Buku STBM 5 Pilar 13mei Rev
Buku STBM 5 Pilar 13mei Rev
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
Pedoman
Pelaksanaan
MONITORING
dan VERIFIKASI
STBM 5 Pilar
DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
2022
Kata Pengantar
Pembangunan sanitasi di masyarakat seperti tidak ada lagi Sembarangan ( SBS) dan 5 pilar
Indonesia mengacu pada masyarakat yang buang air besar STBM yang dapat dilakukan
Sustainable Development sembarangan, mencuci tangan secara virtual dengan tetap
Goals di mana pada tahun 2030 dengan benar, pengelolaan menjaga kualitas hasil verifikasi.
ditargetkan mencapai akses limbah yang baik dan konsisten
terhadap sanitasi yang aman dan baik di tingkat komunitas, Terima kasih kepada semua pihak
layak serta merata bagi semua, rumah tangga, sekolah, pasar, yang telah mencurahkan waktu
dan menghentikan praktik buang dan fasilitas umum lainnya akan dan pemikiran dalam penyusunan
air besar di tempat terbuka dapat membantu pencegahan pedoman ini. Semoga pedoman
serta memberikan perhatian transmisi atau penularan virus pelaksanaan verifikasi virtual
khusus pada kebutuhan kaum penyakit termasuk COVID-19 . pilar-pilar STBM ini bermanfaat
perempuan dan kelompok dalam upaya percepatan
masyarakat rentan. Dalam rangka percepatan pencapaian target sanitasi aman
pelaksanaan program air dan layak sesuai dengan tujuan
Adanya pandemi Covid-19 minum dan sanitasi yang SDGs poin 6.
menjadikan sektor air bersih layak dan aman, untuk klaim
dan sanitasi sangatlah penting keberhasilan diperlukan proses
dalam memutus mata rantai verifikasi. Pedoman ini disusun
Covid-19. Penyediaan air minum mengingat kondisi pada saat
dan sanitasi yang aman dan ini mengharuskan kita untuk
layak serta lingkungan yang melakukan adaptasi kebiasaan
bersih menjadi penting agar baru dalam kehidupan sehari-
mampu melindungi kesehatan hari. Untuk itu pedoman ini dapat Direktur Penyehatan Lingkungan,
masyarakat. Disamping itu menjadi referensi bagi pemangku
dilaksanakannya perubahan kepentingan dalam melaksanakan
perilaku higienis dan saniter verifikasi Stop Buang Air Besar dr. Anas Ma’ruf, MKM
Kementerian Kesehatan / 2
Daftar Isi
Kata Pengantar 2 MONITORING PILAR 3 STBM
PILAR 3: Penyehatan Air Minum dan
Daftar Isi 3 Makanan Rumah Tangga (PAMMRT) 30
Target RPJMN 2020-2024 Bidang Perumahan dan Pemukiman 4 Definisi operasional, indikator dan kriteria pilar 3 STBM 31
Air Minum Aman 33
STBM dan program prioritas di Kementerian Kesehatan 5 Pangan Aman dan Sehat 36
Kementerian Kesehatan / 3
Target RPJMN 2020–2024 Bidang
Perumahan dan Permukiman
Rumah tangga yang Rumah tangga yang Rumah tangga yang memiliki
menempati rumah layak memiliki akses sanitasi akses sampah yang terkelola
huni (memiliki seluruh layak dan aman dengan baik (perkotaan)
aspek kelayakan)
80% penanganan
90% layak
52,78% (termasuk 15% aman)
(pengangkutan)
20% pengurangan
