada kasus kecelakaan harus dilakukan dengan cepat


dan tetap namun tetap memperhatikan prinsip-prinsip keamanan, baik dari sisi
penderita, lingkungan, maupun dari sisi penolong itu sendiri. Jangan sampai apa yang
penolong lakukan justru malah memperparah keadaan penderita maupun
membahayakan jiwa penolong dan menambah jumlah korban.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan Transportasi juga merupakan
proses pemindahan manusia ataupun barang yang dari satu tempat ke tempat lainnya
dengan menggunakan kendaraan yang digerakkan oleh manusia, hewan atau mesin
yang dilakukan pada satu waktu tertentu.Kecelakaan lalu lintas merupakan peristiwa
terjadinya suatu pergerakan lalu lintas yang dapat mengakibatkan resiko kecelakaan,
sehingga mempengaruhi pada manusia sebagai pengendara.
Penanganan Mengurangi Kematian Akibat Kecelakaan Lalu Lintas dapat
dilakukan dengan berberapa cara yaitu dengan memperhatikan pertolongan pertama
pada kasus kecelakaan . Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menangani
kasus kecelakaan antara lain: perhatikan lingkungan serta lokasi kejadian, respon,
airway, breathing, circulation, disability, dan environment atau exposure.
Pengetahuan dan ketrampilan tentang penanganan penderita ini tidak hanya
harus dikuasai oleh petugas kesehatan saja, namun juga masyarakat umum, sehingga
apabila ditemukan kasus-kasus kecelakaan dapat melakukan tindakan penanganan
yang cepat dan tepat sehingga tidak terjadi kesalahan yang justru memperparah
keadaan dari penderita kecelakaan.
B. SARAN
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari tulisan maupun
bahasan yang kami paparkan. Oleh karena itu, diberikan saraanya agar kami bisa
membuat makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah ini bias bermanfaat bagi kita
semua dan menjadi wawasan bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Garut, “Data Kecelakaan Lalu Lintas di
Kabupaten Garut 2014– 2017,” Garut, 2018.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut, “Luas wilayah dan jumlah penduduk
Kabupaten Garut,” Garut, 2020.
Farida and W. Santosa, “Keselamatan Angkutan Bus Di Kabupaten Garut,” J.
Transp., vol. 18, no. 3, pp. 211–218, 2018.
RSUD - PENANGANAN PERTAMA PADA KASUS KECELAKAAN
(kulonprogokab.go.id) diakses pada tanggal 11 Januari 2023 pukul 10.00 WIB
http://e-journal.uajy.ac.id/7224/2/HK110497.pdf diakses pada tanggal diakses
pada tanggal 11 Januari 2023 pukul 11.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai