Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

PENDIDKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI

ANALISA KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI GUBERNUR RIAU H. ANNAS


MAAMUN

Oleh :

Neta Agustiya Sandari

P0712022003

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN

JURUSAN KEPERAWATAN

2023
Biografi H. annas maamun

Drs. H. Annas Maamun (lahir di Bagansiapiapi, Riau, 17 April 1940, umur 77 tahun)
adalah Gubernur Riau saat ini, yang menjabat sejak 19 Februari 2014 ia merupakan tokoh
keturunan Melayu. Annas Maamun menempuh pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat No. 1
Bagansiapiapi pada tahun 1945. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke SGB Negeri
Bengkalis pada tahun 1957 dan SGA Negeri Tanjung Pinang pada tahun 1960. Kemudian ia
menempuh pendidikan di PGSLP Negeri Padang Tugas Belajar pada tahun 1962.

Annas Maamun pernah menjadi guru di SMP Negeri Bagansiapiapi pada tahun 1960
hingga tahun 1964 dan juga menjadi guru di SMP Negeri No.2 Pekanbaru pada tahun 1967
hingga tahun 1968. Selain menjadi guru, Annas Maamun pernah menjadi birokrat
diKabupaten Bengkalis dan Kotamadya Pekanbaru dimana ia pernah menjadi pelaksana tugas
Camat Rumbai pada tahun 1986. Ia juga pernah menjadi ketua Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Bengkalis dari tahun 1999 hingga tahun 2001. Kemudian ia menjadi ketua
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Rokan Hilir dari tahun 2001 hingga tahun
2005. Pada tahun 2006 ia terpilih sebagai Bupati Rokan Hilir dan menjabat hingga tanggal 29
Januari 2014. Ia diberhentikan sebagai Bupati Rokan Hilir karena terpilih dalam pemilihan
umum Gubernur Riau 2013 sebagai Gubernur Riau yang baru. Ia dilantik sebagai Gubernur
Riau pada tanggal 19 Februari 2014.

Pada tanggal 25 September 2014, satuan tugas Komisi Pemberantasan Korupsi


menangkap sembilan orang, dimana salah satunya adalah Annas Maamun yang masih
menjabat sebagai Gubernur Riau. Annas Maamun ditangkap oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi di Cibubur, Jakarta Timur. Annas Maamun ditangkap terkait dengan dugaan suap
alih fungsi lahan. Komisi Pemberantasan Korupsi juga menyita sejumlah mobil, termasuk
mobil berpelat nomor Riau. Annas Maamun merupakan Gubernur Riau ketiga yang secara
berturut-turut ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, dimana sebelumnya Saleh
Djasit yang menjabat dari tahun 1998 hingga 2003 ditangkap karena kasus korupsi mobil
pemadam kebakaran yang melibatkan Hari Sabarno. Kemudian Rusli Zainal yang menjabat
untuk periode 2003 hingga 2013 ditangkap karena kasus korupsi PON XVIII, suap anggota
DPRD Riau, dan penerbitan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan tanaman
(IUPHHK-HT) di Kabupaten Pelalawan, Riau.

Pada 26 September 2014,Komisi Pemberantasan Korupsi melalui ketuanya, Abraham


Samad menetapkan Annas sebagai tersangka pasca operasi tangkap tangan pada 25
September malam. Menurut Abraham, Annas diduga menerima uang dari pengusaha terkait
dengan izin alih fungsi hutan tanaman industri di Riau. Selain Annas, KPK menetapkan
pengusaha sawit berinisial GM sebagai tersangka. GM diduga sebagai pihak pemberi uang
kepada Annas. Dalam operasi tangkap tangan tersebut, KPK menyita uang 156.000 dollar
Singapura dan Rp 500 juta sebagai barang bukti. Annas Maamun akan segera ditahan di
rumah tahanan Guntur, berbeda dengan tersangka GM yang sedianya akan ditahan di rumah
tahanan KPK. Terkait dengan hal ini, Mendagri Gamawan Fauzi akan segera menunjuk
Wakil Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menjadi pelaksana tugas Gubernur Riau
setelah disahkannya undang-undang pemerintah daerah.
Kronologi Kasus Korupsi H. Annas Maamun

Berhubung karena kasus tindak pidana korupsi yang dilakukan ole H. Annas Maamun
ada 3, maka saya hanya mengambil salah satu dari kasus tersebut yaitu mengenai penerimaan
uang sebesar Rp 2 miliar dalam bentuk dolar Amerika Serikat (USD)dari Gulat Manurung.
Karenanya Annas dijerat dengan pasal 12 b Undang-Undang Pemberantasan Korupsi.

Bahwa Terdakwa H. ANNAS MAAMUN Pegawai Negeri atau Penyelenggara


Negara yaitu Selaku Gubernur Riau periode tahun 2014-2019 yang diangkat berdasarkan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10/P Tahun 2014 tanggal 14 Pebruari 2014,
pada hari Rabu tanggal 24 September 2014 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam
tahun 2014, bertempatdi Perumahan Citra Gran Blok RC 3 Nomor 2 Cibubur, Bekasi, Jawa
Barat, atau setidak-tidaknya di tempat lain yang berdasarkan Pasal 5 jo Pasal 35 ayat (3)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada
Pengadilan Negeri Bandung, menerima hadiah yaitu hadiah uang sebesar USD166,100
(seratus enam puluh enam ribu seratus dollar Amerika Serikat) atau setidak-tidaknya sekitar
jumlah itu dari GULAT MEDALI EMAS MANURUNG dan EDISON MARUDUT
MARSADAULI SIAHAAN padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut
diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau tidak melakukan
sesuatu dalam jabatannya atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yaitu Terdakwa
mengetahui atau patut menduga bahwa hadiah uang sebesar USD166,100 (seratus enam
puluh enam ribu seratus dollar Amerika Serikat) tersebut diberikan karena Terdakwa selaku
Gubernur Riau telah memasukkan areal kebun kelapa sawit yang dikelola oleh GULAT
MEDALI EMAS MANURUNG yang terletak di Kabupaten Kuantan Sengingi seluas kurang
lebih 1.188 ha (seribu seratus delapan puluh delapan hektar) dan di Bagan Sinembah
Kabupaten Rokan Hilir seluas kurang lebih 1.214 ha (seribu dua ratus empat belas hektar)
serta kebun kelapa sawit milik EDISON MARUDUT MARSADAULI SIAHAAN yang
terletak di daerah Duri Kabupaten Bengkalis seluas 120 ha (seratus dua puluh hektar)ke
dalam usulan revisi surat perubahan luas bukan kawasan hutan di Propinsi Riau, yang
bertentangan dengan kewajibannya, yaitu kewajiban a Terdakwa selaku Penyelenggara
Negara sebagaimana diatur dalam Pasal 5 angka 4 dan angka 6 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme, serta bertentangan dengan kewajiban Terdakwa selaku Kepala Daerah
sebagaimana ketentuan Pasal 28 huruf d Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.

Analisa kasus korupsi H. Annas Maamun

Menurut saya dari kasus korupsi H. Annas Maamun, bahwa kasus korupsi suatu
perbuatan yang berhubungan dengan penyalahgunaan jabatan demi kepentingan pribadi
maupun korporasi, bagi mereka yang memegang jabatan atau kekuasaan senatiasa
menyalahgunakan kekuasaaan mereka itu. Tindakan korupsi oleh H. Annas Maamun ini
merupakan tindakan yang berdampak bukan hanya pada lingkungan, tetapi memicu persoalan
sosial (konflik), bencana lingkungan menahun, pemiskinan dan lain-lain.
1. Jenis-jenis perbuatan korupsi berdasarkan kasus
Against the rule corruption, artinya korupsi yang dilakukan sepenuhnya
bertentangan dengan hukum, misalnya penyuapan, penyalahgunaan jabatan untuk
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi. Dan korupsi ini termasuk
jenis korupsi dibidang materiil dimana korupsi yang menyangkut masalah penyuapan
yang berhubungan dengan manipulasi dibidang ekonomi dan menyangkut bidang
kepentingan umum. Menurut analisa penulis tindakan korupsi oleh H. Annas Maamun
ini termasuk tindakan yang sepenuhnya melanggar hukum dan berhubungan dengan
materi atau keuangan.
2. Bentuk dan tipe korupsi berdasarkan kasus
Menurut saya pada kasus korupsi H. Annas Maamun, kasus ini merupakan
tingkatan teratas yang disebut dengan Material benefit (mendapatkan keuntungan
material yang bukan haknya melalui kekuasaaan), mengapa? Karna H. Annas
Maamun melakukan penyimpangan kekuasaan untuk mendapatkan keuntungan
material baik bagi dirinyas sendiri maupun orang lain. Kasus korupsi pada tingkat ini
sangat membahayakan dikarenakan melibatkan kekuasaan dan keuntungan material.
Sedangkan tipe korupsi yang menyangkut korupsi H. Annas Maamun ini adalah
Mercenery corruption yakni, jenis tindak pidana korupsi yang bermaksud untuk
memperoleh keuntungan pribadi melalui penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan.
3. Faktor-faktor penyebab terjadinya kasus korupsi ini
a. Faktor organisasi
Menurut saya faktor organisasi termasuk kedalam faktor penyebab terjadinya
tindak pidana korupsi karena H. Annas Maamun termasuk politisi partai Golkar
(golongan karya) yang dimana ia juga merupakan gubernur RIAU ditambah lagi
dengan kewewenang yang begitu besar tanpa adanya pertanggungjawaban
sehingga para pelaku korupsi ini senantiasa melakukan korupsi dengan
mengandalkan partai ataupun jabatannya diorganisasi.
b. Faktor ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor terpenting dalam tindak pidana korupsi ini,
saya menganalisa bahwa tindak pidana korupsi ini sangat jelas kaitannya dengan
faktor ekonomi dimana pelaku merasa bahwa keiinganannya yang begitu besar
dan juga gaji yang tidak mencukupi kebutuhan mendorong terjadinya korupsi ini.
Selain rendahnya gaji dan keinginan, banyak aspek yang ekonomi lainnya yang
menjadi penyebab terjadinya korupsi, diantaranya adalah kekuasaan pemerintahan
yang dibarengi dengan faktor kesempatan untuk memenuhi kekayaan pelaku.
c. Faktor hukum
Lemahnya penegakkan hukum merupakan faktor terjadinya korupsi. Sanksi yang
tidak tepat dengan perbuatan yang dilarang sehingga terasa begitu ringan atau
tidak fungsional membuat para pelaku menganggap bahwa hukum itu tidak ada
apa-apanya.
4. Dampak masif berdasarkan kasus
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahawa kasus korupsi yang melibatkan
Gubernur Riau H. Annas Maamun ini sangat berdampak pada birokrasi
pemerintahannya, terlebih lagi bapak H. Annas Maamun ini merupakan gubernur
terpilih, setelah dilakukan penangkapan posisi gubernur untuk sementara waktu
kosong dan pada 25 mei 2016 plt gubernur yaitu Arsyadjuliandi Rachman dilantik
secara resmi menjadi gubernur setelah 20 bulan menjabat menjadi plt. Kasus korupsi
ini juga berdampak pada lingkungan fisik yakni penyimpangan terhadap anggaran
pembangunan dan pelaksanaan infrastruktur dapat memperlambat laju pertumbuhan
ekonomi dan berdampak pada kemiskinan rakyat.
5. Kasus H. Annas Maamun menurut perspektif
a. Dalam perspektif budaya
Kasus korupsi dalam perspektif budaya sudah menjadi sesautu yang dianggap
biasa karena telah dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar.
b. Dalam perspektif agama
Agama menentang korupsi karna agama mengajarkan penganutnya untuk hidup
jujur, lurus, dan benar. Iman yang lemah juga menjadi pendorong terjadinya
korupsi.
c. Dalam perspektif hukum
Dalam hukum tindak pidana korupsi dipandang sebagai kejahatan luar biasa, dan
ada beberapa undang-undang dan peraturan pemerintah yang erat kaitannya untuk
mencegah dan memberantas korupsi, yaitu:
 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang kitab Undang-undang Hukum
acara pidana.
 Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang
bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan Nepotisme.
 Undang-undang Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan tindak pidana
korupsi.
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia.2014.https://id.wikipedia.org/wiki/Annas_Maamun. Biografi ANNAS
MAAMUN, diakses 22 Januari 2023.

Tribun news.com. 11 februari 2015. Gubernur riau nonaktif annas maamun, diakses pada
situs www.tribunnews.com tanggal 22 Januari 2023.

Mongabay. 2015. www.mongabay.co.id. Kasus suap Hutan RIAU. diakses 22 Januari 2023.

Anda mungkin juga menyukai