PENUNTUN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI FERMENTASI
Oleh:
W. Sudjatha
K. Sulandra
I Ngh. Kencana Putra
Ni W. Wisaniyasa
Ni Ny. Puspawati
Ir. I G.A.A. Mirah Widiastiti
Revisi I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang
Maha Esa) karena berkat rahmatNyalah Penuntun Praktikum Teknologi Fermentasi Revisi
I ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Penyusunan buku penuntun praktikum ini
bertujuan untuk memberikan panduan kepada mahasiswa semester VI Jurusan Ilmu dan
Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanin, dalam melakukan praktikum mata kuliah
Teknologi Fermentasi sehingga memudahkan seluruh mahasiswa dalam menyelesaikan
praktikumnya.
Bersama ini kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung penyelesaian penyusunan buku penuntun praktikum ini. Penulis berharap
semoga buku penuntun ini dapat berguna bagi berbagai pihak. Saran maupun kritik yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan buku ini.
DAFTAR ISI
Halaman :
COVER …………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… iii
I. PENDAHULUAN …………………………………………………….. 1
II. PEMBUATAN TEMPE ……………………………………………… 11
III. PEMBUATAN KECAP ………………………………………………. 17
IV. PEMBUATAN TAUCO ……………………………………………….. 27
V. PEMBUATAN ONCOM ………………………………………………. 30
VI. PEMBUATAN TAPE ………………………………………………….. 36
VII. PEMBUATAN BREM BALI …………………………………………… 44
VIII. PEMBUATAN SAKE …………………………………………………. 49
IX. PEMBUATAN ANGGUR (WINE) ……………………………………. 52
X. PEMBUATAN VINEGAR ………………………………………………. 57
XI. PEMBUATN CIDER NENAS ………………………………………….. 62
XII. PEMBUATAN CIDER TEH …………………………………………. 65
XIII. PEMBUATAN SAYUR ASIN (SAUERKRAUT) …………………… 67
XIV. PEMBUATAN KIMCHEE…………………………………………….. 69
XV. PEMBUATAN SOYGHURT …………………………………………… 72
XVI. PEMBUATAN ROTI ………………………………………………….. 74
XVII. PEMBUATAN NATA DE COCO ……………………………………. 77
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 81
4
I. PENDAHULUAN
Fermentasi adalah proses pengawetan makanan yang telah dikenal sejak dahulu
kala. Kata fermentasi berasal dari bahasa latin “fervere” yang berarti mendidih (boiling),
oleh karena pada proses pembuatan minuman anggur bahan seolah-olah kelihatan
mendidih. Akan tetapi fermentasi sekarang ini tidak terbatas pada pembuatan anggur
saja., tetapi juga pada pembuatan makanan dan minuman selain anggur.
Bahan pangan yang banyak diolah secara fermentasi di Indonesia ini ialah kacang
kedele dan kacang tanah. Kacang kedele banyak dipakai untuk membuat makanan
terfermentasi , seperti tempe, kecap dan tauco sedangkan kacang tanah (bungkil) untuk
membuat oncom. Makanan terfermentasi (makanan yang diolah secara fermentasi)
kebanyakan dibuat secara kecil-kecilan atau skala industri rumah atas dasar warisan cara-
cara pembuatan yang turun-temurun. Tingkat pengetahuan pengusahanya kebanyakan
rendah sekali, sehingga sering terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Keracunan karena
makanan terfermentasi yang memberikan akibat yang fatal merupakan contoh dari hal-hal
yang tidak diinginkan tersebut.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan tersebut, perlu diketahui dasar-
dasar pengolahan makanan secara fermentasi, seperti bagaimana sampai dapat terbentuk
makanan terfermentasi, apa yang menyebabkannya, dan faktor-faktor apa yang
mempengaruhi jalannya proses fermentasi.
Dasar-dasar Fermentasi
Fermentasi menurut pengertian ilmu Biokimia adalah perubahan-perubahan kimia
atau pemecahan yang terarah pada bahan organik (contohnya pada makanan). Perubahan-
perubahan ini terjadi jika mikroba penyebab fermentasi kontak dengan substrat
(makanan) yang sesuai bagi pertumbuhannya. Akibat fermentasi bahan pangan akan
mengalami perubahan dalam sifat-sifatnya, contohnya: kacang kedele akan menjadi
5
mudah dicerna setelah menjadi tempe, ekstrak buah anggur akan terasa beralkohol, beras
ketan terasa manis bercampur rasa alkohol dll.
