Anda di halaman 1dari 6

Hubungan Kewajiban Masyarakat Untuk Menerapkan Protokol Kesehatan Terhadap

Hak Mendapatkan Kesehatan Dalam Berkegiatan Dan Berpergian Di Masa Pandemi


Evelyn Nady Damanti
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
evelynnady@gmail.com

Abstrak
Sejak virus COVID-19 merebak di Indonesia, terjadi beberapa perubahan gaya hidup pada
masyarakat yang mengharuskan masyarakat untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan
penularan. Kesehatan merupakan hal yang paling utama bagi kehidupan manusia, karena
tanpa kesehatan manusia akan terganggu dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
Manusia akan kehilangan segala kemungkinan untuk mendapatkan hak-hak lainnya tanpa
didasari kesehatan. Oleh karenanya kesehatan menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia.
Protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga
jarak serta menjauh dari kerumunan) merupakan cara terbaik yang dapat diterapkan untuk
menghentikan rantai penyebaran COVID-19.

Kata Kunci : Protokol Kesehatan, Hak Mendapatkan Kesehatan

1. Latar Belakang
Sejak virus COVID-19 merebak di Indonesia, terjadi beberapa perubahan gaya
hidup pada masyarakat yang mengharuskan masyarakat untuk melakukan tindakan-
tindakan pencegahan penularan. Hal ini dilakukan dengan Adaptasi Kebiasaan Baru
(AKB), yaitu memakai masker, jaga jarak, hingga cuci tangan. Tidak hanya itu,
pemerintah juga menetapkan peraturan-peraturan tertentu agar mengurangi angka yang
terpapar virus COVID-19, misalnya seperti rajin berolahraga dan berjemur, menjauhi
kerumunan, melakukan kegiatan di rumah dan pembatasan fasilitas umum
Kesehatan merupakan hal yang paling utama bagi kehidupan manusia, karena
tanpa kesehatan manusia akan terganggu dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
Setiap manusia mengharapkan agar tetap sehat dan dapat memenuhi kebutuhannya yang
memungkinkan setiap orang untuk produktif secara sosial dan ekonomis. Mendapatkan
kesehatan adalah hak asasi manusia, baik secara individu maupun keluarga, dan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana yang tercantum dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menerbitkan Kepmenkes No:
HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Di Tempat Dan Fasilitas Umum.
Terdapat dua pertimbangan keluarnya kepmenkes tersebut. Pertama, untuk menghadapi
adaptasi kebiasaan baru menuju masyarakat yang produktif dan aman terhadap Covid-19,
diperlukan penataan penyelenggaraan berbagai kegiatan dengan prioritas kesehatan
masyarakat. Kedua, bahwa tempat dan fasilitas umum merupakan salah satu lokus
masyarakat beraktivitas yang akan mendukung keberlangsungan perekonomian, namun
juga berpotensi menjadi lokus penyebaran Covid-19 sehingga diperlukan protokol
kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan di tempat dan fasilitas umum. Dengan ini penulis
tertarik untuk mengkaji lebih lanjut “Hubungan Kewajiban Masyarakat Untuk
Menerapkan Protokol Kesehatan Terhadap Hak Mendapatkan Kesehatan Dalam
Berkegiatan Dan Berpergian Di Masa Pandemi”

2. Kasus/Masalah
2.1. Bagaimana hubungan antara kewajiban masyarakat untuk menerapkan
protokol Kesehatan dengan hak mendapatkan Kesehatan dalam berkegiatan dan
berpergian?
2.2. Bagaimanakah kepatuhan masyarakat dalam melakukan protokol Kesehatan?

