Oleh :
NIM 22113251002
Dosen Pengampu:
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
3. Peran dan fungsi bimbingan belajar dalam konteks program bimbingan dan konseling
komprehensif untuk mengembangkan potensi siswa secara maksimal ................................ 8
1
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah
dilakukan
3.2. Guru BK mengajak peserta didik untuk dapat menerapkan disiplin dalam
belajar
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan mengakhiri
kegiatan dengan berdoa dan salam
D. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi
dari kegiatan layanan klasikal tersebut menggunakan lembar observasi
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan
layanan klasikal, antara lain: suasana yang dirasakan, pentingnya topik yang
dibahas, cara penyampaiannya. (bisa melalui link google form).
1. URAIAN MATERI
2
b. Siap dalam segala hal
Bagi anak sekolahan tentu menjadi lebih siap dalam berbagai hal, misalnya
ketika ada kuis dadakan, atau tiba-tiba ada ujian dan lain sebagainya. Orang
yang disiplin dalam belajar tentu akan siap akan segala kemungkinaan-
kemungkinan tersebut.
c. Percaya diri
Orang yang rajin dan disiplin dalam belajar tentu akan lebih percaya diri, karena
mereka telah belajar pada waktu sebelumnya, sehingga apapun yang akan
dipelajari dan diterangakn oleh guru, mereka akan lebih merasa siap dan lebih
percaya diri dalam menghadapi mata pelajaran yang akan dibeirkan oleh guru.
Tidak hanya itu seorang yang disiplin belajar tentu akan percaya diri pula dalam
mengerjakan ulangan, hal ini tentu bagus karena siswa tersebut tidak akan
mencontek.
d. Menguasai materi
Orang yang rajin belajar tentu akan menguasai materi yang telah dipelajarinya,
sehingga ketika guru menerangkan berbagai materi mereka akan paham, dan
ketika ulangan tidak gelagapan lagi karena materi yang telah dipelajari sudah
dikuasainya
e. Disenangi guru
Salah satu cara agar menjadi murid yang disenangi oleh guru adalah dengan
disiplin dalam belajar, karena orang yang disiplin dalam belajar akan mudah
untuk diajak belajar dan mudah memahami materi, dan siswa yang seperti ittu
akan senang dan bangga terhadap murid tersebut
f. Menjadi lebih mandiri
Dengan berperilaku disiplin dalam belajar, akan menumbuhkan rasa mandiri
pada diri sendiri sehingga mereka akan lebih percara diri
g. Menumbuhkan kepekaan
Siswa yang disiplin belajar memang menjadi pandai. Mengapa disebut
menumbuhkan kepekaan, itu karena siswa yang pandai tentu akan menolong
temannya yang kesulitan dalam memahami materi, sehingga kepekaan mereka
akan tumbuh seiiring berjalannya waktu dengan menolong orang yang belum
bisa atau belum paham.
h. Membantu perkembangan otak
Segala sesuatu yang disiplin dan terus menerus akan baik untuk otak, sehinga
dengan disiplin belajar tentu akan membantu perkembangan otak menjadi lebih
baik dan otak menjadi lebih cemerlang
a. Peserta didik dapat mengamati teman mereka yang disiplin dalam belajar
b. Peserta didik diberi tugas untuk membuat jadwal untuk belajar agar lebih
disipilin
3
2. Rancangan Inovasi Pengembangan Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar
a. Permasalahan
Tantangan yang dihadapi guru pada abad 21 tidak lagi berkisar pada
kemampuan akademik siswa, tetapi lebih luas lagi pada pendidikan intelektual,
emosional, moral dan akhlak siswa. Era globalisasi menuntut persaingan yang
tinggi tanpa terkecuali bagi seluruh manusia, khususnya seorang peserta didik.
Guru di abad-21 ditantang untuk mampu menciptakan pendidikan yang dapat
ikut menghasilkan sumber daya pemikir yang mampu ikut membangun tatanan
sosial dan ekonomi sadar pengetahuan sebagaimana layaknya warga dunia di
Abad-21.
