OLEH
OLEH
ZAHRA CHANTIKA NURUL HUDA
4.1 Hasil Penelitian Dari hasil survey yang disebarkan, diperoleh hasil :
Objek penelitian ini terdiri dari 33 siswa, yang mana setiap siswa diberikan
pertanyaan mengenai apakah menurut para siswa sekolahnya termasuk sekolah yang
aktif mengadakan acara sekolah. berdasarkan data jawaban responden, 75,8% atau
sebanyak 25 orang mengatakan iya, 21,2% atau 7 orang mengatakan kadang-kadang,
dan 3 % atau sebanyak 1 orang mengatakan tidak. Perbedaan jawaban ini disebabkan
pandangan masing-masing siswa mengenai keaktifan sekolahnya. Keaktifan sebuah
sekolah mengenai “acara sekolah” mungkin bisa dikatakan apabila sekolah tersebut
dengan rutin mengadakan atau memperingati hari-hari besar, seperti 17 agustus, hari
pahlawan, hari sumpah pemuda, serta mengadakan acara-acara fleksibel seperti
adanya festival film pada sekolah SMA Plus Taruna Andalan. Kajian sejumlah
literatur yang membahas tentang produktivitas sekolah akan dijumpai rumusan yang
bermacam-macam. Produktivitas Sekolah menurut Prince George County Public
Schools (Taylor, 1990) adalah sekolah yang semua sumber dayanya diorganisasikan
dan dimanfaatkan untuk menjamin semua siswa, tanpa memandang ras, jenis kelamin,
maupun status sosial-ekonomi, dapat mempelajari materi kurikulum yang esensial di
sekolah itu. Rumusan pengertian ini lebih diorientasikan pada pengoptimalan
pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam kurikulum. Pengertian lain
tentang produktivitas sekolah dikemukakan oleh Cheng (1996), yakni sekolah efektif
menunjukkan kepada kemampuan sekolah dalam menjalankan fungsinya secara
maksimal, baik fungsi ekonomis, fungsi sosial-ekonominya, fungsi politis, fungsi
budaya maupun fungsi pendidikan. Fungsi ekonomis sekolah adalah memberi bekal
kepada siswa agar dapat melakukan aktivitas ekonomi sehingga bekal kepada siswa
agar dapat melakukan aktivitas ekonomi sehingga dapat hidup sejahtera. Fungsi sosial
sekolah adalah sebagai media bagi siswa untuk beradaptasi dengan kehidupan
masyarakat. Fungsi politis sekolah adalah sebagai wahana untuk memperoleh
pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara. Fungsi budaya adalah
media untuk melakukan transmisi dan transformasi budaya. Adapun fungsi
pendidikan adalah sekolah sebagai wahana untuk proses pendewasaan dan
pembentukan kepribadian siswa.
Objek penelitian ini terdiri dari 33 siswa, yang mana setiap siswa diberikan pertanyan
mengenai seringnya diadakan nya tugas harian dalam kelas. berdasarkan data jawaban
responden, sebanyak 66,7% atau 22 orang mengatakan iya dan sebanyak 33,3% atau
sebanyak 11 orang mengatakan kadang-kadang, dan terdapat 0 % yang mengatakan
tidak. perbedaan jawaban ini juga disebabkan dengan adanya pandangan siswa
terhadap pemberian tugas. Menurut Nita Oktiva pada blog AKU PINTAR, tugas di
sekolah maupun di rumah hendak tidak justru membuat siswa merasa kesulitan.
