Anda di halaman 1dari 50

PROPOSAL

PENGARUH PENAYANGAN FILM/VIDEO UPIN DAN IPIN TERHADAP


PENANAMAN KARAKTER SISWA: STUDI PADA SISWA KELAS 1 SDN
100 SIMPURSIA KECAMATAN PAMMANA KABUPATEN WAJO

THE EFFECT OF SHOWING UPIN DAN IPIN FILMS/VIDEOS ON


STUDENT’S CHARACTER DEVELOPMENT: STUDY IN
GRADE 1 STUDENTS OF SDN 100 SIMPURSIA
PAMMANA SUB-DISTRICT WAJO DISTRICT

ACHMAD HIDAYAT NASRUM


1947241003

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022

i
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Alamat : 1. Kampus IV UNM Tidung Jl. Tamalate Kota Makassar,
2. Kampus V Kota Pare-Pare, 3. Kampus VI UNM Kota Watampone Jl. Jend. Sudirman
Telpon : 0411 2001010 – 0421 883076 – 0481 21089
Fax : 0411 88445 – 0421 21698 – 0481 21089

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Penayangan Film/Video Upin dan Ipin


Terhadap Penanaman Karakter Siswa: Studi Pada Siswa
Kelas 1 SDN 100 Simpursia Kecamatan Pammana
Kabupaten Wajo.
Nama : Achmad Hidayat Nasrum
NIM : 1947241003
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Setelah dikonsultasikan dan dilakukan perbaikan sesuai saran pembimbing, maka


naskah usulan proposal penelitian telah memenuhi persyaratan untuk
diseminarkan.

Watampone, 10 September 2022

Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Sudarto, M.Pd Achmad Shabir, S.Pd., M.Pd


NIP 19790831 201504 1 001 NIP 198711115 201903 1 014
Disahkan oleh:
an. Ketua Jurusan PGSD FIP UNM
Ketua UPP PGSD Bone

Drs. Abd. Hafid, S.Pd., M.Pd.


NIP 19640201 198803 1 002

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Kajian Pustaka ............................................................................ 6
B. Kerangka Pikir ........................................................................... 19
C. Hipotesis Tindakan .................................................................... 20
BAB III. METODE PENELITIAN 21
A. Jenis Penelitian 21
B. Waktu dan Tempat Penelitian 21
C. Desain Penelitian 21
D. Populasi dan Sampel 21
E. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 22
F. Prosedur Penelitian ...................................................................... 23
G. Teknik Pengumpulan Data 25
H. Instrumen Penelitian 25
I. Teknik Analisis Data 26
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 29
LAMPIRAN ............................................................................................ 32

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal


1. Kriteria Skor N-Gain 28
2. Jadwal Perencanaan Penelitian 31

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal

2.1 Kerangka Pikir 20


3.1 Desain Penelitian 21

v
1

Judul : Pengaruh Penayangan Film/Video Upin dan Ipin Terhadap


Penanaman Karakter Siswa: Studi Pada Siswa Kelas 1 SDN 100 Simpursia
Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah proses pengembangan diri, perubahan

sikap, tata kelakuan, yang dilakukan melalui proses pengajaran, bimbingan, dan

didikan sebagai bekal dalam menjalani kehidupan yang lebih baik. (UU RI Nomor

20 Tahun 2003) Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan

bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.

Sakti (2016)menyebutkan bahwa pendidikan sekolah dasar merupakan

jenjang pendidikan paling dasar dalam pendidikan formal di Indonesia. Tahap ini

adalah awal proses pembentukan karakter karena pada usia ini bagi anak-anak

merupakan masa keemasan atau biasa dikenal dengan masa golden age, dimana

masa ini adalah paling tepat bagi anak-anak untuk mengembangkan aspek

perkembangan afektifnya oleh karena itu pendidikan karakter di usia sekolah

dasar harus dioptimalkan.

Menurut Lickona, pendidikan karakter merupakan suatu usaha yang

dilakukan agar siswa dapat memahami, memperhatikan dan melaksanakan etika

inti (Harahap 2019). Pendidikan karakter merupakan penciptaan lingkungan


2

sekolah yang memberikan nilai kehidupan dan pembelajaran bagi siswa untuk

membantu siswa dalam perkembangan etika, tanggung jawab melalui metode dan

model pembelajaran ataupun pengajaran karakter yang baik melalui nilai-nilai

universal.

Pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk mendidik siswa agar

dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif

kepada lingkungannya. Proses penanaman nilai-nilai pendidikan karakter tidak

hanya melalui lembaga pendidikan saja, tetapi seiring dengan perkembangan ilmu

teknologi dan komunikasi, penanaman nilai-nilai pendidikan karakter juga dapat

diperoleh melalui media lain, baik media cetak maupun media elektronik.

Televisi merupakan salah satu media elektronik yang dapat digunakan

sebagai media penanaman pendidikan. Akan tetapi, banyak stasiun televisi yang

menyajikan tontonan semata tanpa adanya tuntunan di dalamnya. Bagi siswa yang

sudah duduk di sekolah dasar khususnya kelas 1, film animasi mungkin menjadi

kegemarannya, hal tersebut dikarenakan film lebih menarik dan lebih mudah

diproses.

Menurut Batubara (2020), mengatakan bahwa film merupakan media

audio visual yang dikemas secara menarik, berupa kumpulan adegan dan audio

dengan kualitas baik, sehingga pesan moral yang disampaikan akan lebih mudah

terserap oleh anak. Film tidak semuanya layak untuk disaksikan oleh anak-anak,

karena banyak film kartun yang menampilkan adegan adegan kekerasan.


3

Namun, tidak semua juga film Animasi yang ditayangkan ditelevisi

menyuguhkan hal-hal negatif. Terdapat sebagian film yang mendidik dan baik

untuk disaksikan anak-anak. Salah satunya adalah film Animasi Upin danIpin

yang tayang setiap hari pukul 12.00 WIB di MNC TV.

Film Animasi Upin dan Ipin yang berasal dari Malaysia disutradarai oleh

M. Nizam Abdul Razak, terkenal khas dengan penggunaan bahasa melayunya.

Awal film ini dirilis pada tanggal 14 September 2007, kini Upin dan Ipin sudah

mempunyai 9 musim. Cerita yang disuguhkan dalam film tersebut banyak

mengandung pelajaran-pelajaran penting yang patut ditonton.

Karakter dan penokohan dalam tayangan film sangat penting. Fungsi

karkter dan penokohan selain untuk menghidupkan (menarik) program, juga bisa

menjadi idola bagi penonton, khususnya anak-anak. Anak-anak sering menirukan

apa yang dilakukan tokoh idolanya. Oleh karena itu, karakter tokoh sangat

strategis dalam penanaman pendidikan karakter. Melalui film animasi Upin-Ipin

yang bercerita tentang saling menghormati, tonlong menolong, saling menghargai,

dan menyayangi, sehingga dapat membantu anak mengetahui mengenai karakter

yang baik maupun yang tidak baik.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di kelas 1 SDN 100 Simpursia

Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo pada tanggal 20 September 2022, guru

hanya memberikan materi dan tugas melalui buku paket yang telah dibagikan.