Pengawetan makanan secara fermentasi adalah berbeda sekali dengan pengawetan
makanan secara pengeringan, pendinginan, pemanasan dll. Pengawetan secara fermentasi
ditujukan untuk memperbanyak jumlah mikroba, sedangkan pengawetan secara
pengeringan dsb tersebut justru kebalikannya yaitu mengurangi jumlah mikroba. Pada
fermentasi, mikroba tertentu akan berkembang biak dan memberikan perubahan-
perubahan yang khas untuk masing-masing jenis makanan dan jenis mikroba yang
tumbuh.
Pada waktu makan, tubuh manusia akan mengeluarkan enzim-enzim untuk
memecah komponen-komponen dalam makanan menjadi bahan-bahan yang mudah larut
dan mudah dicerna, contohnya waktu mengunyah makanan akan dikeluarkan enzim
ptyalin bersama ludah yang akan memecah pati dari makanan menjadi senyawa yang
lebih sederhana yaitu dekstrin dan maltosa. Diperut akan dikeluarkan enzim pepsin yang
akan memecah protein menjadi pepton, dan juga enzim-enzim serta bahan-bahan lain
yang akan membantu mempermudah pemecahan bahan makanan. Pada pertumbuhan
mikroba, juga akan dikeluarkan enzim-enzim yang akan membantu memecah komponen
bahan makanan sehingga dapat dipergunakan untuk pertumbuhannya.
bentuk senyawa-senyawa yang sederhana. Oleh karena itu makanan terfermentasi dari
kedele (terutama tempe) sekarang ini banyak diteliti dan dikembangkan untuk makanan
anak-anak pra-sekolah dinegara-negara yang sedang berkembang.
Lemak
Lemak selama fermentasi juga akan dipecah yaitu menjadi asam-asam lemak dan
gliserin. Enzim pemecah lemak berbeda dengan enzim pemecah protein. Enzim pemecah
lemak adalah lipase sedangkan pemecah protein adalah proteinase.
Karbohidrat
Karbohidrat seperti halnya protein dan lemak, juga akan dipecah oleh enzim
pemecah karbohidrat yang dikeluarkan oleh mikroba. Pati akan dipecah menjadi dekstrin,
maltosa atau glukosa.
Lain-lain
Selama fermentasi bahan makanan akan terjadi pula perubahan-perubahan dalam
kandungan vitamin. Vitamin-vitamin ada yang meningkat dan ada pula yang turun dalam
bahan makanan tersebut.
Pada proses fermentasi, mikroba yang berperan ada tiga macam yaitu khamir
(yeast), kapang (mold), dan bakteri.
Khamir (yeast)
Khamir (yeast) disebut juga roti karena khamir ini digunakan untuk membuat roti.
Disamping itu digunakan pula untuk pembuatan wine terutama jenis Saccharomyces sp.
Perkembang biakan dapat dilakukan dengan perkawinan seksual dan aseksual.
Perkembangan dapat dilakukan dengan perkawinan dua hipe atau dengan melakukan
pertunanasan/ penonjolan hipe atau dengan spora.
Kapang
7
Bakteri
Bakteri berperan pada pembuatan kecap yaitu pada waktu perendaman kedele
yang telah dijamurkan (ditumbuhi kapang) dalam larutan garam. Bakteri disini berperan
dalam meningkatkan bau kecap dan tauco dan membentuk asam-asam. Demikian pula
pada ikan peda, keju dan yoghurt
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jalannya proses fermentasi yaitu
diantaranya air, udara (oksigen), suhu dan asam.
Air
Air merupakan bahan yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroba. Mikroba
tidak akan tumbuh jika kadar air bahan kecil sekali. Air penting sekali untuk
pertumbuhan mikroba oleh karena diperlukan untuk mengangkut zat-zat makanan ke
dalam selnya.
Udara
Udara diperlukan oleh mikroba pada proses fermentasi seperti tempe, kecap,
tauco dan oncom sedangkan pada pembuatan anggur sebaliknya. Tanpa ada udara,
mikrobanya (terutama jamur) akan tumbuh kurang baik dan pertumbuhannya akan
dikalahkan oleh mikroba lain (terutama bakteri) sehingga bahan akan busuk.
Suhu
Suhu juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi proses fermentasi. Suhu
untuk pertumbuhan mikroba yang satu dan yang lainnya umumnya berbeda titik
optimumnya.
Asam
Asam dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk oleh karena asam dapat
menurunkan pH dari bahan makanan. Pada fermentasi dengan menggunakan kapang
sebaiknya pH bahan makanan rendah oleh karena kapang lebih mampu tumbuh
dibandingkan dengan bakteri.
10
Tempe adalah jenis makanan tradisional yang sudah banyak dikenal dan
digemari oleh masyarakat baik di Indonesia sendiri maupun di negara-negara luar. Jenis
makanan ini merupakan salah satu produk hasil dari proses fermentasi kapang dengan
menggunakan bahan mentah kedele.. Terlebih dahulu dibuat starter tempe. Pembuatan
starter tempe ada beberapa cara
Starter tempe
Starter tempe atau laru tempe adalah bibit yang digunakan untuk membuat tempe.
