INTELEKTUAL
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh :
NIM : 191010200622
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2023
ANALISIS FUNGSI DAN KEDUDUKAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI
INTELEKTUAL
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh :
NIM : 191010200622
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2023
i
DAFTAR ISI
F. Orisinalitas Penelitian...................................................................... 10
Intelektual (HKI)............................................................................... 17
ii
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................... 31
A. Jenis Penelitian................................................................................ 31
B. Spesifikasi Penelitian....................................................................... 31
D. Lokasi Penelitian.............................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
jaminan perlindungan terhadap hak asasi kepada setiap warganya. Dalam hal
ini, hak asasi memiliki berbagai macam bentuk, seperti hak hidup, hak dalam
19451. Dalam hal ini Kekayaan Intelektual merupakan hak yang melekat pada
1
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
1
2
seseorang yang membuat perlunya pentingnya perlindungan dalam hal hak atas
merek, desain industri, dan paten yang terdapat dalam karya-karya tersebut.
internasional yang berkaitan dengan perdagangan bebas dan TRIPs (Trade Related
(KI) telah menjadi salah satu komponen yang sangat penting dalam menunjang
sederhana, seperti agar dapat dimiliki, dikuasai, dan dipergunakan untuk berbagai
tujuan terkait apa yang telah ditemukan, diciptakan, maupun diwujudkan melalui
2
Kemenkumham Sulawesi Selatan. Panduan Kekayaan Intelektual 16/10/201
3
Seperti halnya siapakah yang menjadi pemilik suatu hasil karya, apabila
seseorang memiliki karya dengan bahan baku yang berasal dari pihak lain, dan
mengubah sistem peradilan pidana terutama dalam tataran penyidikan yang akan
3
Halimah Humayrah Tuanaya Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Suatu Gagasan
Korporasi Sebagai Legal Person yang Mandiri Dalam Pertanggungjawaban Pidana Korporasi.
4
M. Yahya Harahap, Pembahasan, Permasalahan dan Penerapan KUHAP (Penyidikan dan
Penuntutan), Sinar Grafika, Jakarta, 2000, hlm. .90.
5
Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Badan Penerbit UNDIP, Semarang,,
1995, hlm.1-2.
4
pidana dapat dilihat dari ketentuan Pasal 1 ayat (1) KUHAP, yang menyatakan
bahwa Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat
Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang
untuk melakukan penyidikan. Selain itu terdapat dalam ketentuan Pasal 1 angka 11
UU No. 2 Tahun 2002 tentang kepolisian merupakan Pejabat Pegawai Negeri Sipil
melakukan penyidikan.
Merek yang menegaskan bahwa Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di Direktorat
Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual, diberi wewenang khusus sebagai penyidik
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, untuk melakukan penyidikan
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa PPNS merupakan penyidik disamping
Hal ini bersesuaian dengan “rumusan pasal 6 Ayat (1) huruf b KUHAP yang
merupakan legitimasi awal dari eksistensi Penyidik Pegawai Negeri Sipil di dalam
tindak pidana ialah untuk memberikan bantuan yang bersifat fungsional kepada
Negeri Sipil di bidang kekayaan intelektual telah diatur dalam Keputusan Menteri
Intelektual. Keputusan ini diterbitkan dengan maksud dan tujuan sebagai pedoman
6
Pasal 16 Ayat (1) UU Rahasia Dagang; Pasal 53 Ayat (1) UU Desain Industri; Pasal 41
Ayat (1) UU Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu; Pasal 110 Ayat (1) UU Hak Cipta; Pasal 159 Ayat
(1) UU Paten; dan Pasal 99 Ayat (1) UU Merek.
7
Pasal 6 Ayat (1) huruf b “KUHAP: Penyidik adalah: (a) pejabat polisi negara Republik
Indonesia; (b) pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang.
6
dalam pelaksanaan proses penyidikan oleh Penyidik Pegawai negeri Sipil di bidang
penegakan hukum, yaitu telah diadakan satu struktur khusus yang menangani
adalah keserampakan dan keselarasan yang bersifat vertikal dan horisontal dalam
sikap dan falsafah yang secara menyeluruh mendasari jalannya sistem peradilan
8
Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Badan Penerbit UNDIP, Semarang,
1995, hlm. 1-2.
7
di Jl. H.R. Rasuna Said No. Kav 8, RT. 016/ RW. 04, Kuningan, East Kuningan,
B. Rumusan Masalah
diajukan oleh penulis melalui rumusan masalah adalah, yaitu sebagai berikut:
KEMENKUMHAM?
di Kantor KEMENKUMHAM?
C. Tujuan Masalah
KEMENKUMHAM.
8
Kantor KEMENKUMHAM.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti secara pribadi, dan
mengenai materi penelitian ini. Adapun manfaat penelitian yang dilakukan oleh
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
E. Kerangka Teori.
9
Hariwijaya dan Triton, Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis, (Yogyakarta: 2007), hlm. 47.
9
peneliti maka akan ditemukan teori-teori yang relevan dan berkaitan dengan
obyek penelitian. Berkenaan dengan penulisan skripsi ini maka teori-teori yang
diambil dari perilaku masyarakat itu sendiri dan tujuan dalam hukum adalah
sesuatu yang ingin dicapai oleh hukum, yakni “keadilan dan kepastian hukum”.
Salah satu yang membedakan antara ilmu hukum dengan ilmu lainnya adalah
hukum itu sendiri memiliki kekuatan yang memaksa yang dapat memberikan
Dalam hal ini dapat dilihat bahwa didalamnya terdapat proses pertama
dalam penanganan suatu tindak pidana ada pada kekuasaan penyidikan. Artinya,
tidaknya suatu proses dengan baik melalui Sistem Peradilan Pidana Terpadu.
F. Orisinalitas Penelitian.
yaitu:
Pegawai Negeri Sipil” (Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak
Asasi Manusia, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Jl. HR Rasuna
12
Harison Citrawan dan Achmad Fikri Rasyidi. “Efektivitas Penegakan Hukum Di Bidang
Kekayaan Intelektual Oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil” (BPSDM Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Jl. HR Rasuna Said Kav. 4-5 Kuningan Jakarta Selatan.
11
Pidana Hak Cipta Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak
menurut Undang-Undang Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan
bagaimana jenis-jenis perkara tindak pidana hak cipta yang menjadi kewenangan
wewenang Penyidik Dalam Perkara Tindak Pidana Hak Cipta yang dilaksanakan
lainnya.
13
Cindy Kosegeran, Wewenang Penyidik Melakukan Penyidikan Tindak Pidana Hak Cipta
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.
12
HAM Sulawesi Selatan pada Sub Bidang Pelayanan Kekayaan Intelektual selaku
G. Sistematika Penulisan.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan lengkap tentang hal-hal
yang akan diuraikan dalam penulisan hukum ini, maka penulis akan memberikan
sistematika penulisan hukum. Sistematika penulisan hukum ini terdiri dari IV bab,
beberapa sub bab, termasuk pula daftar pustaka dan lampiran. Adapun sistematika
BAB I PENDAHULUAN.
Dalam Bab ini akan diuraikan tentang tinjauan pustaka terhadap tindak
14
NURUL SETIAWAN, Eksistensi Penyidik Pegawai Negeri Sipil Dibidang Hak
Kekayaan Intelektual.
13
BAB V PENUTUP.
Dalam bab ini menguraikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena
Strafbaarfeit atau tindak pidana terdiri dari tiga kata, yakni Straf sendiri
boleh, dan Feit adalah perbuatan, tindak, peristiwa, dan pelanggaran. Jadi
15
Harjono, Konstitusi Sebagai Rumah Bangsa, (Jakarta: Sekretariat Jenderal dan
Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2008), hlm. 176.
14
15
yang melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja ataupun tidak
harus memenuhi semua unsur dari delik seperti yang dirumuskan dalam
delik yang dilakukan dan oleh karenanya dapat dikenakan sanksi sebagai
konsekuensi atas delik yang terjadi. Berdasarkan hal tersebut, pembuat delik
sebagai berikut:
undang-undang.
(HKI)
Perundang-undangan :
masing-masing.