Siswa kurang tertarik dengan metode yang diberikan guru yang cenderung

monoton sehingga terkesan bahwa siswa kurang mendapatkan materi, hal ini

membuat siswa merasa bosan dan cuek. Sehingga jika dilakukan ulangan atau
4

pemberian tugas kepada siswa, banyak siswa yang mencontek karena tidak

memahami materi. Sikap yang dilakukan siswa tersebut mencerminkan kurangnya

sikap jujur pada siswa tersebut, hal tersebut menyebabkan minimnya pendidikan

karekter pada siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Tri Ramayanti (2020) dengan judul

“Pengaruh Menonton Film Animasi Upin dan Ipin Terhadap Karakter Siswa SD

Negeri 24 Seluma” hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian hipotesis

menggunakan rumus Chi Kuadrat menujukan Chi Kuadrat hitung (x2 hit) sebesar

10,162 lebih besar dari Chi Kuadrat tabel (x2 tabel) pada taraf signifikan sebesar

9,488 atau 10,162 > 9,488. Maka artinya Ho yang diajukan di tolak dan Ha

diterima. Sehingga dapat diketahui ada Pengaruh Menonton Film Animasi Upin-

Ipin Terhadap Karakter Siswa SD Negeri 24 Seluma.

Hasil penelitian di atas diperjelas oleh penelitian yang telah dilakukan oleh

Rizkiana Putri (2021) dengan judul “Nilai-nilai Pendidikan Karakter Film

Animasi Upin dan Ipin”, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pendidikan

karakter pada film animasi Upin dan Ipin sebagai berikut: 1) religious, 2)

nasionalis, 3) mandiri, 4) gotong royong dan 5) integritas. Nilai karakter yang

paling dominan dan mendasari kelima nilai tersebut adalah religious, karena

karakter religius merupakan unsur utama sekaligus unsur pembangun suatu nilai

karakter. Tayangan film animasi Upin dan Ipin yang ditampilkan mengandung

nilai karakter yang baik.

Berdasarakan uraian di atas, maka calon peneliti tertarik untuk mengkaji

lebih jauh tentang nilai-nilai karakter yang ada pada film animasi Upin dan Ipin
5

dengan judul “Pengaruh Penayangan Film/Video Upin dan Ipin Terhadap

Penanaman Karakter Siswa Kelas 1 SDN 100 Simpursia Kecamatan Pammana

Kabupaten Wajo”

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh penayangan film/video Upin dan Ipin terhadap

penanaman karakter siswa kelas 1 SDN 100 Simpursia Kecamatan Pammana

Kabupaten Wajo?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penayangan film/video Upin dan

Ipin terhadap penanaman karakter siswa kelas 1 SDN 100 Simpursia Kecamatan

Pammana Kabupaten Wajo?

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis yang diharapkan dari hasil penelitian ini yaitu dapat digunakan

sebagai tambahan pengetahuan pada tingkat teoritis kepada pembaca dan guru

dalam pembinaan karakter siswa SD negeri 24 Seluma melalui media film.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi kepala sekolah, penelitian in diharapkan dapat membantu meningkatkan

dalam pembinaan karakter siswa.

b. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat membantu menambah wacana

pendidikan karakter pada siswa melalui media film.


6

c. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu menambah

pengetahuan tentang krakter melalui media film dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang telah dilakukan Widya Yuniar Angraini (2017) dengan

judul “Nilai-nilai Pendidikan Karakter Upin dan Ipin serta Relevansinya dengan

Pendidikan Karakter”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai karakter

yang terdapat pada serial kartun Upin dan Ipin produksi Les’Copaque dengan

pendidikan adalah cinta tanah air, karakter kerja keras, karakter peduli sesame,

kreatif, karakter jujur, karakter toleransi, karakter religius, dan karakter disiplin.

Penelitian yang dilakukan Dita Jaisa Utami (2020) dengan judul “Resepsi

Pemahaman Anak Terhadap Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Film Kartun

Upin Dan Ipin”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan

karakter yang terdapat dalam dalam film Upin dan Ipin yaitu nilai religius seperti

berpuasa, sembahyang, menjalankan kebaikan pada saat bulan ramadhan,

memohon ampunan pada Allah. Nilai pendidikan Toleransi yang terdapat dalam

film kartun Upin dan Ipin yaitu ada 5 diantaranya seperti, menghargai perbedaan

orang yang tidak sama dengan diri kita, menghargai orang yang sedang

sembahyang dengan tidak bermain petasan. Cara mengaplikasikan nilai

pendidikan karakter yang terdapat dalam film kartun Upin Ipin ke dalam
7

kehidupan sehari-hari menurut anak-anak yaitu seperti, bersembahyang, berpuasa,

tidak boleh mengganggu orang yang sedang sembahyang. Film kartun tersebut

mempunyai beberapa nilai pendidikan karakter yang sangat baik untuk di contoh

oleh anak-anak.

Penelitian yang dilakukan oleh Sukron Nur Fauzi (2020) dengan judul

“Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Serial Animasi musim 6 dan

Relevansinya dengan Pendidikan Kewarganegaraan”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa di dalam film Upin Ipin ini mengandung nilai pendidikan

karakter, adapun nilai pendidikan karakter tersebut adalah religius, rasa ingin tahu,

disiplin, tanggung jawab, toleransi, jujur, mandiri, cinta damai,

bersahabat/komunikatif, kerja keras, peduli sosial, menghargai prestasi, kreatif,

dan peduli lingkungan. Relevansi pendidikan kewarganegaraan untuk tingkat

sekolah dasar menjelaskan hak bermain, belajar, hak anggota keluarga di rumah,

melaksanankan hak anak di rumah, sekolah dan tata tertib di rumah yang

terkandung dalam film Upin Ipin musim 6 terdapat pada kelas 1, 2, dan 3 karena

pada materi ajar kelas tersebut terdapat hak dan kewajiban serta sikap saling

menghargai.

Penelitian yang dilakukan oleh Romi Pasrah (2020) dengan judul “Nilai-

Nilai Karakter yang Terdapat dalam Film Animasi Upin dan Ipin Episode

Jembatan Ilmu”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai karakter yang

terdapat dalam film tersebut adalah menghargai prestasi, tanggung jawab,

toleransi, peduli sosial, jujur, cinta tanah air. Oleh karena itu, film animasi ini
8

cocok digunakan sebagai media untuk menyampaikan edukasi dan pesan moral

serta nilai-nilai karakter kepada anak usia sekolah dasar.

Penelitian yang dilakukan oleh Rizkiana Putri (2021) dengan judul “Nilai-

nilai Pendidikan Karakter Film Animasi Upin dan Ipin”, hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa pendidikan karakter pada film animasi Upin dan Ipin sebagai

berikut: 1) religious, 2) nasionalis, 3) mandiri, 4) gotong royong dan 5) integritas.

Nilai karakter yang paling dominan dan mendasari kelima nilai tersebut adalah

religious, karena karakter religius merupakan unsur utama sekaligus unsur

pembangun suatu nilai karakter. Tayangan film animasi Upin dan Ipin yang

ditampilkan mengandung nilai karakter yang baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Miftakul Janah (2021) dengan judul

“Analisis Nilai Karakter pada Media Film Kartun Upin dan Ipin”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa (1) Pentingnya nilai karakter baik pada peserta didik di SDN

01 Sukadana menurut pendidik bahwa sangat penting pendidikan karakter baik

diajarkan kepada siswa, karena dengan adanya nilai karakter yang baik sangat

berpengaruh demi keberlangsungan jalan hidup dimasyarakat nanti. (2) Penerapan

media pembelajaran, kegiatan proses pembelajaran di SDN 01 Sukadana telah

menggunakan media pembelajaran yang sejak lama sudah diterapkan turun

menurun ke pada siswa. Penggunaan media pembelajaran sangat penting untuk

diterapkan saat pembelajaran karena dengan adanya media atau alat bantu makan

akan memudahkan seorang guru untuk menjelaskan materi dengan sempurna

kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. (3) Film kartun Upin dan Ipin
9

sebagai media pembelajaran. Media film yang digunakan adalah media film

kartun yang sangat membantu dalam proses pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Tri Ramayanti (2020) dengan judul

“Pengaruh Menonton Film Animasi Upin dan Ipin Terhadap Karakter Siswa SD

Negeri 24 Seluma” hasil penelitian menunjukkan bahwa pengujian hipotesis

menggunakan rumus Chi Kuadrat menujukan Chi Kuadrat hitung (x2 hit) sebesar

10,162 lebih besar dari Chi Kuadrat tabel (x2 tabel) pada taraf signifikan sebesar

9,488 atau 10,162 > 9,488. Maka artinya Ho yang diajukan di tolak dan Ha

diterima. Sehingga dapat diketahui ada Pengaruh Menonton Film Animasi Upin-

Ipin Terhadap Karakter Siswa SD Negeri 24 Seluma.

