Anda di halaman 1dari 3

BANDA ACEH - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh melaksanakan

kegiatan sosialisasi kebijakan Impor di Kabupaten Aceh Utara, Selasa (28/06/2022).

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh Ir. Mohd. Tanwier, MM, melalui
Kabid Perdagangan Luar Negeri, T. Satria Wira, SE, MM mengatakan kegiatan
Impor merupakan salah satu kegiatan penting suatu Negara dalam menjalin
hubungan perdagangan dengan Negara lain, tidak semua Negara dapat
menghasilkan suatu produk yang dibutuhkan Negara itu sendiri.

“Kegiatan Impor juga dapat menambah pendapatan devisa suatu Negara. Hal
tersebut, dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya dari nilai pendapatan bea
masuk barang Impor yang cukup besar,” jelasnya.

Wira menyebutkan, berdasarkan data yang dirilis oleh BPS Aceh, realisasi Ekspor
Aceh pada tahun 2022 terhitung per Januari hingga April, melalui pelabuhan yang
ada di Aceh yaitu sebesar US$ 194.036.479 sedangkan impor tercatat sebesar US$
19.051.768.

“Pada tahun 2022 Aceh mengalami peningkatan Surplus Neraca Perdagangan


sebesar US$ 93.158.859 atau meningkat sebesar 92,35%. Realisasi peningkatan
Impor tersebut melalui beberapa pelabuhan di Aceh, diantaranya Pelabuhan Calang
Aceh Jaya, Krueng Geukuh, Pelabuhan Kuala Langsa, Pelabuhan Malahayati dan
Pelabuhan Lhoknga. Realisasi peningkatan Impor didominasi oleh kelompok alat-
alat dan bahan untuk keperluan Industri,” sebutnya.

Lebih lanjut, Wira mengatakan, untuk saat ini Aceh memiliki dua pelabuhan yang
telah ditetapkan sebagai pelabuhan Impor Produk tertentu yaitu Pelabuhan Krueng
Geukuh dan Pelabuhan Kuala Langsa.

Dijelaskan, penetapan Impor Produk tertentu merupakan salah satu kebijakan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah dalam rangka melakukan tertib Impor sekaligus strategi
pengamanan pasar dalam Negeri. Indonesia memiliki wilayah daratan yang sangat
luas dan memiliki banyak pintu masuk pelabuhan di banyak pulau diseluruh
nusantara,” katanya.

“Karena itu, agar dapat mengurangi berbagai bentuk pelanggaran dari aktifitas
Impor, maka Pemerintah mengawasi dan membatasi beberapa pintu masuk
pelabuhan sebagai pelabuhan Impor Produk tertentu,” ujar Wira.

Ia berharap, pelaku usaha Impor di Aceh memanfaatkan dengan maksimal mungkin.


Karena hal ini sebagai bentuk dukungan merealisasikan kedua pelabuhan tersebut.
Pemerintah Aceh terus berupaya meningkatkan dan mendorong aktivitas Ekspor
dan Impor, peningkatan Nilai Ekspor dengan mengandalkan beberapa produk
unggulan Ekspor Non Migas. Diantaranya adalah komoditi kopi arabika Gayo
Specialty, Ikan Tuna, Minyak Nilam, Cengkeh, Pinang dan juga hasil Industri seperti
bahan kimia Anorganik serta Batu Bara.

Ia juga menjelaskan, Pemerintah terus berupaya meningkatkan Ekspor diantaranya


dengan meningkatkan pemahaman pelaku usaha terhadap regulasi Ekspor dan
Impor. Sehingga, dapat melakukan promosi dan misi dagang, guna lebih
mengenalkan Produk Aceh ke pasar Dunia.

Ia juga menambahkan, usaha dan upaya lain yang sedang diupayakan dan
dilakukan Pemerintah adalah membuka akses jalur perdagangan baru, diantaranya
membuka konektivitas dagang langsung Aceh dengan Kepulauan Andaman dan
Nicobar India serta peningkatan konektivitas pelabuhan Krueng Geukueh –
Pelabuhan Port Klang Malaysia dan Pelabuhan di Singapura,

“Usaha dan Upaya ini diharapkan dapat mendorong aktifitas perdagangan Ekspor
dan Impor di Aceh,” jelas Satria Wira.

Tidak hanya itu, Satria juga menjelaskan, terdapat beberapa kebijakan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Aceh mengenai Kawasan Berikat, Pusat Logistik
Berikat dan Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).

“Maka dari itu, manfaatkan waktu dan kesempatan ini untuk menyerap informasi
terbaru dan juga saling bertukar pikiran dengan para narasumber tentang
bagaimana aturan-aturan dibidang Impor yang berlaku serta manfaat dari beberapa
fasilitas kemudahan dalam melaksanakan kegiatan ekspor impor.”, harap Wira.

Ketua Panitia pelaksana, Munawar Khalil, ST, MT, mengatakan, tujuan kegiatan
tersebut ialah sebagai upaya untuk memberikan para pelaku usaha dapat
memahami mengenai kebijakan Impor dan juga mekanisme Impor barang terbaru,
terutama kebijakan Impor Produk tertentu.

“Agar pelaku usaha mengerti dan memahami serta dapat mengimplementasikan


kegiatan Impor barang terutama kegiatan Impor barang di Pelabuhan Krueng
Geueukueh yang telah mendapat izin sebagai salah satu Pelabuhan yang dapat
mengimpor produk tertentu di Indonesia,” kata Munawar dalam laporannya.

Ia menambahkan, kegiatan yang berlangsung satu hari di Aceh Utara tersebut


menghadirkan sejumlah pemateri dengan mendatangkan nara sumber baik dari
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Kota Lhokseumawe, Stasiun
Karantina Pertanian Provinsi Aceh, dan juga dari PT, Pelindo Lhokseumawe.
Ia juga menjelaskan, bahwa dasar pelaksanaan kegiatan tersebut oleh DPA – SKPA
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh Tahun Anggaran 2022.

Sedangkan peserta yang ikut dalam Kegiatan Sosialisasi Kebijakan Impor di Aceh
Utara tersebut sebanyak 35 (Tiga Puluh Lima) orang peserta, yang terdiri dari
Importir, Eksportir dan pelaku usaha lainnya.

Lanjut Satria, terdapat beberapa fasilitas yang diberikan untuk peserta seperti
seminar Kit, Konsumsi serta uang saku dan transportasi.

“Terselenggaranya kegiatan ini adalah atas kerjasama Dinas Perindustrian dan


Perdagangan Aceh dengan Dinas Perdagangan Industri, Koperasi dan UKM
Kabupaten Aceh Utara,” katanya.

Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Perdagangan, Industri, Koperasi dan UKM
Kabupaten Aceh Utara, juga memberikan sambutan dan arahan sekaligus membuka
kegiatan itu secara resmi.

Untuk diketahui, kegiatan tersebut dihadiri Kepala Dinas Perindustrian dan


Perdagangan Aceh yang diwakili Kabid Perdagangan Luar Negeri, T. Satria Wira,
SE, MM, Kepala Dinas Perdagangan, Perindsutrian Koperasi dan UKM Kabupaten
Aceh Utara, Nara sumber, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan,
Perindsutrian Koperasi dan UKM Kabupaten Aceh Utara, Peserta dan Undangan
lainnya. [*]

Anda mungkin juga menyukai