OLEH
IR. HERU SUGITO, MP
EDITOR
1
KATA PENGANTAR
Profesi guru dan tenaga kependidikan harus dihargai dan dikembangkan sebagai
profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal ini dikarenakan guru dan tenaga
kependidikan merupakan tenaga profesional yang mempunyai fungsi, peran, dan
kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan 2025 yaitu
“Menciptakan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif”. Untuk itu guru dan tenaga
kependidikan yang profesional wajib melakukan pengembangan keprofesian
berkelanjutan.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai salah satu strategi
pembinaan guru dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menjamin guru dan
tenaga kependidikan mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan,
dan mengembangkan kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan kegiatan PKB akan mengurangi kesenjangan antara kompetensi
yang dimiliki guru dan tenaga kependidikan dengan tuntutan profesional yang
dipersyaratkan. Guru dan tenaga kependidikan wajib melaksanakan PKB baik
secara mandiri maupun kelompok. Khusus untuk PKB dalam bentuk diklat
dilakukan oleh lembaga pelatihan sesuai dengan jenis kegiatan dan kebutuhan
guru. Penyelenggaraan diklat PKB dilaksanakan oleh PPPPTK dan LPPPTK
KPTK atau penyedia layanan diklat lainnya. Pelaksanaan diklat tersebut
memerlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta diklat. Modul
merupakan bahan ajar yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh
peserta diklat berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi
yang disajikan secara sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan
kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
Kegiatan PKB dilaksanakan oleh guru dan tenaga kependidikan didasarkan profil
kinerja guru dan tenaga kependidikan sebagai hasil dari pelaksanaan uji
kompetensi guru dan tenaga kependidikan. Hasil uji kompetensi ini menentukan
kegiatan PKB guru yang harus dilaksanakan dan didukung dengan modul-modul
sesuai dengan kebutuhan pelatihan guru.
2
Kegiatan PKB adalah kegiatan keprofesian yang wajib dilakukan secara terus
menerus oleh guru dan tenaga kependidikan agar kompetensinya terjaga dan
terus ditingkatkan. Kegiatan PKB sesuai yang diamanatkan dalam Peraturan
Menteri Negara dan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yaitu: (1) Kegiatan Pengembangan Diri; (2) Karya
Ilmiah; (3) Karya Inovatif. Kegiatan Pengembangan diri meliputi kegiatan diklat
dan kegiatan kolektif guru.
Kegiatan pengembangan diri melalui diklat dibagi dalam 4 (empat) jenjang diklat
baik yang dilakukan melalui diklat oleh lembaga pelatihan tertentu maupun
melalui kegiatan kolektif guru. Diklat jenjang dasar terdiri atas 5 (lima) KK, yaitu
KK A s.d E, diklat jenjang lanjut terdiri atas 2 (dua) KK, yaitu KK F dan G, diklat
menegah terdiri atas 2 (dua) grade, yaitu KK H dan I dan diklat jenjang tinggi
adalah KK J.
3
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja secara filosofi adalah suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pengguna
diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.
Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut,
resiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekejaan dikatakan nyaman
jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan dengan merasa
nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek
perlindungan tenaga kerja dengan cara penerapan teknologi pengendalian
segala aspek yang berpotensi membahayakan para pekerja. Pengendalian
juga ditujukan kepada sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat
dari jenis pekerjaan tersebut, pencegahan kecelakaan dan penyerasian
peralatan kerja / mesin / instrumen, dan karakteristik manusia yang
menjalankan pekerjaan tersebut maupun orang-orang yang berada di
sekelilingnya. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan
kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik,
daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan
dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja
dan keselamatan kerja yang tinggi.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat mampu :
4
4. Menerapkan pertolongan pertama pada kecelakaan sesuai dengan jenis
kecelakaan
5. Mengolah limbah agribisnis perbenihan dan kultur jaringan tanaman
C. Peta Kompetensi
Pemetaan kompetensi yang akan dicapai atau ditingkatkan melalui modul
diklat agribisnis perbenihan dan kultur jaringan merujuk pada kompetensi
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 yang didasarkan pada analisis
kompetensi pedagogi dan analisis kompetensi profesional. Pemetaan
kompetensi dihasilkan melalui analisis pencapaian kompetensi dengan
membuat diagram pencapaian kompentensi. Pemetaan Kompetensi Modul
Diklat PKB Guru Agribisnis Perbenihan dan Kultur Jaringan SMK Pertanian
pada kesempatan ini hanya difokuskan pada analisis pencapaian
kompetensi professional sebagai berikut.
5
agribisnis perbenihan
dan kultur jaringan
20.1.3 1
Menerapkan K3 dalam
kegiatan agribisnis
perbenihan dan Kultur
Jaringan Tanaman
20.1.4 1
Menerapkan
pertolongan pertama
pada kecelakaan sesuai
dengan jenis
kecelakaan
20.2. 20.2.1 1
Menerapkan Menerapkan green
prinsip school
pelestarian
lingkungan.
20.2.2
Mengolah limbah 1
agribisnis perbenihan
dan kultur jaringan
tanaman
20.4. 20.4.1. 2
Menggunakan Mengidentifikasi jenis, Modul Guru
alat dan mesin bagian, dan fungsi alat Pembelajar
agribisnis agribisnis perbenihan Agribisnis
perbenihan dan kultur jaringan Perbenihan
dan kultur dan Kultur
jaringan Jaringan
tanaman. Kelompok
20.4.2 2 Kompetensi
Menjelaskan prinsip 2
kerja alat dan mesin
agribisnis perbenihan
dan kultur jaringan
tanaman
20.4.3 2
Mengoperasikan alat
dan mesin agribisnis
perbenihan dan kultur
jaringan tanaman
20.4.4 2
Merawat alat dan
mesin agribisnis dan
perbenihan tanaman
20.5. 20.5.1 3
Menerapkan Mempersiapkan lahan Modul Guru
teknik produksi penanaman pada Pembelajar
tanaman. kegiatan produksi Agribisnis
tanaman Perbenihan
dan Kultur
20.5.2 3 Jaringan
Membibitkan tanaman Kelompok
pada kegiatn produksi Kompetensi
6
tanaman 3
20.5.3 3
Menanam benih/bibit
tanaman pada
kegiatan produksi
tanaman
20.5.4 3
Mengairi tanaman
pada kegiatan
produksi tanaman
20.5.5 3
Memupuk tanaman
pada kegiatan
produksi tanaman
20.5.6 3
Mengendalikan
organisme
penggannggu
tanaman pada
kegiatan produksi
tanaman
20.5.7 3
Memberi perlakuan
khusus pada kegiatan
produksi tanaman
20.5.8 3
Memanen dan
menangani hasil
panen pada kegiatan
produksi tanaman
20.6. 20.6.1 4
Memproduksi Mempersiapkan lahan Modul Guru
benih penanaman pada Pembelajar
tanaman. kegiatan produksi Agribisnis
benih tanaman Perbenihan
20.6.2 4 dan Kultur
Membibitkan tanaman Jaringan
pada kegiatan Kelompok
produksi tanaman Kompetensi
20.6.3 4 4
Menanam benih/bibit
pada kegiatan
produksi benih
tanaman
20.6.4 4
Mengairi tanaman
pada kegiatan
produksi benih
20.6.5 4
Memupuk tanaman
pada kegiatan
produksi tanaman
20.6.6 4
Memelihara kemurnian
genetis benih (isolasi
7
dan roguing) pada
kegiatan produksi
benih tanaman
20.6.7 4
Menyerbukan tanaman
secara buatan pada
kegiatan produksi
tanaman
20.6.8 4
Mengendalikan
organisme
pengganggu tanaman
pada kegiatan
produksi benih
tanaman
20.6.9 4
Memberi perlakuan
khusus pada tanaman
pada kegiatan
produksi tanaman
20.6.10 4
Memanen dan
menangani hasil
panen pada kegiatan
produksi benih
tanaman
20.6.11 4
Mensertifikasikan
benih hasil produksi
pada kegiatan
produksi benih
tanaman
20.7. 20.7.1. 5
Mengolah, Mempersiapkan Modul Guru
mengeringkan sarana dan prasarana Pembelajar
dan pengolahan benih Agribisnis
menyimpan Perbenihan
benih dan Kultur
20.7.2. 5 Jaringan
Mengolah/mengekstra Kelompok
k benih berdasarkan Kompetensi
metode yang sesuai 5
dengan karakteristik
bahan benih
20.7.3. 5
Membersihkan,
memilah dan
mengeringkan benih
tanaman
20.7.4. 5
Mengemas benih
tanaman sesuai
dengan jenis dan
karakteristik benih
tanaman, alat
8
pengemas dan bahan
pengemasnya
20.7.5. 5
Menyimpan benih
tanaman berdasarkan
karakteristik dan umur
benih
20.8. 20.8.1. 6
Menguji mutu Mengambil contoh Modul Guru
benih benih tanaman dari lot Pembelajar
tanaman. benih tanaman Agribisnis
20.8.2. 6 Perbenihan
Menganalisis dan Kultur
kemurnian fisik benih Jaringan
tanaman Kelompok
20.8.3 6 Kompetensi
Menetapkan berat 6
1000 butir benih
20.8.4. 6
Menetapkan kadar air
benih tanaman
20.8.5. 6
Menguji daya
berkecambah benih
tanaman
20.8.6. 6
Menguji kesehatan
benih
20.8.7. 6
Mengadministrasikan
kegiatan pengujian
mutu benih tanaman
20.9. 20.9.1. 7
Mengkulturkan Mempersiapkan alat Modul Guru
jaringan dan bahan pada Pembelajar
tanaman kegiatan kultur Agribisnis
pangan dan jaringan tanaman Perbenihan
hortikultura pangan dan dan Kultur
hortikultura Jaringan
20.9.2. 7 Kelompok
Kompetensi
Mengambil bahan 7
tanam dari benih
sumber pada kegiatan
kultur jaringan
tanaman pangan dan
hortiukultura.
20.9.3. 7
Mempersiapkan media
kultur jaringan
tanaman pangan dan
hortikultura
20.9.4. 7
Menanam/menginokul
asi eksplan pada
9
kegiatan kultur
jaringan tanaman
pangan dan
hortikultura
20.9.5. 7
Mensubkultur planlet
pada kegiatan kulltur
jaringan tanaman
pangan dan
hortikultura
20.9.6. 7
Memelihara kultur
pada kegiatan kultur
jaringan tanaman
pangan dan
hortikultura
20.9.7. 7
Mengaklimatisasi
planlet pada kegiatan
kultur jaringan
tanaman pangan dan
hortikultura
20.10. 20.10.1. 8 Modul Guru
Mengkulturkan Mempersiapkan alat Pembelajar
jaringan dan bahan pada Agribisnis
tanaman kegiatan kultur Perbenihan
perkebunan jaringan tanaman dan Kultur
perkebunan Jaringan
20.10.2. 8 Kelompok
Mengambil bahan Kompetensi
tanam dari benih 8
sumber pada kegiatan
kultur jaringan
tanaman perkebunan
20.10.3. 8
Mempersiapkan media
kultur jaringan
tanaman perkebunan
20.10.4. 8
Menanam/menginokul
asi eksplan pada
kegiatan kultur
jaringan tanaman
perkebunan
20.10.5. 8
Mensubkultur planlet
pada kegiatan kulltur
jaringan tanaman
perkebunan
20.10.6. Memelihara 8
kultur pada kegiatan
kultur jaringan
tanaman perkebunan
20.10.7. 8
Mengaklimatisasi
10
planlet pada kegiatan
kultur jaringan
tanaman perkebunan
20.11. 20.11.1. 9
Memasarkan Menelaah aspek pasar Modul Guru
hasil produksi produk agribisnis Pembelajar
agriisnis perbenihan dan kultur Agribisnis
perbenihan jaringan tanaman Perbenihan
dan kultur dan Kultur
jaringan Jaringan
tanaman Kelompok
20.11.2. 9 Kompetensi
Menerapkan konsep 9
pemasaran produk
agribisnis perbenihan
dan kultur jaringan
tanaman
20.11.3. 9
Menerapkan strategi
pemasaran produk
agribisnis perbenihan
dan kultur jaringan
tanaman
20.12. 20.12.1. 9
Mengelola Merencanakan
kegiatan kegiatan usaha
usaha agribisnis perbenihan
agribisnis dan kultur jaringan
perbenihan tanaman
dan kultur
jaringan
tanaman
20.12.2. 9
Melaksanakan tata
kelola kegiatan usaha
agribisnis perbenihan
dan kultur jaringan
tanaman sayuran/
buah semusim
20.12.3. 9
Mengevaluasi kegiatan
usaha agribisnis
perbenihan dan kultur
jaringan tanaman
20.13. 20.13.1. 10
* Mengembang Modul Guru
Mendisain
kan teknik Pembelajar
laboratorium kultur
produksi benih Agribisnis
jaringan tanaman
dan Kultur Perbenihan
Jaringan dan Kultur
Ttanaman Jaringan
20.13.2. 10 Kelompok
Mendesain tata letak Kompetensi
Peralatan 10
Laboratorium Kultur
11
Jaringan Tanaman
20.13.3. 10
Mendisain
Laboratorium
Pengujian Mutu Benih
Tanaman
20.13.4. 10
Mendisain tata letak
Peralatan Pengujian
Mutu Benih Tanaman
20.13.5.
