2. Klasifikasi
a. Berdasarkan terjadiannya
1. Abortus spontan
Terjadi tanpa ada unsur tindakan dari luar
2. Abortus porovakatus
Sengaja dilakukan sehingga kehamilan dapat diakhiri
Upaya konsepsi yang dapat dilakukan berdasarkan :
Indikasi medis
Menghilangkan kehamilan atas indikasi ibu, untuk menyelamatkan
jiwanya. Indikasi medis tersebut antara lain :
Penyakit, jantung, ginjal
Ganguan jiwa ibu
Adanya kelainan bawaan
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim
1
Indikasi Sosial
Pengguguran kandungan dilakukan atas dasar aspek sosial yaitu :
Menginginkan jenis kelamin tertentu
Tidak ingin punya anak
Jarak kehamilan terlalu pendek
Belum siap untuk hamil
Kehamilan yang tidak di inginkan
b. Berdasarkan Pelaksanaannya
Berdasarkan pelaku agar gugur kandungan, dapat dibagi :
1. Keguguran buatan yang terapeutik
Dilakukan tenaga medis secara langsung
2. Keguguran buatan yang illegal
Dilakukan tanpa dasar hukum atau melawan hukum
c. Berdasarkan pelaksanaannya
Berdasarkan pelaku gambaran klinis :
1. Abortus kompeletus (keguguran lengkap)
2. Abortus inkompletus (keguguran tidak lengkap)
3. Aboruts imminens (keguguran mengancam)
4. Abortus insipien (kegguran tidak terhalangi)
5. Abortus infeksia usus dan abortus septik (Keguguran dengan infeksi)
6. Abortus habitualis (keguguran berulang) (Rustam, 1998)
3. Etiologi
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi ada
beberapa faktor penyebab yaitu :
a. Kelainan ovum
b. Penyakit ibu
c. Kelainan plasenta
d. Kelainan rahim (Rustam, 1998)
2
4. Patofisiologi
Kelainan ovum Penyakit Ibu Kelainan Plasenta Kelainan Rahim
Pertumbuhan Peny. Infeksi Anemia Gangguan Penyakit menahun Plasenta gangguan Mioma Uterus Uterus Retrofleksi
yang patologis virus gizi terinfeksi pembuluh uteri arkuatus sepi uterus
darah pada
Terganggunya DM Hipertensi Peny. Plasenta
Degenerasi hidatid Invasi virus peredaran O2 Mal nutrisi ginjal Distorsi
Pada villi ke fetus menuju sirkulasi gangguan uterus
retroplasenta metabolisme Terganggunya
peredaran darah Plasenta tidak dapat
Pertumbuhan fetus Virus pada plasenta berfungsi dengan baik Terganggunya pembentukan
yang abnoral terinfeksi Sirkulasi O2 Pertumbuhan endometrium
kejanin fetus
terganggu terganggu Plasenta tidak
dapat berfungsi Pertumbuhan janin terganggu
dengan baik
Kematian fetus
3
5. Manifestasi Klinis
a. Abortus kompletus
1. Uterus mengecil
2. Pendarahan sedikit
3. Kanalis servikalis telah tertutup
b. Abortus inkompletus
1. Perdarahan sampai terjadi keadaan anemis
2. Perdarahan mendadak banyak, menimbulkan keadaan gawat
3. Terjadi infeksi ditandai dengan peningkatan suhu
4. Nyeri perut
5. Hipotensi, RR dan DN meningkat
c. Abortus Imminens
1. Amenorhoe
2. Perdarahan
3. Perut sakit (mules)
d. Abortus insipient
1. Perdarahan
2. Perut sangat sakit
3. Pada pemeriksaan terdapat kanalis servikalis yang terbuka
4. Hipotensi, RR dan DN meningkat
e. Abortus infeksious
1. Terjadi perdarahan dan darah berbau busuk
2. Uterus lembek
3. Nyeri tekan
4. Leukositosis
5. Temp dan DN meningkat
f. Abortus habitualis
1. Perdarahan sampai kehamilan yang ketiga atau lebih
2. Perut sakit (Rustam, 1998)
4
6. Penatalaksanaan
a. Abortus kompleks
Penanganan abortus kompletus dapat dilaksanakan dengan :
Bila pasien anemi berikan hematinik seperti sulfasfenosus atau transfusi
darah.
