Pasal 1
KEWENANGAN
Pasal 2
HAK DAN KEWAJIBAN
Memberikan gaji atau upah tenaga kerja kepada PIHAK KEDUA setiap 1
(satu) bulan setelah PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaannya sesuai
dengan tugas yang tertuang dalam perjanjian.
{4} Kewajiban PIHAK KEDUA adalah :
a. Melaksanakan tugas sesuai dengan kelas jabatan sebagaimana yang
tertuang dalam Standar Pelayanan Minimal dan Standar Operasional
Prosedur Angkutan Transportasi Jawa Tengah sesuai dengan jabatan
yang tercantum dalam tugas dan fungsi jabatan PIHAK KEDUA;
b. Mematuhi ketentuan jam kerja dan tidak meninggalkan pekerjaan pada
Jam Keq'a kecuali ada Tugas Kedinasan atau izin dari atasan langsung;
c. Bertanggung jawab, beker.ja keras, disiplin, sopan santun, jujur dan
bebas dari perbuatan tindak pidana, Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
dalam meiaksanakan tugas-tugas yang diembannya;
d. Melaporkan situasi, kondisi dan perkembangan pada PIHAK KESATU
yang ada apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan {bencana,
kerusakan atau kehilangan) terkait dengan kedinasan;
e. Tidak menuntut hak sebagaimana yang diberikan kepada Pegawai
Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Jawa Tengah;
f. Wajib mengisi daftar hadir setiap melaksanakan tugas sehari-hari;
g. Sanggup melaksanakan tugas setiap hari kerja sebagaimana yang
berlaku dan apabila diperlukan sanggup untuk melaksanakan tugas di
luar hari keqaljam kerja; dan
h. Mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentr-ran
terkait yang beriaku pada Pegannai Negeri Sipil.
Pasal 3
PEMBAYARAN UPAH
Pasal 4
HARI KERJA DAN WAKTU KERJA
(1) Hari kerja yang berlaku pada PIHAK KEDUA adalah hari keija dan hari
libur yang diatur dengan menggunakan shifi yang diatur dengan jadwal
yang berlaku.
(2) Jam kerja yang berlaku pada PIHAK KEDUA adalah jam kerja selama 8
(delapan) jam namun bila dibutuhkan sanggup untuk bekerja diluar jarn
dan/atau hari kery'a yang berlaku.
Pasal 5
PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK
Dengan mengesampingkanfmenyimpang dari ketentuan Pasal 1266 dan Pasal
1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, pemutusan perjanjian secara
sepihak dapat dilakukan oleh PIHAK KESATU apabila :
a. Telah berakhir masa berlakunya pekerjaan ini;
b. PIHAK KEDUA telah meninggal dunia atau menderita sakit permanen;
c. Permohonan berhenti/mengundurkal diri dari PIHAK KEDUA;
d. Pelaksanaan Poia Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
pada Balai Transportasi Jawa Tengah;
e. PIHAK KEDUA melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat {4);
f. PIHAK KEDUA melakukan perbuatan atau tindakan yang melanggar
ketentuan peraturan perundang-unclangall yang berlaku ; dan
g. Perjanjian dinyatakan bertentangan dengan peraturan perundangan-
undangan yang beriaku.
Pasal 6
KETEIYTUAIT TAMBAHAN
(i) PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut untuk diangkat sebagai calon
Pegawai Negeri sipil/ Pegawai Negeri sipil/ Pegawai TETAP.
(2) PIHAK KEDUA tidak mendapatkan uang pesangon apabila telah
selesai/ habis masa perj anjian atau diputus perj anj iannya.
{3) Apabila PIHAK KEDUA berkeinginan mengundurkan diri harus
mengajr-rkan surat pengunduran cliri 1 (satu) bulan sebelumnya kepada
PIHAK KESATU, dengan alasan yang dapat diterima dengan baik.
(a) Apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri secara mendadak akan
dikenakan dend,a sebesar jumlah gqii/upah yang belum dijalani sesuai
dengan jumlah waktu dalam masa kontrak'
(5) PengaJuan cuti hamil/bersalin harus cliajukan 1 (satu) bulan sebelumnya'
(6) Apabila pada sebelum masa Perjanjian selesai terjadi
penataan
kelembagaan baru dilingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah' maka
Peqanjian dinyatakan tidak berlaku clan akan dilakukan Rekrutmen
kembali setelah ditetapkannya kelembagaan baru dengan melaksanakan
evaluasi kebutuhan Pegawai Non PNS BRT Trans Jateng.
Pasal 7
KETENTUAN PENUTUP
(1) Pedanjian ini berlaku mulai tanggal 01 September 2A2O sampai dengan
3l" Desember 2O2O.
(2) Perjanjian ini dinyatakan tidak berlaku lagi apabila telah habis masa
berlakunya dan tidak diperpanjang lagi oleh PIHAK KESATU, dan PIHAI(
KEDUA tidak boleh menuntut apapun juga pada PIHAK KESATU'
(3) Segala sesuatu yang belum diatur diperjanjian ini, akan disesuaikan
dengan Peraturan Perund angan-undangan yang berlaku.
(a) Apabila terdapat hai-hal yang belum diatur dalam pbrjanjian maupun
peraturan perundangan yang berlaku, yang dipandang perlu untuk diatur
PARA PIHAK sepakat untuk menuangkannya kedalam suatu addendum,
yang melekat dan mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan
perjanjian ini.