Negara RI20. Bahwa yang dimaksud dengan penyidik adalah Pejabat Polisi
19
Peraturan Pemerintah RI Nomor 43 Tahun 2002
20
Undang-undang RI No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara RI
18
Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang.
RI, bahwa yang dimaksud dengan penyelidik adalah Pejabat Polisi Ngeara
Indonesia.
penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam dalam undang-
undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti
itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna
Peraturan Perundang-undangan.
penyitaan;
21
UU No. 8 Tahun 1981 Tentang KUHAP
20
bertanggungjawab.
Intelektual :
Indikasi Geografis22 :
Pasal 99
22
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis
21
Pasal 110
Hak Cipta dan Hak Terkait. Pemeriksaan terhadap pihak atau badan
dan Hak Terkait. Pemintaan keterangan dan barang bukti dari pihak
23
Undang-undang RI No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.
23
yang berkenaan dengan tindak pidana dibidang Hak Cipta dan Hak
dibidang Hak Cipta dan Hak Terkait sesuai dengan kitab Undang-
tugas penyidik tindak pidana di bindag Hak Cipta dan Hak terkait.
bidang Hak Cipta dan Hal Terkait; dan Penghentian penyidikan jika
tidak terdapat cukup bukti adanya tindak pidana di bidang Hak Cipta
Pasal 111
undangan.
Pasal 159
24
Undang-undang RI No. 13 Tahun 2016 Tentang Paten.
25
Dagang25.:
25
Undang-undang RI No. 13 Tahun 2016 Tentang Paten.
26
Rahasia Dagang.
Rahasia Dagang, meminta keterangn dan bahan bukti dari para pihak
Desain Industri.
26
Undang-undang No. 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri.
28
26
Undang-undang No. 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
29
lain yang berkenaan dengan tindak pidana dibidang Desai Tata Letak
Republik Indonesia.
Pidana.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Spesifikasi Penelitian
ini dan supaya hasil yang diberikan dapat bermanfaat bagi pembaca, maka
hukum normatif).
Sejarah hukuk.
31
32
melakukan penyidikan.
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.
yaitu:
yang berlaku dan mengikat dalam permasalahan yang akan diteliti seperti:
Geografis.
Sirkuit Terpadu.
undangan, literatur, jurnal, pendapat ahli hukum, media massa, dan lain
3. Jenis Bahan Hukum Tidak Tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan
tentang gambaran dan informasi tentang bahan hukum primer dan bahan
bahan hukum lainya seperti berupa kamus dan ensiklopedi maupun sumber
D. Lokasi Penelitian
Lokasinya adalah seluruh objek atau seluruh gejala atau seluruh unit
yang akan diteliti. Oleh karena lokasi biasanya sangat luas, maka kerapkali
tidak mungkin untuk meneliti seluruh lokasi itu tetap cukup diambil
tentang objek penelitian secara tepat dan benar. Adapun mengenai jumlah
lokasi yang akan diambil pada prinsipnya tidak ada peraturan yang tetap
secara mutlak menentukan berapa persen untuk diambil dari lokasi. Lokasi
Jakarta Pusat.
34
beralamat di Jl. H.R. Rasuna Said No. Kav 8, RT. 016/ RW. 04, Kuningan,
East Kuningan, Jakarta, South Jakarta City, Jakarta. Kode Pos 12940.
menafsirkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, lalu data tersebut
kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Amir Ilyas, Asas-Asas Hukum Pidana, Rengkang Education Yogyakarta dan Pukap
Indonesia, Yogyakarta,2012
Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Hukum Pidana tentang Sistem Peradilan
Jakarta, 2007.
Drs. Hariwijaya dan Triton P.B.Ssi.M.Si, Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis,
Leden Marpaung, Asas Teori Praktik Hukum Pidana, Cetakan ketujuh, Sinar
Muladi, 1995, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Badan Penerbit UNDIP,
Semarang
35
36
Lindsey, Tim, et, al. ”Hak Kekayaan Intelektual suatu pengantar”, PT.Alumni,
Bandung, 2006.
Jurnal :
Foundation, 1975.
Pidana Korporasi.
Mulyadi, Lilik, 2008, Bunga Rampai Hukum Pidana: Perspektif, Teoretis dan
Peraturan perundang-undangan :
Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu