Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL


KETIDAKBERDAYAAN

DISUSUN OLEH
1. DEWI MELLIYUNITA
2. HIDAYAH HASANNAH
3. LULUK IKE SUMARLIN
4. PENI AGUSTINA
5. PUTRI PUSPITASARI
6. SHEILA PRADITA D.
7. SELVY IRFONI KRISNANDYA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN BISNIS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
2021/2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................3


A. Latar Belakang .................................................................................................3
B. Tujuan ...............................................................................................................5
C. Proses Pembuatan Makalah ............................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................6
A. Definisi ...............................................................................................................6
B. Faktor Predisposisi ...........................................................................................7
C. Tanda dan Gejala .............................................................................................7
D. Pengakajian/Masalah yang dikaji ...................................................................7
E. Pohon Masalah ..................................................................................................8
F. Masalah Keperawatan .....................................................................................8
G. Diagnosa Keperawatan ....................................................................................9
H. Renpra .............................................................................................................10
BAB III Gambaran Kasus ..................................................................................12
A. Pengkajian .......................................................................................................13
B. Masalah Keperawatan ...................................................................................14
C. Analisa Data ....................................................................................................15
D. Pohon Masalah................................................................................................16
E. Diagnosa Keperawatan ..................................................................................17
F. Implementasi ...................................................................................................18
G. Evaluasi ...........................................................................................................19
BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................20
BAB V PENUTUP ...............................................................................................21
Kesimpulan dan Saran .......................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................26
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang akibat dari adanya benturan atau trauma
tumpul dari objek tertentu (Wartatmo, 2013). Pengetahuan masyarakat tentang pertolongan
pertama sangatlah minim, biasanya masyarakat membalut dengan kain yang seadanya dan tidak
steril, dan langsung memindahkan pasien ke pinggir jalan tanpa mengetahui komplikasi pada
patah tulang jika pertolongannya salah. Penanganan terhadap fraktur dapat dengan pembedahan
atau dengan pembidaian, meliputi imobilisasi, reduksi dan rehabilitasi. Fraktur memerlukan
penanganan dengan segera dan tepat, karena penanganan yang kurang tepat atau salah akan
mengakibatkan komplikasi lebih lanjut, seperti infeksi, kerusakan saraf dan pembuluh darah,
hingga kerusakan jaringan lunak yang lebih lanjut (Lukman dan Ningsih, 2013). Adapun
komplikasi terparah yang dapat terjadi adalah kematian (World Health Organization WHO)
dalam Widyastuti, 2015). Penyebab terbanyak dari fraktur adalah kecelakaan, baik itu
kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas dan sebaigainya. Tetapi fraktur juga bisa terjadi akibat
faktor lain seperti proses degeneratife dan patologi (Depkes RI, 2007).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat pada tahun 2011-2012 terdapat 5,6 juta orang
meninggal dunia dan 1,3 juta orang menderita fraktur akibat kecelakaan lalu lintas. Tingkat
kece;alaan transportasi jalan di kawasan Asia Pasifik memberikan kontribusi sebesar 44% dari
total kecelakaan di dunia, yang didalamnya termasuk Indonesia.

Menurut Depkes RI 2011, dari sekian banyak kasus fraktur di Indonesia, fraktur pada
ekstermitas bawah akibat kecelakaan memiliki prevalensi yang paling tinggi diantara fraktur
lainnya yaitu sekitar 46,2%. Dari 45.987 orang dengan kasus fraktur ekstermitas bawah akibat
kecelakaan, 19.629 orang mengalami fraktur femur, 14.027 orang mengalami fraktur eruris,
3.775 orang mengalami fraktur tibia, 970 orang mengalami fraktur pada tulang-tulang kecil di
kaki dan 336 orang mengalami fraktur fibula. Walaupun peran fibula dalam pergerakan
ekstermitas bawah sangat sedikit,tetapi terjadinya fraktur fibula tetap saja dapat menimbulkan
adanya gangguan aktifitas fungsional tungkai dan kaki. Terjadinya fraktur tersebut termasuk
didalamnya insiden kecelakaan, cedera olahraga, bencana kebakaran, bencana alam dan lain
sebagainya (Mardiono, 2010).

Berdasarkan riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Badan Penelitian dan


Pengembangan Depkes RI tahun 2013 didapatkan data kecenderungan peningkatan proporsi
cedera transportasi darat (sepeda motor dan darat lain) dari 25,9% pada tahun 2007 menjadi
47,7%. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Depkes RI tahun 2007 di Indonesia terjadi kasus fraktur yang disebabkan oleh
cedera antara lain karena jatuh, kecelakaan lalu lintas dan trauma benda tajam/tumpul. Dari
45.987 peristiwa terjatuh yang mengalami fraktur sebanyak 1.775 orang (3,8 %) dari 20.829
kasus kecelakaan lalu lintas, yang mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang (8,5 %) dari 14.127
trauma benda tajam atau tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7 %). Dan
berdasarkan RISKESDAS orang kasus cidera 5,8 % mengalami patah tulang (fraktur). Kejadian
fraktur dapat terjadi karena beberapa penyebab, namun 3 menurut Igho, Isaac, dan Eronimeh
(2015), penyebab utama fraktur adalah kecelakaan lalu lintas yakni sebanyak 125 (57,87 %).
Berdasarkan hasil studi retrospektif di Bangsal Roberto Santos (HGRS), Salvador, Bahia, Brazil
terdapat sebanyak 81 pasien dengan fraktur terbuka yang mereka alami, terjadi akibat kecelakaan
lalu lintas dan sebagian besar pasien pada usia dewasa muda. (Matos Nascimento, & Silva,
2014). Di Polres Ponorogo pada tahun 2015 kecelakaan lalu lintas mencapai 530 kasus
kecelakaan dengan prosentase keretakan tulang 18% (Polres Ponorogo, 2015). Di Polsek
Jenangan pada tahun 2015 sampai agustus 2016 tercatat 50 kasus kecelakaan lalu lintas dengan
korban keretakan tulang 9% di UGD Jenangan.

Jika penanganan yang salah bisa mengakibatkan komplikasi yang lebih lanjut seperti
infeksi, kerusakan syaraf, kerusakan pembuluh darah hingga kerusakan jaringan lunak yang lebih
lanjut (Lukman, Dan Ningsih, 2013). Penanganan fraktur di masyarakat masih kurang sesuai
biasanya masyarakat membalut dengan kain yang seadanya dan tidak steril, membungkus tangan
yang terjadi patah tulang dengan kardus yang seadanya, memberikan gendongan dari kain,
membawa pasien ke tempat pijat sanggal putung dan langsung memindahkan pasien ke pinggir
jalan tanpa mengetahui komplikasi pada patah tulang jika pertolongannya salah. Fraktur juga
melibatkan jaringan otot, saraf, dan pembuluh darah disekitarnya karena tulangn bersifat rapuh
namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan, tetapi apabila tekanan
eksternal yang datang lebih besar yang dapat diserap tulang,maka terjadilah trauma pada tulang
yang berakibat pada rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang (Smellzer dan Bare, 2008).
Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan 4 langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak dan
kontraksi otot yang ekstrim. Patah tulang mempengaruhi jaringan sekitarnya mengakibatkan
oedema jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi, ruptur tendon, kerusakan
saraf dan pembuluh darah. Organ tubuh dapat mengalami cedera akibat gaya yang disebabkan
oleh fraktur atau gerakan fragmen tulang (Brunner & Suddarth, 2007). Fakta penanangan fraktur
dalam masyarakat yaitu masih banyaknya penanganan yang dilakukan oleh masyarakat dengan
cara (tradisional) seperti dibawa ke ahli sanggal putung, selain itu jika terjadi fraktur terbuka
yang terdapat luka perdarahan tidak dibalut menggunakan kain bersih melainkan kain kotor
seadanya.

Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan cara mengenali komplikasi dan penyebab dari
pertolongan pertama dari patah tulang, untuk meminimalisasikan terjadinya patah tulang
(fraktur) tenaga kesehatan khususnya perawat perlu mengadakan sosialisasi atau penyuluhan
kesehatan dengan cara pembagian liflet, pemasangan poster, membuat pertemuan pada forum
diskusi tentang Patah Tulang (fraktur) kepada masyarakat, untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang pertolongan pertama pada seseorang yang mengalami patah tulang (fraktur).
Fraktur juga memerlukan penanganan secara dini untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Pembidaian adalah berbagai tindakan dan upaya untuk mengistirahatkan bagian yang patah.
Pembidaian adalah suatu pertolongan pertama pada cedera/trauma system muskuluskeletal untuk
mengistirahatkan (imobilisasi) bagian tubuh kita yang mengalami cedera 5 dengan menggunakan
suatu alat. Pembidaian ini bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri, mencegah
pergerakan patah tulang yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak sekitarnya
(Smeltzer, 2007).

B. TUJUAN

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Pengetahuan Masyarakat tentang


Pertolongan Pertama pada Kejadian Patah Tulang di Tambakharjo RW 02 Kota Semarang.

C. PROSES PEMBUATAN MAKALAH

1. Mahasiswa melakukan pengkajian terhadap pasien.


2. Mahasiswa menentukan diagnosa pada pasien dengan masalah ketidakberdayaan
3. Mahasiswa melakukan intervensi keperawatan pada pasien
4. Mahasiswa melakukan implementasi pada pasien
5. Mahasiswa membuat evaluasi terhadap pasien.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Kasus ( Masalah Utama )
Gangguan Mobilitas Fisik
B. Proses terjadinya masalah
a. Pengertian
Ketidakberdayaan merupakan persepsi individu bahwa segala
tindakannya tidak akan mendapatkan hasil atau suatu keadaan dimana
individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang
baru dirasakan. Ketidakberdayaan adalah persepsi atau tanggapan klien
bahwa perilaku atau tindakan yang sudah dilakukannya tidak akan membawa
hasil yang diharapkan atau tidak akan membawa perubahan hasil seperti yang
diharapkan, sehingga klien sulit mengendalikan situasi yang terjadi atau
mengendalikan situasi yang akan terjadi (Pardede, 2020). Ketidakberdayaan
merupakan sebuah persepsi bahwa suatu tindakan seseorang tidak akan
mempengaruhi hasil yang secara signifikan,persepsi merupakan kurangnya
kontrol pada situasi saat ini atau yang akandatang (Meliyani & Taryono,
2020).
b. Etiologi
Ketidakberdayaan Etiologi ketidakberdayaan menurut Meliyani &
Taryono, (2020) antara lain :
1) Program pengobatan/perawatan yang mempunyai jangka panjang
2) Lingkungan yang tidak mendukung dalam pengobatan/perawatan.
3) Interaksi interpersoanal yang tidak memuaskan
Ketidakberdayaan disebabkan karena kurangnya pengetahuan,
ketidakadekuatan koping sebelumnya (seperti : Depresi), serta kurangnya
kesempatan dalam membuat keputusan. Faktor yang berhubungan dengan
ketidakberdayaan menurut (Ummah et al., 2018) yaitu:
1) Kesehatan lingkungan : hilangnya privasidan kontrol terhadap terapi.
2) Hubungan interpersonal : penyalahgunaan kekuasaan dan hubunganyang
kasar.
3) Penyakit yang berhubungan dengan rejimen : penyakit kronis atau yang
melemahkan kondisi. Hal tersebut menyebabkan seseorang tidak dapat
melakukan kegiatan aktivitas fisik dan juga tidak mampu melaksanakan
tanggung jawab serta menjalankan perannya.
c. Tanda dan gejala
Batasan karakteristik SDKI :
• Mayor Subjektif :
1. Menyatakan frustasi atau tidak mampu melaksanakan aktivitas
sebelumnya.
• Objektif :
1. Bergantung pada orang lain.
• Minor Subjektif :
1. Merasa diasingkan, Menyatakan keraguan tentang kinerja peran,
Menyatakan kurang kontrol, Menyatakan rasa malu
2. Merasa tertekan (depresi).
• Objektif :
1. Tidak berpartisipasi dalam perawatan dan Pengasingan.
Batasan karakteristik klien dengan ketidakberdayaan.
Ketidakberdayaan yang dialami klien terdiri dari energi dan tingkatan yaitu :
• Rendah
Klien akan mengungkapkan ketidakpastian tentang fluktuasi tingkat
energi dan bersikap positif.
• Sedang
Klien akan mengalami ketergantungan kepada orang lain yang dapat
mengakibatkan ititabilitas, ketidaksukaan dan rasa bersalah.
• Berat
Klien akan menunjukan sikap apatis, depresi terhadap perubahan dalam
dirinya yang telah terjadi.
C. Pohon masalah

