Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasional Rumah Sakit
Disusun Oleh:
XXXV-B
Dosen:
Dr. Alih Germas Kodyat, SKM, MARS
ABSTRAK
Kualitas pelayanan instalasi gizi ditentukan dari empat proses; perencanaan makanan,
persiapan makanan, persiapan makanan, pengolahan makanan dan distribusi makanan kepada
pasien. Upaya peningkatan kualitas layanan adalah modifikasi proses menggunakan
manajemen LEAN. Desain penelitian pra eksperimen dengan one group pretest – post test
design. Sampel 36 orang dari seluruh petugas instalasi gizi Sistem Manajemen Pangan (MSPM)
dengan teknik pengambilan sampel Non probability sampling jenis purposive sampling. Hasil
penelitian menunjukkan pengaruh penerapan manajemen LEAN terhadap aspek perencanaan
makan sebelum dan sesudah intervensi dengan uji wilcoxon (p = 0,083) dengan nilai pretest
100% kualitas baik. Pada aspek pengolahan bahan makanan diperoleh uji wilcoxon (p = 0, =
0,001) dengan nilai pre test 100% kualitas yang cukup dan nilai post test 100% kualitas
cukup dan nilai post test 21%, sisanya 79% kualitas baik.
PENGANTAR
METODE
HASIL
Tabel 2.1 Nilai Pre Test Dan Post Test Food Planning Dan Nilai Wilcoxon Test
Kualitas Pelayanan Gizi
Tidak Ada Perencanaan
Responden makanan
tes awal tes pasca Kecenderungan
1 56 83 48,21%
2 56 83 48,21%
3 56 83 48,21%
Rata-rata 48,21%
Tes Wilcoxon p=0,083
Tabel 2.2 Nilai Pre Test Dan Post Test Penerimaan, Persiapan Dan Penyimpanan
Makanan Dan Nilai Uji Wilcoxon
Rata- 46,31%
rata
Tes Wilcoxon p=0,157
Tabel 2.3 Nilai awal dan nilai pasca tes pengolahan makanan dan tes wilcoxon
Kualitas Pelayanan Gizi
Tidak Ada pengolahan
Responden makanan
tes awal tes pasca Kecenderungan
1 32 55 71,88%
2 41 51 24,39%
3 35 51 45,71%
4 35 54 54,29%
5 35 58 65,71%
6 35 51 45,71%
7 35 54 54,29%
8 34 57 67,65%
9 36 55 52,78%
10 38 58 52,63%
11 33 56 69,70%
12 30 54 80,00%
Rata-rata 57,06%
Tes Wilcoxon p=0,083
d. Distribusi makanan
Tabel 2.4 Nilai pre test dan post test distribusi makanan dan nilai uji wilcoxon
Kualitas Pelayanan Gizi
Tidak Ada
distribusi makanan
Responden
tes awal tes pasca Kecenderungan
1 41 66 60,98%
2 42 61 45,24%
3 40 60 50,00%
4 42 55 30,95%
5 40 59 47,50%
6 44 60 36,36%
7 42 61 45,24%
8 45 61 35,36%
9 41 60 46,34%
10 38 61 60,53%
11 33 55 66,67%
12 35 60 71,43%
13 41 54 31,71%
14 40 60 50,00%
15 37 49 32,43%
16 38 49 28,95%
Kualitas Pelayanan Gizi
Tidak Ada
distribusi makanan
Responden
tes awal tes pasca Kecenderungan
17 39 58 48,72%
18 43 50 16,28%
19 37 44 18,92%
Rata-rata 43,36%
Uji Wilcoxon p=0,000
DISKUSI
KESIMPULAN
REFERENSI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004. 2004.Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta : Depkes RI.
Drs. Moch. Imron TA, MM, MBA. (2009). Manajemen Logistik Rumah Sakit Azrul. Azwar. 2012. Pengantar
Aministrasi dan Manajemen Kesehatan. Jakarta : Binarupa Aksara.
Firman. (2015).https://manajemenrumahsakit.net/2017/02/kunci-sukses-implementasileanmanagement-di-
rumah-sakit/ . Diakses pada 17 Oktober 2017 pukul 19.00 WIB.
Gaspersz, & Vincent. (2007). Lean Six Sigma untuk Industri Manufaktur dan Jasa. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Imron, & Moch. (2009). Manajemen Logistik Rumah Sakit. Jakarta : Sagung Seto Sugiyono.
2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Irawan, & Sony DR. (2004).Cara toyota-Jeffrey K, Liker. Jakarta : konsultan PQM.
Kementerian Kesehatan RI. Pusat Sarana dan Prasarana dan Peralatan Kesehatan. (2010).Sesi Perencanaan,
Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas B. Jakarta : Depkes RI.
Nursalam. (2010).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.
NN (2017).Rumah Sakit Lean-Rumah Sakit Lean (1). Diakses pada 2 Oktober 2017 Pukul 14.39 WIB.
Undang – Undang Nomor 44 tahun (2009). 2009.Publikasi Undang – Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit. Jakarta : Depkes RI.