Pengujian substantif bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengendalian internal pada
pengujian substantif yang dilakukan dalam proses audit. Ada delapan prosedur untuk melaksanakan pengujian substantif yaitu: Pengajuan pertanyaan kepada para karyawan berkaitan dengan kinerja tugas mereka, pengamatan atau observasi terhadap personil dalam melaksanakan tugas mereka, menginspeksi dokumen dan catatan, melakukan penghitungan kembali, konfirmasi, analisis, tracing atau pengusutan dan vouching atau penelusuran. Pada sebuah penelitian, data yang sudah dikumpulkan perlu diolah terlebih dahulu agar mendapatkan kesimpulan yang tepat. Pengolahan tersebut menggunakan teknik analisis yang disesuaikan dengan jenis data dan tujuannya. Ada sembilan tekhnik analisis data, yaitu metode analisis data secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Metode analisis data secara kuantitatif terdiri dari analisis statistik atau analisis deskriptif, analisis regresi, analisis faktor, analisis dispersi, analisis diskriminan dan analisis deret waktu. Sedangkan analisis data secara kualitatif yaitu analisis konten, analisis naratif dan analisis wacana.
Keywords: Audit, Pengujian Substantif, Analisis Data
PENDAHULUAN pengujian substansif atas transaksi
(substantive test of transaction), prosedur Terdapat beberapa jenis pengujian analitis (analytical procedures), dan untuk menilai tingkat kewajaran terhadap pengujian rincian bab (test of details of persediaan. Salah satunya adalah balances). pengujian substansif, yang terdiri dari Persediaan membutuhkan pembuatan laporan keuangan dengan pengujian untuk menjamin keakuratan mencocokannya dengan neraca saldo, dan kewajiban saldo persediaan yang buku besar, buku harian dan lain-lain. disajikan dilaporan keuangan. Beberapa Proses auditing merupakan pendapat tujuan dari pengujian substansif pada terhadap kewajaran dalam akun-akun persediaan diantaranya untuk memeriksa persediaan. keandalan catatan akuntansi pada akun persediaan, membuktikan asersi-asersi manajemen, memeriksa kesesuaian Pengujian Substantif
metode penilaian dan sistem pencacatan Pengujian substantif
persediaan dengan standar akuntansi di adalah prosedur audit yang memeriksa Indonesia, memeriksa ada tidaknya laporan keuangan dan mendukung persediaan yang dijadikan jaminan kredit dokumentasi untuk melihat apakah dan diasuransikan, dan memeriksa mereka berisi kesalahan. Tes ini kesesuaian penyajian persediaan dengan diperlukan sebagai bukti untuk standar akuntansi di Indonesia. mendukung pernyataan bahwa catatan keuangan suatu entitas itu lengkap, sah, dan akurat. Ada banyak tes yang bisa TINJAUAN PUSTAKA digunakan untuk audit. Pengauditan
Proses auditing merupakan proses
METODE yang dilakukan akuntan publik untuk menilai kewajiban kewajaran dan Pada kesempatan kali ini, peneliti
kebenaran atas laporan keuangan yang akan menggunakan jenis penelitian
disajikan oleh perusahaan yang deskriptif. Menurut Sugiyono (2005:14)
informasinya akan digunakan oleh penelitian deskriptif adalah penelitian
stakeholder untuk pengambilan yang dilakukan untuk mengetahui nilai
keputusan. Akuntan publik dalam proses variable mandiri, baik satu variable atau
auditing melakukan pemeriksaan atas lebih (independent) tanpa membuat
bukti-bukti yang digunakan sebagai dasar perbandingan atau menghubungkan
antara satu variable dengan variable lain. Adapun menurut Kountur (2009:108) buku besar yang terkait dengan transaksi penelitian deskriptif adalah penelitian tersebut yang dapat digolongkan juga yang memberikan gambaran atau uraian sebagai pengujian terinci atas transaksi. atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa Prosedur audit yang dilakukan dalam ada perlakuan terhadap objek yang pengujian detail transaksi diteliti. a. Tracing : pilih satu sempel sales invoice dan telusur ke sales PEMBAHASAN journal b. Vouching: pilih satu sempel Pengujian Substantif transaksi yang di catat dalam sales Sebagaimana yang dikatakan journaldan telusur ke sales Bonyton (2002:211) dalam bukunya invoices. Modern Auditing, Pengujian substantif c. Reperforming :periksa adalah prosedur yang dirancang untuk kecermatan perkalian dan menguji salah saji moneter yang secara penjumlahan pada sales invoice. langsung mempengaruhi saldo keuangan. d. Inquiring : bertanya pada klien Auditor dapat mengandalkan pada tiga jenis pengujian substantif, antara lain: 2. Prosedur analitis 1. Pengujian terinci