Anda di halaman 1dari 19

SELAMAT DATANG

TEMAN-TEMAN !
Semoga Sudah siap
diskusi/belajar malam ini?
PANTUN
DULU YA
e re k at
b e ri p n g a t
t a s d i a h a
a ke r la m n y
Cakeeeppp...! Ad
n y a k u a td a
C G P h eb at
ert a s a la m a n g a t
K m a t m p s e m
Sela it a te t a
a k
Semog i
a ko p
a k a d se p i
d a luw d ik a la m i
A m a n i k k a
m e n e lo m p o ati
Sel a lu a ri k e h o rm
jim d k a m i
ta k a n g
Salam Erdiana y
k Ib u
Unt u
2.1.a.5.1.
RUANG KOLABORASI SESI 2
Modul 2.1 Dra. erdiana, m.pd.
Fasilitator

1 : ( S M A )
K e lo m p o k

Joni Piska, S.Pd.Gr.


Pengajar Praktik
yeni rahmawati, s.pd.
Pengajar Praktik
Nurjanah
ersontowi
Supadi Vevi Liasari
2.1.A.5.1. RUANG KOLABORASI SESI 2 - MODUL 2.1

Durasi : 3 JP

Moda : Presentasi

Tujuan Pembelajaran Khusus :


CGP dapat melakukan refleksi kolaboratif untuk
menganalisis implementasi pembelajaran
berdiferensiasi.
TEORI/KONSEP DASAR
Tomlinson (2001) menyatakan bahwa kita dapat melihat kebutuhan
belajar murid berdasarkan 3 aspek yaitu kesiapan belajar murid, minat
murid,dan profil belajar murid.

Kesiapan belajar (readness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi,


konsep, atau keterampilan baru.
Minat murid merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan
respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang
menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.
Profil belajar murid adalah karakteristik unik setiap individu yang
mempengaruhi gaya dan kebiasaannya dalam belajar, yang membantunya
untuk bisa lebih cepat memahami konsep dan menguasai ketrampilan
baru.
PEMBELAJARAN BEDEFERENSIASI
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal ( common
sense ) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.

Strategi diferensiasi terdiri Konten (apa yang dipelajari)


dari 3, yaitu : Proses (bagaimana
Konten mempelajarinya)
Proses Produk (apa yang dihasilkan
Produk setelah mempelajarinya)
ADA TIGA STRATEGI PEMBELAJARAN
DIFERENSIASI YANG DAPAT DILAKUKAN
Pembelajaran diferensiasi konten, Strategi ini mengacu pada
strategi guru dalam membedakan proses pembagian dan format
penyampaian konten. Dalam hal ini, konten adalah materi
pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari
oleh siswa berdasarkan kurikulum.

Pembelajaran diferensiasi proses, strategi dalam membedakan


proses yang harus dijalani setiap siswa yang memungkinkan
mereka untuk berlatih dan memahami isi konten.

Pembelajaran diferensiasi produk, Strategi ini mengacu pada


kemampuan guru dalam memodifikasi produk hasil belajar siswa,
hasil belajar, penerapan, dan pengembangan hal-hal yang telah
dipelajarinya.
STRATEGI PENILAIAN FORMATIF
1. Assesmen for learning,
Dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan biasanya digunakan
sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar.
Dengan assessment for learning pendidik dapat memberikan umpan balik terhadap
proses belajar peserta didik, memantau kemajuan, dan menentukan kemajuan
belajarnya.
Berbagai bentuk penilaian formatif, misalnya tugas, presentasi, proyek, termasuk
kuis merupakan contoh-contoh assessment for learning (penilaian untuk proses
belajar).

2. Assesmen as learning,
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut.
Peserta didik diberi pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi dirinya sendiri.
Penilaian diri (self assessment) dan penilaian antar teman merupakan contoh
assessment as learning.
Dalam assessment as learning peserta didik juga dapat dilibatkan dalam
merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun rubrik/pedoman penilaian
sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan agar
memperoleh capaian belajar yang maksimal.
SAATNYA
MENCERMATI SITUASI
PEMBELAJARAN

Seberapa jauh
kita memahami
situasi pembelajaran yang terjadi?
simak selengkapnya berikut ini
SITUASI PEMBELAJARAN - SMA
Bu Derana adalah seorang guru Biologi SMA. Ia mengajar murid-murid Kelas 10. Adapun tujuan pembelajarannya adalah: ‘Murid dapat menganalisis berbagai
tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia beserta ancaman dan pelestariannya’.