Kementerian Kesehatan / 4
STBM DAN PROGRAM PRIORITAS
DI KEMENTERIAN KESEHATAN
PROGRAM
INDONESIA SEHAT
dengan PENDEKATAN
KELUARGA (PIS–PK)
GERAKAN Kecamatan
MASYARAKAT HIDUP Sehat
SEHAT (GERMAS)
Desa/ Kabupaten/
Keluarga Kel Kota Sehat
sehat Sehat
SANITASI
TOTAL BERBASIS Provinsi
MASYARAKAT (STBM) Sehat
Indonesia
STBM TINGKAT Sehat
KELUARGA DAN
INSTITUSI
Kementerian Kesehatan / 5
TARGET RENSTRA KEMENTRIAN KESEHATAN 2020–2024
Indikator
2020 2021 2022 2023 2024
Kementerian Kesehatan / 6
Memastikan terjadinya proses
perubahan perilaku masyarakat
Kementerian Kesehatan / 7
PROSES PEMANTAUAN/MONITORING
PENYIAPAN
KUNJUNGAN PEMANTAUAN
DOKUMEN/
KE SETIAP PERUBAHAN
FORMULIR
RUMAH PERILAKU
PEMANTAUAN
Kementerian Kesehatan / 8
MONITORING
PILAR 1 STBM
PILAR 1:
Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
Kementerian Kesehatan / 9
Definisi Akses Sanitasi
(TPB/RPJMN 2020–2024–adaptasi)
Ladder sanitasi berdasarkan SDG 6
DIRECT
SAFELY MANAGED OPEN
BASIC SANITATION SHARED/LIMITED UNIMPROVED DISCHARGE
SANITATION DEFACATION
NO ACCESS
AKSES SANITASI AMAN AKSES SANITASI LAYAK – AKSES SANITASI LAYAK – AKSES SANITASI BABS BABS
SENDIRI BERSAMA BELUM LAYAK TERTUTUP TERBUKA
a. Pengguna Fasilitas I. Perkotaan dan pedesaan I. Perkotaan dan pedesaan I. Fasilitas sanitasi dengan lubang tanah Babs Buang
sanitasi: rumah a. Pengguna Fasilitas a. Pengguna Fasilitas di perkotaan Terselubung/ Air Besar
tangga sendiri sanitasi: rumah sanitasi: bersama • Pengguna Fasilitas sanitasi: Direct Sembarangan
b. Bangunan tangga sendiri rumah tangga lain sendiri atau digunakan bersama discharge, (BABS)
tengah: klosetnya b. Bangunan tertentu dengan rumah tangga lain yaitu pengguna Terbuka, yaitu
menggunakan leher tengah: k losetnya b. Bangunan tertentu fasilitas pengguna
angsa menggunakan leher tengah: klosetnya • Bangunan tengah klosetnya sanitasi yang yang tidak
c. Bangunan bawah: angsa menggunakan leher menggunakan leher angsa memiliki memiliki
• tanki septik c. Bangunan bawah angsa • Bangunan bawah: Lubang tanah tempat fasilitas
(septic tank) tanki septik yang c. Bangunan bawah pembuangan tempat buang
yang disedot tidak disedot tanki septik II. Akses Sanitasi Dasar (non leher angsa) akhir tinja air besar dan
setidaknya • Pengguna Fasilitas sanitasi: berupa kolam/ yang memiliki
sekali dalam 5 II. Khusus Perdesaan II. Khusus Perdesaan rumah tangga sendiri atau sawah/sungai/ fasilitas
tahun terakhir; a. Pengguna Fasilitas a. Khusus Perdesaan digunakan bersama dengan danau/laut dan tetapi tidak
atau sanitasi: rumah Pengguna Fasilitas rumah tangga lain tertentu atau/pantai/ menggunakan
• Sistem tangga sendiri sanitasi: bersama • Bangunan atas: klosetnya tanah lapang/
Pengolahan Air b. Bangunan rumah tangga lain menggunakan plengsengan kebun dan
Limbah (SPAL) tengah: klosetnya tertentu dengan-tutup dan cubluk/ lainnya.
menggunakan leher b. Bangunan cemplung.
angsa tengah: klosetnya • Bangunan bawah tanki. IPAL,
c. Bangunan bawah: menggunakan leher atau Lubang Tanah
Lubang tanah angsa
c. Bangunan bawah: III. F asilitas Umum
Lubang tanah
Kementerian Kesehatan / 10
Tangga Perubahan Sanitasi
(Sanitation Ladder)
AKSES SANITASI AKSES SANITASI AKSES SANITASI AKSES SANITASI BABS BABS TERBUKA
AMAN LAYAK – SENDIRI LAYAK – BERSAMA BELUM LAYAK TERTUTUP
Kementerian Kesehatan / 11
Monitoring Pilar 1 STBM
1. JSP (Jamban 1. Akses sanitasi aman
Sehat Permanen) 2. Akses sanitasi layak
2. JSSP (Jamban 3. Akses sanitasi
Semi Sehat layak bersama
Permanen) (limited/sharing)
3. Layak Bersama 4. Akses belum layak
(Sharing) 5. Buang Air Besar
4. Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
Sembarangan a. BABS Tertutup
(BABS/Open b. BABS Tertutup
Defecation-OD)
Kementerian Kesehatan / 12
Akses Sanitasi Aman
(Safely Managed Sanitation)
Bangunan bawah:
tangki septik
(septic tank) yang
disedot setidaknya
sekali dalam 5
tahun terakhir.
Pengguna fasilitas sanitasi:
rumah tangga sendiri
Kementerian Kesehatan / 13
Akses Sanitasi Layak di Perkotaan
(Basic Sanitation in Urban Setting)
Bangunan bawah:
tangki septik
(septic tank) yang
disedot setidaknya
sekali dalam 5
tahun terakhir.
Pengguna fasilitas sanitasi:
rumah tangga sendiri
Kementerian Kesehatan / 14
Akses Sanitasi Layak di Pedesaan
(Basic Sanitation in Rural Setting)
Kementerian Kesehatan / 15
Akses Sanitasi Layak Bersama di Perkotaan
(Limited Sanitation Access in Urban Setting)
Bangunan bawah:
tangki septik
(septic tank) yang
disedot setidaknya
sekali dalam 5
Pengguna fasilitas sanitasi: tahun terakhir.
bersama rumah tangga lain tertentu
Kementerian Kesehatan / 16
Akses Sanitasi Layak Bersama di Pedesaan
(Limited Sanitation Access in Rural Setting)
Kementerian Kesehatan / 17
Akses Sanitasi Belum Layak di Perkotaan
(Unimproved Sanitation in Urban Setting)
Pengguna
fasilitas sanitasi:
rumah tangga
sendiri
Pengguna fasilitas
sanitasi: bersama
rumah tangga lain
tertentu
Bangunan
tengah:
klosetnya
menggunakan
leher angsa.
Bangunan bawah: lubang tanah atau cubluk.
Kementerian Kesehatan / 18
Akses Sanitasi Belum Layak di Pedesaan
Kerangka
bambu Tutup lapisan tanah
20cm
Pengguna
fasilitas sanitasi:
bersama rumah
tangga lain Bangunan bawah: lubang cubluk/cemplung slab kayu dengan penutup
tertentu
Kementerian Kesehatan / 19
Akses Sanitasi Belum Layak (Menggunakan Sarana Umum)
Kementerian Kesehatan / 20
Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Tertutup
(Open Defecation)
Pengguna
fasilitas sanitasi:
rumah tangga
sendiri
Pengguna
fasilitas sanitasi: Tempat pembuangan akhir
bersama rumah tinja di lokasi terbuka: sungai,
tangga lain kolam, saluran irigasi, parit,
tertentu kebun, ladang, dll
Dibuang sendiri tanpa septik tank
Kementerian Kesehatan / 21
BABS Terbuka
BABS terbuka yaitu: pengguna yang tidak memiliki fasilitas tempat buang air
besar dan yang memiliki fasilitas tapi tidak menggunakannya
Kementerian Kesehatan / 22
Catatan:
No DEFINISI OPERASIONAL
1 Jika 1 rumah dengan 1 KK tersedia 1 jamban maka status kepemilikan jamban bisa menjadi status aman,
layak, belum layak atau masih OD tertutup.
2 Jika 1 rumah memiliki 2 KK hanya tersedia 1 jamban di dalam rumah tersebut maka:
1. Catat status 1 KK utama dengan memilhat dan segera menginput no KK nya dilanjutkan dengan observasi
terhadap sarana jamban, apakah jamban yang digunakan masuk dalam kriteria: aman, layak, belum layak
atau OD tertutup.
