Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ILMU EKONOMI POLITIK

Dosen Pengampu : Dr. Susniwati, S.Sos, Msi

OLEH :

INDRA PERMANA

NPM : 21.011.690

PRODI ADMINISTRASI PUBLIK

UNIVERSITAS SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) BANDUNG

TAHUN 2022
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Ilmu Ekonomi
Politik“ ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dosen pengajar Ibu Dr. Susniwati, S.Sos, Msi pada mata kuliah
Ilmu Ekonomi Politk Program Studi Sarjana Administrasi Publik. Kita mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Dr. Susniwati, S.Sos, Msi selaku dosen pengajar mata kuliah Ilmu
Ekonomi Politik Program Studi Sarjana Administrasi Publik yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Cimahi, 16 April 2022

Indra Permana

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………… 2
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………….. 2
1.4 Manfaat ……………………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekonomi Politik .................................……………………………. 3
2.2 Sejarah Ilmu Ekonomi Politik ...............……………………………………... 4-6
2.3 Perkembangan Ilmu Ekonomi Politik .............................................................. 5-7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….. 8
3.2 Saran ………………………………………………………………………… 8

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu Ekonomi Politik bisa dikatakan disiplin ilmu yang baru dan bisa juga dikatakan
sudah tua. Dikatakan baru, sebab Ilmu Ekonomi Politik baru diajarkan dalam dua dekade
terakhir, yaitu untuk level S1 pada FEKON jurusan Ekonomi Pembangunan, dan untuk level
S2 pada FISIP pada program studi Administrasi Publik dan Bisnis. Tetapi jika diperhatikan
dari latar belakang sejarah, sebenarnya disiplin Ekonomi Politik ini sudah sangat tua. Karena
sudah dibahas oleh filsuf Yunani Kuno seperti Aristoteles. Pembahasan dan pengaplikasian
Ekonomi Politik lebih berkembang pada abad ke-14, saat terjadinya transisi dari kekuasaan
raja kepada kaum saudagar, yang lebih dikenal dengan era merkantilisme. Praktik yang
dilakukan kaum saudagar (merchant) yang sangat merugikan petani tidak disukai oleh
Francis Quesnay, yang pandangannya dikenal dengan sebutan fisiokratisme.
Meski Ekonomi Politik sudah ada sejak jaman Yunani Kuno. Namun Ekonomi Politik
baru memperoleh bentuk pada pertengahan abad ke-18, sejak ditulisnya The Wealth of
Nations oleh Ekonom Klasik Adam Smith pada tahun 1776. Selain Smith, pakar Ekonomi
klasik yang paling awal mengembangkan Ekonomi Politik adalah David Ricardo (1772-
1823). Ricardo menulis Essay on The Influence of a Low Price of Corn on the Profit of Stock
pada tahun 1815. Pakar klasik lain yang juga cukup intens membahas Ekonomi Politik adalah
Thomas Malthus (1766-1834) dan John Stuart Mill (1806-1873). Pemikiran Malthus tentang
Ekonomi Politik dapat dilihar dari dua bukunya, yaitu Principles of Political Economy (1820)
dan Definitions of Political Economy (1827), sedang gagasan JS Mill dapat dilihat pada
bukunya Principles of Political Economy with some of Their Application to Social
Philosophy (1848).
Pada masa klasik antara Ilmu Ekonomi dengan Politik masih menyatu. Tetapi
kemudian di tangan tokoh-tokoh Ekonomi Neoklasik, ilmu Ekonomi makin berkembang
berkat bantuan dari ilmu matematika (terutama kalkulus), dan ilmu statistika, sedangkan ilmu
politik relative berada di tempat. Sejak itu ilmu ekonomi berpisah dengan ilmu politik, dan
pakar-pakar Neoklasik meresmikan Ilmu Ekonomi sebagai disiplin ilmu tersendiri.
Setelah berpisah, akibat beberapa peristiwa tahun 60-an dan tahun 70-an memaksa
ilmu Ekonomi dan Politik rujuk kembali. Karena banyak saran yang dikemukakan oleh para
pakar Ekonomi murni yang tidak berjalan sewaktu diterapkan di Negara-negara berkembang
karena adanya perilaku “kalap rente” dari para penyelenggara Negara. Karena hal ini