Karena situasi sedang pandemi, bu Derana kemudian menggunakan metode flip learning. Dimana sebelum pertemuan daring dengan guru, Ia meminta murid-
muridnya untuk mempelajari dulu materinya. Bu Derana telah menyiapkan paparan tentang materi keanekaragaman hayati yang dapat diakses secara mandiri
oleh murid-muridnya. Di dalam paparan ini, bu Derana menjelaskan tentang konsep kunci dari keanekaragaman hayati dan tingkatannya (keanekaragaman
ekosistem, keanekaragaman spesies, keanekaragaman genetik). Ibu Derana juga menyediakan beberapa sumber belajar yang berkaitan dengan wilayah kritis
keanekaragaman hayati di Indonesia. Sumber yang ia sediakan misalnya artikel dari koran, video-video dari Kehati, WWF, Greenpeace yang ia ambil dari
internet.

Untuk membantu murid-muridnya belajar mandiri, bu Derana menyiapkan beberapa pertanyaan pemandu. Setelah tahapan belajar mandiri, murid-murid kemudian
diminta mengikuti kuis tertulis dengan pertanyaan terbuka dimana setiap murid akan diminta untuk memberikan umpan balik terhadap jawaban dua temannya.
Ibu Derana memastikan setiap anak mendapatkan umpan balik dari temannya. Ibu Derana lalu meminta murid membuat jurnal refleksi yang harus dilengkapi
sebelum mereka masuk ke tahapan pembelajaran sinkron melalui pertemuan Google meet.

Dalam tahap forum diskusi sinkronus, Guru memberikan pertanyaan pemantik untuk memulai. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diantaranya:
Tingkatan keanekaragaman hayati mana yang paling penting dilindungi terlebih dahulu? Mengapa?
Kapan terancamnya keanekaragaman hayati ekosistem dapat mengancam keanekaragaman hayati spesies dan genetis? Mengapa?
Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang dapat memperkaya materi dan pemahaman murid akan konsep.

Selama proses diskusi daring, Ibu Derana mengamati jawaban-jawaban murid, untuk mengetahui apakah ada miskonsepsi yang dimiliki murid atau apakah ada
murid-murid yang tampak belum paham.

Di akhir diskusi, Bu Derana memberikan murid tantangan untuk membuat paket info digital yang mengidentifikasi ancaman pada satu lokasi di wilayah
Indonesia yang membawa dampak negatif bagi tiga tingkatan keanekaragaman hayati sekaligus berikut rekomendasi penanganannya. Bu Derana
memperkenankan murid memilih sendiri lokasinya berdasarkan kasus yang nyata terjadi di Indonesia. Bentuk paket info digital pun bebas sesuai kenyamanan
murid (misalnya: video singkat, poster digital, situs web, rekaman suara, dsb) asalkan semua informasi yang disajikan sesuai dengan rubrik penilaian yang
diberikan dan telah didiskusikan bersama. Murid kemudian bekerja secara mandiri, berdasarkan tenggat waktu yang telah disediakan.

Selama murid-murid bekerja, Bu Derana juga menyediakan slot-slot waktu tertentu untuk bertemu dengan beberapa murid yang berdasarkan hasil penilaiannya
masih memerlukan bantuan. Di dalam slot waktu khusus ini, bu Derana menjelaskan kembali konsep-konsep serta memberikan banyak contoh.
PERTANYAAN PEMANDU

Dari skenario pembelajaran yang Strategi pembelajaran


telah ditelaah, apakah kebutuhan berdiferensiasi apa yang
belajar murid yang berusaha digunakan?
dipenuhi oleh guru tersebut?

Bagaimana cara guru Bagaimana guru tersebut


tersebut menentukan melakukan penilaian?
kebutuhan belajar

muridnya?
Dari skenario pembelajaran yang telah ditelaah, apakah kebutuhan
belajar murid yang berusaha dipenuhi oleh guru tersebut?

JAWABAN:
1. Kesiapan belajar
2. Minat belajar
3. Profil murid
Bagaimana cara guru tersebut menentukan kebutuhan belajar muridnya?