Beri antibiotik untuk mencegah infeksi
b. Abortus inkompletus
Penanganan abortus inkompletus di laksanakan dengan :
~ Dalam keadaan gawat karena kekurangan darah dapat di pasang infus
dan tranfusi darah untuk memulihkan keadaan umum.
~ Lakukan kuretase
o Langsung, pada umur kehamilan kurang dari 4 minggu
o Dengan indikasi, pada umur kehamilan diatas 14 minggu
~ Pengobatan
o Berikan eterotonika
o Antibiotik untuk mencegah infeksi
c. Abortus imninens
Penanganan abortus imninens dilaksanakan dengan :
Istirahat total ditempat tidur
o Meningkatkan aliran darah kerahim
o Mengurangi rangsangan mekanis
Obat-obatan yang dapat diberikan
o Penenang : penobarbita, valium
o Anti perdarahan : adena, transamine
o Vit, B kompleks
o Hormonal : progesteron
o Penguat plasenta : gestanon, duphastun
o Anti kontraksi rahim duvaldilon, pavaperin
5
d. Abortus insipiens
Penanganan abortus insipiens dilaksanakan dengan :
Pada umur kehamilan kurang dari 14 minggu dapat segera di lakukan
kuratase sehingga sebelumnya hasil konsepsi dapat di keluarkan
Diatas 14 minggu dilakukan indikasi
Pada kasus perdarahan banyak di keluarkan secara digital
Pengobatan : eterotonika
e. Abortus infeksious
Penanganan abortus infeksious dilakukan dengan :
Berikan tranfusi darah dan cairan yang cukup
Berikan antibiotik yang tepat (lakukan penjinakan dan uji kepekaan
obat)
o Berikan suntikan penisillin
o Berikan suntikan streptomisin
o Antibiotik spektrum luas
f. Abortus habitualis
Pengobatan pada kelainan dari endometrium pada abortus habitualis lebih
besar hasilnya bila dilakukan sebelum ada konsepsi dari pada sesudahnya.
24 – 28 jam setelah di lindungi antibiotik lakukan kuretase pengeluaran hasil
konsepsi atau mungkin bisa lebih cepat dilakukan kuratase bila terjadi
perdarahan yang banyak.
7. Komplikasi
Perdarahan
Perforasi
Infeksi
GGA
Syok (Rustam, 1998)
6
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Sirkulasi
Gejala-gejala hipertensi atau edema dapat terjadi pada gestasi minggu
ke 20
Gejala hipotensi, pucat, anemia, pusing dapat terjadi pada
perdarahan-perdarahan pervagina, Hb menurun.
Aktivitas/Istirahat
Kelemahan atau keletihan, perubahan pola aktivitas
Integritas ego
Stress, harga diri rendah, ansietas, menarik diri
Makanan dan cairan
Mual/muntah
Seksualitas
Pembesaran uterus (-), proporsi gestasi lebih kecil
Penurunan jaringan payudara
Pemeriksaan diagnostik
USG
Pemeriksaan kadar vibronan = menurun
Periksa darah lengkap
Periksa kadar esterogen dan progesteron
2. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler
yang berlebihan ditandai dengan hipotensi, peningkatan frekwensi nadi,
urine sedikit.
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia ditandai
dengan perubahan tanda-tanda vital pada ibu.
7
3. Nyeri berhubungan dengan kontraksi otot/dilatasi serviks, trauma jaringan
ditandai dengan laporan nyeri.
4. Ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian pada diri sendiri
ditandai dengan peningkatan ketegangan.
5. Resiko tinggi cedera pada ibu berhubungan dengan hipoksia jaringan,
profil darah abnormal dan kerusakan sistem imun.
6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan perdarahan dan kerusakan sitem
imun.