Starter tempe mengandung kapang jenis Rhizopus , yaitu kapang yang sporanya berwarna
hitam.
Secara tradisional, untuk starter tempe biasanya digunakan daun pisang bekas
bungkus tempe, daun waru atau daun jati. Penggunaan starter jenis ini biasanya terbatas
untuk pembuatan tempe dalam jumlah banyak biasanya dibuat starter khusus dari bahan
beras, gaplek atau bahan-bahan lainnya. Salah satu cara pembuatan starter tempe adalah
sebagai berikut :
1. Bahan
a. Beras
b. Tepung tempe (tempe dijemur atau dikeringkan )
c. Tepung beras yang telah disangrai
2. Alat
a. Kukusan untuk memasak beras
b. Tampah bambu
c. Pengiduk kayu
d. Plastik atau daun pisang
e. Alat penyimpan
f. Ayakan
12
g. Wajan
h. Kantung plastik untuk menyimpan starter yang yang telah jadi.
3. Cara pembuatan
a. Beras dicuci sampai bersih, kemudian ditanak menjadi nasi.
b. Pada nasi tersebut ditaburkan sedikit tepung tempe, kemudian diaduk sampai
merata.
c. Dimasukkan dalam tampah bambu yang bersih dan di atasnya tutup dengan
plastik atau daun pisang.
d. Disiimpan dalam ruangan tempat fermentasi (pemeraman) sampai seluruh nasi
ditumbuhi oleh kapang dan warnanya hitam yaitu sekitar 2 hari.
e. Nasi yang telah ditumbuhi kapang (berjamur) kemudian dijemur sampai
kering.
f. Ditumbuk atau giling sampai halus dan kemudian diayak. Bagian yang halus
adalah starter tempe.
g. Starter tempe ini mengandung banyak spora kapang, maka perlu penambahan
tepung beras yang telah disangrai terlebih dahulu kurang lebih 10 g starter
untuk 100 g tepung beras.
h. Dimasukkan ke dalam botol atau kantung plastik dan ditutup rapat.
i. Starter siap untuk digunakan.
Catatan
- Pengerjaan harus bersih ( peralatan dan pengerjaannya) untuk mencegah tumbuhnya
mikroba lain yang tidak diinginkan.
- Pada step (d), tutup plastik atau daun pisang sewaktu-waktu perlu dibuka
supaya banyak udara yang masuk untuk pertumbuhan dan pembentukan spora
kapang. Selain itu supaya tetesan-tetesan air (embun) yang menempel pada
bagian bawah tutup plastik/ daun pisang tidak menetes lagi pada bahan. Jika
hal ini terjadi, bahan makanan akan mudah busuk dan starter tidak akan jadi
dengan baik. Supaya banyak udara yang masuk, tutup plastik atau daun pisang
diberi lubang-lubang atau sobekan, atau diganti dengan tutup tampah bambu.
13
Diaduk rata
Starter tempe
- Panci
- Kompor
- Tampah
- Kantong plastik
- Alat pengaduk
2. Cara Kerja
a. Dipilih kedele yang bermutu baik, ditimbang sebanyak 500 g, lalu dibersihkan
dan dicuci dengan air bersih. Direbus selama ½ jam, kemudian direndam dalam
air perebus selama 18-24 jam.
b. Setelah direndam, dikuliti sampai bersih. Kulit ari dibuang.
c. Kedele yang telah terkupas/dibuang kulit arinya, direbus dengan air bersih
selama 1 jam. Kemudian ditiriskan dan didinginkan sambil diaduk dan
dirasakan.
d. Setelah dingin, kedele ditaburi inokulum, sebanyak 1 ½ g. Diaduk dengan alat
pengaduk sampai inokulum tersebar rata pada seluruh bagian kedele.
e. Kedele yang sudah dicampur inokulum dimasukan kedalam kantung plastic yang
telah ditusuk-tusuk dengan jarum.
f. Diinkubasikan pada suhu kamar selama 2-3 hari.
Catatan :
Perlakuan: perendaman dengan asam, bubuk tempe dan inokulum murni.