Harga Diri Rendah ------------------- Effect

Ketidakberdayaan ------------------- Core Problem

Perawatan/pengobatan -------------- Causa

jangka panjang
sumber : (Suadnyani et al., 2019)
D. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari sebuah proses keperawatan dan
juga merupakan proses sistematis yang dilakukan untuk mengumpukan data
dari berbagai sumber, yang digunakan untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan seorang pasien. Pengkajian yang lengkap,
akurat, sesuai dengan kejadian atau kenyataan kebenaran dalam data ini
sangat diperlukan untuk merumuskan diagnosa keperawatan dan juga
digunakan dalam pemberian pelayanan kesehatan sesuai dengan respon
masingmasing individu yang kemudian telah ditentukan dalam standar
praktik keperawatan.
• Identitas
Pasien meliputi nama pasien nama yang bertanggung jawab, alamat,
nomor register, agama, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit dan
diagnosa medis
• Keluhan utama
Biasanya pasien menyatakan perasaan frustasi atau mengungkapkan
bahwa dia tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti
sebelumnya layaknya orang yang sehat, pasien merasa sangat bergantung
dengan orang yang lain.
• Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
2) Riwayat kesehatan dahulu
3) Riwayat kesehatan psikologi
4) Riwayat kesehatan keluarga
• Pola Kesehatan
1) Pola nutrisi
2) Pola eliminasi
3) Pola aktivitas
4) Pola istirahat
5) Pola hubungan dan peran
6) Pola presepsi dan konsep diri
7) Pola sensori dan kognitif
8) Pola produksi seksual
9) Pola penanggulangan stress
10) Pola tata nilai kepercayaan
• Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Kesadaran
3) Tanda-tanda vital
4) Pemeriksaan head to toe)
E. Diagnosa keperawatan

Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan


Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan Mobilitas Fisik Harapan Dukungan Emosional I.09256
D. 0054 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keperawatan 3x24jam hambatan mobilitas fisik • Identifikasi perawatan diri
pasien dapat teratasi. • Identifikasi lingkungan
Pengertian : Kriteria Hasil : L.05042 Terapiutik:
Keterbatasan dalam 1. Klien mampu menunjukkan pergerakan • Ajarkan terapi latihan penguatan otot dan sendi
gerakan fisik dari satu ekstermitas • Beri dukungan sebagai motivasi
atau lebih ekstermitas 2. Klien mampu menunjukkan kekuatan • Tingkatkan mekanisme koping klien
secara mandiri otot • Manajemen program latihan klien
3. Menunjukkan tindakan untuk Edukasi:
meningkatkan mobilitas. • Jelaskan mengenai latihan ROM pasif dan aktif
4. Kekuatan otot meningkat • Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami
• Anjurkan mengungkapkan pengalaman latihan
sebelumnya dan pola respon yang biasa muncul
• Ajarkan latihan ROM pasif dan aktif untuk pertahanan
yang tepat
Kolaborasi
• Rujuk untuk konseling, jika perlu

Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan


Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Ketidakberdayaan Harapan Promosi koping I.13494
D. 0092 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
selama 1x24 jam keberdayaan meningkat • Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesui
Pengertian : Kriteria Hasil : L.09071 tujuan.
Presepsi bahwa 1. Pernyataan mampu melaksanakan aktivitas. • Identifikasi kemampuan yang dimiliki
tindakan seseorang 2. Pernyataan keyakinan tentang kinerja peran. • Identifikasi pemahaman proses penyakit
tidak akan 3. Berpartisipasi dalam perawatan. • Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
mempengaruhi hasil • Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan
secara signifikan ; sosial
presepsi kurang Edukasi :
kontrol pada situasi • Anjurkan mengungkapkan perasaan dan presepsi
saat ini atau yang akan • Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif
datang • Latihan penggunaan tehnik relaksasi
• Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan
Terapeutik :
• Diskusikan perubahan peran yang dialami
• Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
• Diskusikan mengkritik diiri sendiri
• Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis
• Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
• Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang
tersedia
• Dampingi saat berduka (misal, penyakit kronis,
kecacatan)
• Dukungan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
BAB III GAMBARAN KASUS

