Anda di halaman 1dari 4

BAB 3 PEMBENTUKAN KATA

Pembentukan (KBBI) yaitu proses, cara, perbuatan membentuk. menurut istilah kata


Pembentukan diartikan sebagai usaha luar yang terarah kepada tujuan tertentu guna
membimbing faktor- faktor pembawaan hingga terwujud dalam suatu aktifitas rohani atau
jasmani.

Istilah pembentukan adalah proses atau usaha dan kegiatan yang dilakukan secara
berdaya guna untuk memperolah yang lebih baik, mendirikan atau mengusahakan
supaya lebih baik, lebih maju dan lebih sempurna

Pengertian kata arti dalam KBBI juga dapat diartikan sebagai makna, isyarat, ataupun
penafsiran tentang sesuatu

Pembentukan kata terbagi menjadi 11 bagian, antara lain :


1. Kata Dasar

2. Kata Berimbuhan

3. Bentuk Ulang

4. Gabungan Kata

5. Pemenggalan Kata

6. Kata Depan

7. Partikel

8. Singkatan dan Akronim

9. Angka dan Bilangan

10. Kata Ganti ku-, kau-, ku-, mu-, nya-,

11. Kata Sandang si dan sang

1. Kata Dasar
kata dasar merupakan kata yang masih asli atau belum tercampur dengan imbuhan atau
kata tambahan lainnya.

Contoh : buku, pena, kampus, makan, minun, duduk, lari, jual, beli, dan lain-lain.
Contoh dalam kalimat : a. Adik makan nasi Padang
b.Ahmad lari mengejar ayamnya yang kabur
c.Bapak beli kopi di warung dekat rumahnya.

2. Kata Imbuhan

Kata imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata dasar, baik di
awal, di akhir, di tengah atau gabungan di antara ketiganya untuk membentuk
kata baru, sehingga berhubungan dengan kata pertama.

Imbuhan berasal dari kata dasar imbuh, yang Artinya tambahan tidak banyak.
Imbuhan mendapat surfiks atau akhiran -an di akhir. Dalam Bahasa Indonesia,
imbuhan juga disebut sebagai afiks yang menjadi unsur penting dalam
mengubah bentuk kata, jenis kata dan maknanya.

A. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai
dengan bentuk dasarnya.

Contoh:

Berlari, berhamburan, membuka, pemerintah

bacaan, kebutuhan

Catatan:

Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme,


-man, -wan, atau -wi, ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.

Contoh:

Premanisme, seniman, wartawan, manusiawi

B. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Contoh:

Antarkampung, pascasarjana, tunaaksara,

(a). Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan yang
berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).

Contoh:

non-Amerika, pan-Islamisme, pro-Belanda,

non-Asia, anti-KKN
(b). Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis
terpisah dengan huruf awal kapital.

Contoh:

Atas nama Tuhan Yang Maha Penyayang.

(c).Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali
kata esa, ditulis serangkai.

Contoh:

Nasib kita berada dalam genggaman Tuhan Yang Mahakuasa

Marilah kita berlindung kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3. Bentuk Ulang

Bentuk ulang adalah bentuk yang mengalami perulangan

Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.

Contoh:

anak-anak biri-biri

buku-buku cumi-cumi

hati-hati kupu-kupu

kura-kura

lauk-pauk berjalan-jalan

mondar-mandir mencari-cari

ramah-tamah terus-menerus

sayur-mayur porak-poranda

Anda mungkin juga menyukai