Seorang guru harus mengukur proporsi tugas yang diberikan, seperti bentuk tugas dan
lama waktu penyelesaian. Misalnya siswa harus membuat proyek yang harus
dipresentasikan. Sedangkan hal tersebut membutuhkan untuk observasi, eksperimen,
mencari sumber informasi, analisis, dan lain sebagainya. Kemudian Guru hanya
memberi waktu yang sangat singkat. Tentu saja ini tidak masuk akal. Karena siswa
juga harus mengerjakan tugas tersebut dengan baik, bukan asal jadi saja. Menurut
Sardiman dalam Misna (2015:130) menjelaskan bahwa pemberian tugas merupakan
alat motivasi yang baik. Melalui pemberian tugas kepada peserta didik, peserta didik
akan memiliki keinginan dan tuntutan untuk melakukan aktifitas belajar, yaitu
kebutuhan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Proses pemberian tugas kepada
peserta didik harus dilakukan secara terencana, yaitu format tugas yang diberikan
harus dirancang dan disusun secara sistematis dengan tujuan pencapaian yang
ditentukan harus jelas. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa metode
pemberian tugas dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap peningkatan hasil
belajar peserta didik. Aldila (2013:54) menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa
metode pemberian tugas terstrukturberpengaruh positif dan berkorelasi kuat terhadap
hasil belajar peserta didik. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Surie (2015:95)
menyatakan bahwa ada hubungan yang positif antara pemberian tugas terstruktur
dengan hasil belajar
Objek penelitian ini terdiri dari 33 siswa, yang mana setiap siswa diberikan pertanyan
mengenai apakah ia termasuk siswa yang aktif mengikuti kegiatan sekolah.
Berdasarkan data jawaban respon sebanyak 45,5 % atau 15 mengatakan iya, 45,5 %
mengatakan kadang-kadang, dan sebanyak 9,1% atau sebanyak 3 orang mengatakan
tidak. Perbedaan jawaban ini terjadi sebab adanya rasa inisiatif, rasa tertarik pada
dengan adanya kegiatan sekolah-sekolah. Perbedaan ini juga mungkin terjadi sebab
kesibukan yang dimiliki oleh masing-masing siswa sehingga mempengaruhi keaktifan
siswa, contohnya seperti ada yang mengikuti osis sehingga ia menjadi murid yang
mengikuti serta menyelenggarakan acara-acara sekolah tersebut. Keaktifan berasal
dari kata aktif yang artinya giat bekerja, giat berusaha, mampu bereaksi dan beraksi,
sedangkan arti kata keaktifan adalah kesibukan atau kegiatan, sedangkan belajar
artinya berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih serta berubah tingkah
laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (KBBI Daring, 2016).
Menurut Hergenhahn dan Olson dalam Nofrion (2016) mengatakan bahwa belajar
adalah “perubahan tingkah laku atau potensi perilaku yang relative permanen dari
pengaman.” Dengan demikian belajar adalah suatu kegiatan yang diharapkan mampu
merubah tingkah laku seseorang dan mengenmbangkan potensi yang dimiliki individu
tersebut.
Objek penelitian ini terdiri dari 33 siswa, yang mana setiap siswa diberikan pertanyan
mengenai apakah ia merasa terbebani dengan adanya kegiatan diluar jam KBM dan
diberikkan tugas. Berdasarkan data jawaban responden, sebanyak 51,5 % atau 17
orang merasa terbebani, dan sebanyak 48,5% atau sebanyak 16 orang tidak merasa
terbebani. Perbedaan jawaban ini disebabkan dengan kesibukan serta daya kuat yang
dimiliki oleh seorang siswa sebagai “anak-anak” yang memiliki aktivitas sibuk diluar
jam sekolah. Dalam jangka panjang, efek buruk terlalu banyak pekerjaan rumah bisa
meningkatkan risiko terganggunya kesehatan mental anak. Menurut disertasi berjudul
Academic Stress and Working Memory in Elementary School Students, stres
berlebihan akibat kegiatan akademik dapat memengaruhi tumbuh kembang dan daya
ingat anak usia sekolah dasar. Stres karena tugas sekolah juga bikin anak mudah
cemas. Riset lain yang dilakukan Stanford University, Amerika Serikat, menemukan
bahwa siswa berprestasi yang terlalu banyak mengerjakan PR cenderung stres, merasa
terasing dari kehidupan sosial, dan kesehatan fisiknya terganggu. Penemuan serupa
juga dimuat dalam Journal of Experimental Education. Studinya melibatkan 4.300
pelajar dari 10 sekolah menengah atas di California. Hasil penelitian mengungkapkan
sebanyak 56 persen siswa mengaku bahwa PR adalah sumber stres utama mereka di
sekolah. Stres juga menyebabkan mereka mengalami penurunan berat badan,
kelelahan, kurang tidur, dan masalah pencernaan. Oleh karena itu, agar kesehatan
mental anak terjaga, beban dan jumlah PR yang diberikan perlu dievaluasi
berdasarkan kapasitas anak.