2. Maka 1 KK selanjutnya tetap dicatat dan ditanyakan kemana akses sanitasinya. Apalagi menggunakan
sarana pada point (1) dan point (1) tersebut masuk dalam kategori layak, maka KKk 2 masuk dalam
kategori sharing.
3. Namun bila KK utama masuk sarananya ke dalam kategori jamban yang belum layak, maka KK 2 masuk
dalam pencatatan kategori bukan sharing tetapi masuk di jamban yang belum layak.
4 Jika 1 rumah ada 1 KK dan ada penyewa maka yang dicatat tetap 1 KK tersebut, penyewa harus diberikan
akses sarana terpisah (namun tidak dicatat). Pencatatan penyewa masuk di dalam KK asalnya. Sehingga tidak
akan double pencatatan.
5 Jika ada keluarga yang menetap tidak sesuai dengan alamat pada KK, maka pencatatan tetap dilakukan pada
domisili KK saat ini. Pencatatan akses sarana jamban mengikuti sarana yang digunakan di tempat menetap
saat ini.
Kementerian Kesehatan / 23
Catatan:
1. Untuk akses sanitasi aman pada emonev yang baru data akan di Nol kan dahulu.
2. Data JSSP pada pedesaan pada emonev yang lama akan dimasukkan kepada data
akses sanitasi layak.
3. Sedangkan data JSSP pada perkotaan dimasukkan kepada data akses sanitasi
belum layak.
4. Data sharing di Nol kan dahulu.
5. Data sharing akan dimasukkan semua kedata akses sanitasi belum layak.
6. Dan data OD dalam e monev lama akan dimasukkan ke dalam OD terbuka semua.
7. No KK harus diisi, jika tidak diisi maka tidak akan bisa masuk.
Kementerian Kesehatan / 24
MONITORING
PILAR 2 STBM
PILAR 2:
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Kementerian Kesehatan / 25
Indikator Cuci Tangan Pakai Sabun
Kementerian Kesehatan / 26
1. Tersedia sarana, air, dan sabun
Kementerian Kesehatan / 27
2. Mengetahui cara mempraktikkan CTPS
Kementerian Kesehatan / 28
3. Mampu menjelaskan waktu penting cuci tangan
pakai sabun (minimal 3)
Sebelum
Sebelum makan menyusui bayi
• Setelah BAB
• Setelah
Sebelum menyiapkan/ menceboki Setelah kontak
mengolah makanan anak dengan hewan
Kementerian Kesehatan / 29
MONITORING
PILAR 3 STBM
PILAR 3:
Penyehatan Air Minum dan Makanan
Rumah Tangga (PAMMRT)
Kementerian Kesehatan / 30
Definisi Operasional, Indikator
dan Kriteria Pilar 3 STBM
Kementerian Kesehatan / 31
No Penyehatan Air Definisi
Minum dan Makanan Air Kotor
Rumah Tangga
(PAMMRT)
Kementerian Kesehatan / 32
Air Minum Aman
Mengkonsumsi air minum yang tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan atau melalui proses
pengolahan (misalnya merebus, klorin cair/klorin padat,
UV, sodis, keramik filter, atau RO)
1 2
Merebus Penyaringan/Filtrasi
Didihkan 3
menit 3 Saringan Keramik
Merebus air Merupakan penyaringan
adalah cara air secara fisik dan kimiawi
sederhana PUR Sodis dengan melewatkan air melalui
yang telah (Solar Disinfectant) pori-pori keramik yang telah
banyak dikenal Cara menggunakan: gumpalan. Jika dilapisi bahan disinfektan
masyarakat. air masih keruh, 1. Siapkan botol plastik yang
Namun 1. Siapkan air yang aduk kembali dan akan digunakan, cuci sampai
demikian perlu akan diolah biarkan selama bersih
memperhatikan
sebanyak 10 liter beberapa menit.
waktu yang 2. Siapkan air bersih ke dalam
di dalam wadah 4. Setelah air
dibutuhkan untuk botol plastik sampai penuh
2. Masukkan PUR menjadi jernih,
memastikan dan tutup dengan rapat.
