Anda di halaman 1dari 2

Prokritas (Profesional, Kritis, dan Integritas) Sebagai Atribut Seorang

Pemimpin

Sudah banyak seorang pemimpin di negeri ini yang sangat luar biasa, tak
lain dan tak bukan mereka memiliki berbagai dasar-dasar kepemimpinan yang
menunjang proses kepemimpinan mereka. Dasar kepemimpian atau jiwa
pemimpin yang mereka miliki banyak didapat dari berbagai proses, seperti
organisasi, mengikuti webinar tentang kepemimpinan, ataupun pengalaman
pribadi mereka. Oleh karenanya menjadi seorang pemimpin tidak hanya
didasarkan pada kemauan saja, tapi harus ada beberapa dasar dan atribut seperti,
sikap professional, berpikir kritis, dan integritas yang dimiliki dalam jiwa
kepemimpinan yang baik dan berkualitas.

Sebenarnya tidak hanya prokritas dasar untuk kepemimpinan yang


berkualitas, masih banyak dasar-dasar lainnya seperti, Amanah, inovatif, kerja
sama yang bagus, dan masih banyak lagi. Maka, bagaimana untuk menumbuhkan
dasar prokritas sebagai dasar jiwa seorang pemimpin dalam jiwa seseorang yang
ingin memimpin? Untuk menumbuhkan sikap prokritas tersebut dalam jiwa
pemimpin pemula dapat dilakukan banyak hal, dengan mengikuti kegiatan positif
yang dapat membangun sikap prokritas dalam diri sendiri.

Profesionalisme adalah suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi


untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan
agar kualitas keprofesionalannya dapat tercapai secara berkesinambungan
(Suryanti, E.W. 2022). Jadi professional sudah sangat dibutuhkan untuk menjadi
seseorang yang dapat memimpin suatu perkumpulan agar dicapainya tujuan dari
perkumpulan tersebut. Untuk membentuk sikap perofesional dapat melakukan
hal-hal yang dapat membentuk keprofesionalan dalam diri sendiri seperti
meningkatkan kompetensi yang diminati dengan didukung oleh kerja keras dan
usaha yang maksimal, melaksanakan tugas diri sendiri dengan baik dan tuntas,
serta memiliki etika professional, yakni tepat waktu, disiplin, dan tekun.

Kemampuan berpikir kritis atau critical thinking penting dimiliki oleh


setiap pemimpin. Seorang pemimpin yangmemiliki kemampuan berpikir kritis
dapat memahami hubungan logis antara ide, argument atau kesalahan dalam
penalaran sehingga bisa membuat keputusan yang tepat (Wicaksono, 2021). Di
era yang sudah maju seperti zaman sekarang ini, seorang pemimpin diharuskan
memiliki sikap yang dapat berpikir kritis untuk memecahkan suatu masalah
dengan menemukan penyelesaian masalah yang terbaik. Oleh karenanya untuk
menanamkan critical thinking ini dalam jiwa seseorang dapat dilakukan berbagai
upaya, seperti mengikuti berbagai lomba untuk mengasah kemampuan berpikir,
selalu bertanya-tanya dan penasaran akan suatu hal yang ingin diketahui untuk
menambah wawasan, serta berani mengambil suatu keputusan untuk suatu
permasalahan dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil.

Integritas bersal dari kata latin integer, merupakan sikap yang tidak mau
korupsi, atau merupakan dasar yang ada pada diri masing- masing dari seseorang
dalam bentuk nilai dan moral (W Ma'tang, 2021). Seorang pemimpin yang
berintegritas akan mempunyai pribadi yang bertanggungjawab, percaya diri dan
jujur. Untuk menumbuhkan sikap integritas dalam jiwa kepemimpinan dapat
dilakukan dari diri sendiri terlebih dahulu seperti selalu menepati janji yang
dibuat, dan melatih diri untuk bersikap integritas, yaitu berani berpendapat, jujur,
bertanggung jawab, dan konsisten atas apa yang sedang dikerjakan. Lalu
mengurangi atau menghentikan sikap egois dan bermalas-malasan.

Oleh karenanya, sikap prokritas sangatlah penting untuk menunjang jiwa-


jiwa kepemimpinan itu dimulai, baik untuk pemimpin pemula, ataupun untuk
mempertahankan suatu kepemimpinan. Dengan prokritas, dapat disimpulkan
bahwa suatu kepemimpinan dapat berjalan baik dan maksimal. Pemimpin yang
prokritas juga bisa bersikap adil, pintar, konsisten dan memiliki keteguhan yang
tidak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kepemimpinan untuk
menjadi pemimpin yang baik.

Generasi milenial adalah sebagai generasi dengan jumlah besar yang


hidup pada masa kemajuan dimana banyak persaingan antar pemimpin. Maka dari
itu, mereka dapat dikelola dengan baik sehingga dibutuhkan karakter
pemimpin yang cocok untuk generasi milenial.

Anda mungkin juga menyukai