7. Resiko tinggi kelebihan volume cairan berhubungan dengan penggantian
kehilangan cairan yang berlebihan atau cepat.
8. Kurang pengetahuan mengenai rasional hemoragik dan kebutuhan
tindakan berhubungan dengan kurang informasi dan tidak mengenal
sumber informasi ditandai dengan klien meminta informasi dan
pengungkapan pernyataan yang salah.
3. Perencanaan
Diagnosa Keperawatan 1
Tujuan : Volume cairan terpenuhi
KH : Tanda-tanda vital kembali dalam batas normal
Intervensi :
Pantau masukan dan haluaran
Evaluasi dan catat jumlah pengeluaran darah
Lakukan tirah baring
Catat tanda-tanda vital
Tinjau ulang pemeriksaan darah
Kolaborasi pemberian cairan melalui IV
Rasional :
Menentukan luasnya pengeluaran cairan
Perkiraan kehilangan darah membantu membedakan diagnosa
Perdarahan dapat berhenti dengan reduksi aktivitas
Membantu menentukan kehilangan darah
8
Menentukan jumlah darah yang hilang
Meningkatkan volume sirkulasi darah
Evaluasi :
Volume cairan dapat terpenuhi
Diagnosa Keperawatan 2
Tujuan : Perfusi adekuat
KH : Tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi :
Perhatikan status fisiologis ibu, sirkulasi dan volume darah
Catata kehilangan darah ibu
Anjurkan tirah baring
Berikan sumplemen O2 pada klien
Rasional :
Kejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan
Kehilangan darah ibu secara berlebihan menurunkan perfusi plasenta
Meningkatkan sirkulasi
Meningkatkan ketersediaan O2
Evaluasi :
Perfusi adekuat yang dibuktikan oleh vital sign ibu dalam batas normal
Diagnosa Keperawatan 3
Tujuan : Nyeri berkurang
KH : - Klien melaporkan nyeri berkurang
- Klien tampak tenang
Intervensi :
Tentukan sifat dan lokasi nyeri
Kaji stress psikologis klien dan respon emosional terhadap kejadian
Berikan lingkungan yang tenang
Intruksikan klien menggunakan teknik relaksasi
9
Berikan narkotik sedatif
Rasional :
Membantu dalam mendiagnosa dan memilih tindakan
Ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat dapat memperberat
ketidaknyamanan
Membantu menurunkan ansietas
Mengurangi rasa nyeri
Meningkatkan kenyamanan klien
Evaluasi :
Nyeri teratasi
Diagnosa Keperawatan 4
Tujuan : Rasa takut hilang
KH : Klien tampak tenang dan rileks
Intervensi :
Pantau respon verbal dan non verbal dari pasangan klien
Berikan informasi dalam bentuk verbal dan tertulis
Dengarkan masalah klien
Libatkan klien dalam perencanaan
Rasional :
Mengetahui tingkat rasa takut yang sedang dialami
Pengetahuan membantu mengatasi takut
Meningkatkan rasa kontrol terhadap situasi
Mengurangi rasa takut
Evaluasi :
Rasa takut hilang
Diagnosa Keperawatan 5
Tujuan : Tidak terjadi cedera pada ibu
10
KH : - Profil darah kembali normal
- Tidak terdapat tanda-tanda hipoksia pada ibu
Intervensi :
Kaji jumlah darah yang hilang
Catat suhu, bau serta rabas vagina
Catat masukan dan haluaran urine
Berikan penggantian cairan
Rasional :
Hemoragik berlebihan dan menetap mengancam hidup klien
Kehilangan darah yang berlebihan serta penurunan Hb meningkatkan resiko
terkena infeksi
Penurunan perfusi ginjal mengakibatkan penurunan haluaran urin
Mempertahankan volume sirkulasi untuk mengatasi kehilangan cairan
Evaluasi :
Tidak terjadi cedera pada ibu
Diagnosa Keperawatan 6
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
KH : Tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi :
Perhatikan perubahan pada tanda-tanda vital
Perhatikan gejala malaise, menggigil dan anorexia dan demam
Pantau adanya bau busuk pada pendarahan
Kaji kadar Hb/Ht
Rasional :
Peningkatan suhu selama 2 hari berturut-turut dan leukositosis dapat
menandakan infeksi.
