Laporan Studi Kasus I
Laporan Studi Kasus I
OLEH
NURSYAHRAIN (P07131119031)
Mahasiswa Sarjana Terapan Gizi Dan Dietetika
b. Riwayat Gizi
1) Asupan makan
Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga pasien, pasien
mempunyai pola makan yaitu 3 x sehari.
a) Makanan kesukaan : Soto kambing
b) Makanan Alergi :-
2) Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
BMR = 30 x BBA
= 30 x 66,1
= 1983 kkal
= 297,45 kkal
TEE = ( BMR + FA + FS ) – FU
= 2280,45 kkal
= 456,09 kkal : 9
= 50,67 gram
Karbohidrat = 68,41% x TEE
= 68,41% x 2280,45 kkal
= 1468,83 kkal : 4
= 367,20 gram
3) Pola makan
Tabel 1. Asupan Makanan Pasien berdasarkan Food Frequency (FFQ)
Frekuensi
Jenis Makanan x/ URT Ket
x/hari
minggu
Makanan Pokok
Sangat
Nasi putih 3 - 1 piring
sering
Lauk Hewani:
Kadang-
Daging - 1 2 ptg sdg
kadang
Kadang-
Ayam - 1 1 ptg sdg
kadang
Telur - 3 1 btr Biasa
Ikan 1 - 1 ptg sdg Sering
Lauk Nabati :
Sangat
Tahu 2 - 2 ptg sdg
sering
Sangat
Tempe 2 - 3 ptg sdg
sering
Sayuran :
Bayam 1 - 2 sds Sering
Daun kelor 1 - 2 sds Sering
Wortel 5 1 sds Sering
Buah :
Pisang - 3 1 bh Biasa
Jeruk - 4 1 bh Sering
Snack 1 - 1 bks sdg Sering
Keterangan FFQ menurut Suhardjo, et al (1998) :
a. Sangat sering : > 1x/hari
b. Sering : 1 x/hari atau 4-5 x/mgg
c. Biasa : 3x/minggu
d. Kadang : <3 x/mgg atau1-2 x/mgg
e. Jarang : <1 x/mgg
f. Tidak pernah
Protein Lemak
Kategori Energi (kkal) KH (g)
(g) (g)
Asupan 697,1 46,3 23,4 75,1
Standar
2280,45 66,1 50,67 367,20
makanan RS
% TK konsumsi 30,59% 70,04% 46,18% 20,45%
Asupan Asupan Asupan Asupan
Kategori TK makan kurang makan makan makan
konsumsi kurang kurang kurang
Keterangan:
a. Asupan makan baik: ≥80%
b. Asupan makan kurang: ≤80%
(Sumber: SK. Kemenkes No.129/menkes/sk/II/2008 tentang
pelayanan minimal rumah sakit)
4) Aktivitas Fisik
Pasien sehari-harinya suka berjalan subuh kurang lebih sekitar 20 menit.
Tidak terlalu ada aktivitas fisik berarti, dikarenakan pasien sudah pensiun
dan saat ini hanya menjaga toko.
Penilaian :
2) Tinggi Badan
Estimasi TB = 97,252 + (2,645 x Panjang ulna)
= 97,252 + (2,645 x 28)
= 97,252 + 74,06
= 171,31 cm
3) Berat Badan
LILA yg diukur
Estimasi BB = x (TB−100)
LILA standar Cerra
26,9
= x (171,31−100)
29
= 0,927 x 71,31
= 66,1 kg
4) Status Gizi Pasien berdasarkan Antropometri
a. Prencentil LILA
LILA ukur
Percentil LILA = x 100 %
LILA stan dar Cerra
26,9 cm
= x 100 %
29 cm
= 92,75 % (Gizi Baik)
Kategori percentil LILA
Obesitas : >120%
Overweight : 110 - 120%
Gizi baik : 85 - 110%
Gizi kurang : 70,1 – 84,9%
Gizi buruk : <70%
b. Indeks Massa Tubuh (IMT)
BB(kg)
IMT = 2
TB (m)
66,1 kg
=
171, 31 cm
66,1 kg
=
1,71312 m
66,1 kg
=
2,93 m2
= 22,55 kg/m2 (Normal)
Kategori IMT menurut KEMENKES 2019
Kurus tingkat berat = <17,0
Kurus tingkat ringan = 17,0-18,4
Normal = 18,5-25,0
Gemuk tingkat ringan = 25,1 – 27,0
Penilaian :
Dari perhitungan status gizi berdasarkan IMT dan percentil LILA didapatkan
status gizi yang normal. Sehingga tidak ada masalah dalam status gizi pasien.
BD < 140
Glukosa 110,5 mg/dl Normal
mg/dL
BD 121-139
LDL kolesterol 187,7 mg/dl Tinggi
mg/dL
BD 3,5-7,2
Asam urat 11,4 mg/dl Tinggi
mg/dl
BD 7,94-20,1
BUN 74 mg/dl Tinggin
mg/dl
BD 13,5-17,5
HGB 10,7 g/dL Rendah
g/dL
BD MCV 78,3 fl 80-100 fL Rendah
BD 0,67-1,17
Kreatinin 2,99 mg/dl Tinggi
g/dl
BD HDL kolesterol 35,8 mg 35-55 mg Normal
Penilaian:
Jenis Hasil
Nilai Standar Ket
Pemeriksaan Pemeriksaan
Suhu 36,6°C 36 – 37°c Normal
Tekanan darah 140/75 mmhg <120/80 Hipertensi
Nadi 106 60-100x/menit Tinggi
Respirasi 22 12-20x/menit Tinggi
Sumber : Standar RM Rumah Sakit
Penilaian:
BAB II
Diagnosis Gizi
1. NI.2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan keluhan penyakit yang
diderita pasien saat ini (lemas dan tidak nafsu makan) ditandai dengan seluruh
asupan zat gizi makro berada pada kategori asupan makan kurang.
