Anda di halaman 1dari 2

a.

Penyitasian ide
Menyitasi bermakna memberikan kredit atau nlai (value) kepada sumber. Menurut Sharpe (2007:105),
pemberian kredit tersebut penting terutama bila ide yang disitasi berupa definisi, pendapat, ekspresi unik, atau data
empiris yang tidak termasuk pengatahuan umum.
Dalam menyitasi ide terdapat tiga hal yang penting untuk diperhatikan. Pertama, terdapat penanda sumber
yang jelas baik dalam nama, tahun, maupun halaman sumber. Kedua, terdapat kata kerja yang secara jelas (Strong
verbs) digunakan untuk melaporkan ide. Ketiga, sumber ditulis secara konsisten baik dari segi nama, tahun, maupun
kelengkapan unsur sumber.

3. Peringkasan

Peringkasan berkaitan dengan penggunaan kata kata penyitasi untuk mengekspresikan ulang ide yang di sitasi dari sumber
tertentu. Peringkasan hanya mencakup ide utama. Pada bagian yang berbeda Sharpe (2007:114) menjelaskan bahwa tiga prinsip
berikut perlu diperhatikan dalam peringkasan. Pertama, ringkasan tidak mencakup semua hal dalam teks asal. Kedua, perincian
dari contoh yang mendukung poin poin pertama tidak perlu dicakup. Ketiga, sudut pandang pengarang harus dipertahankan.
Bila ketiga prinsip dicermati, jelas bahwa yang dilakukan peringkas adalah mengondensasi, mereduksi, atau merampingkan ide
dalam teks asal. Peringkasan juga mengidentifikasi poin utama dan melaporkPengidentifikasuian poan informasi.

A. Kondensasi Ide
Bailey (2011:50-11) disebut “reduksi informasi” dapat dilakukan dengan strategi pemadatan. Strategi pemadatan
mengacu upaya memadatkan informasi dari teks asal tanpa mengurangi kejelasannya. Strategi kedua dalam kondensasi
ide adalah mpengombinasian kalimat. Pengombinasian kalimat dapat dilakukan dengan meletakkan kata hubung intra
kalimat sehingga kalimat asal, kemudian berposisi sebagai klausa dalam kalimat kombinasi (kalimat majemuk).

Berdasarkan fungsi, kata hubung yang potensial digunakan dalam pengombinasian kalimat terdiri atas 9 jenis :

1. Klausa tambahan “dari” , “dan” , “lebih dari itu”


2. Klausa pertentangan “tetapi” , “akan tetapi” , “sedangkan” “namun”
3. Klausa hasil tidak diharapkan “walaupun” , “sekalipun” , “biarpun”
Klausa hasil diharapkan “sebab” , “karena”
Klausa hasil secara ilmiah yang bersifat pasti “bila” , dan sejenisnya
4. Menunjukkan frasa hasil yang diharapkan “sebab” “karena” diikuti kata benda (because of + noun)
5. Menunujukkan klausa kontras “kebalikannya” “padahal” dan sejenisnya
6. Menunjukkan klausa deskriptif “yang”
7. Klausa kronologis “sebelum” “setelah”
8. Frasa konologis “selama” (during)
9. Klausa Simpulan “dengan demikian” dan sejenisnya

Disamping kata hubung, tanda koma juga dapat digunakan untuk menghubungkan unsur kalimat yang sejenisnya sama (strutur
paralel)

B. Pengidentifikasian Poin Utama

Dapat dilakukan dengan strategi penemuan topik. Topik dapat diidentifikasi melalui pengajuan pertanyaan “tentang apa
suatu teks”. Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah Topik. Pengidentifikasian poin utama dapat dilakukan dengan
strategi pengidentifikasian poin mayor. Strategi ketiga dalam pengidentifikasian poin utama adalah pengidentifikasian
poin minor
C. Pelaporan Informasi
Strategi yang dapat digunakan adalah penggunaan organisasi yang sama dengan teks asal. P{ada prinsipnya seperti yang
dikatakan Sharpe (2007:125), ringkasan yang baik dimulai dengan suatu poin mayor yang diikuti dengan uraian tentang
poin mayor berikutnya sejalan dengan urutan teks asal. Laporan konten secara akurat merupakan strategi kedua dalam
pelaporan informasi. Strategi ketiga dalam pelaporan informasi adalah pemertahanan titik tekan teks asal. Sejalan
dengan pemertahanan titik tekan, sudut pandang tujuan juga harus dipelihara yang merupakan startegi keempat dalam
pelaporan informasi. Strategi terakhir yaitu pengecekan ringkasan.

4. Penyintesisan
Merupakan pengombinasian analitis 2 atau lebih sumber untuk mengreasi sesuatu yang baru. Sejalan dengan pemikiran
Sharpe (2007:136), dalam praktik penyintesian tidak mudah karena terdapat fenomena berikut:
1. Hubungan antarsumber tidak jelas
2. Suatu sumber dominan hingga semua informasi tampak penting
3. Diperlukan keterampilan berpikir tinggi yang dalam taksonomi kognitif berada diatas.
“Mengaplikasikan” dan dibawah “Keterampilan” “Mengkreasi”

Subketerampilan lain yang juga penting untuk dikuasai adalah penyeleksian informasi dari semua sumber dan
pengimplementasian rencana yang disusun sebelumnya

a. Pengidentifikasian tema dan koneksi


Straegi yang dapat digunaakan adalah pengidentifikasian sumber primer. Penganalisisan tugas merupakan strategi
kedua yang dapat digunakan untuk pengidentifikasian tema dan koneksi. Dalam pandangan Sharpe (2007:138), kata
kata atau frasa dalam penganalisisan tugas dapat dikelompokkan kedalam 3 kategori, yaitu frasa yang menunjukkan
persetujuan atau peluasan, ketidaksetujuan, dan kenetralan.

Sebuah lema yang diintroduksi oleh Claudius Ptolemaeus untuk menggambarkan wilayah asing tak dikenal. Secara
imajiner, wilayah itu mirip dengan situasi yang kita hadapi saat ini. Untuk wilayah yang belum tersentuh, Ptolemeus
menamainya terra incognita, Wilayah asing dan tak dikenal. Banyak misteri yang belum terpecahkan, salah satunya
yaitu para ilmuan dan pemerintah saat ini tengah kebingungan merumuskan formula untuk menekan penyebaran virus
serta menyelamatkan perekonomian. Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah yang juga menghadapi tekanan
fiskal dari berbagai arah. Karena itu, gerakan-gerakan sosial yang menjamur harus diorkestrasi sebagai suplemen solusi
kolaboratif untuk keluar dari wilayah terra incognita

Anda mungkin juga menyukai