Anda di halaman 1dari 2

1.

Keputusan tersebut (objek sengketa) yang dikeluarkan oleh Pejabat TUN dalam hal ini Ka
Dinas PU dan Perum. Kabupaten Sleman telah memenuhi persyaratan KTUN karena Syarat
sahnya suatu KTUN ada dua macam, yaitu syarat materiil dan syarat formil:
1. Syarat Materiil yaitu:
a. Keputusan harus dibuat oleh alat negara (organ) yang berwenang;
b. Karena keputusan itu suatu pernyataan kehendak (wilsverklaring), maka pembentukan
kehendak itu tidak boleh memuat kekurangan yuridis;
c. Keputusan harus diberi bentuk (vorm) yang ditetapkan dalam peraturan dasarnya dan
pembuatnya harus memperhatikan cara (prosedur) membuat keputusan itu, bilamana hal
ini ditetapkan dengan tegas dalam peraturan dasar tersebut;
d. Isi dan tujuan keputusan harus sesuai dengan isi dan tujuan peraturan dasar.
2. Syarat Formil yaitu:
a. Syarat-syarat yang ditentukan yang berhubungan dengan persiapan dibuatnya
keputusan dan yang berhubungan dengan cara dibuatnya keputusan, harus dipenuhi;
b. Keputusan harus diberi bentuk yang ditentukan;
c. Syarat-syarat yang ditentukan yang berhubungan dengan dilakukannya keputusan, harus
dipenuhi;
d. Jangka waktu yang ditentukan antara timbulnya hal-hal yang menyebabkan dibuatnya
keputusan dan diumumkannya keputusan itu tidak boleh dilewati.

2. Kewajiban menempuh upaya administratif itu merupakan ketentuan dari UU No 30 Tahun


2014 tentang Administrasi Pemerintahan dan kemudian diikuti oleh Perma No 6 Tahun 2018.
Dari ketentuan UU No 30/2014, upaya administratif itu adalah upaya keberatan yang
diajukan kepada badan atau pejabat tata usaha negara yang menerbitkan keputusan tata
usaha negara yang merugikan subjek yang dituju dalam surat KTUN dimaksud. Artinya
dengan mengingat ketentuan UU No.30/2014 dan Perma No 6/2018, maka boleh dibilang,
bahwa sebuah gugatan atas surat keputusan pejabat pemerintahan diajukan ke PTUN
berkemungkin besar akan dinyatakan tidak diterima apabila belum melakukan upaya
administratif. Dengan kata lain, upaya administratif itu merupakan tahapan wajib dalam
proses peradilan dalam penyelesaian sengketa TUN sebelum maju ke pengadilan. Hal lain
yang harus diperhatikan terkait upaya administratif itu mengenai soal pengaturan waktu dari
upaya administratifnya sendiri, dan juga mengenai tenggang waktu 90 hari sebagaimana
ditentukan UU PTUN, dimana waktu 90 hari mengajukan gugatan ke PTUN setelah adanya
putusan dari upaya administratif sebagaimana telah diatur dalam UU No 30/2014 dan Perma
No 6 Tahun 2018.
3. Ada relevansi “forum privilegiatum” dalam sangketa dugaan KTUN yaitu menurut Pasal 147
Ayat (2) KRIS 1950 membuka peluang terbentuknya pengadilan tertentu sesuai kebutuhan,
bahwa "pengadilan-pengadilan federal yang lain dapat diadakan dengan undang-undang
federal". dalam Pasal 148 Ayat (1) KRIS 1950, adalah ketentuan khusus untuk para pajabat
tinggi negara, baik yang masih aktif ataupun sudah berhenti. disediakan sistem pengadilan
tingat pertama dan terakhir (forum previlegiatum) di Mahkamah Agung (MA) jika:
"berhubung dengan kejahatan dan pelanggaran-jabatan serta kejahatan dan pelanggaran
lain ditentukan dengan undang-undang federal". Pasal yang menetapkan MA sebagai forum
previlegiatum tersebut mencakup pula pemeriksaan atas kasus korupsi, kendati tidak secara
eksplisit dinyatakan demikian. UUDS 1950 melalui Pasal 106 ayat (1) juga mengadopsi
konsep forum previlegiatum pada MA untuk mengadili para pejabat tinggi yang terlibat
pelanggaran dan kejahatan, termasuk korupsi, meski tidak secara spesifik disebut kasus
korupsi.

Anda mungkin juga menyukai