Penelitian yang dilakukan oleh Yulianti Rukmana (2022) dengan judul

“Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Melalui Audiovisual Sebagai Media

Pembelajaran”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan

karakter yang ada dalam film animasi Upin Ipin adalah 1, karakter peduli sosial 2,

karakter rasa ingin tahu 3, karakter kerja keras 4, karakter toleransi 5, karakter

mandiri 6, karakter kreatif. Kedua, film animasi Upin Ipin sangat bagus dijadikan

media pembelajaran bagi siswa karena termasuk film animasi yang sederhana,

mudah dimengerti anak dan mengandung konten positif yang dapat

mempengaruhi berkembangnya karakter anak ke arah yang baik. Saran, agar

sekolah dasar menjadikan film animasi Upin Ipin sebagai salah satu media

pembelajaran.

2. Film Animasi Upin dan Ipin

a. Pengertian film
10

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat diartikan dalam dua

pengertian, film merupakan selaput tipis yang dibuat dari soluloid untuk tempat

gambar negative (yang akan dibuat porter) atau tempat gambar positif (yang akan

dimainkan di bioskop dan televise), yang kedua, film diartikan sebagai lako

(cerita) gambar hidup. Film menjadi media yang sangat berpengaruh, melebihi

media-media lainnya. Secara audio dia bekerja sama dengan baik dalam membuat

penontonnya tidak bosan dan lebih mengingat, karena formatnya yang menarik.

Salah satu bentuk media yang dapat digunakan untuk menunjang

keefektifan pembelajaran adalah media film. Arsyad (2015) menyebutkan bahwa

film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di mana frame

demi frame. Batubara (2020), mengatakan bahwa film merupakan media audio

visual yang dikemas secara menarik, berupa kumpulan adegan dan audio dengan

kualitas baik, sehingga pesan moral yang disampaikan akan lebih mudah terserap

oleh penontonnya. Film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat

berdasarkan muatan pesan (message) di baliknya. Film selalu merekam realitas

yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan kemudian

memproyeksikannya ke atas layar.

Berdasarkan pengertian film di atas, maka calon peneliti menyimpulkan

bahwa film adalah media massa yang bersifat audio visual untuk menyampaikan

beragam pesan kepada khalayak umum melalui sebuh media cerita yang

ditampilkan di gedung-gedung bioskop, televisi maupun sinetron. Film dapat

dikatakan memiliki satu sasaran, yaitu menarik perhatian dan dirancang untuk

melayani keperluan publik agar diminati penonton.


11

Fungsi tayangan visual pada manusia sangat mempengaruhi sisi

intelektual, juga peran audio lebih pada persolan ekspresi Supiarza (2016). Hal

tersebut mampu membuat para penonton mengingat apa yang telah mereka lihat

dan dengar walaupun hanya melihat satu kali tayangan tersebut. Apalagi bagi para

anak – anak yang begitu cepat menangkap apa yang mereka lihat dan dengar,

umumnya mereka akan meniru apa yang ada ditayangan yang mereka saksikan.

Oleh karena itu, sebagai orang dewasa yang ada disekitar anak-anak, jika anak-

anak memiliki perilaku buruk yang diperoleh dari media elektronik (yaitu televisi)

sejak kecil, maka harus anak-anak di sekitar harus dibimbing. Tidak menutup

kemungkinan hal itu berpengaruh pada perubahan perilaku anak-anak setelah

menonton tayangan program televisi. Artha (2016) menyatakan apabila anak-anak

menonton tayangan yang lebih ke arah edukatif, maka mereka bisa mendapatkan

dampak yang positif setelah menonton tayangan tersebut tetapi, jika anak-anak

menonton tayangan yang mengandung unsur negatif yang berupa tayangan

kekerasan dll, maka hal tersebut akan berpengaruh negatif pada perkembangan

perilaku anak.

Namun, tidak semua juga film yang ditayangkan ditelevisi menyuguhkan

hal-hal negatif. Terdapat sebagian film yang mendidik dan baik untuk disaksikan

anak-anak. Salah satunya adalah film Upin dan Ipin yang tayang setiap hari pukul

12.00 WIB di MNC TV.

b. Film animasi

Kata animasi diambil dari kata ani- mation; to animate yang bila dilihat

dalam kamus Inggris-Indonesia artinya kurang lebih adalah hidup, menghidupkan.


12

Animasi adalah ilusi dari sebuah kehidupan, walaupun sekarang ini pengertian

animasi telah melebar hingga mempunyai pengertian segala sesuatu yang

mempunyai elemen gerak. Kata menghidupkan disini bukanlah berarti memberi

nyawa, melainkan membuat benda/obyek bisa bergerak sehingga terlihat seperti

hidup.

Animasi memiliki kekuatan storytelling yang jauh lebih besar dari pada

media lainnya, seperti motion graphic maupun desain grafis. Sehingga banyak

film saat ini dibuat dalam bentuk animasi. Animasi dibuat dengan mengurutkan

kumpulan gambar, kemudian ditampilkan satu per satu dengan cepat sehingga

gambar akan terlihat hidup dan bergerak, seperti dalam film, umumnya gambar

animasi adalah 24 fps (frame per second) sehingga gerakannya terlihat sangat

halus.

c. Film animasi upin dan ipin

Film animasi Upin dan Ipin dirilis pada tanggal 14 September 2007 di

Malaysia dan disiarkan di TV9. Film ini diproduksi oleh Les' Copaque. Film

animasi Upin dan Ipin adalah salah satu serial kartun yang mengandung nilai-nilai

pendidikan dan mengajarkan toleransi, seperti menghormati semua kawan yang

berbeda kaum dan agama.

Film animasi Upin dan Ipin menyajikan tayangan yang mencerdaskan dan

menghibur untuk anak-anak. Program ini merupakan sebuah film yang memiliki

kualitas tinggi dan memiliki animasi yang bagus. Film animasi Upin dan Ipin

mendapatkan apresiasi dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) karena merupakan

program kartun ramah anak dengan cerita yang menginspirasi dan kaya akan
13

edukasi. Film Upin dan Ipin terdapat beberapa nilai pendidikan karakter yang

dapat memberi contoh yang baik bagi anak-anak.