15
Kedele
Sortasi
Dicuci
Direbus (30 menit)
Direndam (22 jam)
Cara Cara
Tradisional Dicuci bersih Baru
Tempe
16
Difermentasikan 38 - 40 jam
dibungkus dengan daun pisang bersih
Tempe
1. Pendahuluan
Kecap merupakan salah satu makanan hasil fermentasi yang berasal dari negeri
Cina dan sudah lama dikenal di Indonesia sebagai bahan penyedap makanan dalam
berbagai masakan. Di Cina kecap juga disebut “chiang yiu”dan di Jepang disebut
“shoyu”
Pembuatan kecap secara fermentasi pada dasarnya merupakan pemecahan protein,
lemak dan karbohidrat menjadi fraksi-fraksi yang lebih sederhana yang menentukan
citarasa, aroma dan komposisi kimia kecap. Pada pembuatan kecap kadang-kadang
ditambahkan bahan yang mengandung pati dengan maksud memperoleh kecap yang
wangi. Umumnya bahan-bahan yang dicampur pada kedele adalah terigu yang telah
disangrai.
c. Pengaduk kayu
d. Plastik atau daun pisang
e. Alat penumbuk atau gilingan
f. Ayakan (mesh)
g. Wajan untuk menyangrai tepung beras
h. Botol atau kantung plastik untuk menyimpan starter
Cara pembuatan;
a. Katul ditambah air kemudian dikukus sampai masak
b. Pada katul yang telah masak dan didinginkan taburkan bahan yang
mengandung kapang Aspergillus oryzae sedikit dan kemudian aduk sampai
merata.
c. Masukkan dalam tampah bambu yang bersih dan di atasnya tutup dengan
plastik atau daun pisang.
d. Simpan dalam ruangan tempat fermentasi (pemeraman) sampai seluruh bahan
ditumbuhi kapang dan warnanya hijau kekuning-kuningan yaitu sekitar 3 hari.
e. Bahan yang telah ditumbuhi kapang (berjamur) kemudian dijemur sampai
kering.
f. Tumbuk atau giling dan kemudian diayak. Bagian yang halus astarter
kecap/tauco.
g. Supaya ekonomis starter diencerkan dengan mencampurkannya pada tepung
beras yang telah disangrai (kurang lebih 10 g starter untuk 100 g tepung beras).
h. Masukkan dalam botol atau kantung plastik dan tutup rapat.
i. Starter siap untuk dipakai.
Catatan :
- Bahan yang mengandung kapang Aspergillus oryzae
- Jangan menggunakan tampah bambu bekas pembuatan starter tape, tempe atau
oncom oleh karena dapat menular kan jenis-jenis kapang lain.
- Catatan-catatan lainnya sama dengan pembuatan starter
19
Diagram alir pembuatan starter kecap dan tauco secara tradisional di Indonesia terlihat
pada
Gambar 4.
Didinginkan
Di Indonesia dikenal dua jenis kecap yaitu manis dan kecap asin. Di Jepang
dikenal dengan nama “shoyu” dan di Cina dengan nama “chiang yiu”. Prinsip cara
pembuatannya hampir sama.
Pembuatan Kecap
2. Bahan dan Alat
a. Bahan :
- Kacang kedele
- Bahan pencampur (terigu) jika diperlukan
20
Kedele
Dicuci dan dibersihkan
Direndam (± 12 jam)
Direbus
Ditiriskan
Ditampah asam tanpa terigu
Fermentasi I oleh kapang (± 3 hari)
2. Kecap Usukuchi adalah kecap berwarna terang, citarasa lunak dan terutama
digunakan pada masakan masakan agar citarasa dan warnanya tidak berubah
22
mempunyai kadar nitrogen sebesar mempunyai kadar nitrogen sebesar 1,2 %. Sekitar
10 persen kecap di Jepang jenis usukuchi.
3. Kecap Tamari adalah adalah kecap yang mempunyai citarasa kuat dan warnanya
coklat gelap. Dibuat dari kedele dan dicampur dengan wheat sedikit. Jenis kecap ini
banyak yang diproduksi di Asia Tenggara termasuk di Indonesia
5. Kecap Shiro adalah kecap yang mengandung gula-gula reduksi dan berwarna ke
kuning-kuningan.
Beberapa Diagram alir pembuatan “shoyu” terlihat pada Gambar 6,7,8 dan 9 sebagai
berikut :
23
Didinginkan Dicampur
Campuran
Penuaan (lebih dari satu tahun untuk memperoleh kualitas yang baik
Dipres
Pasturisasi
Didinginkan
Dituangkan
Inkubasi
Koji
Moromi
Dipres
Bungkil (Cake)
Kecap mentah
(c)
Pasteurisasi
Shoyu Usukuchi
Dinkubasi
Koji
Moromi
(b)
Fermentasi
Filtrasi
Residu
Cairan yang
sudah bersih
(c)
Pencampuran
26
Campuran
hidrolisis dengan 20 % asam
hidrokhlorat mendidih (12 -16 jam)
Filtrasi
Pasteurisasi
1. Pendahuluan
Tauco merupakan salah satu produk fermentasi tradisional Indonesia yang
berbentuk pasta (semi padat), mempunyai warna bermacam-macam dari kuning
keputihan sampai coklat kehitaman serta aroma dan rasa yang spesifik.