Gejala-gejala ini menandakan adanya infeksi
Bau busuk pada perdarahan menandakan infeksi
11
Anemia sering menyertai infeksi
Evaluasi :
Tidak terjadi infeksi
Diagnosa Keperawatan 7
Tujuan : Tidak terjadi kelebihan volume cairan
KH : Pemberian pengganti cairan sesuai yang dibutuhkan
Intervensi :
Pantau peningkatan tekanan darah dan denyut nadi
Pantau dengan cermat kecepatan infus secara manual
Pantau masukan dan haluaran
Kaji kadar Ht
Rasional :
Bila pengganti cairan berlebihan beban kerja sirkulasi darah berlebih
Kecepatan infus yang berlebihan meningkatkan resiko kelebihan volume
cairan
Haluaran urine yang meningkat menandakan volume sirkulasi kembali
normal
Kadar Ht menandakan jumlah kehilangan darah
Evaluasi :
Volume cairan adekuat
Diagnosa Keperawatan 8
Tujuan : Klien mengerti tentang pengobatannya
KH : Klien tidak meminta informasi dan pernyataannya benar
Intervensi :
Berikan kesempatan untuk mengajukan pernyataan
Diskusikan kemungkinan terjadinya komplikasi
Beri penguatan informasi yang diberi perawatan kesehatan
Rasional :
12
Memberikan klarifikasi dan konsep yang salah diperbaiki
Memberi informasi tentang kemungkinan adanya komplikasi
Dapat menurunkan stress
Evaluasi :
Klien mendapatkan informasi yang tepat dan akurat
13
BAB II
LAPORAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data
a. Biodata
Nama : Ny. Z
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku Bangsa : Melayu / Indonesia
Status perkawinan : kawin
Alamat : Jl. Merdeka no. 27 Tg. Pura
Tanggal Masuk : 13 – 04 – 2013
Nama Suami : Tn. H
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Merdeka no. 27 Tg. Pura.
b. Data Psikologi
Keluhan Utama
Klien merasa nyeri pada perut bagian bawah
Klien mengatakan perdarahan pervagina sudah 3 minggu
14
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Provocative/palliative
Penyebabnya
Pengeluaran darah dari vagina akibat tindakan kuretase, nyeri dan
mules pada abdomen dan vagina terjadi karena janin didalam rahim
sudah meninggal sehingga uterus berkontraksi untuk
mengeluarkannya.
Hal-hal yang memperbaiki keadaan/memperburuk keadaan
Hal yang memperbaiki keadaan bila ia minum obat antalgin dan
yang memperburuk bila beraktivitas
b. Quantity/Quality
Bagaimana dirasakan
Nyeri dan mules pada abdomen dan vagina, lemas pusing dan klien
merasa tidak berguna karena tidak bisa mempertahankan anaknya.
Bagaimana dilihat
Klien tampak meringis kesakitan, gelisah skala nyeri 6 (sedang)
terpasang IVFD RL 20 gtt/i tranfusi darah 2 bag, memakai kateter,
lemah, takut menggerakkan ekstremitas bagian bawah, kegiatan
klien dibantu oleh keluarga dan perawat : skala aktivitas 3, tampak
pucat, berkeringat dingin, perdarahan 200 cc, klien tampak tidak
mau di temani oleh keluarganya hanya tampak ditemani suaminya.
c. Region
Dimana lokasinya
Lokasi mulai dari vagina sampai abdomen
Apakah menyebar
Menyebar dari vagina sampai abdomen
d. Severity
Ya, menggangu aktivitas, kegiatan/aktivitas klien dibantu oleh keluarga
dan perawat, skala aktivitas 3.
15
e. Time
Ini mulai timbul 3 hari yang lalu sebelum masuk RS
f. Data Psikologis
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia, klien merasa tidak
yakin bisa segera hamil lagi, klien merasa tidak berguna lagi, emosi klien
labil, perhatian klien terhadap orang lain kurang baik, klien kurang
memperhatikan teman bicaranya, klien hanya dijaga oleh suaminya
karena klien malu bertemu keluarga yang lain.
