SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh :
NURALISATU SHOLIHAH
Nim. 181010250120
Hari ini tanggal ……. Bulan …… Tahun ……. Telah dilakukan pemeriksaan
skripsi terhadap
NAMA : Nuralisatu Sholihah
NIM : 181010250120
PEMINATAN : HUKUM PIDANA
JUDUL : PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP
PELAKU TINDAK PIDANA TERORISME YANG
MELIBATKAN ANAK (Analisis Putusan Nomor
475/pid.sus/2020/PN.Jkt.Brt)
Memperhatikan semua isi dari skripsi baik dilihat dari sisi materi maupun dari sisi
teknis, maka skripsi tersebut sudah disejui untuk diujikan.
Tanggerang Selatan, …………….2022
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Hukum
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh :
Nuralisatu Sholihah
Nim. 181010250120
Pembimbing
XXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXX
NIDN. NIDN.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah
benar karya saya sendiri. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya orang lain
yangpernah diajukan dan ditulis untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu.
Perguruan Tinggi, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini telah
disebutkan dalam daftar pustaka.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, apabila
dikemudian hari terdapat kebohongan dari pernyataan saya ini, saya bersedia
menanggung segala akibat yang ditimbulkan, termasuk pencabutan gelar
kesarjanaan yang sudah saya miliki.
Pamulang,… ........ 2022
Materai
10000
Nuralisatu Sholihah
Nim. 181010250120
ii
Nuralisatu Sholihah
Nim. 181010250120
iii
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Penulis,
Nuralisatu Sholihah
NIM. 181010250120
vi
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Pembunuhan terhadap individu ini sudah dapat dikatakan sebagai bentuk murni
agama. Teror dapat diartikan sebagai aksi yang dimana kelompok melakukan
terorisme yang dijadikan sebagai dasar hukum bahwa yang dimaksud dengan
1
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003, “Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme”.
2
Mardenis, “Pemberantasan Terorisme, Politik Internasional dan Politik Hukum
Nasional Indonesia”, Rajawali Pers, Jakarta, 2013. hlm . 93.
1
2
jaringgan maupun sasaran dan target teror. Namun hal yang paling dari perubahan
tersebut adalah
diri dengan perkembangan zaman. Perubahan ini terkait dengan pola gerakan
Negeri Jakarta Barat, setiap orang yang melakukan pemufakatan jahat, percobaan,
suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan
korban yang bersifat massal dengan cara merampas kemerdekaan atau hilangnya
nyawa atau harta benda orang lain, atau untuk menimbulkan kerusakan atau
kehancuran terhadap objek-objek vital yang strategis, atau lingkungan hidup, atau
“Anak merupakan salah satu dari bagian dari sumber daya manusia yang
memiliki kedudukan vital dalam perkembangan bangsa yang dimana
memerlukan pemeliharaan dan bantuan pengamanan yang cukup bagi
lahir dan tumbuhnya anak baik secara jasmani ataupun rohani. Anak
merupakan generasi penerus bangsa yang akan membawa negara untuk
kian berkembang dan mewujudkan negara menjadi kian membaik”.5
Saat ini perbuatan pidana tidak hanya dilaksanakan oleh orang dewasa
namun sudah banyak dilakukan oleh anak. Tindakan yang dilaksanakan oleh anak
itu dikatakan sebagai kenakalan yang terhitung tindak pidana yang tidak diberikan
permakluman lagi sehingga pada akhirnya anak harus berurusan dengan pihak
diperbuat. Sudah menjadi hal yang lumrah bahwa setiap tahunnya terdapat ratusan
hingga ribuan anak melakukan kejahatan yang sudah tergolong kualifikasi sebagai
pengaturan hukum tindak pidana terorisme yang dilakukan oleh anak dibawah
terorisme yang dilakukan oleh anak dibawah umur serta untuk mengetahui
sehingga dalam hal ini peneliti tertarik untuk membuat suatu penelitian dengan
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Pidana Terorisme.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Hukum Pidana
2. Secara Praktis
a. Bagi Mahasiswa
b. Bagi Institusi
Pamulang yang akan menyusun tugas akhir dengan topik yang terkait
c. Bagi Masyarakat
Sebagai acuan bagi masyarakat untuk menilai sejauh mana aturan mengenai
E. Kerangka Teori
arah dan tujuan dari penelitian tersebut, serta sebagai dasar untuk penelitian agar
dalam penulisan skripsi ini akan menggunakan beberapa macam teori yang
berkaitan tentang masalah yang akan diangkat oleh penulis dalam penulisan
1. Pertanggungjawaban Pidana
yang melanggar aturan pidana.7 Seorang yang melakukan suatu tindak pidana
belum tentu dapat dikatakan dapat dijatuhkan sanksi pidana tergantung kasus
melakukan tindak pidana dan memiliki hubungan dengan tindakan yang telah
6
Roeslan saleh, “Pikiran-Pikiran Tentang Pertanggung Jawaban Pidana, Cetakan
Pertama”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983. hlm. 33.
7
Ayu Efrita Dewi, “Model Hukum Pidana”, Umrah Press, Tanjung Pinang, 2020. hlm.
1.
7
pidana yang disebabkan akibat adanya cacat fisik atau adanya gangguan
penyakit serta jiwanya yang dimana orang tersebut tidak dapat disanksi.
