Anda di halaman 1dari 9

PENGUJIAN SUBSTANTIF

Muh Agung Astaman, Nur Alam, Rahmayani

Program Studi Akuntansi Terapan


Universitas Negeri Makassar

Abstract

Pengujian substantif bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengendalian internal pada


pengujian substantif yang dilakukan dalam proses audit. Ada delapan prosedur untuk
melaksanakan pengujian substantif yaitu: Pengajuan pertanyaan kepada para karyawan
berkaitan dengan kinerja tugas mereka, pengamatan atau observasi terhadap personil dalam
melaksanakan tugas mereka, menginspeksi dokumen dan catatan, melakukan penghitungan
kembali, konfirmasi, analisis, tracing atau pengusutan dan vouching atau penelusuran.
Pada sebuah penelitian, data yang sudah dikumpulkan perlu diolah terlebih dahulu agar
mendapatkan kesimpulan yang tepat. Pengolahan tersebut menggunakan teknik analisis
yang disesuaikan dengan jenis data dan tujuannya. Ada sembilan tekhnik analisis data,
yaitu metode analisis data secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Metode analisis data
secara kuantitatif terdiri dari analisis statistik atau analisis deskriptif, analisis regresi,
analisis faktor, analisis dispersi, analisis diskriminan dan analisis deret waktu. Sedangkan
analisis data secara kualitatif yaitu analisis konten, analisis naratif dan analisis wacana.

Keywords: Audit, Pengujian Substantif, Analisis Data

PENDAHULUAN pengujian substansif atas transaksi


(substantive test of transaction), prosedur
Terdapat beberapa jenis pengujian
analitis (analytical procedures), dan
untuk menilai tingkat kewajaran terhadap
pengujian rincian bab (test of details of
persediaan. Salah satunya adalah
balances).
pengujian substansif, yang terdiri dari
Persediaan membutuhkan pembuatan laporan keuangan dengan
pengujian untuk menjamin keakuratan mencocokannya dengan neraca saldo,
dan kewajiban saldo persediaan yang buku besar, buku harian dan lain-lain.
disajikan dilaporan keuangan. Beberapa Proses auditing merupakan pendapat
tujuan dari pengujian substansif pada terhadap kewajaran dalam akun-akun
persediaan diantaranya untuk memeriksa persediaan.
keandalan catatan akuntansi pada akun
persediaan, membuktikan asersi-asersi
manajemen, memeriksa kesesuaian Pengujian Substantif

metode penilaian dan sistem pencacatan Pengujian substantif


persediaan dengan standar akuntansi di adalah prosedur audit yang memeriksa
Indonesia, memeriksa ada tidaknya laporan keuangan dan mendukung
persediaan yang dijadikan jaminan kredit dokumentasi untuk melihat apakah
dan diasuransikan, dan memeriksa mereka berisi kesalahan. Tes ini
kesesuaian penyajian persediaan dengan diperlukan sebagai bukti untuk
standar akuntansi di Indonesia. mendukung pernyataan bahwa catatan
keuangan suatu entitas itu lengkap, sah,
dan akurat. Ada banyak tes yang bisa
TINJAUAN PUSTAKA
digunakan untuk audit.
Pengauditan

Proses auditing merupakan proses


METODE
yang dilakukan akuntan publik untuk
menilai kewajiban kewajaran dan Pada kesempatan kali ini, peneliti

kebenaran atas laporan keuangan yang akan menggunakan jenis penelitian

disajikan oleh perusahaan yang deskriptif. Menurut Sugiyono (2005:14)