Klien dijenguk teman-teman dan saudaranya, klien gemar memasak,
adaptasi klien kurang baik, klien tidak dapat beradaptasi dengan
lingkungan RS, bila klien merasa ada keluhan pada dirinya ia akan segera
bertanya pada dokter/perawat.
g. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital : TD: 110/80 mmHg, HR : 84x/menit, RR :
24x/menit, temp : 36,50C
Kesadaran : Composmentis
Kepala : Rambut dan kulit kepala tampak bersih
Mata : Dapat membaca dalam jarak 30 cm,
konjungtiva pucat
Mulut : Bersih, pada lidah tidak ada beslag
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Vagina : Terdapat perdarahan + 200 cc (4 kali ganti
duk)
Perineum dan rectum : tidak ada varices dan hemoroid
Ekstremitas : Tidak ada edema dan varices, terpasang IVFD
RL 20gtt/i, pada tangan kanan.
h. Pemeriksaan Penunjang
16
USG : tidak terdengar denyut jantung janin dan tampak janin yang
sudah meninggal.
Hasil lab : Leukosit : 10.000 normal = 4,5 – 5,5 x103 mm3
meningkat
HB : 9 gr% normal = 12 – 14 gr% menurun
Therapy :
1. Tirah baring
2. diet MB TKTP
3. Therapy obat :
3. Ditranex 1 amp/12 jam
4. Ampicilin 3 x 500 mg/oral
5. Asam mefenamad 3 x 500 mg/oral
6. Infus RL 20 gtt/menit
Data Objektif
o Klien tampak gelisah
o Meringis kesakitan sekala nyeri sedang (6)
o Tampak lemah dan takut menggerakkan ekstremitas bagian bawah
o Kegiatan klien dibantu oleh perawat dan keluarga
o Skala aktivitas 3
o Klien tampak pucat dan berkeringat dingin
o Perdarahan 200 cc
17
o Klien hanya tampak ditemani oleh suaminya
18
dengan keluarga
Skala aktivitas 3
5 DS : Klien mengatakan tidak berguna Kegagalan Harga diri
karena tidak bisa mempertahankan menjadi ibu rendah
anaknya.
Klien mengatakan malu bertemu
keluarga
DO: Klien tampak hanya ditemani oleh
suaminya
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan adanya kontraksi otot dan trauma jaringan
ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada abdomen dan vagina, klien
tampak lemah, gelisah, meringis kesakitan, malas menggerakkan ekstremita
bawah dan klien tampak pucat dan berkeringat dingin.
2. Devisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler yang
berlebihan di tandai dengan klien mengatakan lemah dan pusing, perdarahan
200 cc, klien tampak pucat dan berkeringat dingin, klien terpasang IVFD RL
20 gtt/i, hasil lab leukosit 10.000 mm3, Hb : 9 %
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan
klien menyatakan nyeri pada abdomen dan vagina, klien mengatakan lemas,
klien tampak lemah, klien tampak malas menggerakkan ekstremitas bawah,
terpasang IVFD RL 20 gtt/i, kegiatan klien dibantu keluarga dan perawat,
skala aktivitas 3.
4. Harga diri rendah berhubungan dengan kegagalan menjadi ibu ditandai
dengan klien mengatakan tidak berguna karena tidak bisa mempertahankan
anaknya, klien malu bertemu keluarganya, klien tampak hanya ditemani oleh
suaminya.
