Hukum Kepler 1
“Lintasan orbit setiap planet ketika mengelilingi matahari berbentuk elips dimana matahari
terletak pada salah satu fokusnya.”
Dari model lntasan planet diatas diperlihatkan berbentuk elips yang mengelilingi matahari.
Matahari berada pada salah satu titik fokusnya yang ditandai dengan F1 dan F2. Pada
keadaan tersebut, planet memiliki dua jarak yakni jarak terhadap F2 adan jarak terhadap F1.
Bentuk elips orbit ditentukan oleh nilai eksentrisitas yang berkisar antara 0 dan 1 (0 < ε < 1).
Semakin kecil nilai eksentrisitasnya (mendekati nol), maka orbit akan berbentuk seperti
lingkaran dengan matahari berada di tengahnya. Jika nilai eksentrisitasnya mendekati satu,
maka bentuk orbit akan memanjang dan tipis.
Jika planet berada pada jarak terjauh matahari (sebelah kanan F1), maka pada saat itu planet
berada pada titik aphelion. Jika planet berada pada jarak terdekat dengan matahari (sebelah
kiri F2), maka planet berada pada titik perihelion.
Perhatikan gambar diatas, jika matahari berada pada titik fokus sebelah kanan dan planet
mengitarinya dengan orbit elips, maka titik perihelion terjadi saat θ = 0° dan jaraknya adalah r
min; titik aphelion terjadi saat θ = 180° dan jaraknya dari matahari adalah r max. Saat θ = 90°
dan θ = 270°, jarak planet sama dengan p.
Jarak titik perihelion dan jarak titik ahelion dapat dicari dengan rumus:
Dan jika diketahui jarak titik perihelion dan aphelion maka dapat dicari nilai eksentrisitas
orbitnya dengan:
Perhatikan skema orbit elips diatas dimana b merupakan jarak dari titik pusat elips ke orbit
terdekat dan a merupakan jarak dari titik pusat elips ke orbit terjauh. Maka, luas orbit elips
dapat dicari dengan rumus:
Pada gambar diatas diperlihatkan contoh orbit planet terhadap matahari. Jari-jari orbit dan
kecepatan sudut planet pada orbit yang berbentuk elips akan selalu bervariasi. Planet akan
bergerak lebih cepat ketika berada dekat dengan matahari, kemudian akan bergerak lebih
lambat ketika berjarak jauh dari matahari. Hukum II Kepler menyatakan bahwa luasan area
(biru) nilainya konstan dimanapun planet berada pada orbitnya diukur berdasarkan interval
waktu yang sama.
Jika diketahui periode planet (revolusi planet) sebesar P. Maka kecepatan sudut rata-rata
dapat dicari dengan rumus:
Hukum Kepler 3
“Kuadrat periode orbit suatu planet sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari
matahari.”
dimana:
a) Posisi A ke B
b) Posisi B ke C
c) Posisi H ke I
d) Posisi I ke J
Solusi:
Planet bergerak lebih cepat saat posisinya lebih dekat ke matahari, jadi posisi planet dari L ke
A atau posisi planet dari A ke B merupakan posisi dimana planet bergerak paling cepat.
Contoh Soal 2
Perhatikan gambar lintasan orbit suatu planet mengelilingi matahari diatas. Manakah
pernyataan yang benar di bawah ini mengenai luasan antara titik A-B-O dan H-I-O?
a) Luasan A-B-O lebih besar dari H-I-O
b) Luasan H-I-O lebih besar dari A-B-O
c) Keduanya memiliki luas yang sama
d) Kurang cukup informasi untuk menentukan luasan
Solusi:
Berdasarkan Hukum II Kepler, luasan area titik garis khayal pada orbit nilainya konstan
dimanapun planet berada pada orbitnya diukur berdasarkan interval waktu yang sama.