Tulang
Belakang
dr. Muh. Andry Usman, Ph.D, Sp.OT (K)
2023
Objektif Pembelajaran
Dapat Mendiagnosa dan Merujuk Pasien dengan
2. Spondylitis
3. Spondylodiscitis
4. Teratoma Sacrocoxigeal
Dapat Menjelaskan
1. Spondyolisthesis
2. Spondylolysis
NEXT
DEFORMITAS TULANG BELAKANG
• Deformitas dewasa
• Idiopatik dewasa dan skoliosis degeneratif
• Ketidakseimbangan sagittal yang menetap
• Spondylolysis
• Spondylolisthesis
• Deformitas anak-anak
• Pediatric cervical disorders
• Skoliosis Idiopathik
• Degeneratif Sagittal plane
• Deformitas Neuromuscular spinal
• Congenital scoliosis
• Spondylitis
NEXT
NEXT
NEXT
Definisi
● Skoliosis Dewasa adalah kelainan-kelainan pada rangka tubuh berupa kelengkungan
tulangbelakang, dimana terjadi pembengkokan tulang belakang kearah samping kiri
atau kanan atau kelainana tulang belakang pada bentuk C atau S dan juga
didefinisikan sebagai kelengkungan tulang belakang ke sisi lateral sebesar 10 derajat
atau lebih pada tulang yang telah matur (pasien berusia 18 tahun atau lebih).
• Skoliosis idiopatik dewasa: Pasien telah mengalami skoliosis sejak
kecil/remaja dan telah tumbuh menjadi dewasa, yang etiologinya masih
tidak diketahui
• Skoliosis degenerative (De Novo Scolios): Skoliosis mulai timbul saat
pasien telah dewasa akibat degenerasi diskus asimetris multilevel. Diskus
degeneratif lebih banyak di satu sisi daripada yang lain, mengakibatkan
deformitas
NEXT
Definisi
Suatu kondisi yang terjadi sebagai akibat
hilangnya lordosis lumbar normal atau
peningkatan kyphosis dada, atau
keduanya, menyebabkan perpindahan
kepala ke arah relatif terhadap sakrum
dan panggul.
Etiologi
• Etiologi :
• Penggunaan instrumentasi Harrington untuk penatalaksanaan skoliosis
• Ketidakseimbangan sagital yang degeneratif
• Pasien post traumatik
• Pasien dengan ankylosing spondylitis
• Konsekuensi:
• Kesulitan dalam melihat kearah depan
• Fleksi Panggul dan lutut menjadi kontrakture
• Kehilangan stamina fisiologis sebagai akibat dari peningkatan output energi
• Penatalaksanaan Nonoperative :
• Terapi fisik
• Pengobatan anti inflamasi
• Modifikasi gaya hidup
penyakit ini.
• Faktor resiko spondilolisis, aktifitas yang meliputi hiperekstensi dari vertebra
ROM lumbar
• Intervensi operatif diindikasikan pada pasien dengan nyeri yang persisten,
NEXT
Herkowitz HN. Rothman-Simeone The Spine 6th Ed. 2011
Asian Spine J 2014;8(6):856-863 •http://dx.doi.org/10.4184/asj.2014.8.6.856
Br J Sports Med 2000;34:415–422
Etiologi
• Dikarenakan pusat gravitasi tubuh yang terletak di anterior dari lumbosacral
joint, pergeseran muncul ketika vertebra lumbal berotasi mengelilingi sacral
dome
• Usia pasien ketika defek ini muncul dan letak vertebra secara sagital yang
menentukan progresifitas deformitas
NEXT
Kelainan Cervikal Pediatric
Torticolis
Anomali Cervical
Torticolis
Torticollis adalah diagnosis klinis berdasarkan
dari kemiringan kepala dibandingkan dengan
deviasi rotatori dari cranium
NEXT
Tipe Torticolis
● Congenital muscular torticollis à pada
periode newborn
● Penyebab tidak diketahui, namun
dihipotesakan timbul akibat dari penekanan
jaringan lunak pada bagian leher selama
persalinan yang menyebabkan sindroma
kompartemen
Penyebab Torticolis
• Anomali kongenital dari craniocervical junction atau cervical spine bagian atas
• Disfungsi dari ocular atau auditori
• Tumor yang melibatkan fossa posterior, batang otak atau medulla spinalis
• Tumor osseus (osteoid osteoma, aneurysmal bone cyst)
• Infeksi
• Kelainan inflamasi (contoh: Juvenile rheumatoid arthritis)
• Fraktur
• Subluksasi rotatori dari sendi atlantoaxial
• Sindroma Sandifer (Gastroesofageal reflux dan torticollis)
Manifestasi Klinis
• Alignment dan gerak servikal yang normal
• Riwayat infeksi saluran pernafasan atas yang baru
• Pemeriksaan neurologis normal dan spasme pada otot sternocleidomastoid pada
sisi kontralateral dari sisi kepala yang miring deformitas “cock robin”
Terapi
• Soft cervical collar dan restriksi aktivitas
• Traksi dengan penahan kepala
• Jika tereduksi imobilisasi dilanjutkan setidaknya 6 minggu dengan Minerva cast atau halo cast
• Pembedahan diindikasikan pada kegagalan reduksi setelah terapi traksi
• Sternocleidomastoid Release
Anomali
Cervical
Berhubungan dengan deformitas spinal,
instabilitas spinal, dan kompresi batang otak
yang menyebabkan mielopati
NEXT
Lokasi dari Anomali Cervical
●Regio Occipital – C2
1. Anomali kongenital berhubungan dengan kompresi neural
a. Impresi Basilar
b. Stenosis servikal kongenital
c. Malformasi Arnold-Chiari
2. Anomali berhubungan dengan instabilitas servikal pada occipital – C1
a. Occipitalisasi dari C1 (displasia skeletal)
b. Displasia Skeletal (e.g. Kniest’s dysplasia)
c. Sindroma Down’s
Cont..
a. Postlaminectomy kyphosis
b. Neurofibromatosis
NEXT
Idiopatic Scoliosis
• Tipe skoliosis tersering
• Ditandai dengan lateral bending dan rotasi menetap dari tulang
belakang tanpa ada penyebab yang diketahui
• Kriteria untuk diagnosis à lengkung tulang belakang 10° atau
lebih terlihat dari potongan koronal pengukuran sesuai dengan
Cobb
• Lengkung kurang dari 10° dapat dinamakan spinal
• asymmetry
Klasifikasi
• Diklasifikasikan sebagai
• Infantile (lahir–3 taun)
• Juvenile (3–10 tahun)
• Adolescent (setelah 10 tahun)
• Klasifikasi lain:
• Early-onset scoliosis (0–5 tahun)
• Late-onset scoliosis (setelah 5 tahun)
● Tipe Progressive
NEXT
Tipe Sagital Plane Deformities
●Termasuk:
• Scheuermann’s kyphosis
• Postural round back
• Congenital kyphosis
• Congenital lordosis
NEXT
Deformitas Spinal
Neuromuskular
● Penyakit neuromuskular dapat menyebabkan
deformitas spinal.
● Imbalans otot spinal beraksi seiring gravitasi pada
anak yang sedang berkembang . Alterasi dari pola
tekanan vertebral mengakibatkan perubahan
sekunder pada vertebra dan jaringan lunak sekitar
spinal, menurut hukum Heuter-Volkmann
(meningkatnya tekanan pada lempeng pertumbuhan
menghambat pertumbuhan dan menurunnya tekanan
cenderung untuk mengakselerasi pertumbuhan).
NEXT
NEXT
Skoliosis Kongenital
Gen Pembentukan
Gen homeobox dari kelas Hox Kelainan terbentuk selama minggu 4-
diduga bertanggung jawab 6 masa embrionik
atas adanya malformasi kongenital Kategori utama:
dari spinal
- Defek segmentasi
- Defek formasi
NEXT
Devlin VJ. Spine Secrets Plus 2nd Ed. 2012
NEXT
3:1 < 50 Th
Perempuan → gejala tidak
terlalu tampak , penyakit
tidak berat, lebih sering
pada penyakit servikal
dengan sedikit gejala
lumbal.
Laki-laki : Perempuan Jarang terjadi diatas usia 50
tahun
NEXT
Patogenesis
Idiopatik
Perjalanan penyakit yang masih
belum banyak diketahui
Genetik
Predisposisi Genetik
NEXT
Gejala Klinis
• Nyeri punggung → memberat pada pagi hari, memberat dengan latihan
• Kekakuan
• Susah tidur
• Lemas
• Ratanya tulang belakang lumbar
• Kehilangan lordosis normal
Gejala Klinis
• Penyakit tulang belakang lumbosakral → lebih sering
• Penyakit tulang belakang thoracic → penurunan gerakan pada sendi
kostovertebral, berkurangnya ekspansi dada, dan kerusakan fungsi
paru.
• Penyakit tulang belakang servikal → jarang terjadi, gejala awal kaku
dan nyeri leher, menyebabkan kepala menonjol ke depan.
Gejala Klinis
• Artritis sendi perifer (panggul, lutut, siku, bahu, pergelangan kaki)
terjadi pada 30% pasien pada 10 tahun pertama diagnosa.
• Manifestasi ekstra-artikular → demam, penurunan berat badan,
iritis, uveitis anterior, juga dapat disertai kelainan pada jantung dan
atau paru-paru.
