Terlihat dari sini kehidupan masyarakat Pulau Padang sangat makmur dan sejahtera,
semua kebutuhan hidup mereka dapat terpenuhi. Tetapi semua nya menjadi sirna setelah
perusahaan terbesar di asia masuk diwilayah mereka kebun selama ini mereka rawat dan
hutan yang mereka manfaatkan untuk hidup sudah dikuasai. Perusahaan ialal PT.RAPP
merupakan perusahaan penghasil kertas terbesar di Asia, beberapa wilayah di Riau sudah
dikuasai perusahaan tersebut untuk dijadikan hutan tanaman industri (HTI) termasuk Pulau
Padang yang sudah dijadikan HTI. Perusahaan telah mendapatkan SK dari Kementan
bernomor 327 tahun 2009 pada tanggal 9 juni 2009. Total luas Pulau Padang sekitar 110
hektar, perusahaan RAPP mendapat izin pemanfaatan kawasan untuk dijadikan HTI sekitar
42.205 hektar, hampir separuh kawasan Pulau Padang yang dijadikan HTI.
Rasa amarah dan kecewa masyarakat Pulau Padang kini membara kepada pemerintah
yang telah mengizin kan Pulau Padang dijadikan HTI, dimana kini mereka akan mengadu
nasib negeri yang mereka cintai kini dijarah oleh penguasa. Tidak sampai disitu masyarakat
pulau padang tetap berjuang untuk mendapatkan hak mereka berbagai aksi akan mereka
lakukan asalkan Pulau Padang tidak dijadikan HTI oleh Perusahaan. Salah satu aksi mereka
yaitu menghalang alat berat untuk melakukan operasional dikawasan yang sudah dijadikan
HTI dan perusahaan mengalami kendala saat melakukan operasional dilapangan, dan
masyarakat Pulau Padang juga merusak beberapa alat berat milik perusahaan. Tetapi
namanya juga penguasa memiliki dana yang besar mereka tidak putus akal agar bisa
beroperasi di kawasan Pulau Padang.
Berbagai cara pihak perusahaan berusaha untuk bisa beroperasi dikawasan Pulau
Padang yang sudah mendapatkan izin dari kemenhut, perusahaan meminta pertolongan
dengan pihak aparat untuk melakukan pengamanan, sebelum nya pihak perusahan sudah
melakukan sosisalisasi dengan masyarakat Pulau Padang tetapi masyarakat bersekukuh
untuk mempertahankan keinginan mereka untuk melakukan pelepasan kawasan yang telah
dijadikan HTI. Dan beberapa warga yang menghalangi operasional perusahaan ditangkap
oleh aparat, masyarakat tau usaha mereka pasti gagal.
Dan pada akhirnya pada tahun 2012 Kemenhut melakukan pemetaan ulang bagi lahan
masyarakat terkena kawasan HTI akan diganti rugi oleh pihak perusahaan. Setidaknya hal ini
tidak membuat masyarakat Pulau Padang rugi besar. Tetapi bukan ini yang diinginkan, yang
diinginkan adalah melepaskan kawasan Pulau Padang dijadikan HTI oleh perusahan di
karenakan Pulau Padang tersebut merupakan lahan gambut rata-rata kedalaman gambut
mencapai 6-6.5 meter, ini sangat melangar analisis dampak lingkungan (AMDAL). Seharus
nya kawasan Pulau Padang harus dijadikan Hutan lindung karna jika kawasan Pulau Padang
dijadikan HTI maka akan adanya pembuatan kanal-kanal yang besar, hal ini akan
menyebabkan hal yang tidak diinginkan, jika air pasang maka air akan cepat masuk kawasan
rumah warga, jika terjadinya kemarau maka penyusutan air akan cepat dan membuat lahan
menjadi kering dan mudah terbakar.
Dan pada tahun 2021 aksi protes masyarakat kepada pemerintah terjadi karna menurut
mereka pihak perusahaan melakukan operasional secara ilegal dua desa di Pulau Padang. Dan
pihak perusahaan melakukan klarifikasi atas tudahan masyarakat tetapi kembali lagi setiap
penguasa akan menang. Dan percuma aksi masyarakat untuk menghalangi penguasa karna
hasilnya akan nihil.
Tapi ini lah yang terjadi pada negeri kita setiap penguasa akan selalu mendapatkan
cara untuk menguntungkan para elite papan atas yang rakus. Biarlah ini menjadi sejarah
sepanjang masa untuk dikenang bagaimana pemerintah memperlakukan masyarakat kecil.