Anda di halaman 1dari 3

Pulau Padang Pulau Seribu Kenangan Yang di Rampas oleh Penguasa

Pulau Padang merupakan wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti hasil dari


pemekaran Kabupaten Bengkalis pada tahun 2009. Mayoritas masyarakat Pulau Padang etnis
suku melayu, cina dan batak. Kegiatan sehari hari masyarakat Pulau Padang melakukan
aktivitas pertanian, perkebunan, perikanan dan pertenakan. Selain itu masyarakat Pulau
Padang memanfaatkan hutan mengolah kayu untuk dijadikan sarana rumah dan fasilitas
umum dan juga menjual hasil kayu hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Terlihat dari sini kehidupan masyarakat Pulau Padang sangat makmur dan sejahtera,
semua kebutuhan hidup mereka dapat terpenuhi. Tetapi semua nya menjadi sirna setelah
perusahaan terbesar di asia masuk diwilayah mereka kebun selama ini mereka rawat dan
hutan yang mereka manfaatkan untuk hidup sudah dikuasai. Perusahaan ialal PT.RAPP
merupakan perusahaan penghasil kertas terbesar di Asia, beberapa wilayah di Riau sudah
dikuasai perusahaan tersebut untuk dijadikan hutan tanaman industri (HTI) termasuk Pulau
Padang yang sudah dijadikan HTI. Perusahaan telah mendapatkan SK dari Kementan
bernomor 327 tahun 2009 pada tanggal 9 juni 2009. Total luas Pulau Padang sekitar 110
hektar, perusahaan RAPP mendapat izin pemanfaatan kawasan untuk dijadikan HTI sekitar
42.205 hektar, hampir separuh kawasan Pulau Padang yang dijadikan HTI.

Rasa amarah dan kecewa masyarakat Pulau Padang kini membara kepada pemerintah
yang telah mengizin kan Pulau Padang dijadikan HTI, dimana kini mereka akan mengadu
nasib negeri yang mereka cintai kini dijarah oleh penguasa. Tidak sampai disitu masyarakat
pulau padang tetap berjuang untuk mendapatkan hak mereka berbagai aksi akan mereka
lakukan asalkan Pulau Padang tidak dijadikan HTI oleh Perusahaan. Salah satu aksi mereka
yaitu menghalang alat berat untuk melakukan operasional dikawasan yang sudah dijadikan
HTI dan perusahaan mengalami kendala saat melakukan operasional dilapangan, dan
masyarakat Pulau Padang juga merusak beberapa alat berat milik perusahaan. Tetapi
namanya juga penguasa memiliki dana yang besar mereka tidak putus akal agar bisa
beroperasi di kawasan Pulau Padang.

Berbagai cara pihak perusahaan berusaha untuk bisa beroperasi dikawasan Pulau
Padang yang sudah mendapatkan izin dari kemenhut, perusahaan meminta pertolongan
dengan pihak aparat untuk melakukan pengamanan, sebelum nya pihak perusahan sudah
melakukan sosisalisasi dengan masyarakat Pulau Padang tetapi masyarakat bersekukuh
untuk mempertahankan keinginan mereka untuk melakukan pelepasan kawasan yang telah
dijadikan HTI. Dan beberapa warga yang menghalangi operasional perusahaan ditangkap
oleh aparat, masyarakat tau usaha mereka pasti gagal.

Masyarakat melakukan sosialisasi kepada pemerintah dan bertanya mengapa


perusahaan mendapatkan izin dari pemerintah untuk dijadikan HTI, jawaban pemerintah
pusat sangat melukai hati mereka karna menurut data dari pemerintah pusat kawasan Pulau
Padang tidak berpenghuni data tersebut mereka dapatkan dari pejabat daerah. Inilah membuat
amarah mereka memuncak hingga pada tahun 2011 dimana aksi demontrasi terjadi besar-
besaran oleh masyarakat Pulau Padang. Mereka melakukan demo didepan kantor bupati
Kabupaten Kepulauan Meranti dan menginap didepan halaman tersebut. Tidak hanya itu saja
aksi yang diluar logika mereka lakukan yaitu dengan cara menjait mulut aksi mogok makan,
ini bentuk kekecewaan mereka kepada pemerintah daerah dan pusat. Aksi jahit mulut
menyimbolkan apa yang mereka sampai tidak didengar oleh pemerintah. Dan kini sirna sudah
harapan mereka untuk melepaskan kawasan Pulau Padang yang sudah dijadikan HTI oleh
perusahaan. Dan mereka kalah karna lahan perkebunan mereka dan fasilitas umum di Pulau
Padang tidak memiliki surat kepemilikan ini lah yang memenangkan perusahaan saat
kompetisi.

Dan pada akhirnya pada tahun 2012 Kemenhut melakukan pemetaan ulang bagi lahan
masyarakat terkena kawasan HTI akan diganti rugi oleh pihak perusahaan. Setidaknya hal ini
tidak membuat masyarakat Pulau Padang rugi besar. Tetapi bukan ini yang diinginkan, yang
diinginkan adalah melepaskan kawasan Pulau Padang dijadikan HTI oleh perusahan di
karenakan Pulau Padang tersebut merupakan lahan gambut rata-rata kedalaman gambut
mencapai 6-6.5 meter, ini sangat melangar analisis dampak lingkungan (AMDAL). Seharus
nya kawasan Pulau Padang harus dijadikan Hutan lindung karna jika kawasan Pulau Padang
dijadikan HTI maka akan adanya pembuatan kanal-kanal yang besar, hal ini akan
menyebabkan hal yang tidak diinginkan, jika air pasang maka air akan cepat masuk kawasan
rumah warga, jika terjadinya kemarau maka penyusutan air akan cepat dan membuat lahan
menjadi kering dan mudah terbakar.

Dan pada tahun 2021 aksi protes masyarakat kepada pemerintah terjadi karna menurut
mereka pihak perusahaan melakukan operasional secara ilegal dua desa di Pulau Padang. Dan
pihak perusahaan melakukan klarifikasi atas tudahan masyarakat tetapi kembali lagi setiap
penguasa akan menang. Dan percuma aksi masyarakat untuk menghalangi penguasa karna
hasilnya akan nihil.

Tapi ini lah yang terjadi pada negeri kita setiap penguasa akan selalu mendapatkan
cara untuk menguntungkan para elite papan atas yang rakus. Biarlah ini menjadi sejarah
sepanjang masa untuk dikenang bagaimana pemerintah memperlakukan masyarakat kecil.

Anda mungkin juga menyukai