informasinya akan digunakan oleh penelitian deskriptif adalah penelitian

stakeholder untuk pengambilan yang dilakukan untuk mengetahui nilai

keputusan. Akuntan publik dalam proses variable mandiri, baik satu variable atau

auditing melakukan pemeriksaan atas lebih (independent) tanpa membuat

bukti-bukti yang digunakan sebagai dasar perbandingan atau menghubungkan


antara satu variable dengan variable lain.
Adapun menurut Kountur (2009:108) buku besar yang terkait dengan transaksi
penelitian deskriptif adalah penelitian tersebut yang dapat digolongkan juga
yang memberikan gambaran atau uraian sebagai pengujian terinci atas transaksi.
atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa
Prosedur audit yang dilakukan dalam
ada perlakuan terhadap objek yang
pengujian detail transaksi
diteliti.
a. Tracing : pilih satu sempel sales
invoice dan telusur ke sales
PEMBAHASAN journal
b. Vouching: pilih satu sempel
Pengujian Substantif
transaksi yang di catat dalam sales
Sebagaimana yang dikatakan journaldan telusur ke sales
Bonyton (2002:211) dalam bukunya invoices.
Modern Auditing, Pengujian substantif c. Reperforming :periksa
adalah prosedur yang dirancang untuk kecermatan perkalian dan
menguji salah saji moneter yang secara penjumlahan pada sales invoice.
langsung mempengaruhi saldo keuangan. d. Inquiring : bertanya pada klien
Auditor dapat mengandalkan pada tiga
jenis pengujian substantif, antara lain:
2. Prosedur analitis
1. Pengujian terinci atas transaksi
Meliputi penggunaan
Pengujian substantif atas
perbandingan untuk menilai kewajaran,
transaksi meliputi pemeriksaan dokumen
misalnya membandingkan saldo suatu
pendukung dari setiap satuan transaksi
akun dengan data nonkeuangan yang
yang dibukukan pada sebuah akun
terkait dengan saldo akun tersebu.
tertentu, misalnya melakukan
Prosedur ini meliputi perhitungan dan
pemeriksaan dokumen pendukung
penggunaan rasio-rasio sederhana,
(vouching) untuk sisi debet akun piutang
analisis vertikal atau laporan persentase,
usaha terhadap ayat jurnal penjualan serta
perbandingan jumlah yang sebenarnya
faktur pendukung penjualan. Selain itu
dengan data historis atau anggaran, serta
dilakukan juga penelusuran rinci dari
penggunaan model matematis dan
dokumen asli terhadap buku jurnal serta
statistik, seperti analisis regresi. Prosedur ketelitian dan keandalan catatan
analitis mencakup perbandingan jumlah akuntansi yang mendukung
yang dicatat dengan ekspektasi yang informasi saldo dan mutasi kas
dikembangkan oleh auditor. Ada empat tersebut. Untuk itu auditor
tujuan penggunaan prosedur analitis yaitu melakukan rekonsiliasi antara
: memahami bidang klien, menetapkan saldo kas yang dicantumkan di
kemampuan kelangsungan hidup suatu neraca dengan akun kas yang
satuan usaha, indikasi timbulnya bersangkutan dia dalam buku
kemungkinan salah saji dalam laporan besar dan selanjutnya ke jurnal
keuangan, dan mengurangi pengujian pengeluaran kas san penerimaan
audit yang lebih rinci. kas.
2. Membuktikan keberadaan kas
3. Pengujian terinci atas saldo
dan keterjadian transaksi yang
Meliputi pemeriksaan dokumen berkaitan dengan kas yang
pendukung untuk saldo akhir secara dicantumkan dineraca.
langsung, misalnya melakukan
Seperti dalam audit pada
konfirmasi langsung kepada salah
umumnya, pengujian ini ditujukan
seorang pelanggan tentang saldo piutang
untuk membuktikan apakah kas yang
usaha.
dicantumkan dineraca sesuai dengan
Adapun fungsi dari pengujian substantif kas sesungguhnya ada pada tanggal
berkaitan dengan kas adalah; neraca tersebut. Untuk itu, auditor

1. Memperoleh keyakinan tentang melakukan berbagai prosedur audit

keandalan catatan akuntansi yang guna membuktikan; keberadaan kas

bersangkutan dengan kas. yang bersangkutan dan keterjadian

Sebelum auditor melakukan transaksi yang berkaitan dengan kas,

pengujian mengenai kewajaran kelengkapan, hak kepemilikan atas

saldo kas yang dicantumkan di kas, kewajaran dalam penyajian dan

neraca dan mutasinya selama pengungkapan pada alaporan

tahun yang diaudit, ia harus keuangan. Untuk membuktikan asersi

memperoleh keyakinan mengenai keberadaan kas dan keterjadian


transaksi yang bersangkutan dengan
kas tersebut, auditor melakukan 5. Membuktikan kewajaran
pengujian berikut ini: (a) Pengujian penyajian dan pengungkapan kas di
analitik. (b) Pemeriksaan bukti neraca.
pendukung transaksi yang berkaitan
Seperti tersebut dalam prinsip
dengan penerimaan dan pengeluaran
akuntansi berterima umum, kas harus
kas. (c) Perhitungan terhadap kas
disajikan di neraca pada nilai kurs
ditangan pada tanggal neraca. (d)
pada tanggal neraca. Untuk
Rekonsiliasi catatab kas dengan
membuktikan kewajaran penentuan
rekening koran bank. (e) Konfirmasi
jumlah kas yang dicantumkan di
kas dibank.
neraca, auditor melakukan pengujian
3. Membuktikan hak kepemilikan klien substantif.
atas kas yang dicantumkan di neraca.

Untuk membuktikan bahwa kas


Metodologi untuk Memenuhi Standar
yang dicantumkan di neraca
Pekerjaan Lapangan Kedua dan
mencakup semua kas klien pada
Ketiga
tanggal neraca dan mencakup semua
transaksi yang berkaitan dengan Metodologi tersebut tergantung pada

penerimaan dan pengeluaran kas strategi audit pendahuluan. Strategi audit

dalam tahun yang diaudit, auditor pendahuluan ada dua, yaitu :

melakukan berbagai pengujian 1. Primarily Substantive Approach


substantif.
Menggunakan asumsi bahwa
4. Membuktikan kewajaran auditor menganggap efektivitivitas
penilaian kas yang dicantumkan di struktur pengendalian intern kurang dapat
neraca. diandalkan dan salah saji tidak dapat

Untuk membuktikan hak dicegah atau dideteksi oleh struktur

kepemilikan klien atas kas yang pengendalian intern klien.

dicantumkan di neraca, auditor Metodologi pemeriksaan yang digunakan


melakukan pengujian substantif. meliputi :
1. Menghimpun dan (Dengan mengembangkan program audit
mendokumentasikan pemahaman untuk menspesifikasikan pengendalian
struktur pengendalian interrn. yang akan diuji).