Pada perkembangan abad ke-21 ini, siswa diharapkan mampu memiliki
keterampilan dapat berfikir kritis, berkarakter, kreatif, inovatif, komunikatif,
kolaboratif, dan kompetitif. Dalam mempersiapkan generasi tersebut akan
banyak tantangan hambatan, perselisihan pendapat, dan konflik yang akan
terjadi dan harus dihadapi. Selain itu, dengan perkembangan zaman dan
teknologi, dengan kemudahan dan kebebasan dapat membuat seorang siswa
dengan mudah mengaksesnya.
Sebagai seorang yang berpendidikan, harusnya seorang siswa mampu
mengendalikan perkembangan zaman yang terjadi dengan menggunakannya
secara bijak. Misalnya ketika membaca suatu postingan di media sosial, seorang
siswa diharapkan dapat memeriksa kebenarannya terlebih dahulu sebelum
mencerna pesan yang terdapat di dalamnya. Tidak langsung mengomentari
buruk atau mendukung sesuatu yang belum terbukti kebenarannya.
Untuk memiliki kebiasaan seperti itu, haruslah dibiasakan dalam kehidupannya
sehari-hari. Sekolah diharapkan dapat menjadi tempat untuk dapat membisakan
kebiasaan tersebut, kebiasaan untuk dapat memeriksa kebenarannya terlebih
dahulu hingga banyak bukti yang membuat berita atau pesan tersebut dapat
dipercayai kebenarannya.
Elias dalam Weissberg dkk (2004), membuat sebuah kurikulum social
emotional learning (SEL), yang terdapat sebuah program yang dinamakan
SDM/SPS atau social decision making/social problem solving yang telah
beroperasi selama lebih dari dua dekade. Kurikulum SEL bukanlah unit
instruksional yang sederhana melainkan menciptakan konteks pembelajaran
peduli melalui implementasinya. Oleh karena itu, melihat cara di mana satu
4
program mengkonseptualisasikan dan pendekatan membangun keterampilan
sosial-emosional pada siswa, dan generalisasi mereka ke domain akademik,
dapat memberikan kekayaan pemahaman yang diperlukan untuk membantu
memajukan penelitian dan praktik di bidang kritis ini.
Program SDM/SPS mengoperasionalkan seperangkat keterampilan yang terkait
secara empiris dengan kompetensi sosial dan penerimaan teman sebaya di
bidang pengendalian diri, kesadaran sosial dan partisipasi kelompok, dan
berpikir kritis. Keterampilan disusun dalam tiga domain, kesiapan,
instruksional, dan aplikasi. Namun sayangnya, program sebaik ini belum
banyak diadaptasi di sekolah-sekolah di Indonesia. Oleh karena itu, penulis
mencoba membuat inovasi dengan menggunakan program SDM/SPS ini untuk
diterapkan dalam pembelajaran di sekolah-sekolah di Indonesia.
b. Rancangan Inovasi
Rencana Pelaksanaan Layanan
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik mampu memahami penggunaan SDM/SPS
2. Peserta didik/konseli dapat menerapkan SDM/SPS dalam menghadapi berita
di media sosial
B. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Menonton video, tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, video berkaitan dengan berita yang sedang hangat
dibicarakan di media sosial
C. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban
kepada peserta didik, kemudian mengajak peserta didik untuk mengawali
kegiatan dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan
Bimbingan dan Konseling
1.3. Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana
kegiatan menjadi lebih semangat/bergairah dengan diawali ice breaking.
(Mencairkan kebekuan di kelas)
2. Tahap Inti
5
2.1. Guru pembimbing menayangkan video peristiwa terkini yang
berhubungan dengan materi layanan tersebut diatas.
2.2. Peserta didik memperhatikan, mengamati video peristiwa terkini
2.3. Guru BK memberikan form SDM/SPS untuk diisi oleh peserta didik
2.4. Guru BK memberikan waktu untuk peserta didik mengisi form
SDM/SPS
2.5. Guru BK menanyai peserta didik mengenai jawaban yang telah mereka
tulis
2.6. Peserta didik diberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang
telah dilakukan
3.2. Guru BK mengajak peserta didik untuk dapat menerapkan SDM/SPS
dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam setiap pembelajaran
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan
mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
D. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan
refleksi dari kegiatan layanan klasikal tersebut menggunakan lembar
observasi
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti
kegiatan layanan klasikal, antara lain: suasana yang dirasakan, pentingnya
topik yang dibahas, cara penyampaiannya.
Form SDM/SPS
1. Peristiwa apa yang sedang menjadi peristiwa terkini? Kapan dan di mana itu
terjadi? Masukkan peristiwa ke dalam kata-kata sebagai masalah atau pilihan
atau keputusan
2. Siapa orang-orang yang terlibat dalam masalah ini? Apa perbedaan perasaan
dan sudut pandang mereka tentang masalah? Mengapa mereka merasa
seperti itu? Coba masukkan tujuan mereka ke dalam kata-kata.
3. Apa yang diinginkan oleh masing-masing orang atau kelompok ini? Cobalah
untuk menempatkan tujuan mereka menjadi kata-kata.
4. Untuk setiap orang atau kelompok, sebutkan beberapa opsi atau solusi
berbeda untuk masalah yang mereka pikir dapat membantu mereka
mencapai tujuan mereka. Tambahkan ide apa pun yang menurut Anda dapat
membantu mereka yang mungkin tidak mereka pikirkan. .
6
5. Untuk setiap opsi atau solusi yang Anda cantumkan, bayangkan semua hal
yang mungkin terjadi selanjutnya. Bayangkan konsekuensi jangka panjang
dan pendek.
6. Menurut Anda apa keputusan akhir yang seharusnya? Bagaimana
seharusnya itu dibuat? Oleh siapa? Mengapa?
7. Bayangkan sebuah rencana untuk membantu Anda melaksanakan solusi
Anda. Apa yang dapat Anda lakukan atau pikirkan untuk membuat solusi
Anda bekerja? Hambatan atau hambatan apa yang mungkin menghalangi
solusi Anda untuk bekerja? Siapa yang mungkin tidak setuju dengan ide ide
Anda? Mengapa? Apa lagi yang bisa Anda lakukan?
8. Pikirkan kembali. Apakah ada cara lain untuk melihat masalah yang
mungkin lebih baik? Apakah ada kelompok, tujuan, atau rencana lain yang
terlintas dalam pikiran?
c. Monitoring Inovasi
SKOR
NO PERNYATAAN
1 2 3 4
Saya memahami dengan jelas penggunaan
1
SDM/SPS untuk menghadapi peristiwa terkini
Saya memperoleh banyak pengetahuan dan
2
informasi dari materi yang disampaikan
Saya menyadari pentingnya berhati-hati dalam
3
membuat keputusan
Saya meyakini apabila kita berhati-hati membuat
4
keputusan juga bisa bermanfaat bagi akademik
5 Penerapan SDM/SPS mudah dilakukan
7
3. Peran dan fungsi bimbingan belajar dalam konteks program bimbingan dan konseling
komprehensif untuk mengembangkan potensi siswa secara maksimal
Gysbers dan Henderson dalam Safitri (2017) mengartikan bimbingan
konseling komprehensif sebagai sebuah program yang memiliki organisasi dengan
sebuah perencanaan, pembagian dan pengkoordinasian khusus untuk aktivitas
bimbingan dan konseling berdasarkan kebutuhan siswa, sekolah dan masyarakat.
Program ini dirancang untuk melayani seluruh siswa dan orang tua atau pihak-pihak
yang ada di sekolah. Dengan demikian, program ini dilakukan secara menyeluruh dari
aspek komponen layanan dan sasaran layanan.
8
pribadinya), membantu memecahkan masalah peserta didik, dan
mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru
mata pelajaran. Aspek-aspek itu diantaranya : memahami karakteristik
perserta didik yang unik dan beragam, menandai peserta didik yang diduga
bermasalah, membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
melalui program remedial.
9
DAFTAR PUSTAKA
Safitri, N. E., & Putranti, D. (2017). Assessment Kebutuhan Pedoman Penyusunan Program
Bimbingan dan Konseling Komprehensif Pada Guru Bimbingan dan Konseling Tingkat
SMK di Kota Yogyakarta. G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling, 1-12.
Sulistyowati, & Muslich, I. (2019). Pengaruh Disiplin Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar
Kelas VI B MIN 3 Mojokerto. Jurnal Program Studi PGMI, 186-195.
Zins , J. E., Weissberg, R. P., Wang, M. C., & Walberg, H. J. (2004). Building Academic
Success on Social and Emotional Learning. New York: Teacher College Press.
10