atas transaksi Meliputi penggunaan Pengujian substantif atas perbandingan untuk menilai kewajaran, transaksi meliputi pemeriksaan dokumen misalnya membandingkan saldo suatu pendukung dari setiap satuan transaksi akun dengan data nonkeuangan yang yang dibukukan pada sebuah akun terkait dengan saldo akun tersebu. tertentu, misalnya melakukan Prosedur ini meliputi perhitungan dan pemeriksaan dokumen pendukung penggunaan rasio-rasio sederhana, (vouching) untuk sisi debet akun piutang analisis vertikal atau laporan persentase, usaha terhadap ayat jurnal penjualan serta perbandingan jumlah yang sebenarnya faktur pendukung penjualan. Selain itu dengan data historis atau anggaran, serta dilakukan juga penelusuran rinci dari penggunaan model matematis dan dokumen asli terhadap buku jurnal serta statistik, seperti analisis regresi. Prosedur ketelitian dan keandalan catatan analitis mencakup perbandingan jumlah akuntansi yang mendukung yang dicatat dengan ekspektasi yang informasi saldo dan mutasi kas dikembangkan oleh auditor. Ada empat tersebut. Untuk itu auditor tujuan penggunaan prosedur analitis yaitu melakukan rekonsiliasi antara : memahami bidang klien, menetapkan saldo kas yang dicantumkan di kemampuan kelangsungan hidup suatu neraca dengan akun kas yang satuan usaha, indikasi timbulnya bersangkutan dia dalam buku kemungkinan salah saji dalam laporan besar dan selanjutnya ke jurnal keuangan, dan mengurangi pengujian pengeluaran kas san penerimaan audit yang lebih rinci. kas. 2. Membuktikan keberadaan kas 3. Pengujian terinci atas saldo dan keterjadian transaksi yang Meliputi pemeriksaan dokumen berkaitan dengan kas yang pendukung untuk saldo akhir secara dicantumkan dineraca. langsung, misalnya melakukan Seperti dalam audit pada konfirmasi langsung kepada salah umumnya, pengujian ini ditujukan seorang pelanggan tentang saldo piutang untuk membuktikan apakah kas yang usaha. dicantumkan dineraca sesuai dengan Adapun fungsi dari pengujian substantif kas sesungguhnya ada pada tanggal berkaitan dengan kas adalah; neraca tersebut. Untuk itu, auditor
1. Memperoleh keyakinan tentang melakukan berbagai prosedur audit
keandalan catatan akuntansi yang guna membuktikan; keberadaan kas
bersangkutan dengan kas. yang bersangkutan dan keterjadian
Sebelum auditor melakukan transaksi yang berkaitan dengan kas,
pengujian mengenai kewajaran kelengkapan, hak kepemilikan atas
saldo kas yang dicantumkan di kas, kewajaran dalam penyajian dan
neraca dan mutasinya selama pengungkapan pada alaporan
tahun yang diaudit, ia harus keuangan. Untuk membuktikan asersi
memperoleh keyakinan mengenai keberadaan kas dan keterjadian
transaksi yang bersangkutan dengan kas tersebut, auditor melakukan 5. Membuktikan kewajaran pengujian berikut ini: (a) Pengujian penyajian dan pengungkapan kas di analitik. (b) Pemeriksaan bukti neraca. pendukung transaksi yang berkaitan Seperti tersebut dalam prinsip dengan penerimaan dan pengeluaran akuntansi berterima umum, kas harus kas. (c) Perhitungan terhadap kas disajikan di neraca pada nilai kurs ditangan pada tanggal neraca. (d) pada tanggal neraca. Untuk Rekonsiliasi catatab kas dengan membuktikan kewajaran penentuan rekening koran bank. (e) Konfirmasi jumlah kas yang dicantumkan di kas dibank. neraca, auditor melakukan pengujian 3. Membuktikan hak kepemilikan klien substantif. atas kas yang dicantumkan di neraca.
Untuk membuktikan bahwa kas
Metodologi untuk Memenuhi Standar yang dicantumkan di neraca Pekerjaan Lapangan Kedua dan mencakup semua kas klien pada Ketiga tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan Metodologi tersebut tergantung pada
penerimaan dan pengeluaran kas strategi audit pendahuluan. Strategi audit
dalam tahun yang diaudit, auditor pendahuluan ada dua, yaitu :
melakukan berbagai pengujian 1. Primarily Substantive Approach
substantif. Menggunakan asumsi bahwa 4. Membuktikan kewajaran auditor menganggap efektivitivitas penilaian kas yang dicantumkan di struktur pengendalian intern kurang dapat neraca. diandalkan dan salah saji tidak dapat
Untuk membuktikan hak dicegah atau dideteksi oleh struktur
kepemilikan klien atas kas yang pengendalian intern klien.
dicantumkan di neraca, auditor Metodologi pemeriksaan yang digunakan
melakukan pengujian substantif. meliputi : 1. Menghimpun dan (Dengan mengembangkan program audit mendokumentasikan pemahaman untuk menspesifikasikan pengendalian struktur pengendalian interrn. yang akan diuji).
