Anda di halaman 1dari 9

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN


TEKNIK KONSTRUKSI KAYU/TEKNIK BANGUNAN

BAB V
SAMBUNGAN DAN HUBUNGAN KAYU

Dr. Karyadi, M.P., M.T

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2016
BAB V
SAMBUNGAN DAN HUBUNGAN KAYU

KD : Mengelola pekerjaan sambungan dan hubungan kayu sesuai


jenis pekerjaan konstruksi kayu.

5.1 Pendahuluan
Sambungan (connection) pada konstruksi kayu dibutuhkan untuk
memenuhi dua aspek penting yaitu kecukupan ukuran dan tuntutan bentuk.
Ukuran kayu yang terbatas baik penampang maupun panjangnya seringkali
tidak mencukupi kebutuhan konstruksi sehingga diperlukan penyambungan
baik dalam arah memanjang maupun melebar. Sebagai contoh kebutuhan
panjang kayu konstruksi yang lebih dari empat meter harus dibuat dengan
menyambung dua batang kayu kearah memanjang, mengingat di perdagangan
umumnya panjang kayu adalah empat meter. Bentuk-bentuk konstruksi kayu
untuk memenuhi persyaratan arsitektur maupun struktur menuntut adanya
sambungan-sambungan menyudut atau menyilang. Sebagai contoh tuntutan
persyaratan arsitektur bentuk atap dan tuntutan kestabilan struktur kuda-
kuda membutuhkan sambungan-sambungan kayu menyudut antara balok
tarik dan kaki kuda-kuda.
Kekuatan dan kekakuan desain sambungan sangat menentukan
performance dari keseluruhan konstruksi kayu. Berbagai penelitian kerusakan
bangunan kayu akibat gempa bumi (earthquakes) dan angin topan (hurricanes)
menunjukkan terjadinya kerusakan pada sambungan yang dibuat secara tidak
sempurna (Breyer, et.al., 2007). Itulah sebabnya peraturan konstruksi
bangunan kayu dari berbagai negara memberikan porsi yang memadai untuk
membahas masalah sambungan.
Terdapat beberapa bahan bacaan yang membedakan antara kata
“sambungan” dengan kata “hubungan” untuk konstruksi kayu, meskipun

1
untuk bahan bacaan berbahasa inggris kedua istilah tersebut dicakup dalam
satu kata yaitu “connections”. Kata sambungan merujuk pada penambahan
panjang yaitu untuk sambungan memanjang sedangkan kata hubungan
merujuk pada penambahan lebar yaitu hubungan arah melebar atau merujuk
pada hubungan menyudut dan menyilang. Dalam bahan bacaan ini akan
digunakan istilah sambungan untuk kedua istilah hubungan dan sambungan.
Tergantung pada beban yang dipikul, terdapat dua macam
sambungan yaitu sambungan struktural dan sambungan non struktural.
Sambungan struktural digunakan untuk meneruskan beban bangunan dari
satu bagian ke bagian yang lain, misalnya beban dari kaki kuda-kuda ke balok
tarik. Sambungan non-struktural hanya menerima berat sendiri dari bagian
tersebut, misalnya sambungan melebar untuk dinding kayu. Sambungan
struktural memerlukan desain yang melibatkan berbagai gaya pada bangunan
sehingga terdapat sambungan untuk menerima gaya aksial, gaya lintang,
momen lentur, dan momen puntir.

5.2 Sambungan Memanjang


Sambungan memanjang diperlukan oleh elemen struktural maupun
non strutural yang memiliki panjang melebihi panjang kayu yang tersedia.
Terdapat banyak desain untuk sambungan yang dimaksud tergantung pada
beban yang diterimanya. Sambungan memanjang untuk balok tarik berbeda
bentuknya dengan sambungan memanjang untuk batang tekan. Dibawah ini
dicantumkan gambar-gambar sambungan kayu memanjang (Gambar 4.1)

2
Gambar A

Gambar B

Gambar C

3
Gambar D

Gambar E

Gambar F
Gambar 5.1 Sambunagn Memanjang
(Sumber: Anonim, 2002)

5.3 Sambungan Melebar


Sambungan melebar digunakan untuk menyambung papan-papan dalam
arah melebar. Lembaran-lembaran papan ini digunakan untuk dinding, lantai
maupun daun pintu/jendela. Dua contoh sambungan dimaksud dicantumkan pada
Gambar 5.2.

4
Gambar 5.2 Hubungan Kayu Melebar
(Sumber: Anonim, 2002)

5.4 Sambungan Menyudut


Sambungan kayu menyudut banyak ditemui pada elemen struktural maupun
elemen non-struktural. Termasuk di dalam sambungan menyudut adalah
sambungan menyilang dan pertemuan bentuk T. Besar sudut yang dibentuk bisa
siku-siku atau lancip. Gaya-gaya yang bekerja pada elemen struktur menjadi
pertimbangan pemilihan bentuk sambungan, sedangkan untuk elemen non-
struktur keindahan tampilan sambungan lebih dipentingkan.

Sambungan Menyudut

5
Gambar A

Gambar B
Gambar 5.3 Hubungan Kayu menyudut
(Sumber: Anonim, 2002)

Sambungan Menyilang

6
Gambar 5.4 Hubungan Kayu Menyilang
(Sumber: Anonim, 2002)

Untuk memahami sambungan dan hubungan kayu dipersilahkan untuk


membaca bahan ajar di bawah ini yang juga dicantumkan link untuk
mengunduhnya.

Berikut adalah link ke buku “Anonim, 2002, Melaksanakan Pekerjaan Teknik


Penyambungan Konstruksi Kayu Arah Memanjang, Departemen
Pendidikan Nasional.”

http://psbtik.smkn1cms.net/bangunan/teknik_bangunan_gedung/teknik_batu_beto
n/penyambungan_konstruksi_kayu_arah_memanjang.pdf

Berikut adalah link ke buku “Anonim, 1985, Teknologi Kayu Bergambar 13,
Sambungan Kayu, Bhratara Karya Aksara, Jakarta.”

http://www.mediafire.com/download/dcnri11immqisk6/1831_Sambungan+Kayu.pd
f

7
Berikut adalah link ke buku “Anonim, 2002, Melaksanakan Pembuatan
Sambungan Arah Melebar, Departemen Pendidikan Nasional.”
http://psbtik.smkn1cms.net/bangunan/teknik_bangunan_gedung/teknik_konstruksi
_kayu/melaksanakan_pembuatan_sambungan_arah_melebar.pdf

Berikut adalah link ke buku “Anonim, 2002, Menggambar Sambungan Kayu,


Departemen Pendidikan Nasional.”

http://psbtik.smkn1cms.net/bangunan/teknik_bangunan_gedung/teknik_konstruksil
_baja_dan_alumunium/menggambar_sambungan_kayu.pdf

Anda mungkin juga menyukai