Tata Tertib
Laboratorium Kultur
Jaringan dan
Pengujian Mutu Benih
Tanaman
20.13.6.
Manajemen Usaha
Perbenihan Tanaman
20.13.7.
Menciptakan Jenis/
Varietas Tanaman
Baru dari Kegiatan
Produksi Benih
Keterangan: *) adalah modul guru pembelajar yang sedang Anda pelajari
D. Ruang Lingkup
12
Ruang lingkup pokok-pokok bahasan materi pembelajaran dalam modul ini
meliputi:
1. Kegiatan Pembelajaran 1. Menjelaskan konsep dan peraturan K3 dalam
kegiatan agribisnis perbenihan dan kultur jaringan tanaman
2. Kegiatan Pembelajaran 2. Menjelaskan prosedur K3 dalam kegiatan
agribisnis perbenihan dan kultur jaringan
3. Kegaiatan Pembelajaran 3. Menerapkan K3 dalam kegiatan agribisnis
perbenihan dan Kultur Jaringan Tanaman
4. Kegiatan Pembelajaran 4. Menerapkan pertolongan pertama pada
kecelakaan sesuai dengan jenis kecelakaan
5. Kegiatan Pembelajaran 5. Mengolah limbah agribisnis perbenihan dan
kultur jaringan tanaman
2. Penguasaan konsep
Peserta diklat melaksanakan tugas yang diberikan pengajar (Guru) untuk
mempelajari buku teks secara mandiri diluar jam tatap muka, selanjutnya
secara berkelompok peserta diklat ditugaskan melakukan diskusi (topik
minimal mengacu pada lembar informasi yang telah didesain dalam buku
teks dan apabila masih dirasa kurang dapat dikembangkan untuk
menyamakan persepsi terhadap konsep dasar yang dipelajari).
Kegiatan diskusi ini dipandu oleh pengajar. Setelah diskusi, pengajar
menugaskan peserta diklat melakukan presentasi hasil diskusi secara
bergantian, kelompok lain dapat mengajukan pertanyaan, saran atau
menambahkan. Selanjutnya pengajar menugaskan peserta diklat secara
berkelompok memperbaiki hasil diskusi berdasarkan saran/masukan dari
kelompok lainnya atau saran dari pengajar
13
3. Pengenalan fakta
Peserta diklat memperoleh arahan untuk melakukan observasi
pengenalan fakta di masyarakat. Melalui pengenalan fakta ini
diharapkan dapat mengetahui sikap apa yang dapat dipelajari dari
aktivitas masyarakat dalam rangka memperkaya konsep yang sedang
dipelajari, atau bagaimana menggunakan konsep yang sedang dipelajari
untuk kinerja masyarakat dalam melakukan aktivitasnya.
4. Refleksi
Peserta diklat menyusun refleksi apa yang akan dilaksanakan terhadap
kompetensi dasar/kompetensi yang sedang dipelajari berdasarkan hasil
kajian konsep dasar dan fakta yang ada di masyarakat.
6. Mengimplementasikan
Peserta diklat menyusun perencanaan kerja berdasarkan hasil sintesis.
Dalam penyusunan rencana kerja termasuk kriteria keberhasilan,
pelaksanaan kegiatan termasuk pembagian tugas, mengamati proses,
melakukan evaluasi hasil kegiatan, diskusi terhadap hasil kegiatan,
membuat kesimpulan dan umpan balik/rekomendasi terhadap konsep
yang ada setelah dilakukan analisis dan sintesis.
14
Kegiatan Pembelajaran 1.
Menjelaskan Konsep dan Peraturan K3 dalam
Kegiatan Agribisnis Perbenihan dan Kultur
Jaringan Tanaman
A. Tujuan
B. Indikator Keberhasilan
C. Uraian Materi
a. Keselamatan Kerja
15
serta cara-cara melakukan kerja. Merupakan sarana utama untuk
pencegahan kerugian, cacat dan kematian sebagai kecelakaan kerja,
kebakaran, dan ledakan.
16
Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat
pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan
kerjanya.
Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam
pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh
faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis
pekerjanya.
17
Penyakit akibat kerja dan atau berhubungan dengan pekerjaan dapat
disebabkan oleh pemajanan dilingkungan kerja. Untuk
mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan bahaya dilingkungan
kerja ditempuh tiga langkah utama, yakni:
Pengenalan lingkungan kerja
Pengenalan lingkungan kerja ini biasanya dilakukan dengan cara
melihat dan mengenal (walk through inspection), dan ini
merupakan langkah dasar yang pertama-tama dilakukan dalam
upaya kesehatan kerja.
Evaluasi lingkungan kerja.
Merupakan tahap penilaian karakteristik dan besarnya potensi-
potensi bahaya yang mungkin timbul, sehingga bisa untuk
menentukan prioritas dalam mengatasi permasalahan.
Pengendalian lingkungan kerja.
Dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan pemajanan
terhadap zat/bahan yang berbahaya dilingkungan kerja. Kedua
tahapan sebelumnya, pengenalan dan evaluasi, tidak dapat
menjamin sebuah lingkungan kerja yang sehat. Jadi hanya dapat
dicapai dengan teknologi pengendalian yang memadai untuk
mencegah efek kesehatan yang merugikan di kalangan para
pekerja.
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Bacalah dengan cermat materi dalam modul.
a. Sebaiknya modul ini dipelajari secara berkelompok, tetapi jika tidak
memungkinkan saudara dapat mempelajari sendiri
b. Sebelum membaca modul ini perlu difahami terlebih dahulu
indikator pembelajaran
c. Kerjakan semua latihan.
2. Kunjungilah laboratorium kultur jaringan dan lahan perbenihan tanaman
kemudian lakukan pengumpulan data dan informasi tentang aspek-
aspek K3 dengan menggunakan tabel berikut:
KONDISI KONDISI
ASPEK K3
LABORATORIUM SEHARUSNYA
18
a. Kebersihan
lingkungan
laboratorium secara
umum
b. Kondisi lingkungan
kerja staf
laboratorium secara
umum (panas,
bising, debu, bau
zat kimia dll.)
c. Kondisi tata letak
dan pengamanan
peralatan yang
berpotensi
menimbulkan
kecelakaan kerja
(kebakaran,
ledakan, keracunan,
dll)
d. Jam kerja dan
jumlah tenaga kerja
sebanding dengan
beban kerja
e. Ketersediaan alat-
alat
penanggulangan
kecelakaan (tabung
pemadam
kebakaran, kotak
obat, dll)
f. Jaminan terhadap
keselamatan tenaga
kerja laboratorium
(tangga / pintu
darurat di
laboratorium, selang
pemadam
kebakaran).
g. Pengendalian
terhadap lingkungan
kerja (kondisi
pendingin ruangan,
exhaust fan,
pengolahan limbah
beracun, dll)
19
1. kertas gambar ukuran A-4
2. pinsil gambar 2-B
3. penggaris lurus 30 – 40 cm, presisi 0,5 – 1 mm.
4. Penghapus pinsil.
E. Latihan/ Tugas
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keselamatan kerja ?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tempat kerja ? Bagaimana dengan
tempat kerja untuk bidang pertanian, apakah sama ?
F. Rangkuman
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu kondisi kerja yang terbebas
dari ancaman bahaya yang mengganggu proses aktivitas dan
mengakibatkan terjadinya cidera, penyakit, kerusakan harta benda, serta
gangguan lingkungan.
K3 wajib untuk dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan standar yang berlaku baik standar nasional maupun internasional.
Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan agar :
Setiap tenaga kerja/laboran dan orang lainnya yang berada di
laboratorium/lahan mendapat perlindungan atas keselamatannya.
Setiap bahan kimia atau peralatan dapat dipakai, dipergunakan
secara aman dan efisien.
Proses pengujian benih dan kultur jaringan tanaman berjalan
lancar.
20
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Apakah penerapan K3 di laboratorium kultur jaringan tanaman atau di
lahan perbenihan tanaman sudah sesuai? Beri penjelasan!
Umpan balik : Apakah ada penerapan K3 di laboratorium kultur jaringan
atau lahan perbenihan tanaman yang masih perlu diperbaiki?. Kalau ada
jelaskan alasannya!
H. Kunci Jawaban
1. Keselamatan kerja adalah untuk suatu usaha menciptakan sistem
keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja dengan melibatkan
semua unsur-unsur yang terdapat dalam suatu instansi atau perusahan
dimana kegiatan kerja dilakukan
2. Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau
yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha
dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya baik di
darat, di dalam tanah, dipermukaan air, didalam air, maupun di
udara yang menjadi kewenangan suatu badan usaha atau
perusahaan.
Dalam bidang pertanian, yang disebut dengan tempat kerja adalah
tempat dimana kegiatan pertanian biasa dilaksanakan, dalam hal
ini termasuk laboratorium, bengkel pertanian, dan lapangan.
Dalam hal ini sama saja, hanya untuk bidang pertanian tempat
kerja lebih berarti khusus.
21
Kegiatan Pembelajaran 2.
A. Tujuan
B. Indikator Keberhasilan
C. Uraian Materi
22
Alat-alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tubuh kita.
Alat-alat listrik seperti: rak kultur, kompor listrik, oven, lampu pemanas,
lampu UV dan lain sebagainya, yang menyebabkan terjadinya sengatan
listrik atau kebakaran.
Alat-alat yang bisa menimbulkan ledakan seperti autoklaf dan kompor
listrik/gas dan lampu Bunsen.
Penangas air atau minyak yang bersuhu tinggi yang dapat terpercik.
Untuk menghindari kecelakaan kerja yang mungkin terjadi, orang yang bekerja di
laboratorium hendaknya menggunakan alat perlindungan diri sesuai ketentuan.
Adanya potensi bahaya ini tidak harus ditakuti secara berlebihan dengan selalu
menghindari kegiatan praktikum atau bersifat pasif di dalam setiap acara
praktikum. Namun kita harus bertindak lebih aktif dan mencari tahu setiap potensi
bahaya yang dapat timbul di dalam laboratorium agar kita selalu waspada dan
berhati-hati dalam setiap tindakan agar selalu terhindar dari setiap bahaya yang
dapat terjadi kapan saja.
1) Tahap persiapan
23
Mengetahui alat dan bagaimana merangkai alat tersebut serta
mempelajari cara penggunaannya yang tepat dan aman.
Terutama untuk alat-alat yang dapat menimbulkan kecelakaan
kerja seperti: autoklaf, kompor, oven, pemanas listrik, lampu
Bunsen.
Mempersiapkan peralatan pelindung tubuh seperti, jas
laboratorium berwarna putih lengan panjang, kacamata gogle,
sarung tangan karet, sepatu, masker, dan sebagainya sesuai
kebutuhan praktikum.
2) Tahap pelaksanaan
24
peralatan yang bisa menimbulkan kebisingan pada taraf tinggi
seperti mesin blower pada Laminar airflow.
Memastikan lampu UV dimatikan pada saat bekerja di laminar
airflow, karena sinar UV dapat mengakibatkan kerusakan pada
mata secara permanen dan menimbulkan kanker kulit.
Membuang sisa percobaan pada tempatnya sesuai dengan
sifat sisa bahan yang digunakan.
Bekerja dengan tertib, tenang dan tekun, mencatat data-data
yang diperlukan.
25
keselamatan kerja, yang memegang peranan penting dalam
pencegahan kecelakaan. Selain itu disiplin setiap individu terhadap
peraturan juga memberikan andil besar dalam keselamatan kerja.
Kedua faktor tersebut bergantung pada manusianya, yang ternyata
merupakan sumber terbesar kecelakaan di dalam laboratorium.
1) Kebersihan
Pekerja membiasakan membersihkan lingkungan laboratorium
dan meja kerja setiap selesai percobaan, serta membersihkan
meja atau lantai atau pakaian bila terkena tumpahan bahan
Membuat jadwal membersihkan laboratorium dan persemaian
serta penanganan sampah kering secara berkala.