(Relatif lebih sedikit / kurang 5. Melakukan revisi atau


diperlukan). menetapkan kembali risiko
pengendalian berdasar bukti
2. Menetapkan risiko pengendalian
tambahan
berdasarkan pengujian
pengendalian yang dilakukan (Dapat menetapkan risiko pengendalian
dalam menghimpun pemahaman pada tingkat moderat/rendah apabila
pengendalian intern. harapan auditor terpenuhi).

(ada dua alternatif : melakukan pengujian 6. Melakukan dokumentasi atas


pengendalian dengan menetapkan risiko penetapan risiko pengendalian
pengendalian berdasar bukti yang
(Didokumentasikan pada kertas kerja).
dihimpun dan tidak melakukan pengujian
dengan menetapkan risiko pengendalian 7. Melakukan penilaian terhadap

maksimum yaitu 100%). kemampuan tingkat risiko


pengendalian tingkat risiko
3. Menentukan kemungkinan dapat
pengendalian yang telah
tidaknya dilakukan pengurangan
ditetapkan tersebut, untuk
lebih terhadap tingkat risiko
mendukung tingkat pengujian
pengendalian yang telah
substantif yang direncanakan
ditentukan.
auditor.
(Mempertimbangankan 2 hal: 8. Merancang pengujian substantif.
kemungkinan tambahan bukti yang
(Dengan mempertimbangkan : sifat/jenis
diperoleh dan efisiensi biaya untuk
pengujian, waktu, dan luas/ lingkup).
menghimpun tambahan bukti).

4. Melaksanakan pengujian
pengendalian tambahan untuk 2. Lower Assessed Level of Control Risk

memperoleh bukti tambahan Approach

menegnai efektivitas operasi


Menggunakan asumsi bahwa 5. Melakukan penilaian terhadap
auditor menganggap efektivitas struktur kemampuan tingkat risiko
pengendalian intern dapat diandalkan. pengendalian yang telah ditetapkan
Auditor lebih ekstensif menerapkan tersebut, untuk mendukung tingkat
pengujian pengendalian, namun auditor pengujian substantif yang
tetap harus melakukan pengujian direncanakan auditor
substantif secara terbatas. 6. Merancang pengujian substantif
7. Hal yang diperimbangkan ; sifat,
waktu, dan luas/lingkup).

Metodologi yang digunakan :


SIMPULAN DAN SARAN
1. Menghimpun dan
Pengujian substantif
mendokumentasikan pemahaman
adalah prosedur audit yang memeriksa
struktur pengendalian intern.
laporan keuangan dan mendukung
2. Merencanakan dan melaksanakan
dokumentasi untuk melihat apakah
pengujian pengendalian
mereka berisi kesalahan. Tes ini
(Dapat dilaksanakan pada dua saat : diperlukan sebagai bukti untuk
selama pelaksanaan pekerjaan interim mendukung pernyataan bahwa catatan
dan bersamaan dengan pelaksanaan keuangan suatu entitas itu lengkap, sah,
prosedur). dan akurat. Terdapat beberapa jenis

3. Menetapkan risiko pengendalian pengujian untuk menilai tingkat


kewajaran terhadap persediaan. Salah
(Hanya ditetapkan sekali dan dilakukan
satunya adalah pengujian substansif, yang
setelah memperoleh emahaman mengenai
terdiri dari pengujian substansif atas
strukur pengendalian intern).
transaksi (substantive test of transaction),
4. Melakukan dokumentasi atas prosedur analitis (analytical procedures),
penetapan risiko pengendalian dan pengujian rincian bab (test of details
of balances). Persediaan membutuhkan
(Dokumentasi dalam kertas kerja).
pengujian untuk menjamin keakuratan
dan kewajiban saldo persediaan yang
disajikan dilaporan keuangan. Beberapa
tujuan dari pengujian substansif pada
persediaan diantaranya untuk memeriksa
keandalan catatan akuntansi pada akun
persediaan, membuktikan asersi-asersi
manajemen, memeriksa kesesuaian
metode penilaian dan sistem pencacatan
persediaan dengan standar akuntansi di
Indonesia, memeriksa ada tidaknya
persediaan yang dijadikan jaminan kredit
dan diasuransikan, dan memeriksa
kesesuaian penyajian persediaan dengan
standar akuntansi di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Pasau, M., Lembangi, N. G., Ilahi, E. F. L., &


Marsella, M. (2019). 430027137-pengujian-
substantif.

Y, R. W. A. (n.d.). 3. BAB 1 PENDAHULUAN


PENGUJAIAN SIBSTANTIF.

Anda mungkin juga menyukai