19
C. INTERVENSI, RASIONAL, IMPLEMENTASI, EVALUASI
Diagnosa Keperawatan 1
Tujuan : Nyeri berkurang/hilang
KH : Klien tampak tenang dan rileks dan mengatakan nyeri sudah berkurang
Intervensi :
Kaji derajat dan lokasi nyeri
Berikan lingkungan yang tenang
Ajarkan teknik relaksasi yang baik
Observasi vital sign
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
Tentukan sifat dan lokasi nyeri
Bantu tindakan kenyamanan
Kaji stress psikologis klien dan respon emosional terhadap kejadian
Rasional :
Membantu memilih intervensi
Menurunkan ansietas
Mengurangi rasa nyeri
Mengetahui keadaan umum klien
Mengurangi rasa nyeri
Membantu dalam mendiagnosa dan memilih tindakan
Meningkatkan relaksasi
Ansietas sebagai respon situasi
Implementasi :
Jam 10.00 Wib : Mengkaji derajat dan lokasi nyeri/skala nyeri 4, lokasi
nyeri di perut dan vagina.
Jam 10.30 Wib : Menganjurkan keluarga untuk membatasi jam bertamu.
Jam 12.00 Wib : Menganjurkan untuk menarik nafas dari hidung dan
mengeluarkan dari mulut.
20
Jam 13.00 Wib : Melakukan vital sign, TD : 110/70 mmHg, RR 24 x/i,
HR : 80x/menit, Temp 370C.
Jam 14.00 Wib : Memberikan asam mefenamad 500 mg peroral.
Evaluasi :
S : Klien mengatakan nyeri pada abdomen dan vagina
O : Klien tampak meringis kesakitan dan gelisah
A : Nyeri, masalah belum teratasi
P : R/T dilanjutkan
Diagnosa Keperawatan 2
Tujuan : Volume cairan terpenuhi
KH : Tanda-tanda vital kembali dalam batas normal
Intervensi :
Pantau masukan dan haluaran
Evaluasi dan catat jumlah pengeluaran darah
Lakukan tirah baring
Catat tanda-tanda vital
Tinjau ulang pemeriksaan darah
Kolaborasi pemberian cairan melalui IV
Rasional :
Menentukan luasnya pengeluaran cairan
Perkiraan kehilangan darah membantu membedakan diagnosa
Perdarahan dapat berhenti dengan reduksi aktivitas
Membantu menentukan kehilangan darah
Menentukan jumlah darah yang hilang
Meningkatkan volume sirkulasi darah
Implementasi :
Jam 10.30 Wib : Memantau masukan dan haluaran (input : 1200 cc, out
put 1500 cc).
Jam 11.00 Wib : Mengkaji jumlah darah yang keluar 200 cc/hari
21
Jam 11.30 Wib : Menganjurkan klien untuk istirahat tirah baring
Jam 13.00 Wib : Memonitor tanda-tanda vital TD : 110/80 mmHg, HR
80x/menit, RR : 26x/menit.
Jam 13.30 Wib : Memberikan cairan parenteral (IVFD RL 20 gtt/menit)
Evaluasi :
S : Klien mengatakan lemah dan pusing
O : Perdarahan 200 cc, klien tampak pucat dan berkeringat dingin
A : Devisit volume cairan, masalah belum teratasi
P : R/T dilanjutkan
Diagnosa Keperawatan 3
Tujuan : Peningkatan toleransi aktivitas
KH : Klien tampak tidak lemah lagi
Intervensi :
Kaji skala aktivitas
Berikan posisi yang nyaman
Bantu pasien dalam melakukan mobilisasi
Jelaskan kepada klien untuk berlatih melakukan aktivitas semampunya
Ubah posisi klien setiap 1-2 jam
Rasional :
Mempermudah memilih tindakan
Posisi yang nyaman meningkatkan relaksasi otot
Menghindari klien melakukan aktivitas berlerbihan
Agar klien mau mengerti dan mau berlatih melakukan aktivitas
Mencegah komplikasi
Implementasi :
Jam 10.00 Wib : Mengkaji skala aktivitas (skala aktivitas 3)
Jam 11.30 Wib : Memberikan posisi semi fowler
Jam 15.00 Wib : Membantu klien personal hygiene (vulva hygiene)
22
Evaluasi :
S : Klien mengatakan lemas/lemah
O : Klien tampak dibantu keluarga dan perawat dalam melakukan aktivitas, skala
aktivitas : 3
A : Intoleransi aktivitas, masalah belum teratasi
P : R/T dilanjutkan
Diagnosa Keperawatan 4
Tujuan : Klien kembali percaya diri
KH : Klien sudah mau ditemui oleh keluarganya dan dapat mengungkapkan
perasannya.