1
menyangkut perilaku, pakar-pakar Ekonomi Politik Neoklasik mulai mempelajari tentang
teori perilaku seperti teori pertukaran dan teori perilaku birokratis.
1.2 Rumusan Masalah

Untuk lebih sistematis, maka kami akan merumuskan masalah-masalah pokok yang

akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya adalah:

1. Apa arti dari pengertian ilmu ekonomi poklitik


2. Bagaimana sejarah ilmu ekonomi politik
3. Bagaimana perkembangan ilmu ekonomi politik

1.3 Tujuan

1. Mendapatkan deskripsi tentang pengertian dari ilmu ekonomi politik.


2. Mendapatkan deskripsi tentang sejarah dari ilmu ekonomi politik.
3. Mendapatkan deskripsi tentang perkembangan ilmu ekonomi politik.

1.4 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan wacana pembaca dalam ilmu

ekonomi politik dan memberikan pemahaman secara integral terhadap politik dan nilai-

nilai yang terkandung didalamnya. Dan juga Ilmu politik bertujuan untuk mensejahterakan

bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memelihara perdamaian dunia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekonomi Politik

Ilmu ekonomi politik adalah bagian dari ilmu sosial yang berbasis pada dua
subdisiplin ilmu, yakni politik dan ekonomi
Ilmu ini mengkaji dua jenis ilmu yakni ilmu politik dan ilmu ekonomi yang
digabungkan menjadi satu kajian ilmu ekonomi politik. Dalam penggunaannya secara
tradisional, istilah ekonomi politik dipakai sebagai sinonim atau nama lain dari istilah
ilmu ekonomi (rothschild, 1989).
Fokus dari studi ekonomi politik adalah fenomena-fenomena ekonomi secara
umum, yang bergulir serta dikaji menjadi lebih spesifik ; yakni menyoroti interaksi
antara faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor politik. Namun, dalam perkembangan
yang berikutnya, istilah ekonomi politik selalu mengacu pada adanya interaksi antara
aspek ekonomi dan aspek politik
Sebagaimana diketahui, istilah “Ekonomi Politik” seringkali dipertukarkan
dengan istilah “Politik Ekonomi”, padahal secara metodologis kedua istilah tersebut
mengandung perbedaan yang substansial.
Politik Ekonomi merupakan suatu unsur atau elemen yang menjadi alat dari
ekonomi dan rasionalisasi kekuatan politik dalam melaksanakan rencana-rencana
untuk mencapai sasaran yang dikehendaki. Politik Ekonomi secara umum disebut
sebagai Das Sollen, karena dipandang tidak sama dan sebangun dengan ilmu
pengetahuan, melainkan hanya sebagai sebuah produk Policy Sciences.
Ekonomi Politik disebut sebagai Das Sein, karena di dalamnya secara eksplisit
terdapat berbagai prasyarat keilmuan, yang memiliki wilayah kajian yang luas sebagai
ilmu maupun pengetahuan menyangkut studi tentang hubungan timbal balik yang
saling mempengaruhi antara faktor ekonomi dan faktor politik