Objek penelitian ini terdiri dari 33 siswa, yang mana setiap siswa diberikan pertanyan
mengenai apakah ia merasa menjadi lebih produktif dengan adanya kegiatan sekolah
dan pekerjaaan rumah. Sebanyak 63,6 % atau 21 orang mengatakan iya, dan sebanyak
36,4 % atau 12 orang mengatakan tidak. Perbedaan jawaban ini disebabkan dengan
adanya perbedaan aktivitas yang dimiliki. Terdapat beberapa siswa yang mempunyai
kesibukan diluar sekolah, sehingga menurut nya dengan adanya 2 hal tersebut tidak
membuat ia menjadi lebih produktif. Menurut Menurut Gomes, di dalam bukunya yang
diterbitkan pada tahun 20003, Produktif adalah sebuah cara untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan dengan sedikit waktu dan sedikit usaha. Ketika kamu mencoba ingin
produktif, itu artinya kamu mencoba untuk mencapai tujuan dan bisa meluangkan
waktu untuk hal-hal penting lainnya. Adapun siswa-siswa yang merasa menjadi lebih
produktif dengan adanya 2 hal tersebut, yang mana berarti 2 hal tersebut berpengaruh
positif terhadap jadwal yang dimiliki. Dengan adanya 2 hal tersebut, para siswa dapat
mengisi waktu luang yang ia punya.
Objek penelitian ini terdiri dari 33 siswa, yang mana setiap siswa diberikan pertanyan
mengenai apakah dengan diberikannya tugas rumah serta diadakannya kegiatan
sekolah diluar kbm menggangu aktivitas siswa di luar sekolah, sebanyak 18,2 % atau
6 orang menjawab iya, 63,6 % atau sebanyak 21 orang menjawab kadang-kadang, dan
18,2 % menjawab tidak. Perbedaan jawaban ini disebabkan oleh adanya perbedaan
kegiatan yang dimiliki tiap-tiap siswa. Seperti ada siswa-siswa yang sekedar ingin
menikmati waktu diluar sekolahnya untuk beristirahat, ada pula siswa-siswa yang
mengikuti organisasi-organisasi, atau pun ada yang mengikuti bimbel. Bimbingan
belajar, les atau bimbel kerap menjadi pilihan orangtua dalam memberikan
pembelajaran tambahan di luar sekolah kepada anaknya. Bimbel juga dinilai sangat
efektif karena guru bimbel akan memperhatikan pemahaman dan perkembangan anak
muridnya mengenai materi yang sudah dipelajari. Bimbingan belajar adalah
kegiatan yang dilakukan untuk membantu siswa menyelesaikan masalah dalam
hal belajar. Bimbingan belajar dilakukan dengan suasana belajar-mengajar yang
kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Pembimbing dalam bimbingan
belajar membantu siswa mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan suasana
belajar yang efektif, membantu siswa agar berhasil dalam belajar agar mampu
menyesuaikan diri terhadap tuntutan pendidikan (Yusuf, 2013).
(https://www.neliti.com/publications/449958/pengaruh-bimbingan-belajar-terhadap-
hasil-belajar-bahasa-indonesia-siswa-kelas-t , https://smkmucirebon.sch.id/pengaruh-
bimbingan-belajar-terhadap-prestasi-siswa/ )
Objek penelitian ini terdiri dari 33 siswa, yang mana setiap siswa diberikan pertanyan
mengenai, berdasarkan data jawaban responden sebanyak 54,5 % atau 18 orang
menjawab iya, dan 45,5% atau sebanyak 15 orang mengatakan tidak.
Menyeimbangkan kehidupan sekolah dan kehidupan pribadi dapat menjadi tantangan
bagi banyak siswa, terlebih di dalam asrama yang kesehariannya dipenuhi kegiatan
bersama. Komitmen waktu dalam menghadiri kelas, menyelesaikan pekerjaan rumah,
menahan pekerjaan dan meluangkan waktu untuk kehidupan sosial bisa terasa luar
biasa. Saat berada di sekolah, tentunya akan lebih mudah untuk tetap fokus dan
produktif daripada saat di rumah. Ketika sedang di rumah, banyak hal yang
mendistraksi sehingga untuk lebih fokus terhadap pekerjaan sekolah menjadi lebih
sulit. Keinginan untuk memainkan ponsel, menonton TV, bermain game di komputer
atau laptop, rebahan di tempat tidur dan banyak lagi yang dapat mengganggu
konsentrasi belajar. Namun di sekolah, banyak dari gangguan-gangguan ini bahkan
tidak ada sama sekali. Tempat memang sangat menentukan keseriusan seseorang
untuk belajar. Jika di rumah memiliki kamar pribadi, cukup mudah untuk menutup
pintu dan berkonsentrasi pada apa yang dilakukan. Namun, jika tinggal di asrama dan
memiliki teman sekamar, atau jika berbagi kost atau apartemen situasi lingkungannya
sibuk dan bising, sebaiknya untuk mencari tempat yang lebih tenang dan kondusif.
Sangat efektif untuk pergi ke kampus dan mulai belajar di taman yang tidak terlalu
ramai atau bahkan di perpustakaan sekolah untuk menyelesaikan pekerjaan rumah.
Adapun yang produktif di luar sekolah disebabkan adanya kegiatan rutin yang ia
lakukan. Menurut Russel Kleis,dalam bukunya Non-formal Education
mengemukakan bahwa pendidikan luar sekolah adalah usaha pendidikan yang
dilakukan secara sengaja dan sistematis. Biasanya pendidikan ini berbeda dengan
pendidikan tradisional terutama yang menyangkut waktu, materi, isi dan media.
Pendidikan luar sekolah dilaksanakan dengan sukarela dan selektif sesuai dengan
keinginan serta kebutuhan peserta didik yang ingin belajar dengan sungguh-sungguh.
Objek penelitian ini terdiri dari 33 siswa, yang mana setiap siswa diberikan pertanyan
mengenai apakah para siswa mendukung dengan rutin diadakannya acara sekolah,
berdasarkan data jawaban responden hampir seluruh siswa sebanyak 90,9 % atau 30
orang mengatakan iya, serta 9,1% atau 3 orang lainnya mengatakan tidak. Perbedaan
jawaban ini terjadi sebab ada nya perbedaan ketertarikan atau minat siswa terhadap
acara sekolah. Menurut Djamarah (2002: 132) indikator minat belajar yaitu rasa
suka/senang, pernyataan lebih menyukai, adanya rasa ketertarikan adanya kesadaran
untuk belajar tanpa di suruh, berpartisipasi dalam aktivitas belajar, memberikan
perhatian. Menurut Slameto (2010: 180) beberapa indikator minat belajar yaitu:
perasaan senang, ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan siswa.