(Relatif lebih sedikit / kurang 5. Melakukan revisi atau
diperlukan). menetapkan kembali risiko pengendalian berdasar bukti 2. Menetapkan risiko pengendalian tambahan berdasarkan pengujian pengendalian yang dilakukan (Dapat menetapkan risiko pengendalian dalam menghimpun pemahaman pada tingkat moderat/rendah apabila pengendalian intern. harapan auditor terpenuhi).
(ada dua alternatif : melakukan pengujian 6. Melakukan dokumentasi atas
pengendalian dengan menetapkan risiko penetapan risiko pengendalian pengendalian berdasar bukti yang (Didokumentasikan pada kertas kerja). dihimpun dan tidak melakukan pengujian dengan menetapkan risiko pengendalian 7. Melakukan penilaian terhadap
maksimum yaitu 100%). kemampuan tingkat risiko
pengendalian tingkat risiko 3. Menentukan kemungkinan dapat pengendalian yang telah tidaknya dilakukan pengurangan ditetapkan tersebut, untuk lebih terhadap tingkat risiko mendukung tingkat pengujian pengendalian yang telah substantif yang direncanakan ditentukan. auditor. (Mempertimbangankan 2 hal: 8. Merancang pengujian substantif. kemungkinan tambahan bukti yang (Dengan mempertimbangkan : sifat/jenis diperoleh dan efisiensi biaya untuk pengujian, waktu, dan luas/ lingkup). menghimpun tambahan bukti).
4. Melaksanakan pengujian pengendalian tambahan untuk 2. Lower Assessed Level of Control Risk
memperoleh bukti tambahan Approach
menegnai efektivitas operasi
Menggunakan asumsi bahwa 5. Melakukan penilaian terhadap auditor menganggap efektivitas struktur kemampuan tingkat risiko pengendalian intern dapat diandalkan. pengendalian yang telah ditetapkan Auditor lebih ekstensif menerapkan tersebut, untuk mendukung tingkat pengujian pengendalian, namun auditor pengujian substantif yang tetap harus melakukan pengujian direncanakan auditor substantif secara terbatas. 6. Merancang pengujian substantif 7. Hal yang diperimbangkan ; sifat, waktu, dan luas/lingkup).
Metodologi yang digunakan :
SIMPULAN DAN SARAN 1. Menghimpun dan Pengujian substantif mendokumentasikan pemahaman adalah prosedur audit yang memeriksa struktur pengendalian intern. laporan keuangan dan mendukung 2. Merencanakan dan melaksanakan dokumentasi untuk melihat apakah pengujian pengendalian mereka berisi kesalahan. Tes ini (Dapat dilaksanakan pada dua saat : diperlukan sebagai bukti untuk selama pelaksanaan pekerjaan interim mendukung pernyataan bahwa catatan dan bersamaan dengan pelaksanaan keuangan suatu entitas itu lengkap, sah, prosedur). dan akurat. Terdapat beberapa jenis
3. Menetapkan risiko pengendalian pengujian untuk menilai tingkat
kewajaran terhadap persediaan. Salah (Hanya ditetapkan sekali dan dilakukan satunya adalah pengujian substansif, yang setelah memperoleh emahaman mengenai terdiri dari pengujian substansif atas strukur pengendalian intern). transaksi (substantive test of transaction), 4. Melakukan dokumentasi atas prosedur analitis (analytical procedures), penetapan risiko pengendalian dan pengujian rincian bab (test of details of balances). Persediaan membutuhkan (Dokumentasi dalam kertas kerja). pengujian untuk menjamin keakuratan dan kewajiban saldo persediaan yang disajikan dilaporan keuangan. Beberapa tujuan dari pengujian substansif pada persediaan diantaranya untuk memeriksa keandalan catatan akuntansi pada akun persediaan, membuktikan asersi-asersi manajemen, memeriksa kesesuaian metode penilaian dan sistem pencacatan persediaan dengan standar akuntansi di Indonesia, memeriksa ada tidaknya persediaan yang dijadikan jaminan kredit dan diasuransikan, dan memeriksa kesesuaian penyajian persediaan dengan standar akuntansi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Pasau, M., Lembangi, N. G., Ilahi, E. F. L., &
Marsella, M. (2019). 430027137-pengujian- substantif.
Pendekatan sederhana untuk analisis teknikal di pasar keuangan: Cara membuat dan menafsirkan grafik analisis teknikal untuk meningkatkan aktivitas trading online Anda