3
2.2 Sejarah Ilmu Ekonomi Politik
Di Indonesia sendiri ilmu ekonomi politik baru diajarkan dalam dua dekade terakhir
ini. Tetapi jika diperhatikan dari sejarahnya, ilmu ekonomi politik ini sebenarnya sudah
sangat tua. Sebenarnya ilmu ekonomi politik ini sudah dibahas dari zaman Aristoteles,
seorang filsuf Yunani kuno. Melihat hal ini, perkembangan ilmu ekonomi politik terus
berlanjut. Dari zaman ekonomi klasik, neoklasik, sosialis dan sampai pada zaman
sekarang ini.
Menurut Deliarnov (2006:2) pada zaman klasik, antara ilmu ekonomi dan ilmu politik
masih menyatu. Tetapi pada perkembangannya di masa neoklasik, ilmu ekonomi dan ilmu
politik dipisahkan dan bukan merupakan suatu kesatuan. Perkembangan ilmu ekonomi
yang didukung dengan ilmu-ilmu lain seperti kalkulus dan statistik yang mennyebabkan
terpecahnya antara ilmu ekonomi dan ilmu politik.
Di zaman klasik, kita melihat bahwa ekonomi yang baik ialah ekonomi yang terjadi
secara natural. Adam Smith selaku bapak ekonomi klasik terkenal sangat anti dengan
adanya campur tangan pemerintah. Perekonomian benar-benar diserahkan pada mekanisme
pasar, dan kita mengenal pula istilah ‘invisible hand’ pada zaman klasik ini.
Pada masa neoklasik, ilmu ekonomi dan politik dipisahkan. Tetapi dalam faktanya
beberapa peristiwa pada tahun 60 dan 70an memaksa ilmu ekonomi dan ilmu politik bersatu
kembali. Hal ini timbul karena adanya fakta perilaku “kalap rente” atau sering disebut
dengan rent-seeker yang dilakukan oleh penyelenggara negara. Pada tahun 70an terjadi
peristiwa penghapusan standar emas oleh Amerika, dan juga ekonomi jepang yang meroket
yang memaksa negara-negara harus memahami interaksi ekonomi dan politik untuk menata
ekonomi internasional.
Menurut Clark dalam Yustika (2013:98), munculnya teori ekonomi dapat dilihat dari
periode antara abad ke-14 dan ke-16 yang disebut dengan great transformation di Eropa
Barat dimana dalam hal ini menyisihkan sistem ekonomi feodal, dimana dengan adanya
pasar ekonomi baru memunculkan peluang untuk menyampaikan ekspresi untuk individu
yang sebelumnya ditekan oleh lembaga gereja, negara, dan komunitas.
Pada abad ke-18 muncullah apa yang dikatakan Abad Pencerahan (enlightenment),
pada abad ke-18 ini terjadi revolusi industri di Prancis. Dimana inti atau tujuan dari gerakan
ini untuk mengadakan otonomi individu dan eksplanasi terhadap kapasitas manusia. Dari
abad pencerahaan inilah sebenarnya yang menjadi dasar ekonomi politik.Tetapi istilah
4
ekonomi politik sendiri pertama kali sudah muncul pada abad ke-16 oleh penulis Prancis
bernama Antoyne de Montcheitien (1575-1621) dalam bukunya yang berjudul Treatise on
Political Economy. Pada abad 16 para ahli ekonomi politik mengembangkan ide tentang
perlunya peran negara untuk menstimulasi kegiatan ekonomi, dimana pasar belum
berkembang pada saat itu. Sehingga peran negara untuk dapat membuka wilayah baru
perdagangan, memberikan perlindungan, dan menyediakan pengawasan untuk produk yang
bermutu. Tetapi pada akhir abad ke 18, pandangan itu mulai berubah dan ditentang, dimana
pemerintah dianggap bukan sebagai agen yang baik untuk mengatur kegiatan ekonomi,
tetapi malah merintangi upaya untuk memeroleh kesejahteraan.
Dengan adanya perubahan pandangan yang terjadi pada abad ke-18, muncullah
banyak sekali aliran dalam tradisi pemikiran ekonomi politik yang dipecah menjadi 3
kategori, yaitu: (i) Aliran ekonomi politik konservatif oleh Edmund Burke;
(ii) aliran ekonomi politik klasik yang dipelopori oleh Adam Smith, Thomas Malthus,
David Ricardo, Nassau, dll;
(iii) aliran ekonomi politik radikal yang di propagandakan oleh William Godwin, Thomas
Paine, Condorcet, dan Karl Marx.

