Anda di halaman 1dari 2

1.

Analisis Hubungan Gambaran RO dengan Neurologic Status

Hasil Analisis Bivariat Hubungan Gambaran RO dengan Neurologic Status


Gambaran RO NEUROLOGIC STATUS n Mean SD p
LUMBAL CANAL Abnormal 40 7,43 2,41 0,000
STENOSIS (%) Normal 33 4,95 2,74
INTERPEDICLE DISTANCE Abnormal 40 4,10 13,05 0,606
Normal 33 8,18 19,41
INTERSPINOSUS Abnormal 40 1,51 0,63 0,403
DISTANCE Normal 33 1,69 0,75
KYPHOTIC ANGLE Abnormal 40 56,60 20,58 0,218
Normal 33 51,48 22,16
SAGITAL INDEX Abnormal 40 54,73 20,89 0,998
Normal 33 54,36 22,80
Mann-Whitney test

Keterangan:
 Mean LC Stenosis lebih tinggi pada NS Abnormal (7,43) dibandingkan pada NS
Normal (4,95). Perbedaan ini sangat signifikan secara statistik (p<0,001)
 Mean Interpedicle Distance dan Interspinosus lebih rendah pada NS Abnormal (41,10
dan 1,51) dibandingkan pada NS Normal (8,18 dan 1,69), namun perbedaan ini tidak
signifikan secara statistik (p>0,05)
 Mean Kyphotic Angle dan Sagital Index lebih tinggi pada NS Abnormal (56,60 dan
54,73) dibandingkan pada NS Normal (51,48 dan 54,36), namun perbedaan ini tidak
signifikan secara statistik (p>0,05)

Hasil Analisis Multivariat Hubungan Gambaran RO dengan Neurologic Status


Step Gambaran RO B S.E. Wald df p
Step 1 LUMBAL CANAL STENOSIS (%) -0,386 0,121 10,223 1 0,001
INTERPEDICLE DISTANCE 0,000 0,023 0,000 1 0,997
INTERSPINOSUS DISTANCE -0,166 0,467 0,127 1 0,722
KYPHOTIC ANGLE -0,279 0,088 9,978 1 0,002
SAGITAL INDEX 0,266 0,087 9,321 1 0,002
Constant 3,082 1,456 4,477 1 0,034
Step 2 LUMBAL CANAL STENOSIS (%) -0,386 0,120 10,317 1 0,001
INTERSPINOSUS DISTANCE -0,166 0,462 0,130 1 0,719
KYPHOTIC ANGLE -0,279 0,087 10,387 1 0,001
SAGITAL INDEX 0,266 0,086 9,673 1 0,002
Constant 3,081 1,450 4,513 1 0,034
Step 3 LUMBAL CANAL STENOSIS (%) -0,376 0,116 10,477 1 0,001
KYPHOTIC ANGLE -0,275 0,085 10,358 1 0,001
SAGITAL INDEX 0,262 0,084 9,686 1 0,002
Constant 2,747 1,101 6,227 1 0,013
Multiple Logistic Regression - Backward Method B=Koefsien Prediktor

Keterangan:
 Pada Step 1, variabel Interpedicle Distance paling tidak signifikan berhubungan
dengan NS sehingga diekslusi dari analisis
 Pada Step 2, variabel Interspinosus Distance paling tidak signifikan berhubungan
dengan NS sehingga diekslusi dari analisis
 Pada Step 3, tidak ada variabel yang diekslusi karena semua signifikan (semua dengan
p<0,01)
Berdasarkan hasil diatas, maka variabel yang paling signifikan berhubungan dengan
Sudut kyphotic memiliki hubungan yang signifikan dengan munculnya gejala
neurologis, dimana pada penelitian ini didapatkan peningkatan sudut yang bisa terus
berkembang (p = 0,034). Hal ini berdasarkan studi tentang spondilitis, yang mengamati
tentang hubungan antara sudut kyphotic pada pasien spondylitis dengan onset neurologis,
kemudian menjelaskan bahwa peningkatan sudut kyphotic dapat menyebabkan gangguan
pada sumsum tulang belakang di daerah kyphotic yang dapat menyebabkan iskemia, atrofi
dan gliosis. Efek-efek dari gangguan ini ataupun kompresi langsung pada sumsum tulang
belakang, bisa menjadi penyebab dari suatu paraplegia.

Indeks sagital memiliki hubungan yang signifikan dengan gejala neurologis, dimana
peningkatan nilai indeks sagital menunjukkan gejala yang juga bisa terus berkembang (p =
0,05). Hal ini berdasarkan penelitian Kazuma Murata yang mengamati hubungan antara
indeks sagital pada pasien dengan stenosis canalis lumbalis menyatakan bahwa peningkatan
sudut indeks sagital akan berpengaruh secara signifikan dan berkorelasi dengan skor ODI
(p<0,001).

Area canalis lumbalis memiliki hubungan yang signifikan dengan gejala neurologis,
dimana penurunan nilai pada canalis lumbalis memberikan hasil kemungkinan gejala untuk
berkembang (p < 0,05). Hal ini didasarkan pada penelitian Amr Abu Elfadle, yang melakukan
penelitian retrospektif tentang gradasi stenosis kanalis dan penonjolan diskus/kemungkinan
berkembangnya suatu gejala. Kesimpulan penelitian tersebut menyatakan nilai dari canalis
tulang lumbal dan stenosis foraminal memiliki korelasi positif yang signifikan dengan tingkat
perpindahan diskus sebagaimana dinilai oleh klasifikasi CTF dan memiliki korelasi negatif
yang signifikan dengan pengukuran canalis tulang lumbal secara kuantitatif dan ukuran
foraminal.

Jarak antara interspinosus dan interpedikel memiliki hubungan yang signifikan


dengan gejala neurologis, dimana peningkatan nilai jarak akan memberikan gambaran gejala
yang juga ikut berkembang (p = 0,021; p = 0,04). Berdasarkan penelitian Fernando Ruiz,
menyatakan bahwa semakin tinggi nilai interspinosus dan interpedicel distance pada fraktur
vertebra akan membuat vertebra menjadi tidak stabil dan kemudian menimbulkan gejala
neurologis.

Anda mungkin juga menyukai