ke dalam air saring air dengan
seluruh kuman 3. Aduk selama menggunakan 3. Jemur di tempat terbuka
berbahaya telah 5 menit dan kain yang bersih dan di bawah terik matahari.
mati dengan diamkan sehingga 5. Diamkan air Boarkan selama 6 jam bila
membiarkan air terpisah antara jernih tersebut matahari cerah, 6–7 jam bila
mendidih selama air jernih dan selama 20 menit berawan dan 2 hari berturut-
3 menit gumpalan- 6. Air siap diminum turut bila hujan
Kementerian Kesehatan / 33
Air Minum Aman
Air Kotor
Kementerian Kesehatan / 34
Air Minum Aman
Menyimpan air minum di dalam wadah
yang tertutup rapat, kuat, serta
terbuat dari bahan stainless steel,
keramik, kaca dan jika terbuat dari
plastik (tanda gelas dan garpu) dan
diambil dengan cara yang aman (tidak
tersentuh tangan atau mulut).
Kementerian Kesehatan / 35
Pangan Aman dan Sehat
Kementerian Kesehatan / 36
MONITORING
PILAR 4 STBM
PILAR 4:
Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT)
Kementerian Kesehatan / 37
No Pengamanan Definisi
Sampah
Kementerian Kesehatan / 38
Bahan Interview Pilar 4 STBM
Lingkungan rumah bersih Amati di sekitar rumah dan lingkungannya bersih dan tidak ada Pengamatan
(tidak terlihat sampah sampah berserakan
berserakan di lingkungan
sekitar rumah)
Ada tempat sampah yang Amati apakah ada tempat sampah yang kuat, tertutup, Pengamatan
kuat, terttutup dan mudah dan mudah dibersihkan
dibersihkan
Ada perlakuan yang Tanyakan dan amati, untuk meastikan bahwa sampah dikelola Wawancara &
aman seperti: ditimbun, setiap hari secara aman Pengamatan
dikomposting, buang ke • Tidak membakar sampah
TPS (tidak dibakar, tidak • Tidak membuang sampah ke sumber air (sungai, mata air,
dibuang ke sungai/kebun/ saluran air hujan)
saluran drainase/tempat • Tidak membuang sampah di lahan kosong (kebun, pinggir jalan)
terbuka)
Telah melakukan Tanyakan dan amati, untuk memastikan bahwa sampah dipilah dan Wawancara &
pemilahan sampah minimal melakukan salah satu dari 3R pengurangan, penggunaan Pengamatan
kembali, daur ulang di rumah tangga
Kementerian Kesehatan / 39
Pengamanan Sampah Rumah Tangga
100%
Bio Konversi
BSF/Kompos
Telah
melakukan
pemilahan Mudah terurai Daur ulang B3 Residu
sampah
Kementerian Kesehatan / 40
Bank Sampah RT Pengepul
• Komposting Sampah
rumah tangga non organik
• Komunal/ dan non
Komunitas komersial Bank Sampah RT
Komunal/Komunitas
CSR
Produsen
Kementerian Kesehatan / 41
Tangga Perubahan Perilaku
Pengelolaan Sampah
1 2 3
6 5
4
Kementerian Kesehatan / 42
MONITORING
PILAR 5 STBM
PILAR 5:
Pengamanan Limbah Cair
Rumah Tangga (PLCRT)
Kementerian Kesehatan / 43
No Pengelolaan Air Definisi
Limbah Rumah
Tangga
Kementerian Kesehatan / 44
Bahan Interview Pilar 5 STBM
Tersedia saluran pembuangan Tanyakan dan amati untuk Wawancara & Pengamatan
limbah cair yang kedap dan memastikan apakah ada saluran
tertutup limbah cair rumah tangga yang
kedap dan tertutup
Terhubung dengan sistem Tanyakan dan amati, untuk Wawancara & Pengamatan