2.3 Perkembangan Ilmu Ekonomi Politik


 Konsep ekonomi-politik sebagai ilmu hubungan internasional mulai berkembang pada
dekade 1970-1980an, konsep ini mulai berkembang di beberapa perguruan tinggi di
AS dan Eropa sebagai respon dari perstiwa embargo minyak yang dilakukan oleh
negara-negara Liga Arab yang mayoritas anggota OPEC terhadap negara-negara yang
mendukung Israel dan pendudukannya atas wilayah Palestina.
 Persitiwa inilah yang kemudian menjadi dasar pijakan penggabungan dalam
pendekatan ilmu politik dan ekonomi, konsep ini kemudian diterima sangat luas
terutama setelah mulai kuatnya arus kerja sama internasional dan globalisasi, berikut
beberapa definisi ekonomi-politik internasional.
 Robert Gilpin, Ekonomi Politik Internasional adalah hubungan paralel dan saling
interaksi antara 'negara' dan 'pasar' di dunia modern.
 Menurut Adam Smith, ekonomi politik adalah ‘cabang ilmu negarawan atau
legislator’ yang digunakan sebagai panduan untuk memanajemen perekonomian
nasional secara bijaksana.

5
 John Stuart Mill, bahwa ekonomi politik adalah ilmu yang mengajarkan bagaimana
memakmurkan sebuah negara (Gilpin, 2001: 25)
 Konsep ekonomi-politik sebagai ilmu hubungan internasional mulai berkembang pada
dekade 1970-1980an, konsep ini mulai berkembang di beberapa perguruan tinggi di
AS dan Eropa sebagai respon dari peristiwa embargo minyak yang dilakukan oleh
negara-negara Liga Arab yang mayoritas anggota OPEC terhadap negara-negara yang
mendukung Israel dan pendudukannya atas wilayah Palestina.
 Embargo Minyak oleh Negara-Negara Liga Arab terhadap Israel yang sebagai dasar
penggabungan pendekatan ilmu politik dan Ekonomi.
 Setelah menguatnya hubungan kerjasama Internasional dan era globalisasi maka
konsep hubungan ilmu politik dan ekonomi semakin diterima di dunia internasional.
 Terjadinya liberalisasi Ekonomi di setiap Negara dan interdepedensi (kondisi Negara
menjadi sejajar dan saling ber-ketergangunan satu sama lain) semakin menguat
 Orientasi kebijakan luar negeri tidak hanya pada Power (kekuasaan) yang melekat
pada politik saja, tetapi juga kepada orientasi Welfare (kesejahteraan).
 Kekuatan politik suatu Negara/pemerintahan mempengaruhi aktifitas pasar (ekonomi)
dan sebaliknya Mekanisme suatu Negara dipengaruhi oleh aktifitas pasar (ekonomi)
 Dalam sudut pandang realisme (struggle for power) bagaimana sumber-sumber
ekonomi memberi kekuatan pada negara dan sebaliknya bagaimana faktor Negara /
politik digunakan untuk meraih kekuatan/sumber-sumber ekonomi
 Perkembangan selanjutnya :
 Perdebatan ekonomi-politik bergeser dari perdebatan ideologi (merkantilisme,
liberalisme dan marxisme) menjadi perdebatan metodologi dan rasionalitas.
 Robert Gilpin berpendapat bahwa “mengapa ideologi di dalam ekonomi-politik harus
ditolak”, karena belum adanya argumen yang logis dan uji coba empiris.
 Grieco berpandangan bahwa permasalahan disparitas kapabilitas dalam kekuatan yang
menjadi penyebab timbulnya konflik atau perang bisa dihindari dengan kerjasama dan
menciptakan institusi yang dapat menjadi penengah.
 Ada tiga kebijakan ekonomi politik, yaitu :
1. Institutionalist
Pendekatan yang mengutamakan peran aktor dengan menggunakan institusi
untuk mencapai kepentingannya, pendekatan ekonomi-politik ini selalu berusaha
menjaga bentuk institusi baik secara kawasan maupun global agar selalu tercipta

6
kerja sama antar aktor dan Institusi yang terlibat.