Pembuatan tauco pada prinsipnya adalah sama dengan pembuatan kecap
yaitu melalui proses fermentasi oleh kapang dan fermentasi oleh bakteri dan ragi
tauco dalam larutan garam. Kedele untuk membuat tauco harus dibuang dahulu
kulitnya (berbeda dengan pembuatan kecap), oleh karena pada pembuatan tauco, air
rendaman tidak dipisahkan dan kedelenya dapat dimakan bersama.
Jenis tauco yang beredar dipasaran Indonesia ada 2 macam, yaitu tauco
basah (dijual dalam botol) dan tauco kering (dijual dalam kantong plastik).
3. Cara Kerja
a. Kedele dibersihkan dari kotoran-kotoran dicuci sampai bersih dan kemudian
direndam dalam air selama 1 malam.
b. Kedele dibuang kulitnya dan kemudian direbus sampaii empuk, ditiriskan
kemudian dicampur dengan tepung beras ketan putih yang telah disangrai.
c. Campuran dimasukkan ke dalam tampah, lalu ditambah bibit kapang tauco dan
diaduk sampai rata.
d. Fermentasi selama ± 3 hari.
e. Bahan yang telah berjamur kemudian dimasukan dalam larutan garam 20%
(perbandingan 1 : 1), disimpan selama 1-3 bulan seperti pada pembuatan kecap.
f. Tauco, lalu dimasak dibumbui dan dibotolkan (tauco basah).
g. Untuk membuat tauco kering, bahan dimasak sampai kental dan setelah itu
dimasukkan dalam tampah bambu, dijemur sampai agak kering, kemudian
dibungkus dalam kantong plastik.
Catatan :
Perlakuan dapat dikerjakan dengan perbedaan konsentrasi garam di dalam larutan
garam.
29
Kedele
Dibuang kulitnya
Direbus
Ditiriskan
Tauco kering
Gambar :10. Diagram alir pembuatan tauco
30
V. PEMBUATAN ONCOM
1. Pendahuluan
Oncom adalah suatu jenis produk fermentasi kapang dengan menggunakan
bahan mentah kacang tanah. Jenis kapang yang digunakan dalam pembuatan oncom
adalah kapang Neurospora sitophila (oncom merah) dan Rhizopus oligosporus (oncom
hitam).
Pada waktu membuat oncom, perlu pula diperhatikan sanitasinya yaitu untuk
mencegah kontaminasi dari mikroba lainnya terutama dengan Aspergillus flavus yang
dapat memproduksi aflatoksin. Air yang digunakan untuk merendam bungkil kacang
tanah dapat ditambahkan asam cuka.
Catatan :
- pengerjaan harus bersih
- jangan menggunakan tampah beras pembuatan starter jenis lain
32
- Pada step (e), sebaiknya setelah kapang mulai aktif tumbuhnya, tutup
daun pisang/plastik diganti dengan tampah bambu supaya tutup tadi
kontak dengan bahan.
Cara pembuatan starter segar :
a. Bungkil kacang tanah direndam selama 1 malam
b. Cuci, tiriskan, kemudian campur dengan tepung ampas tapioka (onggok),
perbandingan kira-kira 2 : 1
c. Kukus sampai masak
d. Taburkan dalam tampah bambu
e. Taburi dengan kapang oncom merah (bagian yang merah/ oranye dari oncom
segar)
f. Tutup dengan daun pisang, plastik atau tampah bambu.
g. Biarkan sampai bahan hangat dan dtumbuhi benang-benang (mycelium) kapang,
sekitar 1 hari 1 malam.
h. Potong kecil-kecil (hancurkan) dengan pisau yang bersih
i. Bahan di atas adalah starter segar dan pemakainnya harus segera pada saat itu.
Catatan: - pengerjaan harus bersih
- tampah jangan bekas starter lain
- starter ini dipakai dengan menebarkan secukupnya di atas bahan yang
akan dibuat oncom merah.
Skema pembuatan starter oncom merah dapat dilihat pada Gambar 11
Jagung dicuci bersih
Digiling halus
4. Pembuatan oncom
4.1.Bahan dan Alat
a. Bahan :
- Bungkil kacang tanah
- Ragi oncom
b. Alat :
- Panci
- Kompor
- Tampah
- Kantong plastik
- Alat pengaduk
Dibersihkan (dicuci)
Diperas
Didinginkan
Dicetak
Ditaburi inokulum
Oncom
Pendahuluan
Genus Species
Candida C. guilliermodii
C. humicola
C. intermedia
C.japonica
C. lactosa
C. melinii
C. mycoderma
C.parapsilosis
C. parapsilosis var. Intermedia
C. pelliculosa
C. solani
Saccharomyces S. cerevisiae
Endomycopsis E. chodatii
E. fibuliger
Hansenula H. subpelliculosa
H. anomala
H. malanga
Amylomyces A. rouxii
Aspergillus A. oryzae
Fusarium Fusarium sp.