3. Tinjauan Pustaka
3.1. Hak atas Kesehatan Sebagai Hak Konstitusional Warga Negara.
Manusia akan kehilangan segala kemungkinan untuk mendapatkan hak-
hak lainnya tanpa didasari kesehatan. Oleh karenanya kesehatan menjadi salah
satu kebutuhan dasar manusia. Pengakuan dan perlindungan hak atas kesehatan
tersebut diatur secara konstitusional. Sejak masa berlakunya Konstitusi Republik
Serikat 1949, hak atas kesehatan telah diatur pada pasal 40 yang berbunyi sebagai
berikut: “Penguasa senantiasa berusaha dengan sungguh-sungguh memajukan
kebersihan umum dan kesehatan rakyat.” Pengaturan hak atas kesehatan pada
pasal 40 Konstitusi Republik Indonesia Serikat tersebut kemudian di adopsi oleh
Pasal 42 Undang-Undang Dasar Sementara. Kemudian setelah berlakunya UUD
NRI Tahun 1945, hak atas kesehatan kembali diatur pada Pasal 28H ayat (1)
dengan norma sebagai berikut: “…setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan…”. Sebagai atribut ketentuan
tersebut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
menyatakan bahwa “Setiap orang berhak atas kesehatan”
3.2. Protokol Kesehatan
Protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan
sabun, dan menjaga jarak serta menjauh dari kerumunan) merupakan cara
terbaik yang dapat diterapkan untuk menghentikan rantai penyebaran
COVID-19. Upaya ini menuntut kedisiplinan tinggi dan harus diterapkan
setiap saat secara konsisten. Hal ini sesuai dengan pernyataan World Health
Organization (WHO), bahwa salah satu upaya memelihara diri agar terhindar
dari penyakit ini adalah dengan rajin membersihkan tangan menggunakan sabun
maupun cairan berbasis alkohol, hindari sering menyentuh bagian wajah
(mata, mulut dan hidung) serta melakukan pembatasan kontak fisik
dengan orang lain (social distancing)(Wiranti, Sriatmi, & Kusumastuti, 2020).
Protokol kesehatan 3M bertujuan agar masyarakat tetap dapat beraktifitas
secara aman, tidak membahayakan kesehatan dan ke-selamatan diri sendiri
maupun orang lain.
3.3. Tempat Yang Diwajibkan Menerapkan Protokol Kesehatan
- Sektor Budaya
Pembatasan maksimal 50% kapasitas pengunjung, penyampaian protokol
pencegahan penularan Covid-19 kepada pengunjung, serta ketentuan-ketentuan
lainnya bisa dipelajari.
- Sektor Olahraga
Pelaksanaan kegiatan olahraga diperbolehkan selama masa transisi, bahkan
dianjurkan untuk menjaga kebugaran dan daya tahan tubuh. Tapi tentunya tetap
ada protokol yang perlu dilaksanakan untuk menjaga keamanan dan kesehatan,
seperti penjagaan jarak di ruang terbuka serta pengutamaan olahraga di rumah.
- Sektor Pariwisata
Pada bagian FAQ, sudah dirincikan bidang usaha pariwisata apa saja yang boleh
beroperasi, dari pantai hingga pusat perbelanjaan, beserta tanggal operasional
untuk setiap bidang usaha.
- Sektor Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM
syarat operasional dan protokol kesehatan untuk pabrik, bengkel, servis, layanan
fotokopi, pasar rakyat, dan pertokoan swalayan. Info juga tersedia bagi pengelola
Lokasi Binaan (Lokbin) dan Lokasi Sementara (Loksem), seperti hak dan
kewajiban, protokol kesehatan, jam operasional, serta penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD).
- Sektor Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA)
Pelaksanaan protokol kesehatan di RPTRA sangatlah penting untuk menjaga
kesehatan anak-anak yang berkunjung.
- Sektor Perpustakaan
penting mengetahui protokol pencegahan yang perlu disiapkan sebelum
berkunjung atau diterapkan selama di dalam perpustakaan.
- Sektor Transportasi
Setiap moda transportasi umum, seperti Transjakarta, MRT, dan LRT, memiliki
jam operasional masing-masing.
- Sektor Restoran atau Rumah Makan
Restoran dan rumah makan merupakan salah satu lokasi yang harus menjunjung
tinggi protokol kesehatan serta kebersihan, pada masa pandemi maupun tidak.
Ketentuan yang tertera di bagian ini mengenai penyajian makanan dan pencucian
alat makan perlu dilakukan untuk menjaga kondisi yang higienis.
- Sektor Perhotelan
Setiap hari hotel menerima tamu yang silih berganti datang dan pergi. Oleh
karena itu, protokol kesehatan pada masa transisi perlu diterapkan, untuk
memitigasi risiko penyebaran yang cukup besar. Protokol kesehatan yang berlaku
bagi bagian manajemen, resepsionis, housekeeping, dapur, serta tempat umum,
seperti meeting room dan kolam renang.
- Sektor Golf dan Driving Range
Ketentuan pencegahan penyebaran juga berlaku khusus kepada fasilitas lapangan
golf, seperti bola golf yang hanya boleh dipegang oleh masing-masing pemain dan
caddy yang tidak diizinkan mengemudikan golf car.
- Sektor Museum dan Galeri Seni
Seperti lokasi umum dan pariwisata lainnya, museum serta galeri seni juga wajib
menetapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19.
- Sektor Jasa Homestay/Resor di Kepulauan Seribu
Sama halnya dengan Sektor Perhotelan, halaman FAQ menyediakan protokol
untuk bagian manajemen, front office, resepsionis, housekeeping, dapur, serta
tempat umum (ruang meeting, fitness center, business center).
- Usaha Jasa Dive Center dan Dive Operator di Kepulauan Seribu
Penyedia layanan ini juga memiliki protokol kesehatan tersendiri, seperti metode
sanitasi alat selam, kompresor/pengisian tank, dan kapal. Prosedur penanganan
tamu yang sakit atau diduga terinfeksi Covid-19 juga sangat penting untuk
dipelajari.
- Sektor Pusat Perbelanjaan
Pusat perbelanjaan dan toko swalayan juga merupakan salah satu lokasi yang
menerima banyak pelanggan dalam tempat tertutup, sehingga membutuhkan
pembatasan dan pencegahan yang ketat.
- Sektor Barbershop atau Salon
Sektor ini boleh beroperasi tetapi dengan pembatasan dan protokol kesehatan.
Karyawan salon pun perlu membaca bagian ini baik-baik berhubungan dengan
standar higienis, sanitas, serta penerapan penjarakan fisik di salon.
- Sektor Usaha Kawasan Pariwisata, Taman Rekreasi, Taman Bertema, dan
Taman Margasatwa
Sama halnya dengan pusat pariwisata yang sudah disebutkan di atas, taman
rekreasi, taman bertema, dan taman margasatwa perlu menerapkan protokol
kesehatan yang ketat, terutama jika biasanya menerima pengunjung dalam jumlah
besar.