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan muskuloskeletal → terbatasnya Gerakan aksial skelet
• Perkusi sendi sakroliaka → nyeri
• Pengukuran gerakan spinal → Tes Schober, membungkuk ke samping
pada tulang belakang lumbosakral, occiput ke dinding, ekspansi dada
• Otot paraspinous dapat nyeri pada palpasi→ Gerakan mundur terbatas
• Pengukuran finger-to-floor
Laboratorium
• Tidak spesifik
• Anemia sedang pada 15% pasien
• Peningkatan eritrosit pada 80% pasien
• Pasien dengan nilai sedimentasi normal → peningkatan CRP
• HLA positif pada 90% pasien
Penilaian Radiologi
Diagnosis
TABEL 33-1 Kriteria Diagnosis Ankylosing Spondilitis
Kriteria Rome
A. Kriteria Klinik
1. Nyeri punggung bawah dan kaku selama 3 bulan tidak
berkurang dengan istirahat
2. Nyeri dan kaku pada daerah thoracic
3. Keterbatasan gerak pada daerah lumbar
4. Terbatasnya ekspansi dada
5. Riwayat iritis atau sekuelenya
B. KRITERIA RADIOLOGIK
1. Radiograph menunjukkan perubahan sacroiliaka bilateral
karakteristik angkylosing spondilitis
Diagnosis
Kriteria B + 1 kriteria klinis atau 4 kriteria klinis dan tidak ada
gambaran sacroiliitis
Herkowitz HN. Rothman-Simeone The Spine 6th Ed. 2011
Herkowitz HN. Rothman-Simeone The Spine 6th Ed. 2011
Herkowitz HN. Rothman-Simeone The Spine 6th Ed. 2011
Spondylitis
Piogenik
NEXT
Definisi
• Suatu kondisi neurologis yang dapat mengancam hidup
• Ini mencakup berbagai entitas klinis, termasuk
spondylodiscitis piogenik, diskitis septik, osteomielitis
vertebral, dan abses epidural.
NEXT
Epidemiologi
• Sekitar 95% infeksi tulang belakang piogenik melibatkan vertebral
body dan / atau diskus intervertebral, dengan hanya 5% yang
melibatkan elemen posterior tulang belakang.
• Insiden: 0,2-2 kasus per 100.000 per tahun.
• Kejadiannya meningkat, kemungkinan terkait dengan harapan
hidup penderita dengan penyakit kronis yang melemahkan.
NEXT
• Fig 3
• A) T1 – weight image
• B) T2 – weight image
• C) T3 – weight dengan contrast pada
pasien yang menunjukkan fraktur dari
spondylitis pyogenic pada L4/5 dengan
abscess epidural
NEXT
Biopsi
• Penegakan diagnosis pasti dari spondylitis
pyogenic hanya dapat melalui pemeriksaan
mikroskopik/ bakteriologik dan kultur dari
jaringan yang terinfeksi
NEXT
NEXT
NEXT
NEXT
Herkowitz HN. Rothman-Simeone The Spine 6th Ed. 2011
Pemeriksaan Fisik
• Nyeri tekan pada area lokal, spasme
otot, gerak motorik yang terbatas,
pasien dapat memperlihatkan
perubahan bentuk pada tulang
belakang dan defisit neurologis
• Lokasi nyeri sesuai dengan lokasi dimana
penyakit tersebut berasal. Terbanyak di
regio thoracal, sering pada regio lumbal
dan jarang pada regio cervical dan
sacrum.
NEXT
Herkowitz HN. Rothman-Simeone The Spine 6th Ed. 2011
Presentasi Klinis
Pasien mungkin hadir dengan abses di salah
satu dari banyak lokasi termasuk
selangkangan dan pantat.
NEXT
Herkowitz HN. Rothman-Simeone The Spine 6th Ed. 2011
Evaluasi Diagnostik
● Tes kulit derivatif protein tuberkulin (PPD) biasanya positif dan
mengindikasikan adanya paparan Mycobacterium masa lalu atau
sekarang.
● Kultur sampel urin di pagi hari dapat membantu dalam kasus
keterlibatan ginjal, dan spesimen dahak dan pencucian lambung
mungkin positif dengan penyakit paru aktif.
● Temuan laboratorium ini sangat membantu dalam diagnosis,
namun diagnosis mutlak dapat dilakukan hanya dengan
biopsi lesi tulang belakang.
NEXT
Herkowitz HN. Rothman-Simeone The Spine 6th Ed. 2011
Studi Pencitraan
NEXT
Abscess in the left psoas muscle in association with L3 and L4 tuberculous vertebral osteomyelitis. The periphery of the abscess
enhances after administration of gadolinium, suggesting that the mass is an abscess rather than granulation tissue. The psoas abscess was found to be a
sterile loculation of pus. A, Axial image. B, Coronal image.