Anda di halaman 1dari 3

https://www.kompasiana.

com/gadis/5724e0bfd99373940b739983/indonesia-
dan-ketergantungan-kepada-thiongkok
Ketergantungan suatu negara terhadap negara lain, seperti ketergantungan yang
diakibatkan oleh hutang yang besar, dapat merusak tatanan ekonomi  suatu
negara. Andre Gunter Frank, pencetus teori ketergantungan (Dependency
Theory)  memberikan peringatan  efek dari ketergantungan tersebut. Bahwa
negara-negara maju pemberi utang akan bertambah maju karena mendapat
sokongan dari negara-negara berkembang, sedangkan keterbelakangan suatu
negara justru terjadi karena adanya kontak-kontak dengan negara-negara maju. 
Bantuan yang diberikan negara maju diberikan untuk mempengaruhi hubungan
domistik dan luar negeri penerima bantuan dan mengeksploitasi sumber daya
alam negara penerima bantuan. Akibatnya, bantuan-bantuan tersebut menjadi
instrumen  ekspansi negara-negara kaya terhadap negara penerima bantuan.
Pada tinjauannya, kapitalis asing yang berkuasa umumnya bekerjasama dengan
para elit politik dan para pengusaha domistik untuk mencapai tujuannya dengan
mengorbankan kepentingan rakyat banyak.
Dalam hal situasi terkini, Indonesia harus berhati-hati agar tidak terseret dalam
kolonialisme gaya baru yang dicengkramkan thiongkok melalui berbagai
proyek mereka termasuk pemberian hutang sebagai modal pembangunan
infrastruktur yang dikerjakan oleh tenaga kerja mereka juga. Banjirnya tenaga
kerja Thiongkok, seperti yang dilansir Tempo.Co. menyatakan bahwa Tempo
menemukan adanya migrasi besar Thiongkok ke Indonesia. 
Menaker Hanif Dhakiri, mengatakan, pada Mei 2015, ada sedikitnya 41 buruh
dari Thiongkok yang mendapatkan ijin kerja. Sedangkan pada mei 2015, Hanif
memastikan telah ada 12 ribu buruh Thiongkok yang tinggal dan bekerja di
Indonesia. Kita pasti sudah dapat memprediksi bahwa jumlah tersebut sekarang
telah berkembang lebih pesat sementara angka PHK bagi perkerja kita terus
bertambah. Alangkah mirisnya negeri ini bila membuka peluang terlalu lebar
untuk tenaga kerja asing yang tidak terdidik untuk menggeser keberadaan
pekerja pribumi.
Mewaspadai ketergantungan kita terhadap Thiongkok, tidak hanya dalam hal
motif ekonominya saja, melainkan motif politik yang bisa jadi terselubung
dalam kerjasama tersebut. Belum lama TNI menangkap 5 orang pekerja
Thiongkok yang melakukan pengeboran di wilayah Lanud Halim Perdana
Kusuma tanpa ijin. Apakah kita akan masih membenarkan bahwa para buruh
yang dikirim Thiongkok adalah para buruh yang terdidik? 
Dimanapun itu, wilayah pangkalan militer tidak dapat dimasuki atau diotak-atik
oleh sembarangan orang selain mendapatkan ijin terlebih dahulu. Bahkan
Menhub Jonan menegaskan tidak ada ijin pengeboran di wilayah tersebut
karena ijin pembangunan proyek masih hanya sepanjang lima kilometer di
kawasan Walini, Cikalong Wetan. Meski demikian, Menkopolhukam, Luhut
Binsar Panjaitan menyatakan hal tersebut bukanlah hal yang genting
(Republika.CO.ID). Akan tetapi pihak DPR dan berbagai pihak lainnya
menganggap hal tersebut sebagai suatu ancaman yang tidak sesimpel itu.
Menyimak berbagai dampak permasalahan dari hubungan kerjasama Indonesia
dan Thiongkok dari sisi positif adalah adanya dukungan modal guna
pembangunan infrastruktur yang menjadi maskot program pemerintahan
sekarang, namun sebaiknya juga kita tetap mewaspadai dampak negatif yang
dapat lebih merugikan daripada teralisirnya pembangunan fisik semata,
perangkap hutang dapat membuka  peluang campur tangan asing terhadap
kebijakan dalam negeri Indonesia dan mengganggu kedaulatan negara. Jangan
sampai kita menjadi bangsa yang demikian terbungkuk-bungkuk kepada negara
lain, sekalipun negara tersebut adalah pemberi utang!
Naiknya 74,06 T

Referensi
Latin America: Underdevelopment Or Revolution by Andre Gunder Frank

"Kenaikan tenaga kerja asing di Indonesia seiring dengan peningkatan investasi


asing juga," kata Maruli di kantornya, Jumat (11/1/2018). Adapun jika dilihat
dari negara asalnya, sampai 2018 TKA yang bekerja di Indonesia masih
didominasi dari China dengan jumlah 32.000 orang. Setelah itu berturut-turut,
Jepang 13.897 orang, Korea 9.686 orang, India 6.895 orang, dan Malaysia 4.667
orang.
Jika diperinci, dari TKA berjumlah 95.335 orang itu terdapat tenaga asing
profesional yang menyumbang sebesar 30.626 orang, manajer sebanyak 21.237
orang, dan adviser/konsultan/direksi sebanyak 30.708 orang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Naik 10,88 Persen,


Pekerja Asing Selama 2018 Didominasi dari
China", https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/14/061100626/naik-10-88-
persen-pekerja-asing-selama-2018-didominasi-dari-china. 
Editor : Erlangga Djumena

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Naik 10,88 Persen,


Pekerja Asing Selama 2018 Didominasi dari
China", https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/14/061100626/naik-10-88-
persen-pekerja-asing-selama-2018-didominasi-dari-china. 

Editor : Erlangga Djumena

Anda mungkin juga menyukai