Tidak merokok, makan dan minum dalam laboratorium karena
dapat menimbulkan bahaya kebakaran atau kesehatan.
Makanan dan minuman tidak di simpan dalam almari
pendingin beserta bahan-bahan kimia atau reagen.
26
kimia.
2) Ventilasi
Beban listrik tidak terlalu besar untuk satu stop kontak, untuk
menghindari timbulnya pemanasan yang dapat membakar kulit
kabel dan bisa memicu kebakaran.
Sistem kabling harus memenuhi persyaratan standar yang
baik dengan kualitas bahan kabel dan stop kontak yang tidak
mudah terbakar.
Memasang “grounding system” yang memadai.
Menyambungkan peralatan pada sumber listrik dengan voltase
yang sesuai.
27
Peralatan dengan konsumsi listrik yang tinggi dan terus
menerus seperti oven, dilengkapi dengan stabilizer voltase
listrik agar lebih aman dan tidak mudah rusak.
Mengamankan kabel dari kemungkinan gigitan tikus yang
dapat menimbulkan hubungan pendek atau kebakaran.
Pada saat libur panjang perlu dilakukan jadwal piket untuk
mengawasi kondisi peralatan listrik pada alat-alat yang
dinyalakan 24 jam seperti pada rak kultur, AC dan oven.
4) Gas
5) Pemanas listrik
28
kayu, harus ada jarak yang cukup antara meja dan alat,
sehingga dapat menghindari pengarangan meja atau
kemungkinan kebakaran.
29
Kecelakaan (P3K).
Ada koordinator atau penanggung jawab bila terjadi keadaan
darurat.
30
dihindari, serta dalam penggunaannya lebih efisien.
Simbol yang ditampilkan pada label menunjukan sifat bahaya dari bahan
31
kimia yang bersangkutan. Penjelasan tentang simbol tertulis dalam
berbagai bahasa yaitu Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Beldana,
Denmark, Spanyol dan Portugis. Hal tersebut dimaksudkan agar siapa
saja yang menggunakan bahan kimia tersebut dapat memahami
peringatan yang tertulis pada label, sehingga resiko bahaya dapat
dicegah sekecil mungkin.
4) Tindakan keamanan/keselamatan
Informasi ini biasa diperoleh pada label bahan kimia yang juga ditulis
dalam berbagai bahasa.
5) Kode R dan S
Kode Kode
Keterangan Keterangan
R R
R1 Dapat meledak di tempat kering / panas R22 Berbahaya terhadap kesehatan
bila tertelan
32
R2 Meledak bila kena benturan, gesekan, R23 Meracuni bila dihirup
api
R3 Mudah meledak bila kena benturan, R24 Meracuni / beracun bila kena kulit
gesekan, api (meracuni kulit)
R4 Sangat sensitif dan mudah meledak R25 Meracuni bila ditelan
R5 Meledak bila kena panas R26 Sangat meracuni bila dihirup
R6 Meledak jika kelebihan udara dan R27 Sangat meracuni kulit
kekurangan udara
R7 Dapat menyebabkan kebakaran R28 Sangat meracuni bila ditelan
R8 Menimbulkan api jika kontak dengan R29 Dapat mengembang / membentuk
bahan yang mudah terbakar gas racun bila kontak dengan air
R9 Resiko ledakan bila dicampur dengan R30 Kemungkinan bisa mengakibatkan
bahan yang mudah terbakar kebakaran bila digunakan
R10 Mudah terbakar R31 Membentuk gas racun bila
dicampur dengan asam
R11 Agak mudah terbakar R32 Membentuk gas sangat beracun
bila kontak dengan asam
R12 Sangat mudah terbakar R33 Resiko bila ditimbun
R13 Mencair, sangat mudah terbakar R34 Menyebabkan korosi dan luka
bakar
R14 Memberi reaksi keras terhadap air R35 Menyebabkan korosi keras
R15 Jika beraksi dengan air membentuk gas R36 Iritasi terhadap mata
yang mudah terbakar
R16 Meledak bila dicampur dengan bahan R37 Iritasi terhadap organ pernapasan
yang mudah terbakar
R17 Terbakar langsung di udara R38 Iritasi terhadap kulit
R18 Dapat meledak dan terbakar R39 Resiko serius / cacat tetap
(tergantung
pemakaian)
R19 Dapat membentuk peroksida yang R40 Resiko serius cepat sekali
mudah meledak
R20 Merusak pare-pare bila terhirup/ R41 Sensitif bila dihirup
tertelan (berbahaya terhadap
Kesehatan bila terhirup)
R21 Melukai kulit / berbahaya terhadap kulit R42 Sensitif / peka terhadap kulit
33
S5 Jauhkan dari cairan S18 Buka kemasan dengan hati-hati
S6 Jauhkan dari gas S20 Jangan makan dan minum di saat kerja
S7 Simpan di tempat tertutup rapat S42 Pakai sarung Jangan respirator ketika
melakukan sesuatu yang
menghasilkan gas / uap berbahaya
S8 Simpan di wadah / tempat yang S43 Gunakan pemadam kebakaran
kering
S9 Simpan di tempat yang berventilasi S44 Mintalah nasehat dokter apabila
cukup balk Anda merasa ragu
S10 Hindarkan dari uap air S45 Panggil dokter bila terjadi kecelakaan
atau bila anda merasa tidak sehat
S11 Cegah udara masuk
S12 Jangan tutup rapat
S13 Jauhkan dari makanan dan
minuman
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Mengenal macam-macam bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari.
a. Alat dan Bahan :
1) Kertas dan alat tulis,
2) Buku petunjuk teknis kelengkapan peralatan kultur jaringan tanaman
3) Buku/informasi materi pendukung lainnya.
b. Persiapan Kerja
1) Setelah mempelajari uraian materi di atas dan sebelum Anda
melaksanakan tugas ini; lakukan eksplorasi/penggalian informasi
yang terkait dengan tema tugas, guna memperkaya wawasan
(dengan cara: melihat, mengamati, membaca, mendengar, dan
menyimak melalui sumber informasi langsung maupun data sekunder
atau melalui jejaring sosial/internet).
2) Berdasar kumpulan informasi yang telah Anda peroleh tersebut,
selanjutnya lakukan konsultasi dan koordinasikan dengan guru untuk
memperoleh kejelasan tahapan kerja dan kebenaran materi dalam
menyelesaikan tugas ini.
c. Lembar Kerja
34
Tujuan
Mengenal macam-macam bahan kimia yang digunakan dalam kegiatan
perbenihan dan kultur jaringan tanaman
Alat dan Bahan (Bahan yang dicoret sebaiknya diganti, misalnya jenis-
jenis pupuk, fungisida, pestisida, bayclin, jenis-jenis zat pengatur
tumbuh, bahan kimia makro atau mikro).
Keselamatan Kerja
Kenakan jas laboratorium dan sarung tangan selama bekerja
Langkah Kerja/ Tugas
1. Beri label / nomor sampel pada masing-masing contoh bahan
kimia yang telah disiapkan.
2. Isi lembar pengamatan berdasarkan hasil identifikasi terhadap
masing-masing sampel bahan kimia.
35
E. Latihan/Kasus/Tugas
F. Rangkuman
Untuk menghindari kecelakaan kerja yang mungkin terjadi, orang yang bekerja di
laboratorium hendaknya menggunakan alat perlindungan diri sesuai ketentuan.
Laboratorium dan persemaian harus menjadi tempat yang aman bagi para
pekerjanya. Aman terhadap semua kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit
36
karena gangguan kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang aman, bebas dari
rasa khawatir akan kecelakaan dan keracunan, seseorang dapat bekerja dengan
aman, produktif dan efisien.
H. Kunci Jawaban
37
Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan
tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.
Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan
berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke
tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan
kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya
para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD)
dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan. Undang-undang nomor 23 tahun 1992,
pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya
kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga
diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja
meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja
dan syarat kesehatan kerja.
3. Berdasarkan Undang-undang Jaminan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja itu diperuntukkan bagi seluruh pekerja yang bekerja di segala
tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air
maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum
Republik Indonesia. Jadi pada dasarnya, setiap pekerja di Indonesia
berhak atas jaminan keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Menurut pasal 12 UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, kewajiban dan hak tenaga kerja adalah sebagai berikut
:
Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja
Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan yang diwajibkan
Meminta pada Pengurus agas dilaksanakan semua syarat
keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan
38
Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan
dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh
pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung-
jawabkan.
39
Kegiatan Pembelajaran 3.
Menerapkan K3 dalam Kegiatan Agribisnis
Perbenihan dan Kultur Jaringan Tanaman
A. Tujuan
B. Indikator Keberhasilan
C. Uraian Materi
1. Pada setiap laboratorium /lahan atau ruangan dibuatkan tata tertib yang
harus dipatuhi oleh semua orang yang akan masuk ke dalam lab atau
ruangan. Di dalam tata tertib tersebut perlu dijelaskan hal-hal yang harus
dilakukan dan tidak boleh dilakukan, serta ancaman sanksi yang akan
dikenakan jika melanggar tata tertib.
2. Setiap alat yang dioperasikan dengan menggunakan mesin harus
dibuatkan instruksi kerjanya. Instruksi kerja tersebut langsung
ditempelkan pada alat atau di tempat-tempat tertentu sedemikian rupa,
sehingga setiap operator alat yang akan menggunakan alat tersebut
harus membaca petunjuk pengoperasian alat. Hal ini untuk menghindari
40
terjadinya kesalahan prosedur dalam pengoperasian alat. Selain itu juga
dengan adanya petunjuk pengoperasian maka siapapun yang akan
mengoperasikan alat tersebut dapat terhindar dari kecelakaan yang dapat
menyebabkan kecelakaan pada operator sendiri atau kerusakan alat.
3. Pada setiap ruangan agar dibuatkan poster-poster tentang keselamatan
kerja dan label-label yang menunjukkan bahaya kecelakaan yang
mungkin saja terjadi. Pembuatan label dan poster tersebut harus dibuat
sedemikian rupa sehingga mudah dibaca bagi setiap orang.
41
Pakaian/peralatan pelindung yang dibutuhkan untuk bekerja diidentifikasi
dan digunakan sesuai peraturan perusahaan yang berlaku
42
Ada beberapa jenis alat pelindung diri untuk bidang pekerjaan
perbenihan dan kultur jaringan tanaman di laboratorium dan
lapangan sesuai dengan jenis pekerjaanya antara lain:
a) Sarung tangan
Dipergunakan untuk berbagai kegiatan bila menggunakan
bahan-bahan kimia beracun, seperti mencampur pestisida,
mencapur pupuk dan sebagainya. Untuk jenis ini sarung
tangan yang dipakai adalah sarung tangan yang terbuat
dari karet yang tidak tembus oleh bahan-bahan cairan.
Sedangkan untuk pekerjaan di laboratorium biasanya
menggunakan sarung tangan yang terbuat dari serat asbes
yang tahan panas.
43
Sumber : www tendastone.com
44
Sumber : amaliah her blokspot.com
Gambar 3.6. Penutup muka dan kepala
45
Sumber :mediaproyek bloksport.com
Gambar 3.8. Alat Pelindung mulut
46
1) Resiko pekerjaan di laboratorium kultur jaringan
Ada beberapa jenis pekerjaan yang dilaksanakan di laboratorium,
seperti halnya kultur jaringan tanaman, analisis benih atau
pekerjaan-pekerjaan lain yang menggunakan peralatan mesin di
laboratorium. Ada beberapa jenis resiko di laboratorium antara lain
kebakaran, terkena bahan-bahan kimia.
a) Kebakaran
Kebakaran adalah suatu hal yang sangat tidak diinginkan
terjadinya. Bagi tenaga kerja kebakaran dapat menimbulkan
penderitaan dan malapetaka, khususnya terhadap mereka
yang tertimpa kedelakaan tersebut dapat berupa kehilangan
pekerjaan dan hal yang paling fatal dapat menyebabkan
kematian. Kebakaran terjadi apabila tiga unsur terdapat
bersama-sama unsur-unsur tersebut adalah oksigen, bahan
yang mudah terbakar dan panas. Tanpa oksigen kebakaran
tidak akan terjadi, dan tanpa bahan yang mudah terbakar tak
mungkin kebakaran terjadi dan tanpa panas kebakaran juga
tak akan terjadi.