JAWABAN:
1. Kesiapan belajar
Meminta murid untuk
mempelajari materi
Ibu derana menyediakan
sumber belajar, misalnya:
artikel dari koran, video-video
dari Kehati, WWF, Greenpeace
yang ia ambil dari internet.
Guru memberikan pertanyaan
pemantik untuk memulai.
Bagaimana cara guru tersebut menentukan kebutuhan belajar muridnya?

JAWABAN:
2. Minat belajar
bu Derana menyiapkan beberapa
pertanyaan pemandu.
Setelah tahapan belajar mandiri,
murid-murid kemudian diminta
mengikuti kuis tertulis dengan
pertanyaan terbuka. Setiap murid
akan diminta untuk memberikan
umpan balik terhadap jawaban dua
temannya.
Ibu Derana meminta murid membuat
jurnal refleksi.
Bagaimana cara guru tersebut menentukan kebutuhan belajar muridnya?

JAWABAN:
3. Profil Murid
Bu Derana memberikan murid
tantangan untuk membuat paket info
digital yang mengidentifikasi
ancaman dengan memilih sendiri
lokasinya berdasarkan kasus yang
nyata terjadi di Indonesia.
Bentuk paket info digital pun bebas
sesuai kenyamanan murid sesuai
rubrik penilaian. Murid kemudian
bekerja secara mandiri, berdasarkan
tenggat waktu yang telah disediakan.
Strategi pembelajaran berdiferensiasi apa yang digunakan?

Konten
Menyiapkan konten dalam bentuk artikel dari koran, video-
video dari Kehati, WWF, Greenpeace yang ia ambil dari
internet.
Proses
Menyiapkan pertanyaan pemandu.
Setelah tahapan belajar mandiri, murid-murid kemudian diminta mengikuti kuis
tertulis dengan pertanyaan terbuka
Setiap murid akan diminta untuk memberikan umpan balik terhadap jawaban dua
temannya.
Memastikan setiap anak mendapatkan umpan balik dari temannya.
Meminta murid membuat jurnal refleksi yang harus dilengkapi sebelum mereka masuk
ke tahapan pembelajaran sinkron melalui pertemuan Google meet.

Produk
Paket info digital dalam bentuk video singkat, poster digital,
situs web, rekaman suara, dsb.
Bagaimana guru tersebut melakukan penilaian?
Penilaian Formatif:
1. Penilaian for learning
Murid-murid kemudian diminta mengikuti kuis tertulis

2. Penilaian As Learning
Murid membuat paket info digital

Selama proses diskusi daring, Ibu Derana mengamati jawaban-jawaban murid, untuk
mengetahui apakah ada miskonsepsi yang dimiliki murid atau apakah ada murid-murid
yang tampak belum paham.

Di akhir diskusi, Bu Derana memberikan murid tantangan untuk membuat paket info
digital yang mengidentifikasi ancaman pada satu lokasi di wilayah Indonesia yang
membawa dampak negatif bagi tiga tingkatan keanekaragaman hayati sekaligus berikut
rekomendasi penanganannya. Bu Derana memperkenankan murid memilih sendiri lokasinya
berdasarkan kasus yang nyata terjadi di Indonesia. Bentuk paket info digital pun bebas
sesuai kenyamanan murid (misalnya: video singkat, poster digital, situs web, rekaman
suara, dsb) asalkan semua informasi yang disajikan sesuai dengan rubrik penilaian yang
diberikan dan telah didiskusikan bersama. Murid kemudian bekerja secara mandiri,
berdasarkan tenggat waktu yang telah disediakan. Selama murid-murid bekerja, Bu
Derana juga menyediakan slot-slot waktu tertentu untuk bertemu dengan beberapa murid
yang berdasarkan hasil penilaiannya masih memerlukan bantuan. Di dalam slot waktu
khusus ini, bu Derana menjelaskan kembali konsep-konsep serta memberikan banyak
contoh.
KESIMPULAN
Pembelajaran yang dilakukan oleh bu Derana sudah
mengakomodir dari pembelajaran berdeferensiasi,
karena pembelajaran yang dilakukan, sudah
mencerminkan ciri/karakteristik dari pembelajaran
berdeferensiasi yaitu:
Lingkungan belajar yang mengundang murid untuk
belajar
terdapat penilaian berjenjang
manajemen kelas yang efektif
TERIMA KASIH!

Sampai jumpa di sesi


belajar selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai