Dosen Pengampu :
Drs. M. Zaenal Arifin Anis, M.Hum
Muhammad Adhitya Hidayat Putra, M.Pd
DISUSUN OLEH :
Arini : 211028220011
Saya ucapkan terima kasih kepada bapak Drs. M. Zaenal Arifin Anis,
M.Hum., dan bapak Muhammad Adhitya Hidayat Putra, M.Pd. selaku dosen
pengampu Mata Kuliah ilmu politik dan Pendidikan IPS yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.
Arini
ii
DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
C. TUJUAN .......................................................................................................2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PENUTUP ............................................................................................................. 12
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 12
B. SARAN .......................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konsep federalisme lahir pada zaman Yunani kuno, lalu muncul kembali
pada abad pertengahan pada beberapa kota Italia, dan terus berkembang dalam
konfederasi Swiss (Switzerland) abad ke-13. setiap negara-negara bagian dapat
bebas melakukan tindakan ke dalam, selama itu tidak bertentangan dengan UUD
negara federal. Selain itu setiap keanekaragaman yang terdapat di negara bagian
akan tetap terpelihara. karena negara bagian diberikan kedaulatan tersendiri dalam
bentuk residual power (kekuasaan sisa).
1
Dalam Prinsip negara federal kekuasaan dibagi menjadi sedemikian rupa
sehingga pemerintah federal menguasi bidang tertentu misalnya hubungan luar
negeri, mencetak mata uang. Dalam urusan yang diserahkan pada pemerintah
federal bebas dari campur tangan pemerintah negara bagian, sedang soal
kebudayaan, kesehatan dan sebagainya , pemerintah negara bagian bebas dari
campur tangan pemerintah federal.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II
Negara federasi terdiri dari dua kata yaitu negara dan federasi. Pengertian
dari negara adalah kumpulan kelompok sosial yang menduduki suatu wilayah atau
daerah tertentu yang diorganisasi dibawah lembaga politik dan pemerintah yang
efektif, memiliki kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan
nasionalnya. (B. N. Marbun, Kamus Politik, 2002 : 367)
3
kelompok-kelompok kecil dalam sebuah masyarakat yang otonom membentuk
sebuah kesatuan (negara) desentralistis. Yang terakhir dapat dilihat dari sudut
pandang pembagian kekuasaan konstitusi, dimana elemen struktural paling
mendasar dari sebuah negara, yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif, bisa ditemui
baik dalam pemerintahan pusat maupun di negara-negara bagian.
4
berbagi kekuasaan antara pemerintah pusat dengan pemerintah negara bagian, dan
antara pemerintah negara bagian dengan pemerintah daerahnya. jadi negara
negara bagian itu berasal dari suatu negara yang sudah merdeka dan berdaulat
serta berdiri sendiri. Dengan menggabungkan diri dalam suatu Negara Serikat,
maka negara yang tadi berdiri sendiri itu dan sekarang menjadi negara bagian dari
kekuasaannya dan menyerahkannya kepada nagara serikat itu kekuasaan yang
diserahkan itu disebutkan sebuah demi sebuah (limitatif) kepada Negara Serikat.
Pada Negara bagian kekuasaan asli tetap ada, negara bagian ini biasanya
berhubungan langsung dengan rakyatnya. kekuasaan dalam negara serikat
diterimanya dari negara lain. biasanya yang diberikan oleh Negara negara bagian
kepada Negara Serikat adalah hal hal yang biasanya berhubungan dengan
hubungan luar negeri, pertahanan negeri, keuangan dan urusan pos.
bentuk federasi tidak dikenal dalam jaman kuno ataupun dalam abad abad
pertengahan (abad ke V-ke V X). Hal tersebut adanya karena Federasi
mengharuskan adanya syarat syarat tertentu
5
luar negeri, pertahanan dan keamanan, serta kewenangan dalam bidang yang
berkaitan dengan mata uang(moneter). (D ginting, 2014 : 349-350)
Proses terbentuknya negara federal juga sempat diintroduksi oleh R.
Juniarto, bahwa dalam negara federal terdapat beberapa negara yang semula
berdiri sendiri-sendiri, tetapi oleh karena membutuhkan kerjasama dalam hal-hal
tertentu, maka terbentuklah organisasi gabungan, yaitu negara federal, agar
kebutuhan itu dapat dipenuhi.
Contoh yang dapat diperlihatkan dalam hal pembentukan negara federal
adalah Amerika Serikat. Sebelum Amerika Serikat memproklamasikan
kemerdekaannya pada 4 Juli 1776, wilayah daratan Amerika ini merupakan
jajahan Inggris. Akibat dari kebijakan dan tindakan pemerintah Kerajaan Inggris
yang sangat membebani rakyat di wilayah jajahan tersebut, sehingga munculah
reaksi pada tahun 1774, yaitu dengan berkumpulnya 50 orang (yang mewakili 12
daerah jajahan) di Philadelphia, yang disebut dengan Kongres Kontinental 1 (the
Frist Continental Congress). Kongres Kontinental I ini kemudian dilanjutkan
dengan Kongres Kontinental II dan tersepakatilah dibentuknya negara federal
Amerika (United State America) serta pengumuman kemerdekaannya yang
terkenal yaitu Declaration Of Independence.
Sama halnya dalam proses pembentukan Negara Federasi Australia,
diawali dengan adanya kesepakatan pembentukan Rancangan Konstitusi oleh
masing-masing parlemen dari 7 (tujuh) koloni. Dalam rancangan konstitusi ini
terbentuk kesepakatan, bahwa bentuk negara Australia adalah federal, dan
selanjutnya diadakan referendum pada tahun 1899 untuk meminta pendapat dari
para rakyat Australia tentang bentuk negara. Hasilnya adalah kebanyakan dari
rakyat Australia setuju bentuk Negara Federal.
Ketika ingin mewujudkan federalisme memerlukan sejumlah prinsip-
prinsip sehingga federalisme benar-benar sebagai sebuah bentuk pemerintahan
yang dapat menjamin keutuhan negara dan pemerintahan tersebut. ada enam
prinsip bagi berlakunya federalisme:
Prinsip yang pertama adalah apa yang disebut "Non centralization." Di
dalam federalisme tidak terdapat pusat kekuasaan yang mendominasi unit unit
politik yang lainnya karena antara unit politik dengan pusat kekuasaan
6
mempunyai kedudukan atau status yang sama. Hanya saja melalui pengaturan,
pemerintahan federal memiliki hak-hak yang bersifat eksklusif akan tetapi, pada
dasarnya kekuasaan tidaklah bersifat hirarkis dalam bentuk piramida sebagaimana
dalam pemerintahan yang unitaristik.
kedua adalah Negara-negara yang menjalankan pemerintahan yang
federalistik pada umumnya sejalan dengan komitmen dari masyarakat dalam
negara tersebut untuk menjalankan demokrasi seutuhnya.
Prinsip yang ketiga agar terlaksananya sistem pemerintahan yang
federalistik adalah terwujudnya mekanisme checks and balences dalam sebuah
demokrasi. Mekanisme ini adalah bagaimana mengatur hubungan di antara
lembaga negara, serta hubungan antara warga masyarakat dengan negara. tidak
hanya sampai di situ, mekanisme checks and balences juga mengatur hubungan
kekuasaan antara pemerintah pusat atau federal dengan pemerintah daerah.
Prinsip yang keempat adalah apa yang disebut sebagai "Open bergaining".
Federalisme harus melakukan rundingan secara terbuka di antara berbagai pihak,
dan rundingan-rundingan tersebut harus dilaksanakan secara terbuka. Tidak ada
sesuatu yang dirembuk secara diam-diam di antara kelompok tertentu dalam
masyarakat.
Prinsip yang Kelima menyangkut Constitualism. Prinsip noncentralization
adalah sesuatu yang sangat kompleks. Demikian pula halnya dengan checks and
balences ataupun bargaining yang terbuka. Oleh karena itu harus ada pengaturan
yang sangat jelas. Dan hal itu harus diperhatikan secara tertulis dalam konstitusi.
Dengan demikian, tidak ada kelompok ataupun individu tertentu yang akan
mengesahkan tindakannya sesuai dengan interpretasinya sendiri, apalagi akan
menguntungkan kelompoknya sendiri.
Prinsip yang keenam berkaitan dengan unit-unit pemerintahan yang sudah
tetap (Fixed units). Garis pembatas antara satu lembaga, antara wilayah negara
bagian, antara wilayah daerah sudah merupakan sesuatu yang sangat jelas,
sehingga tidak akan mudah diutak-atik lagi demi kepentingan yang sesaat.
permasalah yang sering muncul ketika memelihara federasi adalah
bagaimana memberi makna terhadap pemahaman yang menyangkut pemerintahan
sendiri, atau Self rule dari masyarakat di Negara Bagian, serta bagaimana
7
memformulasikan berbagai kekuasaan atau Sharing of power antara pemerintah
federal dengan Negara Bagian, antara Negara Bagian yang satu dengan Negara
Bagian yang lainnya dan antara Negara Bagian dengan Pemerintah Daerah di
Negara Bagian tersebut.
8
Saudara Amerika pada tahun 1860-an. Lalu negara bagian utara berhasil
memenangkan peperang ini dan dapat mempertahankan persatuan negara.
Ekonomi Amerika Serikat menjadi yang terbesar di dunia semenjak tahun 1870-
an. Kemenangan pada Perang Spanyol-Amerika dan Perang Dunia I mengangkat
Amerika Serikat sebagai salah satu kekuatan militer dunia. Pada Perang Dunia II,
Amerika Serikat menjadi negara pertama yang memiliki senjata nuklir.