47
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya
kebakaran, yaitu:
Percikan api
Percikan api yang bertemperatur cukup tinggi menjadi sebab
terbakarnya campuran gas, uap atau debu dan udara yang
48
dapat menyala. Biasanya percikan api tidak dapat
menyebabkan benda pada terbakar sendiri. Oleh karena tidak
cukupnya energi dan panas yang ditimbulkan. Percikan api
dapat ditimbulkan oleh hubungan arus pendek, ataupun oleh
terjadinya kelistrikan statis, yaitu akibat pergesekan dua buah
benda yang bergerak dan udara
Terbakar sendiri
Kebakaran yang terjadi sendiri disebabkan oleh karena pada
seonggokan bahan bakar mineral yang padat atau zat-zat
organik. Kebanyakan minyak mudah terbakar, terutama
minyak tumbuh-tumbuiah. Banyaknya panas yang terjadi
ditentukan oleh luas permukaan yang bersinggungan dengan
udara.
Reaksi kimia
Reaksi-reaksi kimia dapat menghasilkan cukup panas dan
akibatnya dapat menyebabkan terjadi kebakaran. Forfor
kuning teroksidasi santa cepat bila bersinggungan dengan
udara. Natrium dan kalium akan bereaksi hebat bila tercampur
dengan air dan akan melepaskan gas hidrogen yang mudah
terbakar jika suhu udara diatas 40oC. Asam nitrat yang
mengenai bahan-bahan organik akan menyebabkan terjadinya
nyala api.
49
Pakaian kerja
Pakaian kerja bagi para tenaga kerja yang bertalian
dengan kelistrikan harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
50
dari kayu, besi pipa., besi siku, kawat baja, besi pelat
berlobang atau piastik. Dalam hal ini, kayu kering atau
plastik memiliki sifat yang lebih baik, oleh karena zat-zat
tersebut tidak menghantar listrik. Namun begitu, kayu
memiliki kerugian oleh karena mudah terbakar. Rangka
besi harus disertai hubungan ke tanah secara tepat.
Perlu dipasang papan tanda larangan masuk bagi mereka
yang tidak berkepentingan dan disertai peringatan "Awas
bahaya listrik:". Tanda peringatan dipasang pada tempat
masuk ke ruangan, sedangkan huruf jelas dan rnudah
dibaca. Terdapat kesesuaian dalam banyak hal mengenai
norma-norma bagi pagar pengaman untuk mesin dan
pesawat listrik. Petugas-petugas perawatan peralatan
listrik harus tahu benar bahaya-bahaya yang bertalian
dengan suatu instalasi listrik dan peralatan lain-lainnya,
bahaya-bahaya akibat listrik harus dipertimbangkan pada
perencanaan pembuatan tutup pengaman bagi panel
listrik, instalasi listrik harus memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Peraturan Instalasi Listrik (PULL) dan
peraturan-peraturan lain tentang keselamatan kerja
listrik. Macam pemasangan instalasi listrik di perusahaan-
perusahaan dan tempat-tempat kerja tergantung dari
konstruksi bangunan ukuran dan pembagian beban,
penempatan mesin-mesin, pesawat dan alat-alat listrik,
keadaan ruang kerja seperti berdebu, panas, lembab,
dan lain-lain.
Sakelar
51
karena bagian-bagian terbuka yang bertegangan akan
menimbulkan bahaya tekanan arus listrik dan dapat
mengakibatkan Ioncatan api, bila sakelar diputuskan
arusnya.
Sakelar-sakelar tuas harus dipasang sedemikian
sehingga bagian-bagiannya yang dapat digerakkan
dalam keadaan tidak ada hubungan tidak bertegangan.
Bila dipakai sakelar pemisah untuk tegangan tinggi.
sakelar harus dipasang di luar batas capai tangan dan
pelayanannya dilakukan dengan menggunakan tongkat
pengaman.
Bila pemasangan seperti tersebut p ada i tak
dimungkinkan, sakelar tersebut harus tertutup atau
dipagar secara tepat agar tidak membahayakan,
sedangkan pelayanannya tetap dilakukan dengan
memakai tongkat pengaman,
Untuk keperluan pemakaian secara umum, dianjurkan
agar dipakai sakelar putar dan tombol tekan, oleh
karena bagian yang bertegangan dipasang di tempat
tertutup. Sakelar-sakelar yang dapat menimbulkan
loncatan api harus dipasang dalam peta penghubung.
Setiap sakelar harus disertai suatu petunjuk untuk
posisi tertutup atau terbuka.
52
arus yang lebih dari batas yang ditentukan melaluinya.
Pemasangan sekring pada mesin-mesin dan peralatan
listrik tidak hanya ditentukan oleh kekuatan arus, tetapi
juga oleh tenaga listrik yang tersedia dari transformator
atau generator, kemungkinan terjadinya hubungan
tanah, beban lebih dan hubungan pendek yang
membahayakan.
Pengaman dengan sekring melindungi, baik mesin dan
peralatan, maupun tenaga kerja.
Pemakaian sekring harus disesuaikan terhadap kuat
arus yang tertera pada sekring.
Dalam pemasangan sekring, perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut
53
peningkatan suhu, maka tergantung kepada suhu
ruangan.
Pengaman otomatis jenis magnetis bekerja atas
dasar kuat arus yang melalui jaringan instalasi.
Ahli listrik memilih dan menetapkan macam dan
ukuran pengaman otomatis untuk dipasang.
Perawatan terhadap pengaman otomatis dilakukan
oleh tenaga ahli yang berpengalaman.
Untuk menghindari terjadinya kebakaran, maka ada beberapa
hal yang dapat dilakukan, antara lain:
a. Penyimpanan
Dalam pengorganisasian usaha-usaha keselamatan
kerja terhadap bahaya kebakaran, perhatian yang
sermat harus diberikan tehadap lokasi dan desin
gudang. Aneka bahan, khususnya zat-zat yang dapat
terbakar merupakan sumber utama terjadinya
kebakaran. Dalam perencanaan gudang atau tempat
penyimpanan bahan, baik sifat maupu bentuk bahan
harus diperhatikan. Zat-zat cair yang memiliki titik nyata
lebih kecil dari 32oC harus ditempatkan dalam wadah
atau tangki yang tertutup dan disimpan dalam tangki
dan ditempatkan ditempat yang terpisah atau diluar
gudang dan jauh dari bahan-bahan lai yang mudah
terbakar.
b. Pengolahan
Jika proses produksi memungkinkan penggantian bahan
yang kurang berbahaya ditinjau dari segi kebakaran,
maka resiko dapat dikurangi atau ditiadakan. Jumlah
bahan yang mudah terbakar sedapat mungkin dikurangi
dalam penggunaannya di proses produksi. Zat-zat padat
yang mudah terbakar harus diletakakn tersusun rapi dan
aman, agar kegiatan-kegiatan dalam pekerjaan tidak
terhalang. Bahan-bahan cair yang mudah terbakar
54
harus disalurkan ke tempat kerja melalui pipa-pipa
penyalur atau drum-drum yang dilengkapi dengan
pompa tangan. Perlu dilakukan pengaturan agar bahan
cair tidak tumpah ke sekitar, misalnya dengan
penempatan drum-drum pada landasan yang
menampung bahan tertumpah.
Untuk meniadakan sumber-sumber terjadinya awal mula
kebakaran adalah :
55
pembuatan media tanamn, analisis dan lainnya. Untuk
menghindari bahaya dari bahan-bahan kimia tersebut ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain bacalah etiket
kemasan bahan kimia yang ada. Kenali sifat-sifat bahan kimia
tersebut, apakah bahan tersebut dapat menyebabkan gangguan
iritasi terhadap tubuh atau tidak, dan gunakan alat pelindung baik
untuk tangan, muka ataupun hidung agar terhindar dari bahaya
bahan kimia. Penggunaan bahan kimia berbahaya harus
dikurangi jika mungkin, sesuai dengan anjuran ILO
penggunaannya tidak dapat dihindarkan, maka harus digunakan
dalam batas-batas yang aman, baik terhadap manusia atau hasil
produksi.
56
Explosive (bersifat mudah meledak)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya
“explosive“ dapat meledak dengan pukulan/benturan,
gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan
tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu
reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan
propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat.
Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang
diberikan dalam Law for Explosive Substances. Di
laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat
dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi
dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat
menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa
solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau
bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan
pengetahuan dan pengalaman praktis maupun
keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-
bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit
mungkin baik untuk penanganan maupun
persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah
meledak : R1, R2 dan R3
57
dan panas
Oxidizing (pengoksidasi)
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi
bahaya “oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi
bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan
sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko
kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka
adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan
sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.
Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9.
58
membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di
bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat
mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk Bahan dan
formulasi ditandai dengan notasi bahaya „highly flammable‟
adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah
kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik
nyala rendah (di bawah +21 0C). Beberapa bahan sangat
mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat
mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-
bahan yang dapat menjadi panas di udara pada
temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan
akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai „highly
flammable’. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar
yaitu R11.
59
Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di
bawah 21 0C. contoh : aseton dan benzene.
Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan
bunga api.
Toxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya
„toxic‟ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau
kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat
tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit.
60
Kemananan : hindari kontak atau masuk dalam
tubuh, segera berobat ke dokter bila kemungkinan
keracunan.
Kode Xn (Harmful)
61
Bahaya : menimbulkan kerusakan kecil pada
tubuh
Contoh : peridin
Kemanan : hindari kontak dengan tubuh atau
hindari menghirup, segera berobat ke dokter bila
kemungkinan keracunan.
Kode Xi (irritant)
Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi „corrosive‟ adalah
merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak
kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi
karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH
<2)>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk
bahan korosif yaitu R34 dan R35.
62
Bahan dan formulasi dengan notasi „dangerous for
environment‟ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba
atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen
lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman,
mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi.
Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan yaitu
R50, R51, R52 dan R53.
Bio Hazard
Korosif
63
Korosif adalah zat yang dapat menyebabkan benda lain
hancur atau memperoleh dampak negatif. Biasanya
dipasang di Lab Kimia.
Enviromental
64
Explosive
Flammable
Radio Aktif
65
Radioaktif adalah bahan yang dapat memancarkan sinar
berbahaya yang dapat merusak jaringan tubuh. Biasanya
dipasang di Pabrik Nuklir
Harmfull Imitant
Toxic/ Beracun
66
Toxic adalah bahan yang berbahaya dan dapat
menyebabkan sakit keras bahkan bisa menimbulkan
kematian jika sebagian masuk ke dalam tubuh. Biasanya
dipasang di Pabrik Cat, Lab Kimia.
Keracunan Pestisida
Pestisida adalah bahan kimia yang dipergunakan untuk
membasmi hama dan penyakit tanaman. Sifat pestisida
tersebut sangat berbahaya terhadap kesehatan karena dapat
menyebabkan sakit atau bahkan kematian. Ada beberapa jenis
insektisida berdasarkan bentuk, cara kerja dan susunan kimia
dan cara penggunaan. Ada insektisida yang disemprotkan
dalam bentuk aerosol maupun dibakar (fumigant), dioleskan
dan sebagainya. Keracunan insektisida dapat terjadi melalui
bebera cara, seperti melalui kulit, mulut atau melalui hisapan
udara di hidung. Keracunan melalui kulit dapat dengan mudah
terjadi jika kulit terbuka. Oleh sebab itu dalam proses
pembuatan dan penyemprotan insektisida harus dilakukan
secara hati-hati dan menggunakan peralatan pelindung agar
insektisida tidak terkena tubuh, seperti penggunaan masker,
sarung tangan, pakaian yang tertutup, dan sebagainya. Agar
67
terhindar dari bahaya keracunan terhadap pestisida ada
beberapa hal yang perlu dipahami antara lain :
68
keselamatan kerja yang lengkap untuk tiap-tiap variabel yang
mungkin digunakan. Dalam hal ini dipilih atas dasar teknik dan
metoda yang umum digunakan di seluruh dunia, dan kegiatan
melibatkan resiko yang paling tinggi untuk keselamatan dan
kesehatan kerja para pekerja di bidang pertanian.
69
dengan memperhatikan lokasinya, kemampuan lalu lintas
jalan, dan kebutuhan akan instalasi tambahan. Semua ini
harus direncanakan sesuai dengan fasilitas pengangkutan
yang digunakan oleh personil, material dan hasil.Lokasi
fasilitas perlindungan dan penyimpanan untuk perkakas,
material dan peralatan harus ditentukan dan dipersiapkan
dengan baik sebelumnya, dalam rangka mengurangi beban
kerja dan meningkatkan produktivitas dengan menghindari
membawa beban yang berat dengan jarak yang panjang.Alat-
alat yang tepat untuk pengangkutan personil, perkakas,
peralatan dan bahan ke dan dari tempat kerja harus
disediakan dan dirawat dalam keadaan yang baik.