pengolahan air limbah cair memastikan apakah saluran limbah
atau sumur resapan cair rumah tangga terhubung
dengan IPAL komunal dan atau
menggunakan sumur resapan
dengan jarak sumur resapan > 10m
dari sumber air
Kementerian Kesehatan / 45
Tangga Perubahan Perilaku Pengelolaan
Limbah Cair Rumah Tangga
Lingkungan
rumah tidak
ada
Terhubung timbunan
dengan kaleng/botol
sistem bekas
Tersedia pengolahan terbuka
Tidak saluran limbah dan yang dapat
terlihat limbah yang atau menjadi
genangan air kedap dan resapan perindukan
Saluran tertutup nyamuk
air disekitar
limbah rumah
terbuka
Kementerian Kesehatan / 46
Kriteria Pilar 5 STBM
Tidak terlihat
genangan air di
sekitar rumah
karena limbah
domestik
Kementerian Kesehatan / 47
Kriteria Pilar 5 STBM
Sumur resapan
Bak kontrol yang diisi batu
dan pasir sebagai
saringan
Kementerian Kesehatan / 48
Kriteria Pilar 5 STBM
IPAL
Terhubung dengan sumur resapan dan atau sistem pengolahan limbah (IPAL Komunal/Sewerage system)
Kementerian Kesehatan / 49
VERIFIKASI
STBM
Kementerian Kesehatan / 50
Verifikasi STBM
+ +
100% 50%
Kementerian Kesehatan / 51
Tujuan Verifikasi
Kementerian Kesehatan / 52
Prinsip Verifikasi
Kementerian Kesehatan / 53
Tahapan Proses Verifikasi
2. 3. 4. 5.
1.
Pengumpulan Data Rekapitulasi Review Hasil Pleno Hasil
Persiapan
dan Informasi Data Verifikasi Verifikasi
Kementerian Kesehatan / 54
Tim dan Metode Verifikasi
DESA/ • Promkes Puskesmas • Aparat Desa/ • Data Stratified 1. Seluruh Dusun/RW/RT di Desa/kelurahan yang akan diverifikasi harus
KELURAHAN • UPTD Kecamatan Kelurahan Primer Random sudah terverifikasi 100% terlebih dahulu.
• PKK Kecamatan • Kader Desa/ • Peta Sosial Sampling 2. Verifikasi Desa/Kelurahan dilakukan dengan sampling 30% dari jumlah
• Tim STBM dari Desa/ Kelurahan • Data Web dusun/RW/RT yang ada. Dari masing-masing dusun/RW/RT sampling
• Kelurahan lain dalam • PKK Desa/ STBM dipilih 30 % KK yang ada di setiap Dusun/RW/RT sebagai sampling.
1(satu) Kecamatan Kelurahan • Format 3. Pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-
• Perwakilan kelompok • Kepala Desa/ verifikasi kelompok yang homogen, diutamakan daerah rawan, misalkan
• marginal seperti Lurah lokasi dan rekap bantaran sungai atau lokasi yang biasanya digunakan oleh masyarakat
kelompok diabilitas verifikasi untuk BABS, membuang sampah, mencuci peralatan makan dan minum
dan sumber air baku konsumsi.
4. Data hasil verifikasi tingkat dusun dapat digunakan refrensi bagi tim
verifikator untuk menentukan wilayah yang akan diverifikasi termasuk
peta desa dan data primer (digunakan data dari WEB STBM)
Kementerian Kesehatan / 55
Tingkatan Anggota Tim Pendamping Alat Metode Keterangan
Verifikasi Verifikasi
KECAMATAN • Dinas Kesehatan • Aparat • Data Primer Stratified 1. Di setiap desa dalam kecamatan tersebut harus sudah terverifikasi
Kabupaten/Kota Kecamatan • Data Web Random 100% seperti persyaratan verifikasi Desa.
• POKJA Sanitasi/ AMPL • PKK STBM Sampling Dibuktikan dengan berita acara.
• PKK Kabupaten Kecamatan • Format 2. Verifikasi Kecamatan dilakukan dengan sampling 30% dari jumlah
• Organisasi yang • Tim STBM verifikasi Desa/kelurahan yang ada di setiap kecamatan. Kemudian diambil
bergerak di bidang Kecamatan dan rekap sampling 30 % jumlah KK yang ada pada desa sampling
kesehatan (Forum • Camat lokasi 3. Pemilihan sampel dengan cara membagi populasi ke dalam kelompok-
Kabupaten Kota Sehat, verifikasi kelompok yang homogen lebih baik, untuk menguji apakah daerah
jika ada) • Puskesmas rawan tersebut misalkan bantaran sungai atau lokasi yang biasanya
• Tim STBM dari • UPTD digunakan oleh masyarakat untuk BABS, membuang sampah, mencuci
Kecamatan lain Kecamatan peralatan makan dan minum dan sumber air baku konsumsi.
• Perwakilan kelompok 4. Data hasil verifikasi tingkat Desa dapat digunakan refrensibagi tim
marginal seperti verifikator untuk menentukan wilayah yang akan diverifikasi termasuk
kelompok diabilitas peta desa dan data primer (bisa digunakan data dari WEB STBM).
KABUPATEN/ • Dinas Kesehatan • Dinas • Data Primer Evaluasi 1. Di setiap Kecamatan dalam Kabupaten/Kota tersebut harus sudah
KOTA Provinsi Kesehatan • Data Web hasil terverifikasi 100% seperti persyaratan verifikasi Kecamatan.
• Tim STBM Provinsi Kabupaten/ STBM Verifikasi Dibuktikan dengan berita acara.
• POKJA Sanitasi / Kota • Format 2. Verifikasi administrasi (memastikan seluruh kecamatan semuanya
AMPL Provinsi • Tim STBM verifikasi dan sudah memiliki berita acara) bisa dilaksanakan secara virtual dengan
• Perwakilan dari Kabupaten/ rekap mengundang tim perwakilan kecamatan dan sanitarian puskesmas
kabupaten lain Kota untuk menetapkan komunitas sasaran kunjungan lapangan.
• Dinas di Provinsi yang • PKK 3. Verifikasi lapangan tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat
terkait dengan Sarana Kabupaten/ dan mengurangi jumlah tim dilakukan di kecamatan yang dianggap
Air Minum dan Sanitasi Kota kritis yang ditetapkan melalui verifikasi administrasi. Kunjungan
• Perwakilan kelompok • Organisasi lapangan dapat mengacu pada pedoman pemicuan dan verifikasi pada
marginal seperti yang bergerak masa pandemi.
kelompok diabilitas di bidang 4. Pleno verifikasi secara virtual.
kesehatan 5. Data verifikasi mulai dari tingkat dusun sampai dengan kecamatan
(Forum akan dievaluasi oleh tim verifikasi STBM tingkat kabupaten, jika masih
Kabupaten Kota ditemukan komunitas kritis yang belum memenuhi kriteria STBM,
Sehat, jika ada) maka tim STBM tingkat Kabupaten akan melakukan monitoring dan
evaluasi serta verifikasi ulang dengan didampingi oleh tim STBM
tingkat kecamatan dan desa.
6. Hasil evaluasi verifikasi yang membutuhkan klarifikasi lanjutan bisa
melalui virtual mengundang kecamatan tertentu.
7. Komunitas sasaran kunjungan adalah kecamatan yang terverifikasi SBS
paling awal (sudah lama) dan atau berada di daerah aliran sungai dan
atau yang akses ke sarana sanitasi belum layak dan atau masyarakat
marginal misalnya penyandang disabilitas dan masyarakatmiskin serta
kelompok minoritas lainnya.
Kementerian Kesehatan / 56
Tingkatan Anggota Tim Pendamping Alat Metode Keterangan
Verifikasi Verifikasi
PROVINSI • Kementerian • Dinas • Data Primer Evaluasi 1. Di setiap Kabupaten/Kota dalam Provinsi tersebut harus sudah
Kesehatan Kesehatan • Data Web hasil terverifikasi 100% seperti persyaratan verifikasi Kabupaten/Kota.
