Kumpulan Respons Dasar ASB – Respons Materi 7 – Perubahan Budaya : Perspektif Antropologi

Kumpulan Respons Materi 7

PERUBAHAN BUDAYA : PERSPEKTIF ANTROPOLOGI

ANWAR : SENIN 14 NOVEMBER

Perubahan Kebudayaan : Tanggapan

Mungkin satu hal penting lagi yang bisa ditambahkan dari pembahasan mengenai perubahan
dalam kebudayaan adalah pentingnya mempelajari dinamika temporal ketika mengkaji budaya,
yakni sejarah. Melihat sejarah tidak hanya memberikan insight mengenai perubahan-perubahan
yang telah terjadi, tapi juga bagaimana perubahan tersebut terjadi dan faktor-faktor apa yang
pada akhirnya mempengaruhi perubahan tersebut.

SOFI : RABU 5 OKTOBER

Perhatian Pada Proses Perubahan

Hal yang penting dalam melakukan penelitian antropologi juga adalah grasping the process of
change yang terjadi dalam kebudayaan masyarakat yang sedang diteliti. Perhatian pada proses
ini akan memberikan gambaran mengenai relasi sosial, material yang signifikan dalam
menentukan perubahan, maupun momentum yang menandakan terjadinya perubahan suatu
budaya dalam masyarakat itu.

TOK : Jumat 23 Desember

Menjadi Saksi Perubahan

Hal yang mengasyikkan saat menjadi seorang Antropolog lapangan, menurut saya, adalah
mengamati sebuah perubahan. Alih-alih menjadi penulis Arm Chair yang sekedar menduga-dua
dan menganalisa, tentu lebih baik mengamatinya secara langsung. Apa yang dilakukan Franz
Boas, Bronislaw Malinowski, atau Leslie White di masa lalu, serta diteruskan oleh antropolog di
masa modern seperti Tatjana Li, Anna Tsing, Akhil Gupta, David Graeber dan lain-lainnya, lebih
membuka mata dan memberi makna.

Dalam analogi saya, seorang sejarawan bisa menulis sejarah berdasarkan catatan yang
dikumpulkannya dari berbagai sumber, yang belum tentu menjadi pelaku sejarah itu sendiri.
Sebaliknya, selain memepelajari sejarah dan pola-polanya, seorang antropolog harus mengalami
dan memperhatikan perubahan sejarah itu sendiri, sebelum menulis rincian kisahnya.

HILMAN/ Tanggapan : 27 Desember

Ada pokok yang menurut saya bisa diperdebatkan dari komentas, MzTo. "...seorang antropolog
harus mengalmi dan memperhatiakn perubahan itu sendiri, sebelum menulis rincian kisahnya."
Saya pikir hal itu tak mutlak dilakukan. Karena boleh jadi perubahan itu sendiri seringkali sudah
terjadi dan antropolog tak punya daya untuk merekamnya. Karena itu yang bisa dilakukan adalah
bertanya kepada narasumber. Memverifikasi "jejak-jejak" perubahan yang masih tampak, dll.
Ambil contoh karya "Santet vs Negara" karya antropolog Nicholas Harriman. Gelombang

1
 Kumpulan Respons Dasar ASB – Respons Materi 7 – Perubahan Budaya : Perspektif Antropologi

pembunuhan dukun-dukun santet itu sendiri telah mereda dan berlalu ketika Harriman
melakukan penelitian. Tapi hal itu tidak mencegahnya untuk menuliskan sebuah karya etnografi
yang mumpuni dari fenomena tersebut.

Saya rasa kita tak mungkin secara sempurna menangkap perubahan itu. Bahkan jika

DESI / 23 Desember 22
Perubahan Artefak dan Kebudayaan

Saya pernah mengikuti acara yang diadakan oleh Indonesian Gastronomy Community (IDC)
berupa rekonstruksi makanan zaman dahulu di relief Candi Borobudur. Salah satu makanan yang
menarik adalah Harang Harang Kyasan dari belut. Berbeda dengan kawasan borobudur sekarang
yang banyak menyajikan ikan beong sebagai makanan dari ikan, berdasarkan relief candi, belut
merupakan salah satu makanan yang disajikan pada jamuan makan para raja Mataram Kuno.
Perbedaan tersebut dijelaskan karena pada masa itu Borobudur dikelilingi Danau Purba. Jadi
relief dapat menjadi sebuah catatan yang dapat dimanfaatkan untuk melihat beberapa perubahan,
seperti perubahan geografis yang berdampak pula pada pola makanan dan aspek kehidupan
lainnya.

LUKFI / Tanggapan : 27 Desember

Perubahan jenis makanan memang menarik, sebagai produk kebudayaan, dengan sifatnya yang
dinamis, maka perubahan makanan juga terjadi di banyak makanan, misalnya soto, bagaimana
setiap daerah memiliki ciri khas soto yang disesuaikan dengan selera masing-masing daerah.
Menarik pembahasannya Des.. thumb up.

=======================