Mucor M. circinelloides
M. javanicus
M. rouxii
Rhizopus Rhizopus sp.
R.oryzae
Di Indonesia dikenal beberapa macam ragi misalnya ragi tempe, ragi tape, ragi
roti dan lain-lainnya. Ragi tape yang beredar dipasaran dan banyak dikenal adalah ragi
NKL (Nak Kok Liong). Ragi ini berwarna putih dan dijual berbentuk butiran bulat dan
agak lonjong dengan berat sekitar 5 gram. Ragi tape merupakan media kering yang
38
terbuat dari tepung serealia dan diberi beberapa rempah-rempah mengandung kapang,
khamir dan beberapa macam bakteri. Ragi tape maupun ragi roti dapat menghasilkan
alkohol. Di Malaysia ragi tape disebut ragi tapai, jui-paing, di Thailand disebut ragi
loogpang, lukpaeng; di Filipina ragi bubod levadura; di China ragi chu, levure chinoise;
di India bakhar, mucha, ranu, atau u-y-iat; di Indonesia disebut ragi tape.
Jadi ragi merupakan media yang mengandung inokulum mikroba. Ragi tempe
adalah media yang mengandung inokulum untuk pembuatan tempe, ragi tape digunakan
untuk membuat tape.
Tepung beras dicampur dengan bubuk jahe, merica, cabai, lengkuas, bawang putih, air
perasan tebu, kayumanis, pekak dan lain-lainnya. Campuran ini diberi air atau cairan
peras tebu. Kemudian diinokulasi dengan bubuk ragi kering dan dibuat bulatan bulatan
pipih dengan ukuran 0,5 sampai 1 cm dan diletakan dalam nampan bambu dengan alas
merang padi kemudian ditutup dengan daun pisang. Dikeringkan pada suhu 25 sampai 30
0
C selama 2 sampai 5 hari. Untuk jelasnya dapat dilihat pada diagram alir Gambar 13 dan
14.
Di Filipina ragi diberi nama bubod (bubud) levadura dibuat dengan berbagai
proses pembuatan. Bubud dapat dibuat dari beras ketan dicampur dengan beras. Beras
dicuci dengan baik direndam satu malam, ditiriskan dan kemudian digiling. Tepung ini
dicampur dengan bubuk akar jae, digulung berbentuk bulat atau berbentuk pipih dengan
tebal dan panjang berbeda-beda tanpa diberi inokulum. Cara lain pembuatan bubod
adalah dengan menginokulasikan bubuk bubod yang telah dibuat dan yang sudah jadi.
Inkubasi dilakukan pada kondisi suhu kamar disimpan sekurang-kurangnya 3 hari. Dalam
penyimpanan tersebut mikroba akan tumbuh. Mengenai diagram alir pembuatan bubod
dapat dilihat pada Gambar 15 dan 16.
39
Dicampur
Diayak
Dibiarkan 1 – 2 jam
Dibiarkan 2 – 3 jam
Ragi tape
Tepung beras
Ragi lama
Penambahan rempah
rempah
Dihancurkan
Dikeringkan
Ragi tape
Bubod
Tabel 4. Komposisi rempah-rempah pada pembuatan ragi tape (Saono et al, 1974
dalam Suliantari dan Rahayu, 1990)
Rempah-rempah Jumlah rempah (% terhadap
beras)
Bawang putih (Allium sativum) 0,50 – 18,70
Lada ( Piper nigrum 0,05 – 6,20
Lada hitam ( Piper retrofacteum) 0,30 – 2,50
Lengkuas (Alpina galanga) 2,50 – 50,00
Jeruk nipis (Citrus auranticum aurantifolia) 2,50
Cabe merah (Capsicum frutescent) 0,25 – 6,20
Kayu manis (Cinnanomun burmani) 0,05 – 3,50
Adas (Foeniculum officinarum) 2,50 – 3,00
Tebu ( Saccharum officinarum) 1,00 – 12,5
- Sendok
2. Cara kerja
a. Sebanyak 1 kg ketan / singkong dicuci bersih lalu ditanak sampai masak.
b. Dimasukan kedalam talan, langsung didinginkan.
c. Dalam keadaan dingin dicampur ragi merata sebanyak 1%.
d. Diinkubasi pada suhu kamar selama 3 hari.