Topografi lapangan;
Cara kerja dan peralatan yang digunakan;
Pohon berbahaya, seperti pohon beracun, pohon busuk atau
mati dan resiko lokasi kerja lain;
Konsultasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas pohon
hidup atau pohon mati yang dapat dipertahankan dengan
aman sebagai habitat alami:
70
Jaringan telepon atau listrik, jalan, jalur pendakian atau ski
atau infrastruktur lain.
Resiko yang diidentifikasi harus ditandai pada peta dan di
lapangan, misalnya dengan suatu pita atau penghalang,
apabila dapat dipraktekkan.
Pengorganisasian Pekerjaan
Tugas dan tanggung-jawab para pekerja dan penyelia harus
disebutkan dengan jelas. Instruksi yang jelas harus diberikan
kepada para pekerja bila mungkin, secara tertulis, dan
setidaknya secara lisan. Intruksi ini harus meliputi:
Spesifikasi pekerjaan:
Lokasi tempat kerja;
Mesin dan perkakas yang diperlukan:
Resiko yang teridentifikasi dan aturan keselamatan kerja yang
berkaitan:
Alat pelindung diri yang diperlukan:
Informasi tentang prosedur pertolongan pada kecelakaan yang
memerlukan pengungsian:
Kebutuhan untuk berhubungan dengan pekerja lain, termasuk
dengan kontraktor.
71
penyaradan atau pemuatan dilaksanakan maka harus ada tim
sekurang-kurangnya 2 pekerja yang dapat saling melihat atau
mendengar satu sama lain. Pengecualian terhadap ketentuan
ini dapat dibuat untuk pekerja yang disediakan dengan radio 2
jalur atau telepon genggam atau peralatan komunikasi lain
yang efektif.Pengusaha harus mengadakan pengarahan
terhadap pekerja sebelum melaksanakan pekerjaan, memberi
tahu mereka hasil penilaian resiko dan memberi arahan
tentang bagaimana mengatasi bahaya yang telah diidentifikasi
tersebut.Pengawasan atas pekerjaan yang sedang
berlangsung harus di percayakan ke orang yang terlatih dan
kompeten. Jika pekerjaan menjadi tidak aman karena kondisi
cuaca yang buruk atau gelap, pekerjaan harus dihentikan
sampai kondisi berubah yang memungkinkan operasi yang
aman. Bila pekerjaan dalam keadaan gelap tidak dapat di
hindarkan, lokasi kerja harus disiapkan dengan pencahayaan
yang cukup untuk menjaga standar keselamatan yang normal.
Dalam menghadapi bahaya yang tidak diduga atau tugas tidak
dapat dilaksanakan dengan cara yang aman, seperti yang
akan dijelaskan dalam, maka pekerjaan harus dihentikan dan
berkonsultasi dengan supervisor yang kompeten tentang
bagaimana melanjutkannya. Apabila beberapa petugas
kontraktor atau pekerja mandiri bekerja pada lokasi yang
sama, maka harus dibuat pengaturan untuk menjamin
koordinasi dan penugasan serta komunikasi tanggung jawab
untuk pengawasan.
72
Panjang jalan yang ditutup harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari otoritas jalan raya atau polisi.
73
serangga efektif, jika diperlukan, waktu memilih dan
menggunakan penolak serangga, haruslah dicatat bahwa
aplikasi unsur tersebut dalam periode lama dapat
menyebabkan iritasi kulit dan mata yang serius, terutama
sekali bila berkombinasi dengan cahaya matahari yang
intensif.Apabila memungkinkan, pekerjaan harus dilaksanakan
pada saat iklim paling baik bagi pekerja. Musim dari setahun
dan waktu kerja sehari-hari dapat mempunyai pengaruh yang
besar dalam mengurangi paparan berlebihan terhadap cahaya
matahari, temperatur yang ekstrim.
74
berulang pada interval yang teratur untuk memastikan bahwa
keterampilan dan pengetahuan tidak menjadi ketinggalan
jaman atau dilupakan.
3) Ketetapan tentang fasilitas PPPK dan personil yang terlatih
harus ditetapkan hukum dan peraturan.
4) Alat atau kotak PPPK yang dirawat dengan baik harus siap
tersedia di tempat kerja dan dilindungi terhadap pencemaran
oleh kelembaban dan kotoran. Wadah ini harus ditandai
dengan jelas dan tidak berisi apapun selain peralatan PPPK.
5) Semua operator harus diberitahukan tentang lokasi peralatan
PPPK dan prosedur untuk memperoleh persediaan.
Jika dalam melakukan kegiatan agribisnis perbenihan dan kultur
jaringan tanaman terjadi kecelakaan harus terdapat alat komunikasi
agar dapatdengan segera menghubungi regu penolong seperti rumah
sakit, ambulance atau dokter terdekat. Pada suatu lokasi perbenihan
tanaman harus diupayakan adanya tempat berteduh dan berlindung.
Selain itu lokasi perbenihan dan kultur jaringan tanaman diupayakan
agar dekat dengan
1) Toko makanan
2) Persediaan air bersih yang cukup.
3) Fasilitas sanitary (ruang cuci, pancuran, kamar kecil atau
kakus
4) Fasilitas untuk mencuci dan mengeringkan pakaian
5) Toko barang umum (terpisah dengan bahan mudah terbakar,
bahan kimia)
75
atau kematian terhadap pekerja, kemudian mencegah terjadinya
kerusakan tempat dan peralatan kerja. Konsep ini juga mencegah
pencemaran lingkungan hidup dan masyarakat sekitar tempat kerja.
Penerapan keselamatan kerja dalam bidang pertanian harus
diterapkan dalam setiap aktivitas diantaranya adalah persiapan lahan,
penanaman , pengairan, pemeliharaan tanaman tanpa bahan kimia,
penanganan dan penananam tanaman secara kimia (pemupukan dan
pengendalian hama, penyakit dan gulma tanaman), pemangkasan,
pemanenan, prosesing benih dan pengemasan. Semua kegiatan
bidang pertanian harus direncanakan dan diorganisir secara terpadu
sehingga dapat mencegah pemborosan dan untuk memastikan
tingkatan monitoring yang tepat sehingga pelaksanaan kerja dapat
berjalan dengan aman. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah
adanya keterangan tentang :
76
teknik perbenihan diupayakan untuk memenuhi kriteria di bawah ini.
Semua perkakas, mesin dan bahan-kimia berbahaya yang digunakan
dalam pembenihan dan kultur jaringan tanaman harus:
77
5) Alat pelindung diri harus disediakan dalam jumlah yang
cukup.
6) Operator harus sadar bahwa keselamatan dan kesehatan
kerja merupakan hal yang sangat penting.
D. Aktivitas Pembelajaran
78
Lembar Kerja 1.
Waktu :
79
unit usaha produksi/penangkaran benih dan kultur jaringan tanaman di
sekolah Anda telah dibuat secara lengkap.
c. Evaluasi: Apakah pelaksanaan dan atau pengembangan penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja pada unit usaha produksi/penangkaran
benih dan kultur jaringan tanaman di sekolah Anda sudah sesuai? Beri
penjelasan!
Lembar Kerja 2.
Judul : Membuat prosedur kondisi darurat dan pelaksanaan yang
sesuai pada unit usaha produksi/penangkaran benih dan
kultur jaringan tanaman
Waktu :
80
darurat dan pelaksanaan yang sesuai pada unit usaha produksi/penangkaran
benih dan kultur jaringan tanaman di sekolah Anda dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Buat perencanaan yang paling memungkinkan dalam membuat prosedur
kondisi darurat dan pelaksanaan yang sesuai pada unit usaha
produksi/penangkaran benih dan kultur jaringan tanaman di sekolah
Anda,
b. Lakukan pemeriksaan ulang tentang: daya dukung, prosedur, dan
konsekuensi dalam membuat prosedur kondisi darurat dan pelaksanaan
yang sesuai pada unit usaha produksi/penangkaran benih dan kutur
jaringan tanaman di sekolah Anda telah dibuat secara lengkap.
c. Evaluasi: Apakah prosedur perencanaan dan atau pengembangan
membuat prosedur kondisi darurat dan pelaksanaan yang sesuai usaha
produksi/penangkaran benih dan kutur jaringan tanaman di sekolah
Anda sudah sesuai? Beri penjelasan!
G. Rangkuman
81
melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset
perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan
kerja juga meliputi penyediaan APD, perawatan mesin dan pengaturan jam kerja
yang manusiawi.
Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang
penerapannya untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui
peningkatan kesehatan, pencegahan Penyakit Akibat Kerja meliputi pemeriksaan
kesehatan, pengobatan dan pemberian makan dan minum bergizi.
Istilah lainnya adalah Ergonomy yang merupakan keilmuan dan aplikasinya
dalam hal sistem dan desain kerja, keserasian manusia dan pekerjaannya,
pencegahan kelelahan guna tercapainya pelakasanaan pekerjaan secara baik.
Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan
Sasaran dari K3 adalah :
1. Menjamin keselamatan operator dan orang lain
2. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan
3. menjamin proses produksi aman dan lancar
I. Kunci Jawaban
82
2. Mengunakan Alat Pelindung Diri. Beberapa APD yang dapat digunakan
dalam pekerjaan di bidang agribisnis perbenihan dan kultur jaringan atau
ketika pembelajaran di laboratorium kultur jaringan antara lain alat
pelindung kepala, alat pelindung mata, alat pelindung pernapasan, alat
pelindung tangan, alat pelindung kaki, alat serta pelindung badan.
83
Kegiatan Pembelajaran 4.
Menerapkan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
Sesuai dengan Jenis Kecelakaan
A. Tujuan
B. Indikator Keberhasilan
C. Uraian Materi
84
Tujuan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K).
a. Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian
1. Memperhatikan kondisi dan keadaan yang mengancam korban
2. Melaksanakan Resusitasi Jantung dan Paru-paru ( RJP) kalau perlu
3. Mencari dan mengatasi pendarahan
b. Mencegah cacat yang lebih berat (mencegah kondisi memburuk)
1. Mengadakan diagnosa
2. Menangani korban dengan prioritas yang logis
3. Memperhatikan kondisi atau keadaan (penyakit) yang tersembunyi
c. Menunjang penyembuhan
1. Mengurangi rasa sakit dan rasa takut
2. Mencegah infeksi
3. Merencanaan pertolongan medis serta tranfortasi korban dengan
tepat
Prinsip Dasar dalam Menangani Suatu Keadaan darurat tersebut antara
diantaranya :
a. Pastikan anda bukan menjadi korban berikutnya, sering kali kita lengah
atau kurang berpikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan,
sebelum kita menolong korban periksa dulu apakah tempat tersebut
sudah aman atau masih dalam bahaya.
b. Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efisien,
pergunakan sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana
pendukung lainnya. Bila anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan
yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
c. Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah
anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian dsb. Catatan
ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan
oleh pihak lain
85
membantu dan pertongan diutamakan diberikan kepada korban yang
menderita luka yang palin parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban
86
dapat menimbulkan kerusakan maupun kecelakaan apabila tidak dijaga
penggunaannya dengan baik dan tepat.
Meskipun sudah banyak cara dan usaha untuk mencegah kecelakaan, tetapi
masih mungkin terjadi kecelakaan di laboratorium. Oleh karena itu, untuk
menghindari akibat buruk diperlukan usah-usaha pertolongan pertama bila terjadi
kecelakaan. Meskipun banyak cara P3K yang umumnya cukup luas, tetapi P3K
dalam laboratoium kultur jaringan dan persemaian dapat diarahkan pada
kecelakaan berupa: luka bakar, luka pada mata, luka karena benda tajam yang
mengakibatkan pendarahan, luka karena jatuh yang mengakibatkan patah
tulang, tersengat listrik dan keracunan.
87
f. Kapas. Kapas digunakan untuk membersihkan luka atau mengoleskan
obat. Biasanya sebelum digunakan, kapas terlebih dahulu dibasahi
dengan air bersih yang steril atau larutan pembersih luka, setelah itu baru
dipakai untuk membersihkan luka yang kotor.
g. Gunting. gunting yang digunakan sebaiknya gunting perban tahan karat.
h. Lampu senter. Lampu senter digunakan untuk melihat luka tertentu agar
lebih jelas, misalnya suatu benda yang masuk ke telinga atau melihat
benda yang sangat kecil di dalam luka.
i. Jepitan. Jepitan (pinset) digunakan untuk mengambil suatu benda yang
kecil di dalam luka atau mengambil kotoran yang melekat pada
permukaan luka. Pinset juga biasanya dipakai untuk menjepit kapas atau
kasa steril. Sebelum dipakai sebaiknya pinset dibersihkan dahulu
dengaan alkohol 70% atau direbus.