Intervensi :
Anjurkan pengungkapan perasaan
Berikan informasi yang akurat
Anjurkan klien untuk bertanya tentang keadaannya
Tentukan persepsi diri pasangan sebagai individu dan orang tua
Berikan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan
Rasional :
Mengidentifikasi masalah
Menguatkan perasaan masih berguna
Meningkatkan pemahaman dan memperjelas konsep
Kelahiran memberikan kesempatan memberikan cinta, dicintai
Pengungkapan kehilangan memberikan kesempatan untuk penerimaan yang
dilakukan
Implementasi :
Jam 11.00 Wib : Menganjurkan klien untuk mengungkapkan
perasaannya
23
Jam 12.00 Wib : Memberitahukan bahwa klien masih bisa punya anak
dan kejadian ini bukan kesalahannya.
Jam 13.00 Wib : Menganjurkan klien untuk bertanya apa yang tidak di
ketahuinya.
Evaluasi :
S : Klien mengatakan tidak berguna karena tidak bisa mempertahankan anaknya
O : Klien hanya ditemani oleh suaminya
A : Harga diri rendah, masalah belum teratasi
P : R/T dilanjutkan
24
CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa Keperawatan 2
S : Klien mengatakan lemas dan pusing mulai berkurang
25
O : Perdarahan 100 cc
A : Devisit volume cairan
P :- Perhatikan tanda-tanda vital
- Perhatikan gejala-gejala infeksi
- Perhatikan bau busuk pada perdarahan
- Kaji kadar Hb dan berikan antibiotik dan ditranex
I :- Jam 09.30 Wib : Memperhatikan bau pada perdarahan, tidak ada bau
busuk pada perdarahan
- Jam 10.00 Wib : Melakukan vital sign TD : 110/70 mmHg, HR :
80x/menit, RR : 20x/menit, Temp : 370C.
- Jam 11.00 Wib : Mengkaji kadar Hb : 9 gr% memberikan amoxicillin
500 mg/oral memberikan ditranex 1 amp/IV.
E : Devisit volume cairan masalah belum teratasi
R : R/T dilanjutkan
Diagnosa Keperawatan 3
S : Klien mengatakan sudah mulai bisa beraktivitas
O : Kegiatan klien dibantu oleh keluarga, skala beraktivitas 2
A : Intoleransi aktivitas
P :- Kaji skala aktivitas
- Berikan posisi yang nyaman
- Bantu pasien dalam melakukan mobilisasi
I :- Jam 10.00 Wib : Mengkaji skala aktivitas (skala aktivitas : 2)
- Jam 13.30 Wib : Membantu klien personal hygiene (mempersiapkan
alat untuk vulva hygiene)
- Jam 14.00 Wib : Memberikan posisi semi fowler
E : Klien mengatakan sudah bisa beraktivitas, masalah sebagian teratasi
R : R/T dilanjutkan
Diagnosa Keperawatan 4
S : Klien mengatakan tidak berguna karena tidak bisa mempertahankan anaknya
26
O : Klien hanya ditemani oleh suaminya
A : Harga diri rendah
P :- Anjurkan pengungkapan perasaan
- Berikan informasi yang akurat
- Anjurkan klien untuk bertanya tentang keadaanya
I :- Jam 11.00 Wib : Menganjurkan klien untuk mengungkapkan
perasaanya
- Jam 12.00 Wib : Memberitahukan bahwa klien masih bisa punya anak
dan kejadian ini bukan kesalahannya.
- Jam 13.00 Wib : Menganjurkan klien untuk bertanya apa yang tidak
diketahuinya.
E : Klien mengungkapkan kepercayaan dirinya dan kemampuannya untuk punya
anak lagi harga diri klien meningkat, masalah teratasi sebagian.
R : R/T dilanjutkan
27
DAFTAR PUSTAKA
Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk
pendidikan bidan, EGC, Jakarta, 1998.
28
DAFTAR KONSUL
29