2. Pemidanaan
3. Terorisme
adalah
8
Ayu Efrita Dewi, “Model Hukum Pidana”, Umrah Press, Tanjung pinang, 2020. hlm.
25.
9
Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2003, “Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme”.
8
“Kata terorisme berasal dari kata teror dalam bahasa Inggris, atau
terrere dalam bahasa Latin, artinya membuat gemetar atau
menggetarkan. Ada pula yang memaknainya sebagai kegiatan atau
tindakan yang dapat membuat pihak lain ketakutan. Kata terrere
adalah kata kerja dari kata terrorem yang berarti rasa takut yang luar
biasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memaknai kata teror
sebagai usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh
seseorang atau golongan.11
F. Orisinalitas Penelitian
yang dahulu undangundang yang lama bersifat reaktif yang dalam hal ini
hasil dari tulisan ini adalah ditemukannya kekaburan norma terkait pengertian
3. Edy Renta Sembiring dkk pada tahun 2021 dengan judul Analisis Yuridis
Terhadap Tindak Pidana Terorisme yang dilakukan oleh anak. Penelitian ini
10
4. I Wayan Bayu suryawan pada tahun 2022 dengan judul penelitian Tindak
Pidana Terorisme Yang Dilakukan Oleh Anak Dibawah Umur. Penelitian ini
tipe penelitian hukum normatif. Anak adalah sumber daya manusia yang
dimana anak ikut terlibat dalam tindak pidana terorisme. Hasil penelitian
13
Edy Renta Sembiring. ”Analisis Yuridis Terhadap Tindak Pidana Terorisme yang
dilakukan oleh anak”, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Hukum (JIM FH) E-ISSN 2798-8457
Volume IV Nomor 3, Oktober 2021. hlm. 74.
11
pengaturan hukum tindak pidana terorisme yang dilakukan oleh anak belum
diatur ketentuan pidana tidak dapat dikenakan pidana mati atau seumur hidup.
dalam unsur kesalahan yang tidak terpenuhi yaitu syarat tentang di atas usia
keputusan dengan benar, hingga sekalipun anak berbtuat tindak pidana atas
kesadarannya sendiri. Dengan tidak bisanya anak di adili secara hukum maka
efektif karena terbatas pada wewenang dan kedudukan, hal ini menarik untuk
diteliti sebab sering terjadi nya kekeliruan dalam suatu lembaga negara dalam
Terorisme.
adalah tindak pidana yang dilakukan oleh anak pada kasus terorisme yang terjadi
di Indonesia.
G. Sistematika Penulisan
peneliti:
BAB I PENDAHULUAN
orisinalitas penelitian.
konseptual.
memberi saran dari setiap pembahasan yang telah didapat pada bab
sebelumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tindak Pidana
kepada apa yang disebut dengan tindak pidana (criminal act, strafbaarfeit,
dan masalah pidana dan pemidanaan. Istilah tindak pidana merupakan masalah
seseorang. Istilah tindak pidana dipakai sebagai terjemah dari istilah strafbaar
feit atau delict. Strafbaar feit terdiri dari tiga kata, yakni straf, baar, dan feit,
secara literlijk, kata “straf” artinya pidana, “baar” artinya dapat atau boleh
straf diterjemahkan juga dengan kata hukum. Dan sudah lazim hukum itu
adalah terjemahan dari kata recht, seolah-olah arti straf sama dengan recht.
Untuk kata “baar”, ada dua istilah yang digunakan yakni boleh dan
istilah:
(strafbaarfeit) adalah:
Di antara definisi itu yang paling lengkap ialah definisi dari Simons
yang merumuskan tindak pidana sebagai berikut: “Tindak pidana adalah suatu
Suatu tindak pidana dapat dilakukan oleh seseorang dan dalam hal-hal
bentuk kerja sama yang berlainan sifat dan bentuknya sesuai dengan perannya
ketentuan umum Bab V Pasal 55 sampai 63 KUHP yang berjudul Turut Serta
Suatu pernyataan awal yng paling mendasar adalah apakah yang dimaksud
17
Suyanto, “Pengantar Hukum Pidan”, Deepublisher, Yogyakarta, 2018. hlm. 33.
17
orang saja yang tersangkut dalam terjadinya perbuatan pidana, akan tetapi
beberapa orang.
tindak pidana itu sendiri, maka di dalam tindak pidana tersebut terdapat unsur-
unsur tindak pidana. Pada hakikatnya, setiap perbuatan pidana harus dari
unsur- unsur lahiriah (fakta) oleh perbuatan, mengandung kelakuan dan akibat
a. Unsur Objektif Unsur yang terdapatdi luar si pelaku. Unsur-unsur yang ada
3) Kausalitas
b. Unsur Subjektif Unsur yang terdapat atau melekat pada diri si pelaku, atau
18
“Ibid”., hlm. 59.
18
KUHP
membiarkan)
1) Perbuatan (yang)
19
Chazawi, Adam, “Pelajaran Hukum Pidana 2”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
2002. hlm. 41.
20
“Ibid”., hlm. 42.
21
“Ibid”., hlm. 43.