Objek penelitian ini terdiri dari 33 siswa, yang mana setiap siswa diberikan pertanyan
mengenai jika ditiadakannya kegiatan sekolah serta tidak diberikannya tugas kepada
murid, apakah ia setuju. berdasarkan data jawaban responden sebanyak 66,7% atau 22
orang menjawab tidak, dan sebanyak 33,3% atau 11 orang mengatakan iya. Perbedaan
jawaban ini disebabkan karena perbedaan rasa sanggup yang dimiliki oleh seorang
siswa untuk melakukan kegiatan di luar jam KBM. Kebanyakan siswa memilih tidak
setuju apabila ditiadakannya 2 hal tersebut sebab 2 hal tersebut dapat mengisi waktu
nya. pengertian tugas rumah menurut Roestiyah (2008: 132-133) berpendapat
pemberian tugas merupakan variasi dari teknik penyajian materi untuk siswa dan
dikerjakan di rumah. Tujuan pemberian tugas rumah oleh guru kepada siswa
merupakan suatu metode atau kegiatan tambahan agar siswa dapat belajar secara baik
dan aktif saat pembelajaran di kelas, lebih menguasai materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru saat di kelas. Pemberian tugas rumah ini berkaitan dengan
seringnya dan banyaknya pemberian pekerjaan rumah setiap mata pelajaran, kualitas
pekerjaan rumah, kejujuran dan ketekunan siswa dalam mengerjakan pekerjaan rumah
tersebut. Namun, pemberian tugas yang terus menerus di setiap pelajaran akan
membuat konsentrasi siswa terpecah ketika dalam kelas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil angket, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian
tugas serta diadakannya kegiataan sekolah lebih banyak mendukung dan didukung
oleh siswa, akan tetapi diharapkan 2 kegaiatan ini dilakukan secara sesuai porsi dan
waktu yang tepat. Banyak siswa yang cukup tertarik, serta mendapatkan hal positif
diluar jam KBM. Oleh karena itu, didalam hal ini murid serta guru wajib saling
berkomunikasi dan menjalin hubungan yang baik, agar 2 hal ini benar-benar
menghasilkan hal yang baik antar sesama.
5.2 Saran :
Sebagai seorang siswa, dengan diadakannya kegiatan sekolah dan pemberian tugas
berdampak baik bagi saya. Akan tetapi, semua harus sesuai dengan porsi nya dan
waktu nya. Sebagai seorang siswa juga harus pandai mengatur waktu dan meluangkan
waktu akan tugasnya di jam KBM atau luar KBM. Hal ini juga terkhususkan oleh
guru untuk memberikan tugas sesuai porsi, dan waktu, serta dapat terus mendukung
anak muridnya untuk selalu bersemangat dan berpatisipasi akan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh siswa-siswanya.
Daftar Pustaka ;
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/5-hal-yang-harus-dipertimbangkan-sebelum-
memberikan-tugas
https://proceedings.ums.ac.id/index.php/knpmp/article/view/2241
https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/terlalu-banyak-pr-sekolah-
ganggu-kesehatan-mental-anak-benarkah
https://www.gramedia.com/best-seller/produktif/
https://www.neliti.com/publications/449958/pengaruh-bimbingan-belajar-terhadap-
hasil-belajar-bahasa-indonesia-siswa-kelas-t , https://smkmucirebon.sch.id/pengaruh-
bimbingan-belajar-terhadap-prestasi-siswa/
https://almasoem.sch.id/tips-menjadi-siswa-produktif-di-sekolah-dan-asrama/
https://chiscyberschool.com/tips-cara-agar-lebih-produktif-di-sekolah/
#:~:text=Produktivitas%20di%20sekolah%20adalah%20langkah,kehidupan
%20profesional%20mereka%20secara%20efisien.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=fungsi+event+sekolah+&btnG=
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/5/article/view/3005/1752
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/38931/18422077.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
http://eprints.ums.ac.id/35501/9/BAB%20II.pdf
http://eprints.uny.ac.id/66840/4/4%20Bab%20II.pdf
https://ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/fisika/article/view/922/744