88
Gambar 5.2 . Isi Kotak P3K
2. Obat-obatan P3K
a. Obat Penghilang Rasa Sakit
• Jenis Obat :Balsem, Minyak kayu putih, Minyak angin
• Cara Penggunaannya. Obat diusapkan atau dioleskan pada dada,
kening, leher dan perut atau diciumkan.
• Kegunaannya. Memberi rasa segar, menghilangkan rasa sakit,
melonggarkan pernapasan atau menghangatkan tubuh.
b. Obat Luka Bakar
• Jenis Obat :Salep minyak ikan
• Cara penggunaannya. Oleskan salep ke permukaan luka bakar.
• Kegunaannya. Pada luka bakar yang kecil dan ringan sangat efektif
dan cepat menyembuhkan.
c. Obat Luka Ringan
• Jenis Obat: Obat merah, Betadin
• Cara penggunaannya:. Bersihkan luka dengan obat pencuci luka
terlebih dahulu, kemudian oleskan obat pada luka.
• Kegunaannya:. Mempercepat penyembuhan pada luka yang ringan
seperti tersayat benda tajam dan menghindarkan luka dari kotoran
agar tidak infeksi.
d. Obat Penyadar Orang Pingsan
• Jenis Obat: Amoniak cair 25%, Eau de cologne
89
• Cara penggunaannya: Basahi kapas dengan Amoniak atau Eau de
cologne. Kemudian kapas didekatkan atau diciumkan ke hidung
korban sampai korban sadar.
e. Obat Pencuci Luka
• Jenis Obat: Larutan betadin, Alkohol 70%, Boorwater (larutan boric)
• Cara Menggunakannya Basahi kapas dengan larutan betadine, alkohol
atau boorwater. Kemudian luka bersihkan dengan kapas yang sudah
dibasahi dengan larutan tersebut di atas
f. Obat luka bakar
Jenis obat : Salep Bioplacenton
Cara penggunaannya: Salep tersebut langsung dioleskan pada luka
bakar
1. Luka bakar
Luka bakar karena panas dapat terjadi oleh kebakaran atau kontak dengan
gelas atau logam yang panas. Tindakan yang perlu dilakukan bila hal itu
terjadi adalah dengan merendamnya dalam air dingin selama kurang lebih 5 -
10 menit. Salep obat luka bakar atau Larutan (lotion) penghilang rasa sakit
dapat digunakan setelahnya. Untuk mencegah luka bakar ringan semacam
itu, siapkan sepasang kaos tangan katun di lemari atari laci kerja Anda di
laboratorium, agar siap dikenakan bila Anda harus menangani labu, tabung,
atau alat lain sejenis yang panas.
Bila ada seseorang yang terluka bakar serius, seperti karena pakaiannya
terbakar, biasanya ia akan terguncang (shock). Ia sebaiknya direbahkan
(ditidurkan) di lantai dan jaga agar badannya tetap hangat dengan
menggunakan selimut atau penutup lainnya. Kemudian segera panggil
ambulan, dokter atau dibawa ke rumah sakit. Jangan cuci atau diberi salep
apapun pada luka bakar yang serius, kecuali untuk memadamkan api atau
menghilangkan bahan kimia berbahaya yang mengenainya. Kompres dingin
pada area yang terbakar dapat membantu menghilangkan panas.
90
Luka pada mata dapat diakibatkan oleh bahan kimia yang masuk ke mata,
maka tindakan yang harus segara dilakukan adalah membilas/mencuci
dengan air mengalir (cukup kuat/deras) selama 15 menit. Jangan coba-coba
untuk menetralkan asam atau basa di mata. Secara alamiah, kelopak mata
akan segera menutup bila ada benda asing masuk kedalam mata, karena itu
harus dijaga agar kelopak mata tetap terbuka selama mata dibilas dengan air.
Bila tidak ada fasilitas kran air khusus pencuci mata, sebagai gantinya dapat
menggunakan selang karet yang dihubungkan kepada kran air. Jangan
membiarkan tidak segera terbilas air, bila mata Anda kemasukan bahan kimia!
Waktu sangat penting. Semakin cepat bahan kimia tercuci dan terbuang,
semakin sedikit kemungkinan terjadi kerusakan pada mata Anda.
Setelah mata dicuci, perawatan atau tindakan secara medis sangat
dianjurkan. Untuk bahan kimia yang korosif, seperti Natrium Hidroksida
(NaOH), tindakan secara medis sangat penting.
3. Keracunan
Pada umumnya, tata cara pertolongan akibat keracunan biasanya mengikuti
satu pedoman umum, kecuali pada beberapa kasus keracunan khusus seperti
sianida, yang memerlukan pertolongan secara khusus. Pedoman utama
dalam memberikan pertolongan adalah dengan cara menghilangkan atau
membuang bahan beracun dari korban.
Umumnya pertolongan pertama yang diberikan kepada korban yang tidak
sadar atau hampir pingsan adalah dengan menelungkupkannya dengan
kepala menghadap ke samping dan lidah dikeluarkan untuk mencegah
tersedak karena ludah. Jagalah korban agar tetap pada posisi berbaring dan
tetap hangat suhu badannya, dan jika diperlukan berilah bantuan pernafasan
buatan. Ingat : jangan memberi minuman beralkohol karena dapat
mempercepat penyerapan beberapa jenis racun oleh tubuh. Dan terakhir
segeralah meminta pertolongan dari petugas kesehatan.
Secara khusus, perlakuan lanjutan yang harus dilakukan pada setiap jenis
keracunan bahan kimia yang berbeda adalah sebagai berikut :
• Keracunan melalui Mulut/Pencernaan
Perlakuan yang dapat diberikan kepada korban adalah dengan
memberikan air minum/susu sebanyak 2-4 gelas, Apabila korban pingsan
jangan berikan sesuatu melalui mulut. Usahakan supaya muntah segera
91
dengan memasukkan jari tangan ke pangkal lidah atau dengan
memberikan air garam hangat (satu sendok makan garam dalam satu
gelas air hangat). Ulangi sampai pemuntahan cairan jernih. Pemuntahan
jangan dilakukan apabila tertelan minyak tanah, bensin, asam atau alkali
kuat, atau apabila korban tidak sadar.
Berilah antidote yang cocok, bila tidak diketahui bahan beracunnya, berilah
satu sendok antidote umum dalam segelas air hangat umum. Bubuk
antidote umum terbuat dari dua bagian arang aktif (roti yang gosong), satu
bagian magnesium oksida (milk of magnesia), dan satu bagian asam
tannat (teh kering). Jangan berikan minyak atau alkohol kecuali untuk
racun tertentu.
Berikut adalah beberapa alternatif obat yang dapat anda gunakan untuk
pertolongan pertama terhadap korban keracunan bahan kimia :
92
korban ke tempat yang berudara sesegera mungkin dan berikan
pernafasan buatan secepatnya, apabila korban mengalami kesulitan
bernafas. Lakukan hal tersebut berulang-ulang sampai petugas
kesehatan datang.
• Keracunan melalui Kulit
Jika racun masuk ke dalam tubuh melalui kulit, jika memungkinkan
tentukan lebih dulu jenis bahan kimia beracun yang masuk dan usahakan
agar tidak tersentuh, siramlah bagian tubuh korban yang terkena bahan
racun dengan air bersih paling sedikit 15 menit. Langkah selanjutnya,
lepaskan pakaian yang dikenakan, berikut sepatu, perhiasan dan benda-
benda lain yang terkena racun. Jangan mengoleskan minyak, mentega
atau pasta natrium bikarbonat pada kulit yang terkena racun, kecuali
diperintahkan oleh petugas kesehatan yang hadir di situ.
• Keracunan melalui Mata
Jika racun yang masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir di mata,
segeralah melakukan pencucian pada kedua mata korban dengan air
bersih dalam jumlah banyak (disini anda dapat mengunakan air hangat-
hangat kuku). Buka kelopak mata atas dan bawah, tarik bulu matanya
supaya kelopak mata tidak menyentuh bola mata. Posisi ini
memungkinkan masuknya air bersih dan dapat mencuci seluruh
permukaan bola mata dan kelopaknya. Teruskan pekerjaan ini sampai
paling sedikit 15 menit
4. Pendarahan
93
warnanya merah tua atau merah muda, tidak cepat dan berdenyut,
menyelubungi permukaan luka.
Berikut adalah beberapa tindakan terhadap pendarahan luar..
2. Menekan dari atas tempat tekanan. Kalau terjadi pendarahan arteri dan
pendarahan lain yang tidak dapat dihentikan setelah 5 menit dengan
pembalut tekan, maka tekanan harus dilakukan pada tempat-tempat
tertentu, yaitu tempat di mana arteri menyilang pada tulang. Tempat yang
harus ditekan, yaitu tempat antara luka dan jantung, tempat yang paling
dekat dengan luka arteri menyilang tulang. Setelah pendarahan berhenti,
lakukan penekanan dengan pembalut tekan.
5. Pernapasan Berhenti
94
3. Sel-sel darah merah tidak dapat bekerja dengan baik.
4. Kurangnya oksigen dalam udara, misalnya di ruangan yang tertutup
rapat.
b. Pertolongan pertama
1. Memindahkan korban ke tempat yang udaranya bersih.
2. Mengeluarkan segala benda yang menyumbat tenggorokan.
3. Menutup badan korban dengan selimut supaya hangat.
4. Melakukan pernapasan buatan.
Patah Tulang
95
Terkena Aliran Listrik
Shock listrik terjadi bila tubuh seseorang dilalui arus listrik, badannya
kena kawat listrik, kena pesawat listrik atau kena halilintar.
a. Gejala-Gejalanya
Kesadaran hilang
Pernapasan berhenti, karena lumpuhnya pusat pernapasan.
Kadang-kadang luka terbakar hebat.
Terdapat pendarahan halus pada kulit
96
Gambar 5.3. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
a. Penyebab Pingsan
Postural hipotensi adalah suatu kondisi umum. Hal ini terjadi
ketika seseorang telah duduk selama beberapa saat dan
kemudian tiba-tiba mengalami perasaan pusing ketika berdiri.
Dehidrasi parah juga menyebabkan pingsan. Hal ini terutama
terlihat pada anak-anak yang banyak olahraga di luar ruangan
selama musim panas. Hilangnya cairan diterjemahkan kurangnya
darah tersedia di otak dan otot. Penurunan volume darah adalah
yang menyebabkan pingsan pada anak-anak.
Anemia adalah suatu kondisi kurangnya salah satu sel darah
merah atau hemoglobin. Hal ini menyebabkan kurangnya jumlah
oksigen mencapai otak yang menyebabkan pingsan.
Setiap jenis perubahan irama jantung dapat mengakibatkan
fluktuasi dalam jumlah darah yang dipompa ke berbagai bagian
tubuh atau yang disebut arrhythmia. Kondisi katup jantung juga
dapat menyebabkan arrhythmia, sekali lagi yang dapat
menyebabkan perubahan dalam fungsi hati. Ketersediaan oksigen
dalam tubuh yang tiba-tiba menurun dapat menyebabkan pingsan.
Serangan jantung ringan atau segala jenis kematian jantung
mendadak juga dapat menyebabkan seseorang pingsan.
97
Vasovagal syncope atau neurocardiogenic syncope adalah suatu
kondisi di mana penurunan tekanan darah akibat tindakan saraf
vagus dan membuat orang pingsan. Hal ini biasanya terlihat ketika
seseorang tibatiba mendengar berita buruk atau melihat gambar
berdarah, dan lainnya.
Pingsan selama kehamilan juga umumnya terjadi. Ada banyak
faktor yang menyebabkan pingsan selama kehamilan. Kurang gizi,
anemia, telentang untuk waktu lama, bisa menyebabkan pingsan
selama kehamilan.
Penurunan gula darah tiba-tiba menyebabkan penurunan glukosa
yang tersedia untuk fungsi otak. Hal ini dapat dilihat pada
penderita diabetes yang cenderung overdosis insulin. Jika orang
kehilangan dosis, mungkin tergoda mengambil dosis insulin
tambahan untuk menebus dosis yang terabaikan. Dalam kasus
tersebut, gula darah cenderung tibatiba jatuh, dan membuat orang
menjadi shock insulin.
Occupational syncope merupakan orang yang pingsan karena
pemicu yang merupakan fungsi tubuh normal, seperti batuk,
bersin, jatuh dari bangku, mengejan pada saat buang air besar,
atau lainnya.
Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh dapat juga membuat
seseorang merasa pusing. Ini karena perubahan konsentrasi
cairan dalam tubuh dan juga secara langsung mempengaruhi
tekanan darah dalam tubuh.
Kadang-kadang, seseorang pingsan sebagai akibat dari reaksi
alergi terhadap beberapa obat atau pengobatan.
b. Gejala-gejala Pingsan
c. Pertolongan
98
Langkah pertama yang harus diambil ada yang pingsan adalah seperti
berikut.
D. Aktivitas Pembelajaran
99
a. Resiko kerja apa saja yang mungkin terjadi terkait
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup?
b. Prosedur menghadapi keadaan darurat dan insiden apa aja
yang harus di siapkan oleh pengelola Agribisnis Perbenihan
dan kultur jaringan tanaman disekolah anda ?
3. Buatlah laporan hasil simpulan, dalam bentuk „hard copy‟ sebagai
laporan tertulis, dan „power point‟ sebagai bahan presentasi.
Lembar Kerja
Lembar Kerja 1 :
A. Tujuan Praktik
Setelah menyelesaikan kegiatan praktik ini, diharapkan anda dapat
menyelamatkan orang yang terkena gigitan ular di lokasi budidaya ikan
sesuai prosedur.
B. Prasyarat
Untuk melaksanakan praktik meninggalkan kapal, sebaiknya anda sudah
mempelajari materi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) atau
Pelayanan Medis Darurat (PMD).
C. Petunjuk Praktik
Petunjuk kegiatan praktik penyelamatan menyelamatkan orang yang terkena
gigitan ular di lokasi budidaya ikan adalah sebagai berikut :
1. Baca dan pahami terlebih dahulu penugasan yang diberikan dalam
bentuk simulasi
2. Sebaiknya dibentuk kelompok dengan jumlah @ 3 orang (1 korban dan
2 Penolong),
3. Lakukan bergantian sehingga semua bisa mengikuti praktik dengan
peran yang berbeda.
4. Lakukan kegiatan praktik dengan baik dan benar.
D. Keselamatan Kerja
100
1. Pergunakan alat keselamatan yang standar
2. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya
E. Alat dan Bahan
1. Alat
Sawyer Extractor dan perlengkapan P3K.
2. Bahan
Obat anti bisa
F. Langkah Kerja
1. Di dapati seorang pekerja mengeluhkan dirinya telah digigit oleh
seekor ular yang terinjak olehnya di bagian kaki pada saat berjalan
dilingkungan sekitar lahan. Lakukan upaya penyelamatan bagi
korban!
2. Lakukan kegiatan praktik dengan baik dan benar.
Lembar Kerja 2 :
A. Tujuan Praktik
Setelah menyelesaikan kegiatan praktik ini, diharapkan anda dapat
menyelamatkan orang yang terkena sengatan listrik di lokasi sekolah
anda sesuai prosedur.
B. Prasyarat
Untuk melaksanakan praktik meninggalkan kapal, sebaiknya anda sudah
mempelajari materi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) atau
Pelayanan Medis Darurat (PMD).
C. Petunjuk Praktik
Petunjuk kegiatan praktik penyelamatan menyelamatkan orang yang
terkena gigitan ular di lokasi sekolah adalah sebagai berikut :
1. Baca dan pahami terlebih dahulu penugasan yang diberikan dalam
bentuk simulasi
2. Sebaiknya dibentuk kelompok dengan jumlah @ 3 orang (1 korban
dan 2 Penolong),
101
3. Lakukan bergantian sehingga semua bisa mengikuti praktik dengan
peran yang berbeda.
D. Keselamatan Kerja
1. Pergunakan alat keselamatan yang standar
2. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya
E. Alat dan Bahan
1. Alat
Galah atau kayu kering dan perlengkapan P3K.
2. Bahan
-
F. Langkah Kerja
1. Didapati seorang pekerja dalam kondisi pingsan ketika memperbaiki
kabel listrik yang terhubung dengan alat-alat listrik di area
laboratorium misalnya. Lakukan penyelamatan terhadap korban !
2. Lakukan kegiatan praktik dengan baik dan benar.
Lembar Kerja 3 :
A. Tujuan Praktik
Setelah menyelesaikan kegiatan praktik ini, diharapkan anda dapat
memadamkan kebakaran di lokasi kebakaran sesuai prosedur.
B. Petunjuk Praktik
Petunjuk kegiatan praktik memadamkan kebakaran di lokasi adalah
sebagai berikut :
1. Baca dan pahami terlebih dahulu penugasan yang diberikan dalam
bentuk simulasi
2. Sebaiknya dibentuk kelompok dengan jumlah @ 3 orang (1 korban
dan 2 Penolong),
3. Lakukan bergantian sehingga semua bisa mengikuti praktik dengan
peran yang berbeda.
C. Keselamatan Kerja
1. Pergunakan alat keselamatan yang standar
2. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya
102
D. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) berbahan Non. Co2
2. Bahan
-
E. Langkah Kerja
1. Lokasi Agribisnis ruangan laboratorim terbakar. Sumber api belum
diketahui. Di laboratorium bertugas 5 orang pekerja. Ada seorang
pekerja yang pingsan dan cedera. Lakukan upaya penyelamatan diri
dan penyelamatan korban pingsan.
2. Selamatkan korban
3. Siapkan alat bantu keselamatan
4. Padamkan api
5. Lakukan kegiatan praktik dengan baik dan benar.
E. Rangkuman
103
mempertahankan daya tahan korban, dan mencarikan pertolongan yang
lebih lanjut.
Ada pun prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban serta beberapa
peralatan yang diperlukan terhadap korban namun tidak semua ada, akan
tetapi kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.
G. Kunci Jawaban
104
kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat untuk
menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan
kematian
5. Sistematika Pertolongan Pertama pada suatu kecelakaan (accident):
a. Jangan panik saat memberikan Pertolongan Pertama
b. Jauhkan korban dari kecelakaan berikutnya
c. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban
d. Perhatikan tanda-tanda shock
e. Jangan memindahkan korban dengan tergesa- gesa
f. Transportasikan korban ke pusat pengobatan
105
Kegiatan Pembelajaran 5.
Mengolah Limbah Agribisnis Perbenihan dan Kultur
Jaringan Tanaman
A. Tujuan
B. Indikator Keberhasilan
C. Uraian Materi
106
B. Macam-macam Limbah Laboratorium
I Padatan anorganik
107
1) Limbah mudah meledak
2) Limbah mudah terbakar.
3) Limbah reaktif
4) Limbah beracun
5) Limbah yang menyebabkan infeksi
6) Limbah yang bersifat korosif
1) Mudah Meledak
Pada suhu dan tekanan standar (25
derajat Celcius, 760 mmHg) dapat
meledak atau melalui reaksi kimia
dan atau fisika dapat menghasilkan
gas dengan suhu dan tekanan tinggi
yang dengan cepat dapat merusak
lingkungan sekitarnya.
2) Mudah Terbakar
Limbah yang mempunyai salah satu sifat sebagai berikut :
108
d) Merupakan limbah pengoksidasi
3) Reaktif
4) Beracun
109
Limbah yang mengandung pencemar yang
bersifat racun bagi manusia atau lingkungan yang
dapat menyebabkan kematian atau sakit yang
serius apabila masuk kedalam tubuh melalui
pernapasan, kulit, atau mulut.
5) Infeksius
.
6) Korosif
110
b. Limbah infeksius
Limbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan dengan pasien yang
memerlukan isolasi penyakit menular serta limbah laboratorium yang
berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik, ruang
perawatan dan ruang isolasi penyakit menular.
c. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop
yang berasal dari penggunaan medis atau riset radionucleida.
a. Limbah padat
Limbah padat di laboratorium relatif kecil, biasanya berupa endapan atau
kertas saring terpakai, sehingga masih dapat diatasi. Limbah padat
dibedakan menjadi:
1) Limbah padat infeksius
2) Limbah padat non infeksius
b. Limbah gas
Limbah yang berupa gas umumnya dalam jumlah kecil, sehingga relatif
masih aman untuk dibuang langsung di udara, contohnya limbah yang
dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen oksida
atau dari thermometer yang pecah (uap air raksa).
c. Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang
berwujud cair (PP No.82 Thn 2001). Umumnya laboratorium berlokasi di
sekitar kawasan hunian, sehingga akumulasi limbah cair yang meresap
ke dalam air tanah dapat membahayakan lingkungan sekitar. Limbah cair
terbagi atas:
1) Limbah cair infeksius
2) Limbah cair domestic
3) Limbah cair kimia
111
4. Berdasarkan atas dasar asalnya, dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a. Limbah organik
Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik seperti dari
kegiatan rumah tangga, kegiatan industri. Limbah ini juga bisa dengan
mudah diuraikan melalui proses yang alami.
b. Limbah anorganik
Limbah anorganik berasal dari sumber daya alamyang tidak dapat di
uraikan dan tidak dapat diperbaharui.
5. Limbah Pertanian
Limbah pertanian adalah bagian tanaman pertanian diatas tanah atau
bagian pucuk, batang yang tersisa setelah dipanen atau diambil hasil
utamanya. Berdasarkan artinya pengertian limbah pertanian dapat diartikan
sebagai bahan yang dibuang di sector pertanian.
Klasifikasi Limbah
Nama
Senyawa Wujud Asal Toksisitas
112
Daun Organik Padat Pertanian Non B3
Ranting Organik Padat Pertanian Non B3
Buah yang
gugur sengaja Organik Padat Pertanian Non B3
atau tidak
Klasifikasi Limbah
Nama
Senyawa Wujud Asal Toksisitas
Kulit ternak
Organik Padat Pertanian Non B3
potong
Jeroan ternak
Organik Padat Pertanian Non B3
potong
113
b. Jenis dan wujud limbah pertanian
1) Limbah Padat
Bahan-bahan buangan baik dari limbah pra panen, limbah
panen, limbah pasca panen dan limbah industri pertanian yang
wujudnya padat dikelompokkan pada limbah padat. Limbah-
limbah tersebut di atas kalau dibiarkan menumpuk saja tanpa
penanganan tertentu akan menyebabkan/menimbulkan
keadaan tidak higienis. Limbah padat dapat diolah menjadi
pupuk dan makanan ternak.
2) Limbah cair
Limbah cair industri pertanian sangat banyak karena air
digunakan untuk :
a) Membersihkan bahan pangan dan peralatan pengolahan.
b) Menghanyutkan bahan-bahan yang tidak dikehendaki
(kotoran).
Limbah cair yang berasal dari industri pertanian banyak
mengandung bahan-bahan organik (karbohidrat, lemak dan
protein) karena itu mudah sekali busuk dengan menimbulkan
masalah polusi udara (bau) dan polusi air.
3) Limbah gas
Limbah gas adalah limbah berupa gas yang dikeluarkan pada
saat pengolahan hasil-hasil pertanian, misalnya gas yang
timbul berupa uap air pada proses pengurangan kadar air
selama proses pelayuan teh dan proses pengeringannya.
Limbah gas ini supaya tidak menimbulkan bahaya harus
disalurkan lewat cerobong.
114
Limbah pertanian dapat berasal dari limbah hewan, pupuk, maupun
pestisida. Pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat
mencemari air.
115
Kompos berfungsi sebagai soil conditioner yang dapat
memperbaiki struktur, sifat kimia, fisik dan biologi tanah dan
sebagai soil ameliorator yang dapat meningkatkan
kemampuan pertukaran kation baik dladang maupun
ditanah sawah.
g) Biopestisida adalah agen biologi atau produk-produk alam
yang digunakan untuk mengkontrol hama pada tanaman.
h) Bioremediasi adalah proses penguraian limbah
organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi
terkendali.
116
Menurut Soehadji (1992), limbah peternakan meliputi semua
kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan baik
berupa limbah padat dan cairan, gas, maupun sisa pakan.
117
menggunakan kekuatan traktor atau unit kekuatan
yang tetap.
b) Free-fall, yaitu pengumpulan limbah dengan cara
membiarkan limbah tersebut jatuh bebas melewati
penyaring atau penyekat lantai ke dalam lubang
pengumpul di bawah lantai kandang. Pengumpulan limbah
peternakan dengan system free-fall dilakukan dengan
membiarkan limbah melewati penyaring atau penyekat
lantai dan masuk ke dalam lubang penampung.
c) Flushing, yaitu pengumpulan limbah menggunakan air
untuk mengangkut limbah tersebut dalam bentuk cair.
2) Pengangkutan (transport)
3) Pemisahan (separation)
4) Penyimpanan (storage) atau Pembuangan (disposal).
118
Penggunaan feses sapi untuk media hidupnya cacing tanah,
telah diteliti menghasilkan biomassa tertinggi dibandingkan
campuran feces yang ditambah bahan organik lain.