4. Pembahasan
4.1. Hak Mendapatkan Kesehatan bagi Masyarakat
secara garis besar Undang-Undang tersebut mengisyaratkan bahwa setiap
individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap
kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup
sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.
Masuknya ketentuan tersebut ke dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-
Undang Kesehatan, menggambarkan perubahan paradigma yang luar biasa.
Kesehatan tidak lagi hanya dikaitkan dengan nasib atau karunia Tuhan yang
menjadi urusan pribadi setiap orang dan sama sekali tidak ada hubungannya
dengan tanggung jawab negara, namun saat ini kesehatan telah menjadi suatu hak
hukum (legal rights) yang dijamin, dilindungi, dihormati dan harus dipenuhi oleh
negara. Melalui beragam kebijakannya seperti penyediaan sistem jaminan
kesehatan, penyediaan infrastruktur kesehatan, optimalisasi sumber daya manusia
sebagai tenaga medis, merupakan salah satu bentuk upaya negara untuk
memenuhi derajat kesehatan masyarakat secara luas. Begitu pula halnya di tengah
pandemi penyakit, tanggung jawab negara memelihara kesehatan masyarakat
menjadi semakin ekstra. Negara harus mengoptimalkan alokasi keuangan negara,
mengoptimalkan regulasi yang tersedia, dan tidak lupa menjaga para tenaga media
sebagai garda terdepan. Berhasil atau tidaknya negara menangani pandemi corona
ini menunjukkan berhasil tidaknya negara menjaga kesehatan masyarakat yang
menjadi tanggung jawabnya.