TANGGAL PENGKAJIAN : Rabu, 09 Januari 2022, pukul 15.00 WIB


I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. J (L) Penyakit Medis : Fraktur
Umur : 47th Alamat : Tambakharjo
Informan : Ny.M (Istri)
II. ALASAN MASUK
Klien mengalami kecelakaan 8 tahun lalu yang membuat kondisinya saat ini seperti sekarang,
klien memiliki 12 pen pada bagian kaki kanannya. Dan kurang lebih 1 tahun lalu klien
terpeleset ketika hendak wudhu yang membuat tangan kanannya harus patah pada bagian
extensor cari ulmaris tendon (diatas pergelangan tangan) dan harus di pen 1 . namun
perbedaannya pada bagian tangan masih bisa di gerakkan namun pada bagian kaki sudah
mati rasa atau sama sekali sudah tidak bisa di gerakkan. Klien mengatakan untuk saat ini
keluhan yang dirasakan ada pada daun telinga kaki yang sudah beberapa bulan ini pen yang
terpasang dilepas, klien harus menggunakan alas kaki yang “empuk” untuk mengurangi rasa
nyeri yang dirasakan klien ketika jalan. Upaya yang dilakukan klien untuk mencari obat dan
berperiksa namun belum terlaksanakan karna mengingat kondisi ekonomi yang dialami klien
secara pribadi.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Apakah memiliki penyakit fisik? √Ya : Klien mengalami fraktur dan terpasang 12
pen pada bagian kaki kanannya serta pada bagian pergelangan tangan kanannya.
2. Bagaimana riwayat penyakit yang diderita?
Klien merasa sempat putus asa awal mengalami kejadian ini dan tidak memiliki cukup
keberdayaan dalam menjalankan aktivitasnya.
3. Pengobatan sebelumnya. √Kurang berhasil : Karena tulang klien harus
dinyatakan fraktur dan harus di pasang pen.
4. Apakah pernah memiliki pengalaman menjadi korban kekerasan?
Klien tidak pernah memiliki pengalaman aniaya fisik, seksual, penolakan dst baik menjadi
korban, pelaku ataupun saksi
5. Adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit tsb? √Tidak
6. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Hanya ketika klien harus mengalami fraktur

IV. FAKTOR PRESIPITASI


Dalam jangka waktu 6 bulan
1. Apakah klien memiliki penyakit fisik yang belum sembuh?
Klien mengatakan memiliki penyakit fisik yang belum sembuh sampai saat ini yaitu
fraktur pada kaki kanannya
2. Apakah klien putus obat (tidak minum obat? Berapa lama?)
Klien mengatakan sempat putus obat/tidak minum obat ketika selang 3 minggu setelah
operasi kakinya dahulu, namun hingga saat ini klien menyadari jika klien membutuhkan
obat untuk menghilangkan rasa sakit yang dirasakan pada bagian daun telinga kakinya
sehingga klien juga harus menggunakan alas kaki yang empuk
3. Apakah klien mengkonsumsi NAPZA? √Tidak
4. Apakah klien mengalami peristiwa atau kejadian yang tidak menyenangkan dalam 6
(enam) bulan terakhir? √Tidak

V. FISIK (Fokus ke Pola Fungsional yang Terganggu)


Tanda Vital : TD:115/70 mmHg N: 80x/mnt S: 36,2C P: 18x/mnt
Ukur : TB; 175 cm BB : 65 kg
Keluhan Fisik : √Ya
Jelaskan : Klien mengatakan memiliki penyakit fisik yang belum sembuh sampai
saat ini yaitu fraktur pada bagian kaki kanannya
Masalah Keperawatan fisik : Gangguan Citra Tubuh
VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram (Tiga generasi)

Keterangan :
: Laki-laki Meninggal / : Laki-laki Hidup

: Perempuan Meninggal / : Perempuan Hidup

: Garis Pernikahan / Keturunan

: Tinggal serumah

: Klien dengan keturunannya

2. Konsep Diri
Ganbaran diri : klien mengatakan jika dirinya sudah tidak sempurna lagi karna sebagian
tubuhnya harus diterpasang pen
Identitas diri : klien mampu mempersepsikan dirinya sebagai seorang lelaki yang harus
memiliki jiwa teguh meskipun dalam kondisi cacat
Peran : klien mengatakan tidak bisa menjadi warga atau kepala rumah tangga
yang sempurna dengan kondisinya yang seperti ini
Ideal diri : klien mengatakan semenjak sakit dirinya tidak mampu bahkan tidak
sepenuhnya mampu melakukan setiap kegiatan atau aktivitas yang ada
sesuai dengan kondisinya ketika sehat
Harga diri : klien mengatakan sempat putus asa dan patah semangat hingga berhenti
obat karena masih shock dengan kondisinya saat itu
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti: klien mengatakan anak dan cucunya, namun yang paling utama
tetap istrinya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : klien mengatakan jika di tempat
tinggalnya minim kegiatan masyarakat, bahkan bisa dikatakan tidak pernah ada kegiatan
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain : klien mengatakan tidak ada
hambatan untuk komunikasi dengan siapapun
Masalah Keperawatan : -
4. Spiritual
Nilai dan keyakinan : klien mempercayai Allah itu ada
Kegiatan Ibadah : klien selalu melaksanakan shalat 5 waktu
Masalah Keperawatan : -