Didinginkan Didinginkan
1. Pendahuluan
Brem bali merupakan minuman beralkohol pada umumnya dibuat secara
tradisional. Brem bali dibuat dari ketan putih atau hitam atau campuran dari kedua ketan
tersebut tanpa melalui proses distilasi sama halnya seperti pada pembuatan sake.
Sedangkan pada pembuatan arak beras yang telah mengalami fermentasi cairan yang
diperoleh dilanjutkan dengan proses distillasi. Arak mempunyai kadar alcohol sebesar 42
% (Wibaut 1951), sake kadarnya 13% sedangkan pada brem mempunyai kadar alcohol 7
– 8 % (Sudjatha et al., 1997)
Kata brem tidak hanya dikenal di Bali tetapi juga di Jawa sehingga menurut
Steinkraus (1983) di Indonesia terdapat tiga macam brem yaitu brem padat madiun, brem
padat wonogiri dan brem bali (brem cair). Brem padat madiun dibuat di Madiun (Jawa
Timur), brem padat wonogiri dibuat di Wonogiri (Jawa Tengah), sedangkan brem bali
dibuat di Bali. Brem padat berwarna putih kekuningh-kuningan. Brem padat umumnya
dibuat dari ketan putih.
Brem bali oleh Rose (1982) dalam Steinkraus, 1983) dimasukkan dalam “rice
wine “ seperti halnya sake (Jepang), Mie chiu (China), Sato (Thailand), Sonti (India), dan
Yakyu (Korea). Brem bali mempunyai citarasa spesifik sebagai minuman tradisional.
Tamu- tamu manca Negara yang datang ke Bali selalu menanyakan brem bali dan
biasanya bagi pengelola hotel minuman brem bali dipakai sebagai minuman ucapan
“selamat datang”.Pada saat ini brem bali tidak hanya dipasarkan di daerah Bali juga
dipasarkan di kota –kota besar seperti di Jakarta, Surabaya dan kota- kota lainnya di
Indonesia tetapi belum memasuki pasaran internasional. Untuk memasuki pasaran
internasional perlu dilakukan perbaikan kualitas antara lain pengurangan rasa manis dan
peningkatan kadar alkohol.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa produksi brem bali harus tetap ada
sebab diperlukan dalam upacara agana Hindu di Bali sebagai tetabuhan disamping itu
beberapa penduduk diantaranya senang meminumnya. Brem bali mempunyai rasa manis
45
dengan kadar alcohol rendah (7 sampai 8 persen) sehingga agak kurang disukai oleh
wisatawan mancanegara tidak seperti wine atau sake atau minuman beralkohol lainnya.
Oleh karena itu perlu ditingkatkan mutunya apabila ditujukan sebagai komoditi bagi tamu
mancanegara atau sebagai komoditi ekspor untuk menambah devisa negara non migas.
Mutu brem bali perlu ditingkatkan tanpa menghilangkan sifat khasnya seperti aroma dan
citarasanya kecuali rasa manis dikurangi dan kadar alkoholnya perlu ditingkatkan. Akan
tetapi sebagai bahan tetabuhan tetap masih dapat digunakan.
Brem bali umumnya dibuat dari ketan putih atau hitam atau campuran dari kedua
macam ketan tersebut. Dengan makin berkembangnya teknologi timbul usaha-usaha
untuk membuat minuman beralkohol dari buah-buahan atau umbi-umbian sehingga
mempunyai citarasa, aroma dan kadar alkohol seperti brem yang terbuat dari beras ketan.
Apakah minuman demikian ini dapat dikatakan brem bali. Bila dikatakan brem bali maka
pergeseran definisi brem. Namun demikian dibawah ini akan diuraikan pembuatan brem
bali dari beras ketan dengan proses tradisional.
3. Cara Kerja
a. Beras ketan hitam sebanyak 1 kg setelah dicuci dikukus.
b. Diaron dengan 1 1/3 liter air, lalu dikukus kembali selama 30 menit.
c. Dimasukkan kedalam panci langsung didinginkan.
46
d. Setelah dingin diinokulasi dengan ragi sebanyak 0,1% dan diperam selama 4
haqri dalam stoples.
e. Nasi ketan yang telah disakarifikasi kemudian diperas melalui kain batis, lalu
diencerkan dengan air 1 : 1.
f. Fermentasi alkohol pada suhu ruang.
g. Dimasukkan kedalam botol.
h. Dipasteurisasi pada suhu 60-70oC selama 30 menit.
i. Dimatangkan pada suhu 10-15oC selama 3 bulan atau lebih.
Catatan :
Untuk perlakuan dapat dilakukan dengan menggunakan ragi biasa dan ragi roti.