119
Limbah yang bersifat asam dinetralkan dengan basa seperti kapur
tohor, CaO atau Ca(OH)2Sebaliknya, limbah yang bersifat basa
dinetralkan dengan asam seperti H2SO4 atau HCI.
b. Pengendapan/sedimentasi, koagulasi dan flokulasi
Kontaminan logam berat dalam ciaran diendapkan dengan
tawas/FeC13, Ca(OH)2/CaO karena dapat mengikat As, Zn, Ni. Mn
dan Hg.
c. Reduksi-Oksidasi
Terhadap zat organik toksik dalam limbah dapat dilakukan reaksi
reduksi oksidasi (redoks) sehingga terbentuk zat yang kurang/tidak
toksik.
d. Penukaran ion
Ion logam berat nikel, Ni dapat diserap oleh kation, sedangkan anion
beracun dapat diserap oleh resin anion.
a. Metode Desinfeksi
Adalah penanganan limbah (terutama cair) dengan cara
penambahan bahan-bahan kimia yang dapat mematikan atau
membuat kuman-kuman penyakit menjadi tidak aktif.
120
Menggunakan bakteri-bakteri pengurai. Bakteri-bakteri tersebut
akan menimbulkan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat
dalam limbah.
121
4. Pengelolaan limbah umum
122
dibakar ditempat terbuka akan menghasilkan senyawa-senyawa yang
bersifat toksik.
6. Dikubur didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak
merembes ke badan air. Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat
padat yang reaktif dan beracun
123
g. Mendaur ulang bahan kimia (recycle)
h. Kristal tembaga sulfat hasil dari suatu eksperimen, dapat digunakan
kembali untuk membuat larutan tembaga sulfat.
i. Menghindari atau menurunkan kontaminasi
j. Siapkan bahan kimia hanya sejumlah (berat atau volume) yang
dibutuhkan untuk pelajaran, bukan keseluruhan botol.
k. Mengelola akhir pelajaran
Membersihkan pada akhir pelajaran sering dilakukan terburu-buru.
Murid mungkin hanya menuangkan segala macam bahan kimia
bersama-sama menjadi 'koktail' kimia yang bisa terus bereaksi dan
mengeluarkan asap berbahaya. Gelas bisa menjadi begitu bernoda dan
sulit dibersihkan. Menghindari hal tersebut harus dimasukkan
dalam perencanaan pelajaran.
Sumber; http://renathakalinda.blogspot.co.id/2015/10/
124
1. REPLACE
(Mengganti barang dengan barang yang ramah lingkungan)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang
hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga
telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah
lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang
bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua
bahan ini tidak bisa di degradasi secara alami.
125
c. Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya
hasil daur ulang.
Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah,
dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang
telah disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas
kebersihan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Sampah yang dibuang ke TPS ditempatkan berdasarkan
pemilahan sampah yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan karena
sampah organik cepat membusuk sementara sampah anorganik
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membusuk sehingga
memerlukan perlakuan khusus. Untuk TPS yang sengaja
disediakan oleh pihak sekolah sebaiknya TPS tersebut berupa
lubang yang dilengkapi dengan sistem penutup sehingga tikus,
serangga, dan hewan-hewan tertentu tidak masuk ke dalamnya
dan juga untuk menghindari bau dari sampah yang bisa
mengganggu.
126
Gambar 6.2. Pupuk Kompos
Sampah atau limbah yang kita hasilkan setiap hari, biasanya kita buang begitu
saja tanpa kita pilah-pilah. Hal ini mungkin karena tidak tahu atau mungkin
tidak mau tahu bahwa sampah tersebut dapat kita pilah-pilah menjadi limbah
Organik dan Anorganik yang dapat kita manfaatkan menjadi barang yang
berguna.
Limbah Anorganik adalah limbah yang bukan berasal dari makhluk hidup.
127
Limbah Anorganik ini memerlukan waktu yang lama bahkan tidak dapat
terdegadrasi secara alami. Beberapa limbah Anorganik diantaranya kaleng,
plastik , styrofoam dan bahan pecah belah lainya. Salah satu yang dapat kita
lakukan dalam sampah Anorganik adalah mendaur ulang( Recycle ).
Daur ulang merupakan upaya untuk mengolah barang atau benda yang sudah
tidak di pakai agar dapat di manfaatkan kembali.
Langsung saja pada proses Pengolahan Sampah atau limbah Anorganik,
disini Sampah Anorganik saya jabarkan menjadi 4 bagian :
1. Limbah Plastik
Limbah plastik biasa di gunakan sebagai pembungkus barang. Plastik juga
biasa digunakan sebagai perabotan rumah tangga. Keunggulan barang-
barang yang terbuat dari plastik yaitu tidak berkarat dan tahan lama.
Sebagai contoh teman-teman coba kubur sampah plastik selama beberapa
bulan, kemudian gali lagi penutup tanahnya dan lihat dapat di pastikan
sampah tersebut akan tetap utuh.
Salah satu cara yaitu dengan cara mendaur ulang menjadi barang yang
bermanfaat lagi pastinya.
Seperti contoh misalnya ember plastik bekas yang dapat di daur ulang
kembali menjadi sendok plastik, tempat sampah, gayung dan pot bunga.
Plastik dari bekas bungkus makanan dapat kita olah lagi menjadi kerajinan
yaitu dompet, tas laptop, sandal, payung dan tas belanja. Sampah botol
bisa kita manfaatkan juga menjadi mainan anak-anak seperti contohnya
kapal-kapalan, mobil-mobilan dan sebagainya.
2. Limbah Logam
128
Sampah atau limbah dari Logam seperti besi, kaleng, alumunium dan lain
sebagainya dapat di temukan dengan mudah di sekitar lingkungan kita.
Sampah dari bahan kaleng biasanya yang paling banyak kita temukan dan
yang paling mudah di manfaatkan dan menjadi barang kerajinan yang
bermanfaat. Sebagai contoh sederhana saja yaitu dengan pengolahan
menjadi tempat sampah drum , vas bunga , gantungan kunci, celengan dan
gift box.
Limbah gelas atau kaca yang sudah pecah dapat di daur ulang kembali
menjadi barang-barang semula atau menjadi barang lain seperti botol yang
baru, Vas bunga, Cendera mata dan hiasan-hiasan lainya yang memiliki
nilai artistik dan ekonomis.
4. Limbah kertas
129
Sampah kertas kelihatanya memang mudah hancur dan tidak berbahaya
seperti plastik. Namun yang namanya sampah pasti menimbulkan
masalah jika di biarkan begitu saja. Seperti contohnya kertas yang
berserakan di dalam kelas pasti akan menimbulkan rasa ketidaknyamanan
dalam proses pembelajaran. Sebagai pengolahannya limbah kertas dapat
di manfaatkan menjadi kotak hiasan, sampul buku, bingkai photo, tempat
pensil dan lain sebagainya.
D. Aktivitas Pembelajaran
b. Persiapan Kerja
1) Setelah mempelajari uraian materi di atas dan sebelum Anda
melaksanakan tugas ini; lakukan eksplorasi/penggalian informasi
yang terkait dengan thema tugas, guna memperkaya wawasan
(dengan cara: melihat, mengamati, membaca, mendengar, dan
menyimak melalui sumber informasi langsung maupun data sekunder
atau melalui jejaring sosial/internet).
130
2) Berdasar kumpulan informasi yang telah Anda peroleh tersebut,
selanjutnya lakukan konsultasi dan koordinasikan dengan guru untuk
memperoleh kejelasan tahapan kerja dan kebenaran materi dalam
menyelesaikan tugas ini.
Berbagai jenis limbah padat, papan tulis atau kertas besar, kardus, kantong
plastik besar (misalnya kantong pupuk tua), kompos sampah, kompos
enhancer (cairan yang mempercepat proses pengomposan alami), hadiah
kecil, misalnya manis.
Langkah kerja 1.
1) Kumpulkan salah satu contoh berbagai jenis limbah padat
2) Tampilkan contoh-contoh di meja.
3) Tulis di kertas tulis satu kelompok sampah organik dan satu kelompok
sampah non-organik. Buat daftar produk untuk masing-masing limbah
tersebut
4) Tentukan cara penanganan masing-masing contoh limbah menurut
metode 3R (mengurangi, menggunakan kembali, daur ulang).
131
Langkah kerja:
1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Lakukan pemilahan sampah organik dan anorganik
3) Lakukan daur ulang sampah yang masih dapat di olah menjadi barang
yang berguna
4) Buat TPS (tempat pembuangan sementara) di sekolah
5) Usahakan tidak membawa sampah ke lingkungan kelas
6) Buat peringatan bagi siswa yang membawa sampah ke lingkungan untuk
di hukum dengan cara membersihkan sampah selama satu bulan
Langkah kerja:
1) Potong daun-daun / sisa tanaman menjadi potongan kecil-kecil
2) Keringkan potongan-potongan sampah
3) Masukan tanah yang sudah dicampur kompos dan belerang dalam tong
besar yang sisi dalamnya sudah dilapisi karung goni atau busa
4) Letakan sampah yang sudah kering diatasnya, lalu ditutup dengan
campuran tanah tadi sampai ¾ penuh dan ditutup
5) Jangan lupa aduk adonan kompos dengan sedikit air setiap seminggu
sekali supaya adonan kompos tetap lembab
132
F. Rangkuman
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomis
Ada beberapa prinsip sederhana yang dapat dilakukan dengan tujuan sedapat
mungkin menghindari membuang limbah, atau setidaknya mengurangi terjadinya
limbah kimia. Pengolahan dengan menerapkan konsep 4R yaitu:
1. REPLACE
(Mengganti barang dengan barang yang ramah lingkungan)
2. REDUCE (Mengurangi Sampah!)
3. REUSE (Menggunakan kembali)
4. RECYCLE (Mendaur ulang)
1. Apa yang terjadi apabila Anda melakukan pembuangan sisa bahan kimia
yang digunakan dilaboratorium kedalam saluran pembuangan yang
berhubungan langsung dengan saluran pembuangan yang menuju
keperairan umum seperti sungai.
2. Apa yang terjadi apabila Anda melakukan pembuangan sisa bahan kimia
laboratorium pada tempat pembuangan yang dapat meresap pada sumur.
3. Apa yang terjadi jika sisa bahan kimia dilaboratorium tidak diberikan
pelakukan pendahuluan dibuang kedalam septiktank beton yang
disalurkan dengan resapan.
133
PENUTUP
Modul Guru Pembelajar bagi Guru dan Tenaga Kependidikan ini disusun sebagai
acuan bagi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan penyusunan modul
guru pembelajar bagi guru dan tenaga kependidikan (GTK). Modul Pembelajar
ini merupakan salah satu bahan ajar berbentuk buku sebagai acuan atau
referensi dalam pelaksanaan pembelajaran guru Program Keahlian Agribisnis
Tanaman, khususnya Paket Keahlian Agribisnis Perbenihan dan Kultur Jaringan
Tanaman.
Modul Guru Pembelajar bagi Guru Agribisnis Perbenihan dan Kultur Jaringan
Tanaman berjudul “”Keselamatan dan Kesehatan Kerja” ini mengacu pada
Kegiatan PKB yang dilaksanakan oleh guru dan tenaga kependidikan didasarkan
profil kinerja guru dan tenaga kependidikan sebagai hasil dari pelaksanaan uji
kompetensi guru dan tenaga kependidikan. Hasil uji kompetensi ini menentukan
kegiatan PKB guru yang harus dilaksanakan dan didukung dengan modul-modul
sesuai dengan kebutuhan pelatihan guru
Akhirnya Modul Guru Pembelajar ini diharapkan akan semakin reliable dan
applicable untuk kegiatan pembelajaran sejenis di masa yang akan datang.
134
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Hazard, Risk, unsafe act, Unsafe condition, Accident, Incident,
Near miss, Keselamatan kerja. (definisi,contoh dan
action).http://oshforum.blogspot.com/2011/03/hazard-risk-unsafe-act-
unsafe-condition.htmldiunduh pada tanggal 18 Maret 2013, pukul
16.00
135
GLOSARIUM
136
untuk melangkah, tentu dia akan mendapat
kecelakaan.
K3 : Kepanjangan (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam
upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit akibat kerja, dll.
Risk(resiko) : Ukuran kemungkinan kerugian yang akan timbul dari
sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi. Untuk
menentukan resiko membutuhkan perhitungan antara
konsekuensi / dampak yang mungkin timbul dan
probabilitas, yang biasanya disebut sebagai Tingkat
Resiko (level of risk).
137
138