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Penggunaan pakaian rapi, sesuai dengan seharuusya dan seperti biasanya
Masalah Keperawatan : -
2. Pembicaraan
Pembicaraan klien kooperatif, sesuai dengan apa yang menjadi pertanyaan
Masalah Keperawatan : -
3. Aktifitas motorik
Aktifitas motoric klien beberapa bisa dilakukan secara mandiri, tidak ada tremor hanya saja
klien tidak mampu menjadikan kaki kananya sebagai tumpuan dalam melakukan aktivitas
Masalah Keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik
4. Alam perasaan
Klien mengatakan sempat putus asa dan putus semangat pada awal-awal mengalami
kejadian, sempat khawatir dengan kondisinya. Klien merasa sedih ketika mengetahui
bagian tubuhnya mengalami patah tulang dan harus dipasang pen.
Masalah Keperawatan : Ketidakberdayaan dan putus asa

5. Afek
Perasaan yang dikemukakan pasien tidak labil, dapat dimengerti penyampaiannya.
Perasaan klien sempat mengalami kecemasan namun untuk saat ini klien mampu
mengontrol kondisinya sendiri
Masalah Keperawatan : -
6. Interaksi selama wawancara
Komunikasi klien 2 arah, ada kontak mata dan kooperatif
Masalah Keperawatan : -
7. Persepsi
-
8. Proses Pikir
Proses pikir normal, kearah depan/maju, tidak sirrkumtansial, dapat diterima
Masalah Keperawatan : -
9. Isi Pikir
Klien tidak mengalami isi pikir negative dan tidak mengalami waham
10. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran klien composmentis
11. Memori
Klien tidak memiliki gangguan daya ingat, bahkan klien masih mampu mengingat hal-hal
dalam jangka panjang
Masalah Keperawatan : -
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Klien mampu berkonsentrasi dan berhitung serta tidak mudah beralih
Masalah Keperawatan : -
13. Kemampuan Penilaian
Tidak ada gangguan
14. Daya Tilik Diri
Klien mampu menerima kondisinya, tidak menyalahkan hal-hal diluar dirinya dan tidak
mengingkari penyakit yang di deritanya
Masalah Keperawatan : -

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaftif
√Bicara dengan orang lain Minum alcohol
√Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
√Tehnik relaksasi Bekerja berlebihan
√Aktivitas konstruktif Menghindar
√Olah raga Mencederai diri
Masalah Keperawatan : -

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik: klien tidak memiliki masalah dengan
dukungan kelompok manapun.
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik: klien tidak memiliki masalah
berhubungan dengan lingkungan.
Masalah dengan pendidikan, spesifik: klien tidak memiliki masalah dengan pendidikan
Masalah dengan pekerjaan, spesifik : klien mengatakan jika dirinya dulu bekerja pada
salah satu toko kayu yang ada di Semarang, namun sekarang sudah resign
Masalah dengan perumahan, spesifik: klien tidak memiliki masalah dengan perumahan
Masalah ekonomi, spesifik; klien mengatakan untuk masalah ekonomi mengalami penurunan
dimana jika dahulu ekonomi klien terjunjung dengan adanya klien yang bekerja namun
sekarang hanya mengandalkan pemasukan dari warung dan salon potong rambut saja.
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik: klien tidak memiliki masalah dengan
pelayanan kesehatan

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


√Penyakit fisik √Sistem pendukung
√Masalah psikososial √Koping
√Penyebab √Obat-obatan
Masalah keperawatan: Kurangnya Pengetahuan
ANALISA DATA

Tanggal/Jam Data Fokus Problem Etiologi TTD


Rabu, DS : Klien mengatakan memiliki penyakit fisik yang belum sembuh sampai saat ini yaitu Gangguan Citra Perubahan
09/11/2022 fraktur pada bagian kaki kanannya dan pegelangan tangan kanannya Tubuh Struktur/Bentuk
Pk 15.00 D. 0083 Tubuh
WIB DO :
 Klien menunjukkan bagian kaki dan tangan
 Kaki terpasang 12 pen dan tangan terpasang 1 pen
Rabu, DS : Klien mengatakan sempat putus asa dan putus semangat pada awal-awal mengalami Ketidakberdayaan Program
09/11/2022 kejadian, sempat khawatir dengan kondisinya. Klien merasa sedih ketika mengetahui bagian D.0092 perawatan /
Pk 15.00 tubuhnya mengalami patah tulang dan harus dipasang pen. pengobatan
WIB yang
DO : kompleks /
 Klien sesekali bercerita dengan melihat dinding-dinding rumahnya jangka panjang
 Klien menunjukkan sendalnya terbuat dari plastik dan terbilang empuk

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Gangguan Mobilitas Fisik
2. Gangguan Citra Tubuh
3. Harga Diri Rendah
4. Ketidakberdayaan dan putus asa

DIAGNOSA KEPERAWATAN & PRIORITAS DIAGNOSA


1. Gangguan Citra Tubuh b.d Perubahan Struktur/Bentuk Tubuh
2. Ketidakberdayaan b.d Program perawatan / pengobatan yang kompleks / jangka panjang
INTERVENSI KEPERAWATAN

Tanggal/Jam Dx Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Planning RASIONAL


Rabu, Gangguan Citra Setelah dilakukan tindakan PROMOSI CITRA TUBUH ( I.09305)
09/11/2022 Tubuh b.d keperawatan 3x24jam
Pk 15.00 Perubahan diharapkan gangguan citra Observasi
WIB Struktur/Bentuk tubuh klien dapat • Identifikasi harapan citra tubuh  mengetahui perkembangan citra
Tubuh meningkat dengan K.H : berdasarkan tahap perkembangan tubuh klien
(D. 0083) ( L.09068 ) • Identifikasi perubahan citra tubuh  Agar perawat tahu perubahan citra
1. Harapan meningkat yang mengakibatkan isolasi sosial tubuh yang mana yang
dapat mengakibatkan isolasi sosial
• Monitor frekuensi pernyataan kritik  mengidentifikasi kelemahan/ kekuatan dan
tehadap diri sendiri dapat memberikan semangat
• Monitor apakah pasien bisa melihat  penggunaan stimulasi penglihatan dan
bagian tubuh yang berubah sentuhan
Terapiutik
• Diskusikan perubahn tubuh dan  Melihat mekanisme koping pasien dalam
fungsinya menerima perubahan
• Diskusikan kondisi stres yang  Untuk mengetahui tingkat penyebab stress
mempengaruhi citra tubuh (mis.luka,
penyakit, pembedahan)
• Diskusikan persepsi pasien dan  Mengetahui koping apa yang digunakan
keluarga tentang perubahan citra
dalam keluarga pasien
tubuh
Edukasi
• Jelaskan kepada keluarga tentang
 Untuk meningkatkan tingkat pengetahuan
perawatan perubahan citra tubuh
• Jelaskan kepada klien apa itu ROM
 Memberi gambaran tata laksana ROM
pasif dan aktif
• Anjurka mengungkapkan gambaran
diri terhadap citra tubuh  Agar perawat tahu harapan citra
tubuh pasien berdasarkan tahap
perkembangannya
 Merilekskan sendi, otot dan memperlancar
peredaran darah
• Latih ROM pasif dan aktif

Rabu, Ketidakberdayaan Setelah dilakukan tindakan PROMOSI KOPING I.13494


09/11/2022 b.d Program keperawatan selama 3x24
Pk 15.00 perawatan / jam diharapkan Observasi :
WIB pengobatan yang keberdayaan meningkat • Identifikasi kemampuan yang  mengidentifikasi kekuatan/ kelemahan
kompleks / jangka dengan K.H : (L.09071) dimiliki
panjang 5. Pernyataan mampu • Identifikasi riwayat yang dialami  Mengidentifikasikan karakteristik riwayat
melaksanakan dan ketidaknyamanan pada pasien
(D. 0092) aktivitas. • Identifikasi pemahaman proses  Mengetahui sejauh mana pasien
6. Pernyataan keyakinan penyakit memahami sakitnya
tentang kinerja peran. • Identifikasi tujuan teknik hypnosis  Untuk memberi pemahaman dan
7. Berpartisipasi dalam gambaran kepada pasien
perawatan. • Identifikasi kebutuhan dan keinginan  Mengetahui apa yang menjadi kebutuhan
terhadap dukungan sosial dan keinginan pasien
Edukasi :
• Anjurkan mengungkapkan perasaan  Supaya perawat mengetahui bagaimana isi
perasaan pasien dalam menerima sakitnya
• Latihan penggunaan tehnik relaksasi
 Untuk meningkatkan ventilasi alveoli,
nafas dalam
memelihara pertukaran gas, men cegah
atelektasi paru, meningkatkan efisiensi
Terapeutik :
batuk mengurangi stress
• Diskusikan perubahan peran yang
 Untuk mengetahui apakah pasien
dialami
memahami akan perannya yang berubah
• Fasilitasi mngidentifikasi teknik
hipnotis yang tepat  Mengidentifikasi situasi/hal-hal yang
berpotensi dapat menurunkan semangat
• Berikan umpan balik positif setelah pasien
setiap sesi  Guna memberi semangat untuk pasien
• Motivasi mengidentifikasi sistem
pendukung yang tersedia  Guna memberi semangat pasien
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Hari 1

Tanggal/Jam Dx Keperawatan Implementasi Respon TTD


Rabu, Gangguan Citra PROMOSI CITRA TUBUH
09/11/2022 Tubuh b.d ( I.09305)
Pk 15.10 Perubahan
WIB Struktur/Bentuk Observasi
Tubuh • Identifikasi harapan citra DS : Klien mengatakan jika bisa diulang dan mengetahui hal apa yang
(D. 0083) tubuh berdasarkan tahap akan terjadi didepannya, maka klien tidak akan pulang saat itu
perkembangan DO : Klien tampak serius ketika berbicara
• Identifikasi perubahan citra DS : Klien mengatakan fraktur dan terpasangnya pen pada kakinya ini
tubuh yang mengakibatkan membuatnya susah menerima diri pada awal kejadian
isolasi sosial DO : Klien tampak serius ketika berbicara
• Monitor frekuensi pernyataan DS : Klien mengataka jika dirinya sudah tidak lagi memiliki kaki yang
kritik tehadap diri sendiri normal senormalnya orang-orang diluaran sana
DO : Klien tampak serius ketika berbicara
• Monitor apakah pasien bisa DS : Klien mengatakan bisa melihat bagian tubuh yang berubah
melihat bagian tubuh yang DO : Klien menunjukkan kakinya
berubah
Terapiutik
• Diskusikan perubahn tubuh DS : Klien mengatakan jika mengalami perubahan pada diri terutama
dan fungsinya pada bagian kaki adalah hal yang sangat disayangkan karna kaki
menurut pasien adalah satu bagian tubuh yang penting
DO : Klien tampak serius ketika berbicara
• Diskusikan kondisi stres yang DS : Klien mengatakan sempat cemas berat Ketika mengalami jatuh 1
mempengaruhi citra tubuh tahun lalu di masjid yang membuat pergelangan tangannya harus di pen
(mis.luka, penyakit, juga.
pembedahan) DO : Klien tampak serius ketika berbicara
• Diskusikan persepsi pasien DS : Klien mengatakan jika klien bersyukur memiliki dan adanya
dan keluarga tentang keluarga yang sangat dan masih menyayanginya hingga saat ini, serta
perubahan citra tubuh selalu memberi support pada klien apapun yang terjadi pada klien
DO : Klien tersenyum
DS : Klien mengataka jika perubahan citra tubuh bukan hal yang
Edukasi diingikan oleh semua orang
• Jelaskan kepada keluarga DO : Klien tampak sedikit melototkan mata
tentang perawatan perubahan DS : Klien mengatakan jelas dengan apa yang sudah dijelaskan
citra tubuh DO : Klien kooperatif
• Jelaskan kepada klien apa itu DS : Klien mengatakan jika dirinya sudah tidak sempurna lagi karna
ROM pasif dan aktif sebagian tubuhnya harus cacat dan terpasang pen
• Anjurka mengungkapkan DO ; Klien memegangi kakinya
gambaran diri terhadap citra DS : Klien mengatakan bersedia
tubuh DO : Klien melakukan secara mandiri dan sesuai dengan instruksi
• Latih ROM aktif

Rabu, Ketidakberdayaan PROMOSI KOPING I.13494


09/11/2022 b.d Program
Pk 15.20 perawatan / Observasi :
WIB pengobatan yang • Identifikasi kemampuan yang DS : Klien mengatakan jika klien selama sakit aktivitasnya teralihkan
kompleks / jangka dimiliki dengan menjaga warung serta membuka salon rambut pria
panjang DO : Klien tampak serius ketika berbicara
• Identifikasi riwayat yang DS : Klien mengatakan jika riwayat yang dialaminya saat ini adalah
(D. 0092) dialami kakidan tangan yang mengalami fraktur
DO : Klien sesekali tersenyum
• Identifikasi pemahaman DS : Klien mengatakan jika dirinya tidak sadarkan diri setelah terjadi
proses penyakit kecelakaan dan tetiba terbangun dari ketidaksadarannya klien sudah
mendapati kaki kanannya yang terpasang pen
DO : Klien tampak serius ketika berbicara
• Identifikasi kebutuhan dan DS : Klien mengatakan jika dirinya ingin dan membutuhkan semangat
keinginan terhadap dukungan dari orang-orang sekitar
sosial DO : Klien seorang yang humble dengan siapapun
Edukasi :
• Anjurkan mengungkapkan DS : Klien mengatakan jika perasaannya tidak menentu, tergantung
perasaan pada rasa sakit yang sedang dirasakannya
DO : Klien tampak serius ketika berbicara
• Latihan penggunaan tehnik DS : Klien mengatakan bersedia
relaksasi nafas dalam DO : Klien melakukan sesuai dengan instruksi
Terapeutik :
• Diskusikan perubahan peran DS : Klien mengatakan jika perannya berubah drastis, klien merasa jika
yang dialami dirinya seorang kepala rumah tangga serta ayah dan kakek bagi
keluarganya, sekarang hanya bisa diam dengan bergantung alat
DO : Klien tampak sedih dan bingung
• Berikan umpan balik positif DS : Klien mengatakan sedikit lega setiap setelah melakukan relaksasi
setelah setiap sesi nafas dalam
DO : Klien tersenyum
• Motivasi mengidentifikasi DS : Klien mengatakan jika system pendukungnya untuk saat ini adalah
sistem pendukung yang keluarganya, terutama istrinya
tersedia DO : Klien tampak sedih

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Hari 2

Tanggal/Jam Dx Keperawatan Implementasi Respon TTD


Kamis, Gangguan Citra PROMOSI CITRA TUBUH
10/11/2022 Tubuh b.d ( I.09305)
Pk 10.00 Perubahan
WIB Struktur/Bentuk Observasi
Tubuh • Monitor apakah pasien bisa DS : Klien mengatakan selalu bisa melihat bagian tubuh yang berubah
(D. 0083) melihat bagian tubuh yang DO : Klien menunjukkan kakinya
berubah
Edukasi
• Latih ROM aktif DS : Klien mengatakan bersedia
DO : Klien melakukan secara mandiri dan sesuai dengan instruksi
Kamis, Ketidakberdayaan PROMOSI KOPING I.13494
10/11/2022 b.d Program
Pk 10.15 perawatan / Observasi :
WIB pengobatan yang • Identifikasi kebutuhan dan DS : Klien mengatakan jika dirinya ingin dan membutuhkan semangat
kompleks / jangka keinginan terhadap dukungan dari orang-orang sekitar
sosial DO : Klien seorang yang humble dengan siapapun
panjang Edukasi :
• Latihan penggunaan tehnik DS : Klien mengatakan bersedia
(D. 0092) relaksasi nafas dalam DO : Klien melakukan sesuai dengan instruksi
Terapeutik :
• Berikan umpan balik positif DS : Klien mengatakan sedikit lega setiap setelah melakukan relaksasi
setelah setiap sesi nafas dalam
DO : Klien tersenyum
• Motivasi mengidentifikasi DS : Klien mengatakan jika system pendukungnya untuk saat ini adalah
sistem pendukung yang keluarganya, terutama istrinya
tersedia DO : Klien tampak sedih

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Hari 3

Tanggal/Jam Dx Keperawatan Implementasi Respon TTD


Jum’at, Gangguan Citra PROMOSI CITRA TUBUH
11/11/2022 Tubuh b.d ( I.09305)
Pk 16.20 Perubahan
WIB Struktur/Bentuk Edukasi
Tubuh • Latih ROM aktif DS : Klien mengatakan sudah bisa melakukan ROM secara mandiri
(D. 0083) begitupun Ketika mahasiswa pulang atau tidak menemani
DO : Klien melakukan secara mandiri dan sesuai dengan instruksi dan
kooperatif
Jum’at, Ketidakberdayaan PROMOSI KOPING I.13494
11/11/2022 b.d Program
Pk 16.30 perawatan / Observasi :
WIB pengobatan yang • Identifikasi tujuan teknik DS : Klien mengatakan paham dengan apa yang dijelaskan
kompleks / jangka hipnosis DO : Klien kooperatif
panjang Edukasi :
• Latihan penggunaan tehnik DS : Klien mengatakan bersedia
(D. 0092) relaksasi nafas dalam DO : Klien melakukan sesuai dengan instruksi
Terapeutik :
• Fasilitasi mengidentifikasi DS : Klien mengatakan bersedia
teknik hipnotis yang tepat DO : Klien sangat kooperatif dan melakukan sesuai anjurann
• Berikan umpan balik positif DS : Klien mengatakan jika dirinya mampu melakukan setiap sesi
setelah setiap sesi hipnotisnya
DO : Klien tersenyum

EVALUASI KEPERAWATAN

Tgl/jam Dx.Keperawatan Evaluasi TTD


Jum’at, Gangguan Citra S : Klien mengatakan sudah bisa melakukan ROM secara mandiri begitupun Ketika mahasiswa pulang atau
11/11/2022 Tubuh b.d tidak menemani
Pk 16.20 Perubahan O:
WIB Struktur/Bentuk  Klien melakukan secara mandiri dan sesuai dengan instruksi dan kooperatif
Tubuh A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
(D. 0083)  Latih ROM aktif
Jum’at, Ketidakberdayaan S : Klien mengatakan jika dirinya mampu melakukan setiap sesi hipnotisnya yang sudah diajarkan beberapa
11/11/2022 b.d Program akhir hari ini
Pk 16.30 perawatan / O:
WIB pengobatan yang  Klien terlihat kooperatif
kompleks / jangka  Klien mampu melakukan secara mandiri
panjang A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
(D. 0092) • Identifikasi tujuan teknik hypnosis
• Latihan penggunaan tehnik relaksasi nafas dalam
• Fasilitasi mengidentifikasi teknik hipnotis yang tepat
• Berikan umpan balik positif setelah setiap sesi
BAB IV PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis membahas tentang kesenjangan yang ditemukan antara
teori dengan kasus yang penulis buat, pada pembahasan ini penulis menganalisa tentang
hambatan yang ditemukan pada saat penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien.
Pada tahap pengkajian ditemukan adanya beberapa kesenjangan diantaranya respon
perilaku. Pada respon perilaku menurut teori tanda gejalanya adalah rasa terbakar di
jantung, sering kencing dan kulit terasa panas, sedangkan pada kasus adalah klien tidak
menunjukkan respon perlaku seperti pada teori. Hal ini disebabkan karena kecemasan
yang dialami klien masih tahap sedang.
Pada tahap diagnosa dan perencanaan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
kasus dimana diagnosa yang diangkat adalah ketidakberdayaan, penampilan peran tidak
efektif dan kurang pengetahuan sama halnya dengan intervensi, rencana asuhan
keperawatan pada Tn. J dimulai setelah data terkumpul yang didapat dari hasil
pengkajian. Tindakan yang diberikan pun yaitu terapi dan pendidikan kesehatan.
Pembahasan pada implementasi penulis melaksanakan tindakan keperawatan sesuai
dengan rencana yang sudah ditetapkan. Sebelumnya penulis melakukan kontrak waktu
kepada pasien untuk melakukan implementasi, selama tahap implementasi tidak ada
hambatan dan klien kooperatif dalam mengikuti terapinya.
Pada tahap evaluasi penulis hanya dapat melaksanakan diagnosa keperawatan yang
pertama saja. Pada evaluasi yang diharapkan adalah :
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengenali dan mengekspresikan emosinya
c. Mampu mengenal ketidakberdayaan
d. Mampu mengatasi ketidakberdayaan melalui teknik ROM
Daftar pustaka

Buku SDKI, SIKI dan SLKI


Meliyani, S., & Taryono, C. E. (2020). Asuhan Keperawatan Ketidakberdayaan dan
Keputusasaan. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA.
Pardede, J. A. (2020). Konsep Ketidakberdayaan. Jurnal Media Keperawatan, 11(1).
https://doi.org/https://doi.org/10.32382/jmk.v11i1.1538
Suadnyani, P. A., Widyasari, N. P. A., & Swandewi, L. M. M. (2019). LAPORAN
PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN KETIDAKBERDAYAAN. POLITEKNIK KESEHATAN DENPASARJURUSAN
KEPERAWATAN.
Ummah, T., Wardhani, I. Y., & Hargiana, G. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN
PSIKOSOSIAL: KETIDAKBERDAYAAN PADA KLIEN DENGAN GAGAL
JANTUNG. Jurnal Keperawatan, 10(2). https://doi.org/2549-8118

Anda mungkin juga menyukai