47
Dikukus
Diaron
Didinginkan
Ditaburi ragi
Dibotolkan
Brem Bali
Dicampur
25% Ketan hitam
75% Ketan putih
Dimasak
Didinginkan
Fermentasi 5 hari
Pemisahan Tape
Campuran
Penambahan Yeast
Pemeraman
Bottling
Pengepakan
1. Pendahuluan
Sake adalah minuman beralkohol bening atau kuning pucat mengandung
kadar alkohol 15 sampai 18% atau lebih mempunyai aroma spesifik sedikit terasa
asam dan agak manis. Sake yang dibuat di Jepang erat hubungannya dengan wine
beras chua atau disebut shoosing chu sake sebagai minuman beralkohol telah
dikenal ribuan tahun yang lalu. Dalam tahun 1973 telah diproduksi sebanyak 1,8 juta
kilo liter sake.
Beras
Disosoh
Bran
Dicuci
Direndam
Dikukus
Didinginkan
Dicampur Air
(Moromi)
Sake
Catatan :
Pembuatan koji untuk sake
Beras direndam ditiriskan dikukus didinginkan dan kemudian di inokilasi
dengan Aspergillus oryzae (tane koji). Pemberian dilakukan dengan
o
diinkubasi pada suhu 20-30 C selama 5-66 hari atau sampai terjadinya
pertumbuhan jamur tersebut dan dilakukan pada kelembaban tinggi.
Pembuatan moto
Koji dan beras yang telah dikukus dicampur dengan air dibiarkan selama
13-19 hari. Pada saat ini akan ditumbuhi oleh yeas liar, dan bakteri asam
laktat kemudian baru diinokulasi sake dibiarkan 7-15 hari.
52
1. Pendahuluan
Anggur (wine) merupakan minuman hasil fermentasi, yang pada mulanya
berasal dari perasan buah anggur, yang dilakukan oleh khamir. Perkembangan lebih
lanjut menunjukkan anggur dapat dibuat dari berbagai buah. Pada proses fermentasi
gula yang terdapat di dalam perasan akan dirombak oleh sel khamir menjadi alkohol
dan CO2.
Gula yang ditambahkan pada sari buah bertujuan untuk memperoleh kadar
alkohol yang lebih tinggi, walaupun bila kadar gula terlalu tinggi aktivitas dari
khamir dapat terhambat. Konsentrasi yang optimum untuk menghasilkan kadar
alkohol yang optimum adalah 20 %. Kadar gula yang baik untuk permulaan
fermentasi adalah 15-16%, hal ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan
khamir pada awal fermentasi.
2. Bahan dan Alat
a. Bahan :
- Buah-buahan (angur, pisang, nenas, jambu mente, arbein, buni dan lain
sebagainya).
- Gula pasir
- Ragi roti
- Air
b. Alat :
- Kompor
- Panci
- Sendok
- Botol fermentasi
- Tong fermentasi
Cara Kerja
53
c. Buah dipilih yang cukup masak, tidak busuk, tidak asam dengan aroma yang
menyenangkan.
d. Buah dikupas, dipotong-potong diblender lalu dibungkus dengan kain lalu
diperas.
e. Diencerkan dengan tambahan air 3 kali volume sari buah dan ditambah gula
sampai mencapai kadar gula 16%, lalu dipasterurisasi para suhu 70-80oC selama
1 jam.
f. Semalam sebelum peragian, ragi diaktifkan dalam media starter yang dibuat dari
sari buah. Pembuatan starter sebanyak kira-kira seperseratus dari volume larutan
yang akan diragikan. Ragi ditambahkan sebanyak ± 5 gram per 100 ml larutan
starter dan dibiarkan satu malam.
g. Larutan starter dimasukan ke dalam media fermentasi hasil pasteurisasi,
kemudian peragian dibiarkan bekerja selama 4-7 hari, dengan setiap 1 hari kadar
gula diperiksa dipertahankan 16% dengan penambahan larutan gula pekat.
h. Anggur buah ini disimpan dalam gudang bawah tanah yang sejuk di dalam
tong-tong kayu besar selama 3 bulan. Pada proses ini aroma dari buah akan
timbul.
i. Anggur dipindahkan kedalam botol-botol, untuk disimpan lagi selama 6-12
bulan.
Catatan :
Untuk perlakuan anggur dapat dibuat dari bermacam-macam buah
Diagram alir pembuatan anggur dapat dilihat pada Gambar 21
54
Buah segar
Dikupas
Dihancurkan
Dikestraksi
Ditambahkan gula
Dipasteurisasi
Anggur (Wine)
Gambar 21. Diagram Alir Pembuatan Wine
Pembuatan wine secara umum dan White Table Wine berturut-turut terlihat pada
Gambar 23 dan 24