2. NI.5.4 Penurunan kebutuhan protein berkaitan dengan penyakit CKD ditandai
dengan BUN dan Kreatinin Tinggi.
3. NC.2.2 Perubahan nilai laboratorium berkaitan dengan penyakit yang diderita
ditandai dengan nilai pemeriksaan klorida, albumin, kreatinin dan glukosa acak
tidak normal.
4. NB.1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan
asupan makanan yang masih kurang tepat ditandai dengan masih sering
mengkonsumsi daging kambing dank jajanan tinggi gula.
BAB III
Intervensi Gizi
A. Intervensi Gizi
a. Jenis Diet : Diet DM B3
b. Bentuk Makanan : Bubur
c. Jalur Pemberian : Oral
d. Tujuan Diet
1) Meningkatkan tingkat asupan pasien
2) Tidak memperberat kerja ginjal
3) Menjaga gula darah dalam jangkauan normal.
4) Meningkatkan status gizi pasien.
5) Mengembalikan nilai biokimia kearah normal.
6) Meningkatkan pengetahuan terkait dengan gizi pada keluarga dan pasien.
e. Prinsip Diet
1) Energi sesuai perhitungan kebutuhan menggunakan perkeni.
2) Karbohidrat cukup
3) Protein rendah
4) Lemak cukup
5) Tepat 3J
f. Syarat Diet
1) Energi dihitung menggunakan perhitungan rumus PERKENI dengan
kebutuhan sejumlah 2280,45 kkal, sebagai sumber tenaga dalam tubuh.
2) Protein rendah, yaitu 0,8 kg / BB dari kebutuhan energi total agar tidak
memperberat kerja ginjal.
3) Lemak cukup 25% dari kebutuhan energi total.
4) Karbohidrat cukup sesuai dengan perhitungan protein dan lemak yaitu
68,41% dan tinggi karbohidrat kompleks.
5) Natrium sesuai dengan kebutuhan perhari.
6) Kalium dan fosfor dibatasi.
B. Monitoring Evaluasi
No Monitoring Evaluasi
1 Asupan makan Terjadinya peningkatan asupan makan pasien
secara bertahap walaupun tidak mendekati nilai
kategori normal.
Biokimia Adanya perubahan hasil pemeriksaan
2
laboratorium biokimia ke nilai normal.
Pengetahuan Adanya penembahan pengetahuan dan
3 perubahan perilaku pasien dan keluarga kearah
yang lebih baik.
BAB IV
Pembahasan Kasus
Pasien atas nama Tn.J usia 62 tahun saat ini menjalani hari perawatan ke 2 dengan
diagnosisi DM tipe II disertai dengan Dispneu Ec Pneumonia dan Efusi Pleura serta CKD
Stage II. Keluhan utama pasien saat ini yaitu Sesak dada dan nafas, demam, batuk, mual
muntah dan terkadang kaki bengkak. Tekanan darah pasien termasuk dalam kategori tinggi
140/75 mmHg, dengan nadi dan respirasi berada dalam kategori tidak normal (tinggi).
Berdasarkan hasil perhitungan indeks masa tubuh (IMT) didapatkan hasil 22,55 kg/m2 yang
termasuk dalam kategori normal menurut KEMENKES 2019. Begitupula dengan status gizi
berdasarkan perhitungan persen percentil LILA didapatkan hasil sebesar 92,75 % yang
menandakan status gizi pasien normal.
Gejala utama yang dirasakan pasien berupa sesak nafas merupakan tanda dari
Dispneu Ec Pneumonia dan Efusi Pleura yang dialami pasien dikarenakan adanya
penumpukan cairan diantara jaringan yang melapisi paru-paru dan dada. Pola kebiasaan
makan pasien yang masih mengkonsumsi makanan yang mengandung gula tinggi dan
aktivitas fisik yang kurang dapat semakin memicu kondisi penyakit (DM dan CKD) yang
diderita oleh pasien.
Hasil perhitungan kebutuhan energi Tn.J yaitu sebesar 2280,45 kkal, protein sebesar
66,1 gram, lemak 50,67 gram dan karbohidrat 367,20 gram. Pasien diberikan diet DM B3
dengan rendah garam dalam bentk makanan lunak (bubur). Hasil monitoring pasien selama
2 hari didapatkan asupan pasien sudah membaik walaupun belum dalam kategori normal.
BAB V
Penutup
A. Kesimpulan
Tn.J usia 62 tahun diagnosisi DM tipe II disertai dengan Dispneu Ec
Pneumonia dan Efusi Pleura serta CKD Stage II. Keluhan utama pasien saat ini
yaitu Sesak dada dan nafas, demam, batuk, mual muntah dan terkadang kaki
bengkak. Status gizi pasien normal, dengan kondisi beberapa pemeriksaan
laboratorium biokimia tidak normal. Berdasarkan hasil pehitungan kebutuhan energi
berdasarkan rumus PERKENI, didapatkan kebutuhan energi Tn.J sebesar 2280,45
kkal. Pasien diberikan diet DM B3 dengan rendah garam dalam bentuk makanan
lunak.
B. Saran
Perlu dilakukan pemantauan secara komprehensif terkait kondisi pasien,
yaitu berupa data fisik dan klinis, data laboratorium pasien serta monitoring asupan
pasien.