Tak jarang muncul adegan yang seharusnya ditiru oleh anak-anak pada

tayangan sinetron yang di mana semestinya tayangan tersbut ditayangkan untuk

orang dewasa. Oleh karena itu terdapat harapan pada film animasi Upin dan Ipin

ini untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada anak. Banyak perilaku positif

yang menunjukkan kesadaran kepada anak-anak untuk tetap berperilaku baik

setelah melihat tayangan film animasi Upin dan Ipin. Di mana pada film tersebut

terdapat sebuah nilai-nilai pendidikan karakter yang baik, diantaranya yaitu nilai

karakter kerja keras, patuh pada orangtua dan tidak memakan milik orang lain.

tanggung jawab, kejujuran, dan pembiasaan. film kartun Upin dan Ipin ini juga

banyak memberikan contoh yang baik terhadap perkembangan anak-anak pada

usia anak-anak. Adanya tayangan-tayangan yang disuguhkan mengandung unsur

pendidikan karakter maupun pendidikan bagi orangtua dengan memberikan cara

pendidikan alternatif dalam mendidik anak-anaknya.

Tokoh-tokoh dan pengisi suara dalam film animasi Upin dan Ipin ini yaitu

tokoh pertama Upin dan Ipin (pengisi suara adalah Nur Fathiah Diaz), adalah dua

orang kembar asal Melayu yang tinggal bersama Kakak dan Opah mereka dalam

sebuah rumah di Kampung Durian Runtuh. Mereka kehilangan kedua orang tua

mereka saat bayi. Untuk membedakan saudara kembar yang botak ini terlihat dari

baju mereka yang bertuliskan “U” dan “I”. Tokoh kedua Kak Ros (pengisi suara

adalah Noor Ezdiani Ahmad Fauzi dan di Musim kedua diisi oleh Ida Saheera)

merupakan kakak sulung dari Upin dan Ipin. Dari luar ia kelihatan galak tapi dia
14

adalah kakak yang selalu penuh kasih sayang. Tokoh ketiga Opah (pengisi suara

adalah Hj. Ainon Ariff ) merupakan nenek dari Upin, Ipin dan juga Kak Ros.

Beliau sangat berhati mulia dan menyayangi cucunya. Tokoh keempat Cikgu

Jasmin

(pengisi suara adalah Jasmin Ally) Ia adalah guru dari Upin dan Ipin. Tokoh

kelima Jarjit Singh (pengisi suara adalah Mohd Shafiq) adalah teman Upin dan

Ipin yang hobi berpantun.

Tokoh keenam Fizi (pengisi suara adalah Ida Rahayu Yusoff) adalah salah

satu teman Upin dan Ipin yang bersifat penuh keyakinan dan dimanjakan oleh

orang tuanya. Tokoh ketujuh Ehsan (pengisi suara adalah Mohd Syahmid Abdul

Hamid) Ia adalah sepupu Fizi yang tinggal di sebelah rumahnya. Ehsan

mempunyai sikap menyendiri, cerewet dan suka makan.Fizi selalu memanggilnya

dengan Intan Payung. Tokoh ke delapan adalah Meimei (pengisi suara adalah Yap

Ee Jean, Tang Ying Swok) merupakan teman Upin dan Ipin keturunan Tionghoa

yang pintar di kelasnya. Tokoh ke Sembilan adalah Mail (pengisi suara adalah

Mohd Hasrul) merupakan teman Upin dan Ipin yang peling rajin dalam mencari

rezeki dan membantu ibunya. Tokoh kesepuluh adalah Susanti (pengisi suara

adalah Sarah Nadira Nadhira Azman) Ia adalah teman Upin dan Ipin yang berasal

dari Jakarta, Indonesia. Susanti adalah gadis yang berkarakter ramah dan baik

hati.

Tokoh kesebelas adalah Dzul dan Ijat (pengisi suara adalah Mohd Amirul

Zarizan dan Mohd Izzat Ngathiman) merupakan teman sekelas Upin dan Ipin

yang salaing berdampingan. Tokoh kedua belas adalah Tok Dalang (pengisi suara
15

adalah Abu Shafian Abdul Hamid) beliau adalah penghulu kampong dan sering

memberikan nasehat kepada Upin dan Ipin serta Kawan-kawan. Kemudian tokoh

ketigas belas Muthu (pengisi suara adalah Mohd Shafiq) merupakan pedagang

makanan satu-satunya di Kampung Durian Runtuh. Lalu tokoh keempat belas

berikutnya adalah Hasrol Ahmad) adalah seorang laki-laki namun bersifat seperti

wanita (feminim) yang galak dan sirik.

3. Karakter

a. Pengertian karakter

Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin yaitu character,

yang berarti tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian serta akhlak.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, memberikan definisi tentang

karakter adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, prilaku, personalitas,

sifat, tabiat, temperamen, dan berwatak. Karakter adalah seperangkat sifat yang

selalu ditandai untuk kebaikan.

Dalam istilah psikologi, yang disebut karakter adalah watak atau sifat

dasar yang khas dan dapat dijadikan ciri untuk mengidentifikasi seorang pribadi.

Depdiknas dalam (Dianti 2014) menyatakan bahwa karakter artinya memiliki

kepribadian, perilaku, sifat tabiat dan watak. Selanjutnya dikatakan bahwa

seseorang yang memiliki karakter unggul akan berusaha melakukan hal-hal yang

baik, kepada Tuhannya, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan Negara serta

dunia internasionalnya dengan memaksimalkan potensi pengetahuan disertai

kesadaran, emosi dan motivasi dalam dirinya.

b. Pendidikan karakter
16

Menurut Lickona, pendidikan karakter merupakan suatu usaha yang

dilakukan agar siswa dapat memahami, memperhatikan dan melaksanakan etika

inti, Harahap (2019). Pendidikan karakter merupakan penciptaan lingkungan

sekolah yang memberikan nilai kehidupan dan pembelajaran bagi anak untuk

membantu anak dalam perkembangan etika, tanggung jawab melalui metode dan

model pembelajaran ataupun pengajaran karakter yang baik melalui nilai-nilai

universal. Karakter yang kuat dibentuk dengan penanaman nilai yang menjelaskan

manfaat dan tidaknya suatu kegiatan. Rasa ingin tau membentuk suatu nilai itu

dibangun dengan penghayatan dan pengalamannya, sehingga siswa sibuk mencari

sebuah pembelajaran.

Pendidikan karakter adalah segala yang dilakukan oleh guru terhadap

siswa, yang mampu mempengaruhi nilai-nilai dan perilaku siswa dalam kegiatan

sehari-hari. Hal ini dapat dilihat ketika guru menyampaikan pesan, berperilaku,

berucap bahkan dalam kegiatan sehari-hari cara guru bertoleransi dan berbagai hal

yang lainnya. Penanaman karakter siswa harus dimulai dari sedini mungkin

supaya anak mendapatkan pengalaman yang banyak untuk perkembangan dirinya.

Hal ini didorong dengan rasa ingin tahu dan lingkungan yang mendukung

sehingga anak mudah beradaptasi dengan lingkungan bahkan dengan potensi yang

ada pada dirinya.

Menurut Rachmah (2013), pendidikan karakter yang baik harus

melibatkan tiga unsur berikut: 1) pengetahuan yang baik (moral knowledge); 2)

perasaan yang baik (moral feeling) dan; 3) perilaku yang baik (moral action).

Pendidikan karakter menjadi suatu keharusan karena untuk meningkatkan mutu


17

penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian

pembentukan karakter dan akhlak yang mulia peserta didik secara utuh, terpadu

dan seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapkan siswa mampu secara

mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan

menginternalisasi, serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia

sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari serta dalam lingkungan sekolah.

c. Nilai-nilai pendidikan karakter

Nilai-nilai karakter yang dikembangkan di satuan pendidikan menurut

ketentuan Kepmendiknas (2010) yaitu bersumber dari agama, pancasila, budaya

dan tujuan pendidikan nasional yaitu sebagai berikut: 1) religius, 2) jujur, 3)

toleransi, 4) disiplin, 5) kerja keras, 6) kreatif, 7) demokratis, 8) rasa ingin tahu, 9)

peduli lingkungan, 10) peduli sosial, 11) tanggung jawab.