19
4) Dipertanggungjawabkan22
3. Sanksi Pidana
Sanksi pidana adalah suatu hukuman sebab akibat, sebab adalah kasusnya
dan akibat adalah hukumnya, orang yang terkena akibat akan mempeoleh
sanksi baik masuk penjara ataupun terkena hukuman lain dari pihak
namun tidak jarang bahwa sanksi pidana diciptakan sebagai suatu ancaman
22
“Ibid”., hal 44
20
conviction at crimes such fines, probation and sentences (suatu pidana yang
disimpulkan bahwa
1) Pidana Mati
untuk membunuh karena gentar akan hukuman yang sangat berat. Jika
pada hukuman penjara penjahat bisa jera dan bisa juga membunuh lagi
jika tidak jera,pada hukuman mati penjahat pasti tidak akan bisa
diubah dengan prasyarat yang jelas. Praktek hukuman mati di juga kerap
non kulit putih dan berasal dari kelas bawah. Sementara di berbagai
negara banyak terpidana mati yang merupakan warga negara asing tetapi
25
Abdul Khaliq .M., “Kontroversi Hukuman Mati dan Kebijakan Regulasinya Dalam
RUU KUHP (Studi Komparatif Menurut Hukum Islam),” Jurnal Hukum, Vol. 14, No. 2, 2007.
22
anggota masyarakat yang baik dan berguna bagi masyarakat, bangsa dan
diizinkan menerima tamu. Dia juga tidak boleh bekerja di luar sel
tembok penjara.
a) Kelas satu yaitu untuk mereka yang dijatuhi pidana penjara seumur
b) Kelas dua yaitu mereka yang telah dijatuhi pidana penjara selama
lebih dari tiga bulan yakni apabila mereka dipandang tidak perlu
kelas 3.
d) Kelas empat adalah mereka yang telah dijatuhi pidana penjara kurang
orang.
diberi pekerjaan lebih ringan dari orang yang dijatuhi pidana penjara.
4) Pidana Denda
26
Ayub Torry Satriyo, “Hukuman Mati Ditinjau Dari Perspektif Hukum dan Hak Asasi
Manusia International”, Penerbit buku kompas, Jakarta, 2015. hlm. 4.
25
harus diganti dengan pidana kurungan, yang menurut ayat (3) lamanya
adalah minimal satu hari dan maksimal enam bulan, menurut pasal 30
hari.
bagi tiap-tiap setengah rupiah dan kelebihannya tidak lebih dari satu
hari lamanya.
5) Pidana Tutupan
yang diancam pidana penjara, karena terdorong oleh maksud yang patut
dan cara menjalankan pidana ini diatur tersendiri dalam PP 1948 No. 8.
Dalam peraturan ini narapidana diperlukan jauh lebih baik dari pada
pidana penjara, antara lain: uang pokok, pakaian sendiri, dan sebagainya.
B. Pengertian Terorisme
terorisme terdapat dalam pasal 1 angka 1 UU No. 15 Tahun 2003 jo. Peraturan
sesuai dengan ketentuan dalam UU No. 15 tahun 2003 jo. Peraturan Pemerintah
tahun 2003 jo. Peraturan Pemerintah pengganti UU No. 1 tahun 2002 tidak
disebutkan bahwa tindak pidana terorisme harus ada latar belakang politiknya,
maka dapat ditentukan bahwa menurutu hukum positif yang berlaku di Indonesia
suatu tindak pidana terorisme tidak harus ada latar belakang politiknya. Bahwa
dalam kenyataan tindak pidana terorisme yang telah dilakukan di indonesia ada
ditandai dengan bentuk kejahatan murni berupa pembunuhan dan ancaman yang
yang ada selalu mengandung unsur ‘ketakutan’ atau ‘kengerian.’ Berikut beberapa
definisi terorisme menurut para ahli, hukum internasional, dan ketentuan hukum
adalah terjadinya perdebatan antara Amerika Serikat dan Israel di satu pihak
dengan Syria dan Kuba di pihak lain dalam pertemuan panitia Ad Hoc mengenai
Terrorism) awal tahun 2003. Oleh karna itu belum ada kesepakatan atau
cacat dan merenggut atau mengancam jiwa orang tidak bersalah, sehingga
terorisme adalah suatu kejahatan politik, yang dari segi apa pun tetap merupakan
sekelompok orang (ekstrimis, separatis dan suku bangsa) sebagai jalan terakhir
untuk memperoleh keadilan yang tidak tercapai melalui saluran resmi atau jalur
terorisme adalah setiap tindakan yang melawan hukum dengan cara menebarkan
dikategorikan sebagai tindak kejahatan yang luar biasa (extra ordinary crime)
terorisme terdapat dalam pasal 1 angka 1 UU No. 15 Tahun 2003 jo. Peraturan
pidana sesuai dengan ketentuan dalam UU No. 15 tahun 2003 jo. Peraturan
pidana terorisme.
tahun 2003 jo. Peraturan Pemerintah pengganti UU No. 1 tahun 2002 tidak
disebutkan bahwa tindak pidana terorisme harus ada latar belakang politiknya,
maka dapat ditentukan bahwa menurutu hukum positif yang berlaku di Indonesia
suatu tindak pidana terorisme tidak harus ada latar belakang politiknya. Bahwa
dalam kenyataan tindak pidana terorisme yang telah dilakukan di indonesia ada
definisi terorisme sebagai suatu tindak pidana yang steril dari pengaruh
politik. Tujuan sterilisasi politik sebagai suatu tindak pidana adalah
mencegah terjadinya konflik etnis dan konflik yang beraspek SARA
diantara anak bangsa Indonesia.”38
1. Sejarah Terorisme
38
Romli Atmasasmita, “Kapita Selekta Kejahatan Bisnis dan Hukum Pidana”, Penerbit
PT Fikahati Aneska, Jakarta, 2013. hlm. 101.
39
Azyumardi Azra, “Jihad dan Terorisme. dalam Tabrani Sabirin, (ed),
Menggugat Terorisme”, CV. Karsa Rezek, Jakarta, 2006. hlm. 72-73.
40
Sukasta, “Aspek Hukum Tindak Pidana Terorisme, Menurut Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan Terorisme”, Openjournal, Fakultas Hukum , Universitas
Pamulang, Tangerang Selatan, 2022.
33
pihak ketiga, pergolakan dalam negeri di sekian banyak negara Dunia Ketiga,
membuat dunia labil dan bergejolak. Ketidakstabilan dunia dan rasa frustasi
terorisme.
yaitu sesudah Perang Dunia II dan meningkat sejak permulaan dasawarsa 70-
an. Terorisme dan teror telah berkembang dalam sengketa ideologi, fanatisme
hak asasi korban dan saksi serta hak asasi tersangka atau terdakwa.
2. Bentuk-Bentuk Terorisme
34
Ada beberapa bentuk terorisme yang dikenal, yang perlu kita bahas
dari bentuk itu antara lain teror kriminal dan teror politik. Kalau mengenai
syaraf.
d. Target aksi teror dipilih, bekerja secara rahasia, namun tujuannya adalah
publisitas.
e. Pesan aksi itu cukup jelas, meski pelaku tidak selalu menyatakan diri
secara personal
tatanan sosial dan politik yang sudah ada, tetapi terorisme sub-revolusioner
“Di era modern ini state terrorism bisa dikembangkan lebih luas
dengan mencakup tindakan non militer yang dilancarkan pada
Negara lain seperti embargo pendistribusian kebutuhan pokok,
menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Negara sekutu, dan
menetapkan persyaratan yang ketat sebelum dikucurkan dana
bantuan dan aktifitas ekonomi lainnya”.42
(komisi kejahatan nasional Amerika) dalam The Report of the Task Force of
(komisi kejahatan nasional Amerika) dalam The Report of the Task Force of
43
Hendro Mardianysah, Tinjauan Kriminologis Terhadap kejahatan terorisme,
Universitas Muhammadiyah Mataram Fakultas Hukum, Mataram.hlm. 34.
44
Simson Kristianto (2021) Pemenuhan Hak Narapidana Anak di lembaga pembinaan
yang bukan khusus anak Jurnal HAM Vol 12 No 1.
37
organisasi besar yang dipilari oleh kekuatan rakyat, namun disisi lain punya
secara material maupun non material. Tatkala Negara itu, melalui pejabat
dikorbankan.
C. Hukum Pidana
Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah
pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah
materiil dapat di tegakkan. Dalam konteks hukum pidana modern reaksi atas
tindakan dan saknsi dari kejahatan tersebut tidak hanya berupa hukum pidana,
melainkan lebih luas dari itu yakni tindakan yang bertujuan sebagai upaya
“Hukum pidana dalam arti objektif atau strafrecht in objective zin dan
hukum pidana dalam arti subjektif atau strafrecht in subjective zin.
Hukum pidana dalam arti objektif adalah hukum pidana yang berlaku,
atau yang juga disebut sebagai hukum positif atau ius poenale. Hukum
Pidana dalam arti subjektif tersebut, oleh Professor Simons telah yakni
Keseluruhan dari larangan-larangan dan keharusan-keharusan, yang
atas pelanggarannya oleh Negara atau oleh suatu masyarakat hukum
umum lainnya telah dikaitkan dengan suatupenderitaan yang bersifat
khusus berupa suatu hukuman, dan keseluruhan dari peraturan-
peraturan di mana syarat-syarat mengenai akibat hukum itu telah
diatur serta keseluruhan dari peraturan- peraturan yang mengatur
masalah penjatuhan dan pelaksanaan dari hukumannya itu sendiri.
47
“Ibid”., hlm. 104.
48
“Ibid”., hlm. 105., “Op.Cit”., hlm. 105.
39
hubungannya dengan hukum pidana maka akan ditemukan ciri - ciri hukum
publiksebagai berikut :
cara berbuat atau melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh atau tindak pidana
dengan tidak melakukan atau berbuat sesuatu, maka seseorang itu telah melanggar
49
Suyanto, ”Pengantar Hukum Pidana”, Deepublisher, Yogyakarta, 2018. hlm. 4.
50
“Ibid”., hlm. 6.