2. Political Economist
Para pelaku pendekatan ini biasa disebut dengan Political Economist,
orientasinya cenderung tidak terlalu terpusat dengan teori, ideologi atau
paradigma. Melainkan sangat terkait dengan grup-grup kepentingan di dalam
negeri, orientasi kepentingan domestik merupakan prioritas utama di dalam
interaksi ekonomi-politiknya dengan aktor lain, alat utama bagi pendekatan ini
adalah Rational Choice yang berdasarkan para pengambil kebijakan di dalam
negeri.
3. Neo-Gramscian
Pendekatan ini sangat bercorak Realisme, menurut paradigma ini ekonomi –
politik adalah struktur yang digunakan untuk mencapai kepentingan tiap-tiap
aktor dalam menjaga dominasi dan hegemoninya di struktur kekuasaan.

7
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Ekonomi berasal dari kata "oikos" yang berarti aturandan "nomos" yang berarti rumah
tangga. Sedangkan politik berasal dari kata "polis” yang berarti negaraatau kota.
Berdasarkan maknanya yang secara empiris tidaklah sama, namun dalam
perkembangan dunia kedua kata tersebut menjadi hal yang berkaitan dan saling
mempengaruhi. Tindakan politik tidak terbebasdari kepentingan ekonomi dan sebuah
kebijakan ekonomi tidak terlepas pula dari kepentingan politik.Dengan demikian
ekonomi politik dimaksudkan untuk mengungkapkan kondisi di mana produksi
ataukonsumsi diselenggarakan negara-negara.
Dalam konteks globalisasi saat ini, ekonomi politik memungkinkan kita untuk
membedah relasi kuasadan institusi-institusi ini, mempelajari pengaruh-pengaruhnya,
mengingatkan konsekuensi-konsekuensi yang akan terjadi, dan memberika
kemungkinan-kemungkinan solusi atas permasalahan yang menumpuk, alternati yang
dapat digali atas prinsip-prinsip pasar baik di tingkat lokal maupun dunia.

1.2 Saran
Akhirnya kami selesaikan penulisan makalah ini, kami mohon maaf apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun
dalam penyajiannya. Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat
membangun.

8
DAFTAR PUSTAKA
Deliarnov, 2006, Ekonomi Politik, Jakarta : Erlangga
https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_ekonomi_politik
https://elearning.iwu.ac.id/course/info.php?id=547
John Baylis and Steve Smith, op cit, P. 788.
Thomas Oatley, international political economy, Interests, and institutions in the global
economy, Second Edition, Pearson Longman, New York. P. 2.
Richard W. Mansbach and Kirsten L. Rafferty. Op cit. P. 244.
Charles W. Kegley, Jr. and Eugene R. Wittkopf, world politics, trend, and transformation,
Worth Publishers, Inc. 1999. P. 207.
Martin Griffiths, International Relations Theory for the Twenty-First Century, Routledge,
London and New York. P. 137, 2007.
Umar Suryadi Bakry, Pengantar Hubungan Internasional, Jaya Baya University Press,
2004, Hal 133.
Robert Gilpin, Three Ideologies of Political Economy, Perspectives on World Politics:
Third Edition, Routledge, London and New York, 2006, P.376
Stephen D. Krasner, State Power and The Structure of International Trade, World Politics,
1976, P 317-347.
Joseph M. Grieco, Cooperation Among Nations: Europe, America, and Non-Tariff
Barriers to Trade, Cornell University Press. P. 10.
Rachbini, Didick J. 2002. Ekonomi Politik: Paradigma dan Teori Pilihan Publik. Jakarta.
Penerbit Ghalia Indonesia.
Martin Staniland. Apakah Ekonomi Politik Itu? Sebuah Studi Teori Sosial dan
Kelatarbelakangan., terj (Jakarta: Rajawali, 2003)
Lane, Jan- Erik et.al. 1994. Ekonomi Politik Komparatif, terj. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2015_1_1355_Bab2.pdf

9
https://www.academia.edu/12101595/EKONOMI_POLITIK#:~:text=Menurut%20P.
%20Todaro%2C%20ekonomi%20politik,interaksi%20kegiatan%20ekonomi
%20dan%20politik.

10

Anda mungkin juga menyukai