Secara rinci, karakter-karakter tersebut dideskripsikan oleh Ramly dalam

buku Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter sebagai berikut:

1. Religius merupakan salah satu nilai yang berhubungan dengan kehidupan

beragama serta memiliki sifat suci dan dapat dijadikan suatu pedoman untuk

tingkah laku dalam ranah agama agar dapat hidup tenteram dengan

kerukunan. Indikatornya adalah selalu berdoa ketika sebelum dan sesudah

melakukan sesuatu, taat beribadah, dan memberikan senyum, salam, sopan,

salam kepada sesama manusia.

2. Jujur adalah konsisten terhadap ucapannya, perbuatan dan tindakan agar

mendapat keyakinan dan kepercayaan dari orang lain. Indikatornya adalah

tidak curang, selalu menepati janji dan berkata apa adanya.


18

3. Toleransi merupakan sikap menghargai dan menghormati perbedaan antar

sesama manusia yang berbeda dengan dirinya. Indikatornya adalah tidak

mengucapkan kata rasis, tidak menyinggung orang lain dan saling

menghormati antar sesama.

4. Disiplin merupakan sikap taat dan patuh terhadap aturan. Indikatornya adalah

membiasakan tepat waktu dan membiasakan mematuhi aturan.

5. Kerja keras merupakan perilaku yang menunjukkan semangat terhadap

penyelesaian masalah dan menyelesaikan tugas dengan optimal. Indikatornya

adalah memberikan pekerjaan yang terbaik dan menciptakan kompetisi yang

sehat.

6. Kreatif merupakan proses berfikir dan bekerja untuk menghasilkan karya baru

dari sesuatu yang telah dimiliki. Indikatornya adalah selalu ingin berinovasi

dan tidak plagiarism.

7. Demokratis mempunyai kewajiban dan hak untuk berpartisipasi dalam

pikiran, sikap dan perbuatan. Indikatornya adalah menghormati pendapat

orang lain, tidak memaksakan kehendak dan suka bermusyawarah.

8. Rasa ingin tahu merupakan keinginan untuk menyelidiki dan mencari

pemahaman terhadap sesuatu hal yang dipelajari, dilihat dan didengar.

Indikatornya adalah selalu bereksplorasi lebih dan lebih aktif bertanya.

9. Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk

mencegah kerusakan pada lingkungan alam dan di sekitarnya, serta

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaikinya. Indikatornya adalah


19

membuang sampah pada tempatnya, tidak merusak lingkungan dan tidak

mengotori lingkungan.

10. Peduli sosial merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi

bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Indikatornya

adalah melakukan aksi sosial, saling berempati dan tidak acuh terhadap

bencana alam.

11. Tanggung jawab merupakan sikap seseorang dalam melaksanakan kewajiban

terhadap dirinya, masyarakat, bangsa, negara, dan Tuhan. Indikatornya adalah

mengerjakan tugas dengan tepat waktu,mengakui kesalahan dan minta maaf

serta tidak mengulangi lagi dan berani menanggung resiko akibat

perbuatannya.

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori-teori yang telah dijabarkan di atas, proses penanaman

nilai-nilai pendidikan karakter tidak hanya melalui lembaga pendidikan saja,

tetapi seiring dengan perkembangan ilmu teknologi dan komunikasi, penanaman

nilai-nilai pendidikan karakter juga dapat diperoleh melalui media lain, baik

media cetak maupun media elektronik. Salah satu media yang dapat digunakan

untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter. Akan tetapi, banyak stasiun

televisi yang menyajikan tontonan semata tanpa adanya tuntunan di dalamnya.

Bagi siswa yang sudah duduk di sekolah dasar khususnya kelas 1, film animasi

mungkin menjadi kegemarannya, hal tersebut dikarenakan film lebih menarik dan

lebih mudah diproses.


20

Namun, tidak semua juga film Animasi yang ditayangkan ditelevisi

menyuguhkan hal-hal negatif. Terdapat sebagian film yang mendidik dan baik

untuk disaksikan anak-anak. Salah satunya adalah film Animasi Upin danIpin

yang tayang setiap hari pukul 12.00 WIB di MNC TV. Oleh karena itu terdapat

harapan pada film animasi Upin dan Ipin ini untuk menanamkan nilai-nilai

karakter pada anak. Maka kerangka pikir penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Pengaruh Penayangan Film/Video Upin dan


Ipin Terhadap Penanaman Karakter

Pretest

Penayangan Film
Animasi Upin dan Ipin

Posttest

Analisis

Tidak Ada pengaruh Temuan Ada pengaruh


Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

C. Hipotesis Penelitian
21

Hipotesis merupakan suatu kemungkinan jawaban dari masalah yang

diajukan. Menurut Sugiyono (2020) bahwa hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, di mana

jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan belum

didasarkan pada fakta-fakta yang empiris dan diperoleh melalui pengumpulan

data.

Adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha : “Terdapat pengaruh tayangan film/video Upin dan Ipin terhadap penanaman

karakter siswa kelas 1 SDN 100 Simpursia Kecamatan Pammana Kabupaten

Wajo”

H0 : “Tidak terdapat pengaruh tayangan film/video Upin dan Ipin terhadap

penanaman karakter siswa kelas 1 SDN 100 Simpursia Kecamatan

Pammana Kabupaten Wajo”

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Pre-Eksperimental. Menurut Sugiyono (2020) bahwa

“pre –eksperimental hanya satu keompok yang diberikan pretest dan posttest”.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober dan berakhir pada bulan

November 2022 di SDN 100 Simpursia Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo

C. Desain Penelitian
22

Desain penelitian memberikan gambaran prosedur untuk mendapatkan

informasi yang diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah dalam

penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One

Group Pretest-posttest Design. Konsisten dengan rancangan penelitian yang

dipilih, maka pretest dan posttest dalam penelitian ini diberikan pada kelompok

yang sama. Pretest digunakan untuk mengukur karakter siswa sebelum diberikan

perlakuan. Sedangkan posttest digunakan untuk mengukur karakter siswa setelah

diberikan perlakuan.

Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Pengukuran (pretest) Perlakuan Pengukuran akhir

(posttest)

O1 X O2

Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada hakikatnya adalah suatu objek atau semua elemen yang

berkaitan dengan penelitian. Menurut Sugiyono (2020) bahwa populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh calon peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas 1 SDN 100 Simpursia Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo

yang berjumlah 15 orang.

2. Sampel
23

Menurut Sugiyono (2020) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil

dari populasi harus benar-benar mewakili.Teknik pengambilan sampel yang

digunakan oleh calon peneliti adalah non probability sampling yaitu sampel

jenuh. Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Menurut Arikunto (2013) “Jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang,

maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih

besar dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% dari jumlah

populasinya”(h.104). Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti menggunakan

seluruh jumlah siswa kelas 1 SDN 100 Simpursia Kecamatan Pammana

Kabupaten Wajo.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Film Animasi Upin dan Ipin

Film animasi Upin dan Ipin dirilis pada tanggal 14 September 2007 di

Malaysia dan disiarkan di TV9. Film ini diproduksi oleh Les' Copaque. Film

animasi Upin dan Ipin adalah salah satu serial kartun yang mengandung nilai-nilai

pendidikan dan mengajarkan toleransi, seperti menghormati semua kawan yang

berbeda kaum dan agama

2. Penanaman Karakter

Karakter adalah watak atau sifat dasar yang khas dan dapat dijadikan ciri

untuk mengidentifikasi seorang. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan di satuan

pendidikan menurut ketentuan yaitu bersumber dari agama, pancasila, budaya dan
24

tujuan pendidikan nasional yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,

kreatif, demokratis, rasa ingin tahu, peduli lingkungan, peduli sosial dan

tanggung jawab.

F. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur dalam penelitian ini yaitu:

1. Tahap perencanaan

Perencanaan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menentukan

hal-hal yang dipersiapkan yang terdiri atas:

a. Tema/topik penelitian.

b. Mengidentifikasi masalah yang diteliti.

c. Merumuskan masalah dari penemuan masalah yang diteliti.

d. Merumuskan hipotesis atau jawaban sementara dari masalah yang sedang

diteliti.

e. Menentukan sampel penelitian.

f. Menyusun rencana penelitian yang dijadikan pedoman selama melaksanakan

penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan setelah tahap persiapan selesai. Tahap pelaksanaan

yang dilakukan dalam peneltian ini dengan pemberian tes. Sebelum tes digunakan

sebagai penjaring data sebaiknya instrumen divalidasi terlebih dahulu ke validator

yang telah ditentukan, setelah instrument divalidasi. Langkah pertama dilakukan

pretest. Langkah kedua diberikan perlakuan (posttest). Adapun rincian dari

prosedur tersebut adalah sebagai berikut:


25

a. Melakukan pretest untuk mengukur karakter siswa sebelum dikenai perlakuan

b. Memberikan treatment berupa film animasi Upin dan Ipin untuk jangka

waktu tertentu

c. Memberikan posttest untuk mengukur seberapakah perbedaan perilaku yang

timbul

d. Menerapkan tes statistic yang sesuai, dalam hal ini calon peneliti

menggunakan uji t-test.

3. Tahap Penulisan Laporan

Penulisan laporan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses penelitian.

Tahapan ini yaitu membuat laporan mengenai hasil penelitian secara tertulis.

Laporan penelitian secara tertulis perlu dibuat agar calon peneliti dapat

mengkomunikasikan hasil penelitiannya kepada para pembaca. Adapun rincian

dari prosedur tersebut yaitu: a) melakukan pertemuan awal dengan pihak sekolah,

b) melakukan pertemuan dengan wali kelas 1 untuk mengatur jadwal tetap

melakukan penelitian, c) melaksanakan penelitian, d) pengumpulan data hasil

penelitian, e) mengolah dan menganalisis hasil penelitian, f) penarikan

kesimpulan.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Angket atau Kuisioner

Alat pengumpulan data dikembangan dengan angket yang berbentuk skala

likert dengan alternatif jawaban untuk msing-masing variabel dan diberikan skor

sebagai berikut: sangat setuju, setuju, dan tidak setuju. Responden dipersilahkan

untuk menjawab pernyataan atau pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner


26

sesuai dengan aktifitas menonton animasi upin-ipin terhadap karakter siswa SDN

100 Simpursia. Responden diminta untuk memilih kategori jawaban dengan

memberikan centang (√) pada kolom yang tersedia. Adapun alternatif jawaban

dan penentuan skor yang digunakan adalah sebagai berikut :

a) Sangat setuju (SS) = Skor 4


b) Setuju (S) = Skor 3
c) Tidak setuju (TS) = Skor 2
d) Sangat tidak setuju (STS) = Skor 1

2. Dokumentasi

Penggunaan teknik dokumentasi dalam penelitian ini yaitu mengumpulkan

data berupa pengambilan data yang bersifat dokumentasi mengenai jumlah

seluruh siswa kelas 1 SDN 100 Simpursia Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen angket yang

berbentuk pernyataan/pertanyaan untuk memperoleh data tentang pengaruh

penayangan film/video Upin dan Ipin terhadap penanaman karakter siswa kelas 1

SDN 100 Simpursia Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo.

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Analisis statistik

deskriptif ini digunakan untuk melihat gambaran tentang pengaruh penayangan

film/video Upin dan Ipin terhadap penanaman karakter siswa kelas 1 SDN 100

Simpursia Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo. Analisis statistik deskriptif


27

digunakan untuk menghitung data berupa tabel distribusi frekuensi, mean (rata-

rata), median, modus.

2. Analisis Data Inferensial

Analisis inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk

menganalisis sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Pengujian yang

dilakukan dalam analisis inferensial adalah uji normalitas, uji homogenitas, uji

hipotesis dan uji normalized gain score yang dapat lihat sebagai berikut:

a. Uji normalitas

Untuk menguji apakah skor angket berdistribusi mormal atau tidak

digunakan uji Kolmogorov Smirnov Normality Test dengan bantuan program

Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 25. Kriteria dalam pengujian

ini, pada taraf signifikansi 5% atau 0,05. Data dapat dinyatakan berdistribusi

normal jika nilai signifikansi > 0,05 dan apabila nilai signifikansi < 0,05 maka

data tidak berdistribusi normal.

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas data yang dilakukan untuk melihat apakah kedua

kelompok sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Kriteria dalam

pengujian ini, jika Fhitung < Ftabel maka varian sampel homogen, sebaliknya jika

Fhitung >Ftabel maka varian tidak homogen. Uji homogenitas pada penelitian ini

menggunakan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS)

versi 25.0 dengan melakukan uji Levene. Kriteria dalam uji Levene yaitu apabila

nilai signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa varian sampel adalah

homogen.
28

c. Uji hipotesis

Pada pengujian hipotesis dilakukan dengan bantuan program Statistical

Package for Social Science (SPSS) versi 25.0. Uji t yang digunakan yaitu uji t-

Paired Sample T-tes. Uji Paired Sample T-test digunakan untuk menguji hasil

data dari pretest dan posttest. Adapun rumus uji t yaitu :

𝑋̅1 − 𝑋̅2
𝑡=
𝑆12 𝑆22 𝑆1 𝑆2

𝑛1 + 𝑛2 − 2𝑟 (√𝑛1 ) (√𝑛2 )

Keterangan :

𝑋̅1 = rata-rata sampel sebelum perlakuan

𝑋̅2 = rata-rata sampel setelah perlakuan

𝑆1 = simpangan baku sebelum perlakuan

𝑆2 = simpangan baku setelah perlakuan

𝑛1 = jumlah sampel sebelum perlakuan

𝑛1 = jumlah sampel setelah perlakuan

Interpretasi hasil penelitian yaitu :

1) Jika thitung > ttabel (α = 5 %) maka t hitung yang diperoleh signifikan (hipotesis

alternatif / Ha diterima dan hipotesis nol / Ho ditolak).

2) Jika thitung < ttabel (α = 5 %) maka t hitung yang diperoleh tidak signifikan

(hipotesis alternatif / Ha ditolak dan hipotesis nol / Ho diterima).

d. Uji Normalized Gain (N-Gain) Score


29

Uji N-Gain dapat dilakukan dengan melihat selisih nilai postest dan pretest,

N-Gain Score menunjukkan adanya pengaruh penayangan film/video film Upin

dan Ipin. Untuk menghitung N-Gain Score menggunakan bantuan SPSS 25.0.

Menurut Wulandari (2017) bahwa N-Gain dapat dihitung dengan rumus berikut :

𝑆𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 =
𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑆𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Kategori pemerolehan nilai N-Gain score dapat ditentukan berdasarkan N-

Gain. Adapun pembagian kategori pemerolehan nilai N-Gain sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kriteria Skor N-Gain

Skor N-Gain Kualifikasi


0,00 < 𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 < 0,30 Rendah
0,30 ≤ 𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 ≤ 0,70 Sedang
𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 > 0,70 Tinggi
Sumber : Hake (2002)
30

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Arsyad. 2015. “Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni.” Jurnal Ilmu
Pengetahuan dan Karya Seni 17(1).

Artha. 2016. “Pengaruh Pemilihan Tayangan Televisi Terhadap Perkembangan


Sosialisasi Anak.” Jurnal Edu Tech 2(1): 18–26.

Batubara. 2020. “Film Adn Enviromental Movement.” In Skripsi, Surakarta, Jawa


Tengah, Indonesia: Institu Seni Indonesia.

Dianti. 2014. “Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Pendidikan


Kewarganegaran Untuk Mengembangkan Karakter Siswa.” Jurnal
Pendidikan Ilmu Sosial 23(1): 58–68.

Dita Jaisa Utami. 2020. “Resepsi Pemahaman Anak Terhadap Nilai-Nilai


Pendidikan Karakter Dalam Film Kartun Upin Dan Ipin.” In Skripsi,
Program Studi Pendidikan Karakter dan Sastra Indonesia, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jember.

Harahap. 2019. “Pendidikan Karakter.” In S, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan


Keguruan Universitas Islam Negeri, 1–11.

Kepmendiknas. 2010. Desain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta.

Miftakul Janah. 2021. “Analisis Nilai Karakter Pada Media Film Kartun Upin
Dan Ipin.” In Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung.

Rachmah. 2013. “Nilai-Nilai Dalam Pendidikan Karakter Bangsa Yang


Berdasarkan Pancasila Dan UUD 1945.” Jurnal Widya Non-Ekstra 1(1).

Rizkiana Putri. 2021. “Nilai - Nilai Pendidikan Karakter Film Animasi Upin Dan
Ipin.” Jurnal Educatio 7(3): 1253–63.

Romi Pasrah. 2020. “Nilai-Nilai Karakter Yang Terdapat Dalam Film Animasi
Upin Dan Ipin Episode ‘ Jembatan Ilmu .’” Jurna; Ilmiah Pendidikan
Guru Sekolah Dasar 7(3): 152–64.

Sakti. 2016. “Pendidikan karakter." Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar
9(2): 452-460.

Sugiyono. 2020. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:


31

Alfabeta.

Sukron Nur Fauzi. 2020. “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Serial Animasi
Upin Ipin Musim 6 Dan Relevansinya Dalam Pendidikan
Kewarganegaraan Tingkat Sekolah Dasar.” In Skripsi, Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
Agama Islam Negeri Ponorogo.

Supiarza. 2016. “Minimax Sebagai Konsep Berkarya Slamet Abdul Sjukar Dalam
Penciptaan Musik Kontemporer.” Jurnal Seni dan Desain serta
Pembelajarannya 2(2): 29–39.

Tri Ramayanti. 2020. “Pengaruh Menonton Film Animasi Upin-Ipin Terhadap


Karakter Siswa SDN 24 Seluma.” In Skripsi, Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama
Islam Negeri Bengkulu.

UU RI Nomor 20 Tahun 2003. “Undang-Undang Sistem Pendidikan Naional.” In


Departemen Pendidikan Nasional.

Widya Yuniar Angraini. 2017. “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Serial


Kartun Upin Dan Ipin Serta Relevansinya Dengan Pendidikan Karakter.”
In Skripsi, Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Institut Agama Islam Negeri Ponogoro, 1–79.

Wulandari, Ikhas Rezeki. 2017. “Pengaruh Metode Cooperative Integrated


Reading and Composition (CIRC) Terhadap Keterampilan Membaca
Pemahaman Kelas IV Di SDN Gugus Diponegoro Kabupaten Pati.”
Universitas Negeri Semarang.

Yulianti Rukmana. 2022. “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Film Animasi


Upin Ipin Sebagai Media Pembelajaran.” In Skripsi, Bengkulu: Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Jurusan Tarbiyah Fakultas
Tarbiyah dan Tadris Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno.
32

JADWAL RENCANA PELAKSANAAN PENELITIAN

Jadwal penelitian yang memuat jenis kegiatan yang akan dilakukan secara rini

diuraikan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2 Rencana Jadwal Penelitian

Minggu ke
No. Jenis Kegiatan Bulan Tahun
1 2 3 4
1 Persiapan
Mengadakan/ Prapenelitian √ 9
Penyusunan proposal √ 9
Penyusunan instrument √ 8 2022
Melaksanakan seminar proposal √ 10
Merevisi proposal seminar √ 10
Mengurus izin penelitian √ 10
2 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan tes dan dokumentasi √ 10
2022
Analisis hasil data penelitian √ 10
3 Penyususnan Draf Skripsi
Penyusunan draf skripsi √ 11
Seminar hasil √ 11 2022
Ujian tutup √ 11
33

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I, II dan III

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KURIKULUM 2013

Satuan Pendidikan : SDN 100 Simpursia


Kelas / Semester : 1 /1
Tema : Kegiatanku (Tema 3)
Sub Tema : Kegiatan Pagi Hari (Sub Tema 1 )
Pembelajaran ke : 1
A. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan pengamatan film animasi upin dan upin siswa dapat
mengidentifikasi pengertian karakter sesuai dengan simbol sila-sila Pancasila
dalam lambang negara “Garuda Pancasila”.
B. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pembukaan  Guru menyapa siswa dan 10 menit
mengkondisikan kelas agar siap
untuk belajar.
 Salah satu siswa diminta untuk
memimpin doa belajar.
 Guru membuka pembelajaran , dan
mengabsen siswa.
 Guru mengaitkan materi
sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari dan diharapkan
dikaitkan dengan pengalaman
peserta didik.
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memberikan
34

gambaran tentang manfaat


mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-
hari.
Inti Mengamati 15 menit
 Guru memberikan pertanyaan untuk
menstimulasi ketertarikan siswa
tentang karakter.
 Siswa mengamati film animasi Upin
dan Ipin Episode”Semua Sayang
Opah” yang ditampilkan di depan
kelas menggunakan LCD.
Mengkomunikasikan
 Guru memberikan penjelasan
tentang isi video dan mengarahkan
siswa untuk menjelaskan apa yang
mereka lihat pada video.
 Siswa diarahkan untuk menulis
pengertian karakter sesuai dengan
yang telah dinonton.
Menanya
 Siswa diberikan kesempatan
mengajukan pertanyaan.
 Siswa mengumpulkan tugas secara
individual di atas meja guru.
Penutup  Siswa diminta untuk menyimpulkan 10 menit
pembelajaran dan memberikan
pesan-pesan moral terkait
pembelajaran.
 Guru mengajak siswa menutup
35

pembelajaran dengan ucapan salam


dan doa

C. Penilaian
Penilaian sikap : Pengamatan dan Konfirmasi dengan wali kelas siswa
Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis

Penilaian Keterampilan : Tugas


Wajo, 27 September 2022

Wali Kelas 1 Peneliti

Murniati, S.Pd Achmad Hidayat Nasrum


NIP. 19751231 201406 2 002 NIM.1947241003

Mengetahui
Kepala SDN 100 Simpursia

Hj. Kartini, S.Pd


NIP. 19691231 199312 2 004

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


36

(RPP) KURIKULUM 2013

Satuan Pendidikan : SDN 100 Simpursia


Kelas / Semester : 1 /1
Tema : Kegiatanku (Tema 3)
Sub Tema : Kegiatan Pagi Hari (Sub Tema 1 )
Pembelajaran ke : 2
D. Tujuan Pembelajaran
2. Melalui kegiatan pengamatan film animasi upin dan upin siswa dapat
mengetahui nilai-nilai karakter sesuai dengan simbol sila-sila Pancasila dalam
lambang negara “Garuda Pancasila”.
E. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pembukaan  Guru menyapa siswa dan 10 menit
mengkondisikan kelas agar siap
untuk belajar.
 Salah satu siswa diminta untuk
memimpin doa belajar.
 Guru membuka pembelajaran , dan
mengabsen siswa.
 Guru mengaitkan materi
sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari dan diharapkan
dikaitkan dengan pengalaman
peserta didik.
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memberikan
gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-
37

hari.
Inti Mengamati 15 menit
 Guru memberikan pertanyaan untuk
menstimulasi ketertarikan siswa
tentang nilai-nilai karakter.
 Siswa mengamati film animasi Upin
dan Ipin Episode”Cuai Cuai Cuai”
yang ditampilkan di depan kelas
menggunakan LCD.
Mengkomunikasikan
 Guru memberikan penjelasan
tentang isi video dan mengarahkan
siswa untuk menjelaskan apa yang
mereka lihat pada video.
 Siswa diarahkan untuk menulis
nilai-nilai karakter yang sesuai
dengan yang telah dinonton.
Menanya
 Siswa diberikan kesempatan
mengajukan pertanyaan.
 Siswa mengumpulkan tugas secara
individual di atas meja guru.
Penutup  Siswa diminta untuk menyimpulkan 10 menit
pembelajaran dan memberikan
pesan-pesan moral terkait
pembelajaran.
 Guru mengajak siswa menutup
pembelajaran dengan ucapan salam
dan doa

F. Penilaian
38

Penilaian sikap : Pengamatan dan Konfirmasi dengan wali kelas siswa

Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis


Penilaian Keterampilan : Tugas

Wajo, 27 September 2022

Wali Kelas 1 Peneliti

Murniati, S.Pd Achmad Hidayat Nasrum


NIP 19751231 201406 2 002 NIM.1947241003

Mengetahui
Kepala SDN 100 Simpursia

Hj. Kartini, S.Pd


NIP 19691231 199312 2 004

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


39

(RPP) KURIKULUM 2013

Satuan Pendidikan : SDN 100 Simpursia


Kelas / Semester : 1 /1
Tema : Kegiatanku (Tema 3)
Sub Tema : Kegiatan Pagi Hari (Sub Tema 1 )
Pembelajaran ke : 3
G. Tujuan Pembelajaran
3. Melalui kegiatan pengamatan film animasi upin dan upin siswa dapat
menerapkan sikap yang baik sesuai dengan simbol sila-sila Pancasila dalam
lambang negara “Garuda Pancasila”.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pembukaan  Guru menyapa siswa dan 10 menit
mengkondisikan kelas agar siap
untuk belajar.
 Salah satu siswa diminta untuk
memimpin doa belajar.
 Guru membuka pembelajaran , dan
mengabsen siswa.
 Guru mengaitkan materi
sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari dan diharapkan
dikaitkan dengan pengalaman
peserta didik.
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memberikan
gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-
40

hari.
Inti Mengamati 15 menit
 Guru memberikan pertanyaan untuk
menstimulasi ketertarikan siswa
tentang penanaman karakter.
 Siswa mengamati film animasi Upin
dan Ipin Episode”Pengalaman
Puasa” yang ditampilkan di depan
kelas menggunakan LCD.
Mengkomunikasikan
 Guru memberikan penjelasan
tentang isi video dan mengarahkan
siswa untuk menjelaskan apa yang
mereka lihat pada video.
 Siswa diarahkan untuk
menanamkan nilai-nilai karakter
yang sesuai dengan yang telah
dinonton.
Menanya
 Siswa diberikan kesempatan
mengajukan pertanyaan.
 Siswa mengumpulkan tugas secara
individual di atas meja guru.
Penutup  Siswa diminta untuk menyimpulkan 10 menit
pembelajaran dan memberikan
pesan-pesan moral terkait
pembelajaran.
 Guru mengajak siswa menutup
pembelajaran dengan ucapan salam
dan doa
41

I. Penilaian
Penilaian sikap : Pengamatan dan Konfirmasi dengan wali kelas siswa
Penilaian Pengetahuan : Tes tertulis

Penilaian Keterampilan : Tugas


Wajo, 27 September 2022

Wali Kelas 1 Peneliti

Murniati, S.Pd Achmad Hidayat Nasrum


NIP. 19751231 201406 2 002 NIM. 1947241003

Mengetahui
Kepala SDN 100 Simpursia

Hj. Kartini, S.Pd


NIP. 19691231 199312 2 004
42

Lampiran 2: Instrumen yang di validasi

Kisi-kisi Angket Film Animasi Upin Ipin dan Karakter Siswa

No Variabel Indikator Nomor Item

1 Film animasi upin dan Intensitas menonton film

ipin animasi upin dan ipin

Pengetahuan siswa tentang

film animasi upin dan ipin

yang berjudul “Semua

Sayang Opah”

Pengetahuan siswa tentang

film animasi upin dan ipin

yang berjudul “Cuai Cuai

Cuai”

Pengetahuan siswa tentang

film animasi upin dan ipin

yang berjudul

“Pengalaman Puasa)

2 Karakter Siswa Religius

Tanggung Jawab

Kerja Keras

Disiplin

Demokratis

Mandiri
43

Bersahabat/Komunikatif

Jujur

Rasa Ingin Tahu

Peduli Sosial

Peduli Lingkungan
44

Instrument Angket Film Animasi Upin Ipin dan Karakter Siswa

Angket Penelitian Film Animasi Upin dan Ipin


Nama :
Kelas :
Umur :
Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan
Petunjuk Pengisian :
1. Jawablah semua pernyataan di bawah ini dengan teliti
2. Berilah tanda (√) atau tanda centang untuk jawaban yang sesuai dengan
diri anda, yaitu :
3. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan diri anda
a. Jawaban SS bila saudara Sangat Setuju dengan pernyataan
b. Jawaban S bila saudara Setuju dengan pernyataan
c. Jawaban TS bia saudara Tidak Setuju dengan pernyataan
d. Jawaban STS bia saudara Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
4. Jangan ada pernyataan yang terlewati untuk anda isi

No Pernyataan SS S TS STS

1 Suka menonton film upin dan ipin

2 Suka menonton episode “Semua Sayang Opah”

3 Suka menonton episode “Cuai Cuai Cuai”

4 Suka menonton episode “Pengalaman Puasa”


45

Angket Penelitian Karakter Siswa


Nama :
Kelas :
Umur :
Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan
Petunjuk Pengisian :
1. Jawablah semua pernyataan di bawah ini dengan teliti
2. Berilah tanda (√) atau tanda centang untuk jawaban yang sesuai dengan
diri anda, yaitu :
3. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan diri anda
e. Jawaban SS bila saudara Sangat Setuju dengan pernyataan
f. Jawaban S bila saudara Setuju dengan pernyataan
g. Jawaban TS bia saudara Tidak Setuju dengan pernyataan
h. Jawaban STS bia saudara Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
4. Jangan ada pernyataan yang terlewati untuk anda isi

No Pernyataan SS S TS STS
1 Mengangumi Tuhan yang menciptakan berbagai
jenis bahasa
2 Melaksanakan tugas dan kewajiban
3 Mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh
4 Tepat waktu
5 Tidak bergantung dengan orang lain
6 Suka bekerjasama
7 Mengatakan sesuatu dengan benar
8 Suka bertanya
9 Suka berbagi dengan teman
10 Menjaga kebersihan

Anda mungkin juga menyukai