DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS EKONOMI
Alamat: Kampus Karangmalang Yogyakarta
Telepon / Fax : +62 274 554902, 586168 (psw 1821, 1817, 1823, 1810, 1812, 1813,
1815, 1815) Laman: fe.uny.ac.id E-mail: fe@uny.ac.id
RESUME BAB 3
“Behavior In Organization”
A. GOALS (TUJUAN)
Pernyataan yang ingin dicapai perusahaan, contohnya Tingkat Keuntungan yang ingin di capai
(ROI). Tujuan lainnya dapat berupa Produktiitas, market position, product leadership, personal
Development, employee attitude, public responsibility, balance between long – range and
short-range goals.
Tujuan Organisasi Nirlaba untuk memperoleh profit/laba. Profit tersebut dapat digunakan
sebagai dana cadangan, juga dapat digunakan untuk membeli asset yang digunakan untuk
kepentingan publik.
B. GOAL CONGRUNCE
Goal congruence merupakan keselarasan antara tindakan-tindakan yang dilakukan
individu untuk meraih tujuan - tujuan individu tersebut serta untuk mencapai tujuan
organisasi. Istilah goal congruence (keselarasan tujuan) diterapkan pada sebuah
organisasi untuk memastikan bahwa semua operasi dan kegiatan ditetapkan dalam
mendukung tujuan organisasi. Organisasi akan melakukan tinjauan terhadap semua
operasi dan kegiatan, untuk memastikan bahwa tidak satupun dari mereka (orang
operasi dan kegiatan) melakukan tindakan atau kegiatan yang dapat membatasi
atau menghambat kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Faktor Eksternal
Aspek eksternal adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang pada
kehidupan masyarakat dimana perusahaan merupakan bagian dari masyarakat
itu sendiri. Hal ini bisa disebut etos kerja. Hal tersebut bisa termanifestasikan
dalam bentuk loyalitas karyawan, semangat kerja dan kemampuan individu.
Sikap-sikap ini tentu berbeda sesuai kondisi lokal, artinya sangat dipengaruhi
budaya setempat. Orang Jepang misalnya terkenal dengan keuletan dan kerja
kerasnya
Faktor Internal / Budaya
Adalah aturan atau kebiasaan yang berlaku dalam perusahaan atau sering juga
disebut iklim kerja. Iklim kerja ini bisa berbentuk sikap, norma hubungan kerja
dan asumsi yang secara eksplisit ataupun implisit diterima dan berlaku bagi
seluruh anggota organisasi. Norma budaya seperti ini penting karena akan
mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Budaya
perusahaan bisa berlaku sepanjang masa selama masih sesuai dengan
kepentingan perusahaan. Budaya ini bisa berjalan kalau pimpinan juga
memberi teladan.
Gaya Manajemen
Aspek internal yang juga terpenting Gaya Manajemen, termasuk sikap
pimpinan terhadap pengendalian . Sikap pimpinan biasanya juga tercermin
dalam sikap bawahan. Latar belakang pimpinan bisa dari berbagai bentuk. Ada
pimpinan yang cenderung hanya memberi instruksi tertulis ada juga
pendekatan yang kharismatik. Tidak ada satu bentuk pun yang bisa dikatakan
pimpinan ideal karena tergantung dari kebutuhan dan sudut pandang orang
masing-masing.
Organisasi Informal
Adanya hubungan kerja secara informal antara satu bagian dengan bagian
lainnya, sehingga setiap orang akan mengerti arah mana yang dituju
perusahaan.
Persepsi dan Komunikasi
Perintah yang diterima oleh seorang bawahan dari atasannya bisa saja
tanggapannya berbeda. Kesalahan persepsi setiap saat bisa terjadi, dan jika
tidak ditangani dengan baik maka bisa merugikan kepentingan perusahaan
secara keseluruhan. Untuk itulah diperlukan cara komunikasi yang efektif yang
memungkinan informasi yang disampaikan tidak salah diterima oleh pihak yang
menerima.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS EKONOMI
Alamat: Kampus Karangmalang Yogyakarta
Telepon / Fax : +62 274 554902, 586168 (psw 1821, 1817, 1823, 1810, 1812, 1813,
1815, 1815) Laman: fe.uny.ac.id E-mail: fe@uny.ac.id