Anda di halaman 1dari 8

PEMANFAATAN BUAH BOGEM TUMBUHAN MANGROVE SEBAGAI

SALAH SATU SIRUP PENANGKAL PENYAKIT SARIAWAN : STUDI


KASUS PEGIAT LINGKUNGAN PANTAI PUNCU DESA KEBURUHAN
KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO

oleh :

ARI GALIH PAMBUKO

23791/SKR/2022

JURUSAN KONSERVASI DAN RESTORASI

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN STIPER

YOGYAKARTA

2023
BAB 1

PENGANTAR

1.1 Latar Belakang Masalah

Ekosistem mangrove merupakan tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang

pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Menurut data

KLHK pada tahun 2021 Indonesia memiliki ekosistem mangrove terluas di dunia

dengan memiliki keanekaragaman hayati yang paling tinggi. Panjang garis pantai

sebesar 95,181 km2 , Indonesia mempunyai luas mangrove sebesar 3.489.140,68

Ha pada tahun 2015 Mangrove sendiri terdiri dari berbagai macam jenis tumbuhan

seperti Sonneratia caseolaris. Mangrove sendiri dapat dimanfaatkan dengan

diambil buahnya maupun propagulnya. Tetapi tidak semua jenis mangrove dapat

dikonsumsi, hanya 17 jenis mangrove yang dapat dimanfaatkan untuk makanan,

minuman, obat-obatan dan kosmetik. Pedada atau buah bogem (Sonneratia

caseolaris) merupakan salah satu penyusun hutan bakau yang berada di sepanjang

pantai berlumpur yang mempunyai salinitas rendah. Buah pedada berbentuk bulat,

ujung bertangkai, dan bagian dasarnya terbungkus kelopak bunga. Buah ini

memiliki diameter antara 6- 8 cm dan biji berjumlah 800-1200 (Chen dkk. 2009).

Buah pedada atau juga disebut degan buah bogem dimanfaatkan sebagai

pengembangan produk pangan fungsional yaitu dengan memanfaatkan buah

maupun daun mangrove menjadi berbagai macam olahan pangan. Pangan

fungsional yaitu sebagai pangan yang memberikan efek positif dalam


meningkatkan kesehatan, meningkatkan daya tahan tubuh, memperlambat proses

penuaan dan mengurangi terhadap suatu risiko penyakit tertentu. Buah pedada

berwarna hijau, dan mempunyai aroma yang sedap. Buah pedada ini memiliki nama

internasionalnya yaitu Crabapple mangrove buah mangrove ini dapat dikonsumsi

dan kulit kayunya dapat dimanfaatkan sebagai pewarna kain.

Salah satu strategi pengembangan produk pangan fungsional yaitu dengan

memanfaatkan buah maupun daun mangrove menjadi berbagai macam olahan

pangan. Pangan fungsional adalah pangan yang memberikan efek positif dalam

meningkatkan kesehatan, meningkatkan daya tahan tubuh, memperlambat proses

penuaan dan mengurangi terhadap suatu risiko penyakit tertentu.

Mangrove selain berfungsi sebagai pencegah abrasi pesisir maupun

pantai, sekarang ini buah mangrove mulai dilirik untuk diolah menjadi sumber

pangan alternatif berbasis sumber daya lokal yang memiliki manfaat bagi

tubuh. Jenis mangrove yang dapat diolah antara lain Sonneratia caseolaris , Nypa

fruticans dan Acanthus ilicifolius . Buah mangrove tersebut mengandung berbagai

vitamin dan komponen nutrisi lain yang dapat menunjang Kesehatan

Buah bogem (Sonneratia caseolaris) tumbuh di kawasan ekosistem

mangrove habitat payau yang berfungsi melindungi garis pantai dari abrasi

dan menjadi habitat berbagai jenis hewan perairan. Berbagai spesies mangrove

yang secara tradisional sudah dikonsumsi masyarakat pesisir. Namun demikian,

pemanfaatan buah mangrove sebagai bahan pangan hanya bersifat insidentil atau

dalam keadaan darurat jika terjadi krisis pangan. Buah bogem memiliki rasa asam
dan aroma yang khas. Buah bogem juga memiliki kadar air 84,76%, abu 8,40%,

lemak 4,82%, protein 9,21%, dan karbohidrat 77,57% (Rahim. 2017)

Buah bogem dari tanaman berjenis Sonneratia caseolaris dapat

dimanfaatkan sebagai pembuatan sirup. Sirup mangrove Bogem memiliki banyak

manfaat bagi tubuh. Sirup Bogem ini telah dilakukan penelitian dengan kandungan

gizinya, yaitu mengandung 1,24% protein, 0,24% lemak, 1,74% karbohidrat, dan

70,6% vitamin C. Kandungan vitamin C yang tinggi ini mampu mengobati panas

dalam, sariwan, mencegah flu, dan menjaga kestabilan tubuh. Sirup mangrove ini

juga dapat mengobati darah tinggi dan gondok juga karena mengadung yodium

(Randly, 2006). Pada tahun 2007 juga telah dilakukan uji proksimat dan kelayakan

sirup ini.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas penulis dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut :

a) Bagaimanakah pemanfaatan buah bogem Sonneratia caseolaris

sebagai sirup penangkal penyakit sariawan?

b) Bagaimanakah produksi sirup buah bogem Sonneratia caseolaris

sebagai sirup penangkal penyakit sariawan?


1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi buah bogem

untuk diolah menjadi sirup penangkal penyakit sariawan dan dapat

dijadikan sebagai referensi untuk memulai usaha dari tanaman mangrove

Sonneratia caseolaris.

Tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan pemanfaatan buah bogem sonneratia caseolaris

sebagai sirup penangkal penyakit sariawan.

b. Mendeskripsikan produksi sirup buah bogem Sonneratia caseolaris

sebagai sirup penangkal penyakit sariawan,


DAFTAR PUSTAKA

Chen L, Z. Q. (2009). Litter dynamics and forest structure of the introduced

Sonneratia caseolaris mangrove forest . in Shenzen, China. Estuarine,

Coastal and Shelf Science, 85(2):241-246.

Rahim, S. (2017). HUTAN MANGROVE dan Pemanfaatanya. Yogyakarta: CV

BUDI UTAMA.

Raindly. 2006. Sirup Apel Mangrove. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.


LAMPIRAN

Rahim, S. (2017). HUTAN MANGROVE dan Pemanfaatanya. Yogyakarta: CV

BUDI UTAMA. Diakses pada tanggal 7 Januari 2023. Pukul 18.05 WIB.

https://journal.uc.ac.id. Diakses pada tanggal 7 Januari 2023. Pukul 20.53 WIB.

http://download.garuda.kemendikbud.go.id. Diakses pada tanggal 8 Januari 2023.

Pukul 15.08 WIB.


1. C 11. C

2. A 12.B

3. D 13.B

4. D 14.C

5. A 15.C

6. A 16.A

7. A 17.B

8. C 18.D

9. C 19.B

10. C 20.C

Anda mungkin juga menyukai