4.2. Kewajiban Masyarakat Mematuhi Protokol Kesehatan


Sejak Covid-19 melanda ke berbagai belahan negara, pemerintah telah
getol melakukan sosialisasi dijalankannya 3M ke seluruh warga. 3M yang
dimaksud adalah mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, memakai
masker di dalam maupun di luar rumah, dan menjaga jarak aman terhadap orang
lain minimal 1-2 meter. Mematuhi protokol kesehatan, 3M merupakan usaha-
usaha preventif seseorang agar terhindar dari bahaya Covid-19. Dengan
melakukan protokol 3M, seseorang telah membentengi dirinya dari penularan
Covid-19 yang dapat menular melalui percikan ludah dari mulut, persentuhan
dengan anggota badan atau benda yang terkena virus, dan lain-lain.

4.3. Opini Penulis Terhadap Hubungan Kewajiban Masyarakat Untuk Menerapkan


Protokol Kesehatan Terhadap Hak Mendapatkan Kesehatan Dalam Berkegiatan
Dan Berpergian Di Masa Pandemi
Kewajiban dalam mematuhi protokol Kesehatan selama pandemi
memerlukan kesadaran tinggi bagi setiap warga, dengan mematuhi peraturan
pemerintah menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun,
dan menjaga jarak serta menjauh dari kerumunan) maka masyarakat akan
memperoleh haknya yaitu mendapatkan Kesehatan sehingga dapat berkegiatan
dan berpergian dengan aman. Dengan mematuhi standar operasional prosedur
yang diterapkan di berbagai sektor berpengaruh terhadap hak bagi setiap individu.
Tersedianya vaksin juga mendukung percepatan hak masyarakat dalam
kesehatannya di Indonesia yang menjadikan antibodi kebal terhadap virus. Maka
dari itu, hak bagi masyarakat akan didapatkan apabila kewajiban sudah diterapkan
secara maksimal dan merata.

5. Kesimpulan
Berdasarkan teori dan pembahasan diatas, terdapat hubungan antara kewajiban
menerapkan protokol Kesehatan dengan hak mendapatkan Kesehatan dalam
berkegiatan dan berpergian yaitu selalu melakukan 3M, mematuhi SOP sektor yang
menerapkan protokol Kesehatan, dan mendukung percepatan vaksin agar masyarakat
segera mendapatkan haknya tanpa khawatir terkena penyakit.
Dari kesimpulan diatas, maka saran yang bisa diberikan adalah :
- Masyarakat lebih menumbuhkan kesadaran individu yang tinggi dalam
menerapkan protokol Kesehatan
- Tetap memakai masker walaupun keadaan sekitar sudah memasuki zona aman
- Tidak berpergian ketika sedang sakit
- Tidak menunda dan vaksin dengan kuota dan jenis yang tersedia
6. Daftar Pustaka

FITRI, B. M., WIDYASTUTIK, O., & ARFAN, I. (2020). PENERAPAN


PROTOKOL KESEHATAN ERA NEW NORMAL DAN RISIKO COVID-19
PADA MAHASISWA. RISET INFORMASI KESEHATAN, 9(2), 143-153.

IGIANY, P. D., PERTIWI, J., & FEBRIANI, R. (2021, JUNE). PENERAPAN


PROTOKOL KESEHATAN PENCEGAHAN. IN SEMINAR INFORMASI
KESEHATAN NASIONAL (SIKESNAS) (PP. 168-173).

NASUTION, L. (2020). HAK KESEHATAN MASYARAKAT DAN HAK


PERMINTAAN PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP LAMBANNYA
PENANGANAN PANDEMI GLOBAL CORANAVIRUS COVID-
19. ADALAH, 4(1).

NURHALIMAH, S. (2020). COVID-19 DAN HAK MASYARAKAT ATAS


KESEHATAN. SALAM: JURNAL SOSIAL DAN BUDAYA SYAR-I, 7(6), 543-554.

SARI, R. K. (2021). IDENTIFIKASI PENYEBAB KETIDAKPATUHAN WARGA


TERHADAP PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN 3M DI MASA PANDEMI
COVID-19 (STUDI KASUS PELANGGAR PROTOKOL KESEHATAN 3M DI
CIRACAS JAKARTA TIMUR). JURNAL AKRAB JUARA, 6(1), 84-94.

Anda mungkin juga menyukai