Berakhirnya Perang Dingin dan runtuhnya Uni Soviet membuat Amerika Serikat
menjadi satu-satunya negara adidaya dunia dan menjadi yang terdepan dalam hal
militer, ekonomi, budaya, dan politik. (S Hussein, 2013 : 85)
9
Dalam kondisi itu Amerika Serikat kemudian sangat diuntungkan, dan
dapat dengan mudah mengambil pimpinan dalam menentukan institusi dan
peraturan –peraturan baru yang mendasari perekonomian dunia. Dan sistem yang
kemudian dihasilkan Amerika Serikat pada saat itu biasa kita kenal dengan
sebutan “Bretton Woods System” yang diambil berdasarkan nama kota kecil di
Amerika Serikat yang merupakan tempat persetujuan Bratton Woods itu dibuat.
Dan pada tahun 1947 Bratton Woods menjadi titik awal sejarah kejayaan Amerika
Serikat dengan membentuk lembaga–lembaga perekonomian dunia pascaperang.
Diantaranya yaitu: IMF, Bank Dunia, GATT (yang sekarang diganti WTO), dan
OECD. Yang kemudian dalam kiprahnya, sistem tersebut berhasil membawa
Amerika Serikat pada puncak kejayaannya, karena pada dasarnya lembaga–
lembaga baru tersebut dapat dikendalikan oleh Amerika Serikat berdasarkan
kepentingannya.
Sehingga walaupun beberapa kali sempat mengalami krisis, Amerika
Serikat mampu bangkit dan kembali memimpin prekonomian dunia yang tentunya
dengan nilai–nilai liberal (sesuai dengan konsep idiologi bangsanya), yang
terserap dalam setiap kebijakan–kebijakan perekonomian yang dikeluarkannya
lewat institusi–institusi internasional khususnya lembaga–lembaga perekonomian
dunia seperti IMF, Bank Dunia, dan WTO (sebagai pionir dalam mempertahankan
eksistensinya sebagai bangsa adidaya yang kuat dan tidak tertandingi). Selain itu,
Amerika Serikat adalah kreditor terbesar dunia yang memberikan pinjaman atau
bantuan kepada negara–negara yang sedang berkembang atau miskin berupa
Marshall Pllan, dan Amerika serikat juga memberikan bantuan “Grants in Aid”
yaitu bantuan ekonomi dengan memberikan kewajiban kepada negara yang
diberikan bantuan untuk mengembalikan bantuan ekonomi tersebut berupa dolar
atau dengan membeli barang–barang produk Amerika Serikat. Inilah yang
menjadi benteng kekuatan ekonomi Amerika Serikat hingga saat ini. (S Hussein,
2013 : 86)
Aspek Politik
ketika berakhirnya perang dingin yang ditandai dengan runtuhnya Uni
Soviet, Amerika Serikat menjadi satu–satunya negara superpower dunia yang
10
tersisa. Hal ini tentu membuat Amerika Serikat mempunyai peran dominan dalam
percaturan politik Internasional. Amerika Serikat sejak tahun 1940-an hingga saat
ini dibentuk oleh dua tradisi politik yaitu realisme politik dan idealisme politik.
Tradisipolitik realisme yang berkembang di era perang dingin masih menjadi
karakter politik Amerika Serikat. Tujuan utama politik ini dimaksudkan untuk
melakukan politik pembendungan terhadap eksistensi Uni Soviet yang dinilai
membahayakan supremasi kekuasaan Amerika Serikat di dunia. Sementara itu,
tradisi idealisme politik yang tujuan utamanya, yaitu diarahkan untuk melakukan
ekspansi kebebasan atau demokrasi keseluruh penjuru dunia, dimulai atau
berkembang diera pasca perangdingin . (S Hussein, 2013 : 87)
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Negara federasi terdiri dari dua kata yaitu negara dan federasi. Pengertian
dari negara adalah kumpulan kelompok sosial yang menduduki suatu wilayah atau
daerah tertentu yang diorganisasi dibawah lembaga politik dan pemerintah yang
efektif, memiliki kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan
nasionalnya. (B. N. Marbun, Kamus Politik, 2002 : 367)
B. SARAN
Saran saya sebagai penulis makalah ini hanya ingin memberikan Pesan
yang baik bahwa bagaimanapun bentuk Negara yang berbeda kesatuan maupun
federasi tetap kita memiliki tujuan yang sama yaitu memajukan kesejahteraan
rakyat dan memajukan Negara kita sebagai Negara yang besar dan budi pekerti
yang luhur.
12
DAFTAR PUSTAKA
Amen Rais, Antara Federasi, Konfederasi, dan Otonomi Luas, Jurnal Pasar Modal,
No 01/Tahun XI, Januari 2000, hlm 33.
B. N. Marbun, Kamus Politik, edisi baru, (Jakarta Pustaka Sinar Harapan, 2002),
13