40
yang dipidana karena perbuatan itu. Dasar adanya perbuatan pidana adalah asas
melakukan tindak pidana pencurian , diancam dengan pidana penjara paling lama
kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum,
diancam karena pencurian, dengan pidana pencurian paling lama 5 tahun atau
kewajibannya, dapat dipidana , hal ini melanggar Pasal 224 KUHP. Pasal 224
KUHP berbunyi : “Barangsiapa dipanggil sebagai saksi, ahli, atau juru bahasa
1. Dalam perkara pidana, dengan pidana penjara paling lama Sembilan bulan;
2. Dalam perkara lain, dengan pidana penjara paling lama enam bulan.
menentukan bahwa suatu hak atau peristiwa atau kesalahan dianggap telah
dengan integritas moral yang tepat, maka intinya ialah dalam menjatuhkan
putusan, hakim bukan hanya meninjau dari segi yuridis saja tetapi juga harus
meninjau dari segi non yuridis yang berdasarkan dari hati nurani daripada
hakim tersebut.53
diantaranya:54
1. Teori Keseimbangan
54
Ahmad Rifa’I, ”Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Prespektif Hukum
Progresif”, Sinar Grafik, Jakarta, 2011. hlm. 105-113.
55
“ibid”., hlm. 114.
43
6. Teori Kebijaksanaan
G. Pertimbangan Hakim
sebagai berikut :
1. Pokok persoalan dan hal-hal yang diakui atau dalil yang tidak disangkal;
putusan.
61
Elisabeth Nurhaini Butarbutar, “Penerapan Dan Pengaturannya Dalam Hukum
Acara Perdata” Medan, Jurnal Dinamika Hukum. Vol.11 No.3. Fakultas Hukum Universitas
Katolik Santo Thomas, Sumatra Utara, 2011. hlm. 470-479.
45
bahwa, “.Putusan adalah hasil atau kesimpulan dari suatu perkara yang telah
hakim dapat diartikan sebagai bentuk akhir dari persidangan yang diucapkan
oleh Majelis Hakim yang memiliki kewenangan dalam sidang pengadilan yang
perkara oleh hakim adalah Putusan harus memuat dasar alasan yang jelas dan
diadili dan diputus; Putusan tidak boleh mengabulkan lebih dari yang dituntut
atau yang tidak dituntut, Putusan harus diucapkan dimuka siding terbuka untuk
umum.
Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga, dalam suatu putusan harus memuat tiga
persidangan harus dapat memenuhi apa yang menjadi tuntutan dari para
keadilan harus mampu memutuskan suatu perkara yang bertitik tolak pada
65
Muhammad Erwin, “Filsafat Hukum”, Raja Grafindo. Jakarta, 2012, hlm. 123.
66
Fence M. Wantu, “Mewujudkan Kepastian Hukum, Keadilan dan Kemanfaatan
Dalam Putusan Hakim Di Peradilan Perdata”, Jurnal Dinamika Hukum Vol.12 No.2. Universitas
Negeri Gorontalo, Gorontalo, 2012. hlm. 482.
47
keadilan subtantif, dan sebagainya. Pada konteks ini, keadilan dan kepastian
peri laku. Kepastian hukum merujuk pada pelaksanaan tata kehidupan yang
masyarakat.
“Ciri dari suatu hukum yang tidak dapat dipisahkan adalah mengenai
Kepastian Hukum, terutama mengenai norma tertulis. Tanpa
kepastian hukum maka suatu hukum akan kehilangan makna dan
tidak lagi dijadikan pedoman berperilaku. Sesuai dengan kata Ubi jus
67
Suseno dan Franz Magnis, “Etika Politik: Prinsip-Prinsip Moral Dasar
Kenegaraan Modern”, Gramedia, Jakarta, 2012. hlm. 79.
48
incertum, ibi jus nullum yang memiliki arti dimana tiada kepastian
hukum, disitu tidak ada hukum”.68
Jan Michiel Otto memberikan gambaran mengenai batasan
68
“ibid”., hlm. 80.
69
Soeroso, “Pengantar Ilmu Hukum”, PT Sinar Grafika, Jakarta, 2011. hlm. 55.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Spesifikasi Penelitian
telah diputus oleh hakim yang sifatnya inkracht atau yang telah
yang sedang dilakukan penelitian. Hal yang menjadi bahan kajian dalam
1. Sumber Data
70
Ali Zainudin, “Metode Penelitian Hukum”, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm. 24.
71
Soerjono dan Abdurahman, “Metode Penelitian Hukum”, Rineka Cipta, Jakarta,
2003. hlm. 56.
49
50
yang didapatkan dari bahan hukum yang tertulis. Data sekunder dapat
c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan hukum yang sebagai pendukung bahan
kamus baik itu Kamus Besar Bahasa Indonesia maupun Kamus hukum.72
2. Jenis Data
72
Soerjono Soekanto, “Penelitian Hukum Normatif”, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2014. hlm. 29.
73
Peter Mahmud Marzuki, “Penelitian Hukum”, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, 2008. hlm. 93.
51
mengambil dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan
dari buku-buku, media cetak maupun media elektronik atau bahan hukum
yang telah didapat dari studi literatur yang berkaitan dengan skripsi yang
diangkat secara jelas dan terperinci yang pada akhirnya akan dilakukan
penelitian tersebut.