• Kementerian/Lembaga Propinsi STBM Verifikasi Dibuktikan dengan berita acara.
terkait dengan sanitasi • Tim STBM • Format 2. Data verifikasi mulai dari tingkat dusun, kecamatan dan kabupaten
dan air minum Propinsi verifikasi akan dievaluasi oleh tim verifikasi STBM tingkat Propinsi, jika masih
• POKJA Sanitasi / • PKK Propinsi dan rekap ditemukan komunitas kritis yang belum memenuhi kriteria STBM,
AMPL Provinsi • Organisasi maka tim STBM tingkat Propinsi akan melakukan monitoring dan
• Mitra STBM yang bergerak evaluasi serta verifikasi ulang dengan didampingi oleh tim STBM
• Perwakilan kelompok di bidang tingkat kecamatan,desa dan Kabupaten.
marginal seperti kesehatan 3. Verifikasi administrasi (memastikan seluruh kabupaten/kota
kelompok diabilitas (Forum sudah memiliki berita acara) bisa dilakukan secara virtual dengan
Kabupaten mengundang tim perwakilan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan
Kota Sehat, dan ditetapkan lokasi kunjungan lapangan (komunitas kritis).
jika ada) 4. Verifikasi lapangan tatap muka dengan protokol kesehatan yang
ketat dan mengurangi jumlah tim dilakukan di Kabupaten/Kota yang
dianggap kritis yang ditetapkan melalui verifikasi administrasi.
5. Pleno verifikasi secara virtual.
6. Hasil evaluasi verifikasi yang membutuhkan klarifikasi lanjutan bisa
melalui virtual mengundang Kabupaten/Kota tertentu
Kementerian Kesehatan / 57
Alur Verifikasi 5 Pilar STBM
1.
Verifikasi
dokumen 2.
Pemilihan
30% 3.
kecamatan Pemilihan 30%
kelurahan/desa
Mengumpulkan dari kecamatan 4.
semua berita terpilih Pemilihan
acara verifikasi 30% RW dari
Sampel kelurahan/ 5.
stratifikasi acak desa terpilih Pemilihan
untuk verifikasi 30% RT
lapangan
Stratification dari RW
random 6.
terpilih
sampling Pemilihan
30% KK
Stratification dari RT
random
sampling terpilih
Stratification • Dikunjungi
random
sampling di lapangan
• Dicek
kesesuaian
dengan
berita acara
Kementerian Kesehatan / 58
Pemanfaatan Data Hasil Verifikasi
Dokumen hasil verifikasi dijadikan media, referensi dan bahkan sebagai data dasar
bagi Lintas Program dan Lintas Sektor dalam melakukan kajian-kajian outcome dan
perencanaan program serta kajian dampak kesehatan yang lebih luas.
Data dan informasi hasil verifikasi menjadi dasar advokasi untuk anggaran dan
kebijakan Pemerintah Daerah. Data tersebut juga dapat dipergunakan Pemerintah
setempat dalam kegiatan sosialisasi peningkatan peran swasta dalam mendukung
STBM melalui CSR (Corporate Social Responsibility).
Data hasil verifikasi akan mendorong peran Pemerintah Pusat maupun setempat
dalam mengeluarkan regulasi. Hal ini untuk mendorong komunitas yang sudah
mencapai status pilar STBM verifikasi akan terjaga karena adanya enabling
environment termasuk kelembagaan yang memadai.
Sebagai dasar dalam penerapan sanksi sebagai upaya untuk menjaga status
pilar- pilar STBM yang telah dicapai dan tidak kembali lagi pada perilaku lama.
Kementerian Kesehatan / 59
Lampiran 1
Berita Acara
Verifikasi
Kementerian Kesehatan / 60
Lampiran 2 Verifikasi
5 Pilar STBM
Tgl verifikasi:
Nama verifikator:
Ttd verifikator:
5 Pilar
STBM
Kementerian Kesehatan / 61
Tim Penyusun Pedoman
Pelaksanaan Monitoring
dan Verifikasi 5 Pilar STBM
Kontributor:
Kementerian Kesehatan / 62
PEDOMAN PELAKSANAAN MONITORING
DAN VERIFIKASI STBM 5 PILAR
Kementerian Kesehatan / 63