BAB IV
A. Kasus Posisi
Ketuhanan Yang Maha Esa Pengadilan Negeri Jakarta Barat yang memeriksa dan
mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa pada tingkat pertama,
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
52
53
sebagai berikut:
2020 ;
3. Penuntut Umum sejak tanggal 16 Maret 2020 sampai dengan tanggal 14 Mei
2020 ;
4. Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat sejak tanggal 20 Maret 2020 sampai
Penasehat Hukumnya :
a. Asludin Hatjani, SH
f. Nurlan HN, SH
g. Mustofa, SH
h. Kamsi, SH
i. Faris, SH., MH
Utara, Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat, Telp 021-53662699 dan Jalan Bali
No. 1 Palu Sulteng, Telp 0451 426503, yang bertindak berdasarkan Surat Kuasa
1. Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Barat Nomor 475 / Pid.Sus / 2020 /
alias RIAL AL MEDANY alias ABI bin AHMAD TAIBI (Alm) telah terbukti
sebagaimana dalam Dakwaan Kesatu melanggar Pasal 15 jo. Pasal 6 jo. Pasl 16
55
RARA alias ALAM alias RIAL AL MEDANY alias ABI bin AHMAD TAIBI
(Alm) dengan pidana penjara selama 16 (enam belas) tahun dikurangi selama
SYAUQI sebesar Rp.28.232.157,- (dua puluh delapan juta dua ratus tiga
menjadi UU;
putusan yang seadil adilnya (ex aequo et bono) dan hukuman yang seringan-
dengan pembelaannya;
ALAM alias RIAL AL MEDANY alias ABI bin AHMAD TAIBI (Alm)
penuntutan secara terpisah) pada hari Kamis tanggal 10 Oktober 2019 sekitar
jam 12.00 wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu pada bulan Oktober
suatu tempat lain yang masih termasuk di dalam daerah hukum Pengadilan
RARA alias ALAM alias RIAL AL MEDANY alias ABI bin AHMAD
suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas, menimbulkan
hilangnya nyawa dan harta benda orang lain, atau mengakibatkan kerusakan
atau kehancuran terhadap Objek Vital yang Strategis, lingkungan hidup atau
Tegal Sari Desa Tulung Rejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri, Jawa Timur
alias RIAL AL MEDANY alias ABI bin AHMAD TAIBI (Alm) telah
tinggal di Rumah Singgah Manzil Ahlam untuk patuh, taat, setia kepada ABU
Syariah Islam;
muslim karena jika selama hidupnya tidak melakukan baiat maka akan
manusia (Pancasila dan UUD 1945) dan tidak berhukum pada Hukum Allah
Medsos serta Video dan foto perjuangan Kaum Muslimin di Suriah dalam
59
pembelian senjata tajam berupa pisau kunai dan pisau kartu secara online,
Setelah Terdakwa memiliki kemampuan fisik dan pisau tersebut maka mulai
ABU ZEE pada sekitar bulan September 2019, Terdakwa ketakutan dan
merasa dirinya sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh
Aparat Kepolisian maka tidak lama lagi Terdakwa juga akan tertangkap dan
8. Bahwa pada hari Rabu tanggal 9 Oktober 2019 sekitar jam 15.00 Wib ketika
PIPIT yang saat itu bermain Handphone (HP) untuk segera mematikan HP;
Alias SHAFIYYAH Alias PIPIT dan anak RATU AYU LESTARI yang
sudah terbang lagi dan tidak ada orang yang turun dari Helikopter, kemudian
saksi WIRANTO, selain itu sekitar jam 16.30 Wib Terdakwa juga membuat
11. Bahwa mendengar Terdakwa akan melakukan Amaliyah maka saksi FITRIA
Amaliyah;
12. Bahwa pada hari Kamis tanggal 10 Oktober 2019 sekitar jam 05.00 wib
DIANA Alias FITRIA ADRIANA Alias SHAFIYYAH Alias PIPIT dan anak
13. Bahwa sekitar pukul 09.00 Wib Terdakwa membangunkan saksi FITRIA
DIANA Alias FITRIA ADRIANA Alias SHAFIYYAH Alias PIPIT dan anak
lalu Terdakwa memberikan 2 (dua) bilah pisau Kunai kepada saksi FITRIA
Alias PIPIT memberikan 1 (satu) bilah pisau Kunai kepada anak RATU AYU
14. Bahwa saat mendengar suara pesawat helikopter sudah datang maka
PIPIT menyimpan pisau Kunai didalam manset tangan kiri dan anak RATU
DIANA Alias FITRIA ADRIANA Alias SHAFIYYAH Alias PIPIT dan anak
RATU AYU LESTARI “agar nanti di Alun Alun supaya tidak saling bertegur
sapa seola-olah tidak saling kenal, jangan dekat tapi jangan jauh-jauh juga”,
setelah itu mereka bertiga keluar dari Kontrakan menuju alun-alun Menes; -
tidak ada sehingga Terdakwa menunggu di sekitaran alun alun Menes dan
15. Bahwa setelah mendengar masyarakat disuruh menjauh dari lapangan alun
16. Bahwa pada saat mobil warna hitam berhenti di depan Gapura alun alun
17. Bahwa saat saksi Dr.H.WIRANTO, S.H., S.I.P, M.M bersalaman dengan
menusuk pada bagian perut saksi Dr.H.WIRANTO, S.H., S.I.P, M.M dengan
langsung diamankan oleh aparat namun Terdakwa tidak menyerah dan tetap
dada;
18. Bahwa melihat Terdakwa sudah melakukan penyerangan maka saksi FITRIA
diamankan;
20. Bahwa melihat kedua orang tuanya ditangkap oleh aparat keamanan maka
21. Bahwa akibat perbuatan Terdakwa bersama saksi FITRIA DIANA Alias
S.H., S.I.P, M.M yang mengalami luka terbuka di perut sebelah kiri bawah
dan lengan kiri bawah akibat kekerasan tajam sesuai dengan Visum Et
bahu kiri dan siku tangan kiri akibat kekerasan tajam sesuai dengan Visum Et
FUAD SYAUQI mengalami luka terbuka di dada bagian kanan dan kiri
65
22. Bahwa perbuatan Terdakwa bersama saksi FITRIA DIANA Alias FITRIA
umumnya;
23. Bahwa berdasarkan pemeriksaan dan penilaian terkait dengan kerugian yang
S.I.P, M.M dan H. FUAD SYAUQI sebesar Rp. 65.232.157,- (enam puluh
lima juta dua ratus tiga puluh dua ribu seratus lima puluh tujuh rupiah);
Undang.
1. Setiap orang
perbuatan yang dilakukannya. maka setiap orang ini juga disebut sebagai
ABU RARA alias ALAM alias RIAL AL MEDANY alias ABI bin AHMAD
dan rohani serta telah dapat menerangkan dengan jelas dan terang segala
dapat menjawab dengan baik pertanyaan yang diajukan oleh Majelis Hakim
alias ABI bin AHMAD TAIBI (Alm) adalah sebagai subyek hukum yang
terletak diawal unsur perbuatan dalam rumusan delik dimaksud, maka unsur ini
menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas,
kemerdekaan atau hilangnya nyawa dan harta benda orang lain, atau
RARA alias ALAM alias RIAL AL MEDANY alias ABI bin AHMAD TAIBI
(Alm) bersama-sama dengan Fitria Diana alias Fitria Adriana alias Shaffiyah
alias Pipit bin Sunarto adanya suatu permufakatan jahat dalam tindak pidana
RARA alias ALAM alias RIAL AL MEDANY alias ABI bin AHMAD TAIBI
(Alm) bersama-sama dengan Fitria Diana alias Fitria Adriana alias Shaffiyah
alias Pipit bin Sunarto telah mengajak Anak RATU AYU LESTARI (yang
masih berusia 12 tahun) dalam perbuatan dan tindakan teroris tersebut, dengan
demikian unsur ke empat ini pun telah terbukti pada perbuatan terdakwa.
alias RIAL AL MEDANY alias ABI bin AHMAD TAIBI (Alm) telah
Undang-Undang.
RARA alias ALAM alias RIAL AL MEDANY alias ABI bin AHMAD
TAIBI (Alm) dengan pidana penjara selama 16 (enam belas) tahun dikurangi
ditahan.
berikut :
74
Putusan Nomor 475/Pid.Sus/2020/Pn.Jkt.Brt, hlm. 2-7.
70
475/Pid.Sus/2020/Pn.Jkt.Brt
Nomor : 475/Pid.Sus/2020/Pn.Jkt.Brt
putusan, yaitu:
ALAM alias RIAL AL MEDANY alias ABI bin AHMAD TAIBI (Alm)
tersebut telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
ABU RARA alias ALAM alias RIAL AL MEDANY alias ABI bin AHMAD
TAIBI (Alm) oleh karena itu dengan pidana penjara selama 12 (dua belas)
tahun;
juta rupiah);
SYAUQI sebesar Rp.28.232.157,- (dua puluh delapan juta dua ratus tiga
Terdakwa untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 5.000,- (lima ribu
rupiah);
hari Kamis, tanggal 18 Juni 2020, oleh MASRIZAL, S.H., M.H, sebagai Hakim
sebagai Hakim Anggota, yang diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum
pada hari KAMIS, tanggal 25 JUNI 2020, oleh Hakim Ketua dengan didampingi
Negeri Jakarta Barat serta dihadiri oleh JUWITA KAYANA, SH. MH, Penuntut
G. ANALISIS PENULIS
merupakan produk dari badan legislatif bersama eksekutif, dan isi darn undang-
15 Tahun 2003. Bunyi lengkap Pasal tersebut yaitu; Pasal 15 “Setiap orang yang
76
Putusan Nomor 475/Pid.Sus/2020/Pn.Jkt.Brt, hlm. 78-88.
73
Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12 dipidana dengan pidana yang sama
sebagai pelaku tindak pidananya”, bunyi Pasal 6 “Setiap orang yang dengan
teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang
bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa dan
harta benda orang lain, atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap
obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau
fasilitas internasional, dipidana dengan pidana mati atau penjara seumur hidup
atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)
tahun.”
No.1 Tahun 2002 tentang Peraturan Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme yang
KUHP, dan menjadi penjelas tentang penyertaan dalam melakukan tindak pidana
Pidana Terorisme, bentuk penyertaan yang masuk kedalam pasal ini adalah bentuk
dalam jenis pembantuan diatur dalam Pasal 56 KUHP. Selain itu dalam Pasal ini
77
Ramelan, “Ajaran Turut Serta (MEDEPLEGEN) dalam Pemberantasan Tindak
Pidana Terorisme”, hlm. 221.
74
juga mengandung unsur percobaan melakukan tindak pidana yang terdapat dalam
Pasal 53 ayat (1) KUHP, dan menjadi penjelas tentang percobaan melakukan
tindak pidana terorisme. Karena itutalah Majelis Hakim memilih Pasal 15 jo. 6
tahun penjara.
Namun dalam hal ini penulis tidaklah sependapat dengan putusan Majelis
Hakim, pasalnya dalam fakta yang ditemukan, ada beberapa hal yang seharusnya
dari organisasi ISIS (Islamic State of Iraq Syria) atau yang saat ini berubah
nama menjadi IS (Islamic State), hal ini terbukti atas pengakuan SYAHRIYAL
ALAMSYAH alias ABU RARA alias ALAM yang telah melakukan bai‟at
Manzil Ahlam untuk patuh, taat, setia kepada ABU BAKAR AL BAGDADI
tajam berupa pisau kunai dan pisau kartu secara online. SYAHRIYAL
ALAMSYAH alias ABU RARA alias ALAM tahu akibat yang akan
berupa hukuman mati atau penjara seumur hidup, maka hukumannya adalah
lima belas tahun pejara78. Jika dilihat dari hukuman tindak pidana terorisme
adalah empat tahun penjara. Namun selain itu dalam teori penyertaan tindak
pidana yang dijelaskan dalam pasal 57 ayat (3), dijelaskan mengenai tambahan
78
Andi Hamzah, “KUHP dan KUHAP”, Rineka Cipta, Jakarta, 2011. hlm. 27.
76
hukumannya adalah sama dengan pelaku tindak pidananya, dengan syarat yang
Memadukan antara fakta hukum dengan teori hukum ini, maka penulis
menilai adanya ketidak tepatan dalam vonis hakim yang dijatuhkan kepada
ALAM dapat dijatuhkan lebih dari 15 tahun penjara, hal ini dikarenakan
a. Aspek Yuridis.
adalah maksimal lima belas tahun jikalau hukuman pelaku tindak pidananya
ABU RARA alias ALAM harus dimaksimalkan, hal ini melihat telah
terorisme ini akan tidak terwujud, karena aksi-aksi terorisme akan selalu
didukung oleh beberapa orang yang membantunya, dan untuk membuat jera
80
Putusan Nomor 475/Pid.Sus/2020/Pn.Jkt.Brt. hlm. 55.
81
“Ibid”., hlm. 55.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari
alias ABU RARA alias ALAM dalam melibatkan anaknya telah meresahkan
antar anak bangsa dan Perbuatan terdakwa menularkan rasa radikalisme pada
khawatir akan timbulnya kasus-kasus terorisme yang baru. Menurut fakta hukum
dengan teori hukum ini, maka penulis menilai adanya ketidak tepatan dalam vonis
alias ABU RARA alias ALAM dapat dijatuhkan lebih dari 15 tahun penjara.
78
79
B. SARAN
yang melibatkan anak secara masif kepada masyarakat agar banyak yang
2. Untuk para hakim dan/atau Pengadilan agar selalu bersikap hati-hati dan
memberikan rasa keadilan bagi pihak yang berperkara sesuai dengan fakta
oleh bangsa dan negara sebagai bukti serius penanganan terorisme yang
melibatkan anak.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Ayu Efrita Dewi, Model Hukum Pidana, Umrah Press, Tanjung pinang, 2020.
Ayub Torry Satriyo, Hukuman Mati Ditinjau Dari Perspektif Hukum dan Hak
Asasi Manusia International, Penerbit buku kompas, Jakarta, 2015.
Black, Campbell Henry, Black's Law Dictionary Revised Fourth Edition, West
Publishing Co, St. Paul Minnesota, I986.
Damayanti, Angel dan Hemay, Idris dan Muchtadlirin, adan Aziz, Sholehudin A.
dan Pranawati, Rita, Perkembangan Terorisme di Indonesia, Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia”,
Jakarta, 2013.
80
81
Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2004.
Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana bagi anak, Rajawali press, Jakarta, 2019.
Potak Pantogi Nainggolan, Terorisme dan Tata Dunia Baru, Penerbit Pusat
Pengkajian dan Pelayanan Informasi Sekretaris Jendral Dewan
Perwakilan Rakyat, Jakarta, 2006.
Romli Atmasasmita, Kapita Selekta Kejahatan Bisnis dan Hukum Pidana Buku 2,
Penerbit PT Fikahati Aneska, Jakarta, 2013.
Sb. Agus, Deradikasi Dunia Maya, Mencegah Simbiosis Terorisme dan Media,
Daulat Press, Jakarta, 2016.
Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Lux,
Widya Karya, Semarang, 2017.
C. Jurnal
Abdul Khaliq .M., Kontroversi Hukuman Mati dan Kebijakan Regulasinya Dalam
RUU KUHP (Studi Komparatif Menurut Hukum Islam), Jurnal Hukum,
Vol. 14, No. 2, 2007.
Edy Renta Sembiring. Analisis Yuridis Terhadap Tindak Pidana Terorisme yang
dilakukan oleh anak, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Hukum (JIM
FH) E-ISSN 2798-8457 Volume IV Nomor 3, Oktober 2021.
Edy Renta Sembiring. Analisis Yuridis Terhadap Tindak Pidana Terorisme yang
dilakukan oleh anak, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Hukum (JIM
FH) E-ISSN 2798-8457 Volume IV Nomor 3, Oktober 2021.
B. Peraturan Perundang-undangan