Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,

DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS EKONOMI
Alamat: Kampus Karangmalang Yogyakarta
Telepon / Fax : +62 274 554902, 586168 (psw 1821, 1817, 1823, 1810, 1812, 1813,
1815, 1815) Laman: fe.uny.ac.id E-mail: fe@uny.ac.id

Nama : Diajeng Ayu Rosiana


NIM : 21812149033
Mata Kuliah: Teori Akuntansi

RESUME BAB 3
“PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN”

A. Proses perekayasaan keuangan


Pada dasarnya proses perekayasaan ini adalah proses untuk menjawab pertanyaan
mendasar yaitu bagimana suatu kegiatan operasi perusahaan disimbolkan dalam bentuk
statemen keuangan sehingga orang yang dituju dapat membayangkan operasi perusahaan
secara finansial tanpa harus menyaksikan secara fisis operasi perusahaan. Hendrikson
menguraikan aspek - aspek yang harus dipertimbangkan dalam proses perekayasaan untuk
menghasilkan rerangka teoritis akuntansi, yaitu :
1. Pernyataan postulat yang menggambarkan karakteristik unit - unit usaha ( entitas pelapor )
dan lingkungannya.
2. Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan yang diturunkan dari pernyataan postulat.
3. Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pihak yang dituju (pemakai) dan kemampuan
untuk memahami, menginterpretasi, dan menganalisis informasi yang disajikan.
4. Penentuan atau pemilihan tentang apa yang harus dilaporkan
5. Evaluasi tentang pengukuran dan proses penyajian untuk mengkomunikasi informasi
tentang perusahaan dan lingkungannya
6. Penentuan dan evaluasi terhadap kendala - kendala pengukuran dan deskripsi unit usaha
beserta lingkungannya.
7. Pengembangan dan penyusunan pernyataaan umum yang dituangkan dalam bentuk suatu
dokumen resmi yang menjadi pedoman umum dalam menyusun standar akuntansi.
8. Perancang bangunan struktur dan format sistem informasi akuntansi untuk menciptakan,
menangkap, mengolah, meringkas, dan menyajikan informasi sesuai dengan standar atau
pinsip akuntansi berterima umum.

B. Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi


Sistem
Sistem merupakan kumpulan dari bagian atau komponen baik fisik maupun non fisik, yang
saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis utnuk mencapai suatu
tujuan (Susanto, 2000:3).
Informasi
Informasi adalah data yang telah diolah sehingga berguna untuk pengambilan suatu
keputusan. Menurut Indrajit (2000:9) ”Informasi adalah hasil pengolahan data yang secara
prinsip memiliki nilai atau value yang dibandingkan dengan data mentah ”. Menurut Krismiaji
(2002:12), “Informasi adalah data yang telah diorganisasi, dan telah memiliki kegunaan dan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS EKONOMI
Alamat: Kampus Karangmalang Yogyakarta
Telepon / Fax : +62 274 554902, 586168 (psw 1821, 1817, 1823, 1810, 1812, 1813,
1815, 1815) Laman: fe.uny.ac.id E-mail: fe@uny.ac.id

manfaat”.Jadi informasi adalah data yang telah melalui proses pengolahan yang memiliki nilai
dan manfaat untuk para pengguna informasi tersebut.
Akuntansi
“Akuntansi (accountancy) berasal dari akar kata to account, yang salah satu artinya adalah
„menghitung‟. Secara teknis akuntansi diartikan sebagai proses pencatatan (recording),
pengklasifikasian (classifiying), peringkasan (summarizing) transaksi keuangan yang di ukur
dalam satuan uang, serta pelaporan (reporting) hasil-hasilnya. Dalam pengertian ini termasuk
di dalamnya proses perhitungan.”(Mursyidi, 2010).

C. Kerangka konseptual
Kerangka konseptual akuntansi merupakan sekumpulan konsep-konsep yang mendasari
pelaporan keuangan. Yang dimaksud konsep-konsep dasar pelaporan keuangan yaitu
gagasan-gagasan serta ide mengenai apa yang seharusnya dilaporkan dalam laporan
keuangan serta bagaimana melaporkannya. Kumpulan gagasan dan ide-ide tersebut menjadi
pedoman dalam menentukan informasi-informasi apa saja yang perlu disajikan dalam laporan
keuangan bertujuan umum (general-purpose financial statements).

D. PABU
Prinsip akuntansi yang berterima umum (PABU): adalah seperangkat prinsip akuntansi,
standar dan prosedur yang yuridis, teoritis, dan praktis yang digunakan perusahaan untuk
menyusun laporan keuangan mereka.

E.Pedoman tentang apa?


Sebagai pedoman operasional PABU akan menjadi kriteria untuk menentukan apakah
Laporan Keuangan telah menyajikan informasi keuangan dengan baik, benar, dan jujur, atau
yang secara teknis disebut menyajikan secara wajar (present fairly). Pedoman dapat
ditentukan secara resmi oleh badan yang berwenang dalam bentuk standar akuntansi
(accounting standards).
Atau dapat juga berupa pedoman-pedoman yang baik dan telah banyak dipraktikan, dapat
digunakan sebagai acuan bila hal tersebut tidak bertentangan dengan kerangka konseptual.
Kedua pedoman tersebut secara keseluruhan membentuk kerangka pedoman operasional
yang disebut generally accepted accounting principles (prinsip akuntansi berterima umum/
PABU/GAAP).

F. Autoritas rerangka konseptual


AUTORITAS RERANGKA KONSEPTUAL Kerangka pedoman PABU versi Rubin dan SAS
No. 69 menempatkan rerangka konseptual pada tingkat yang paling tidak autoritatif yaitu di
Tingkat 4 kanan dalam Rubin dan di hierarki (e) dalam SAS No. 69. Secara teoretis, rerangka
konseptual mestinya menjadi landasan rerangka PABU tersebut. Hal seperti ini terjadi lantaran
sejarah pengembangan standar profesional di Amerika. Sebelum dibentuk badan penyusun
standar, AICPA banyak mengeluarkan penerbitan yang dianggap dapat dijadikan sumber
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS EKONOMI
Alamat: Kampus Karangmalang Yogyakarta
Telepon / Fax : +62 274 554902, 586168 (psw 1821, 1817, 1823, 1810, 1812, 1813,
1815, 1815) Laman: fe.uny.ac.id E-mail: fe@uny.ac.id

prinsip akuntansi. Karena dirasakan perlunya standar, dibentuklah Accounting Principles


Board (APB) yang ada di bawah AICPA untuk merumuskan standar akuntansi. Penerbitan
APB sering dianggap bias dan menguntungkan auditor dan kliennya karena tidak ada wakil
dari pemakai laporan yang duduk dalam keanggotaan APB. Kemudian badan tersebut diganti
dengan Financial Accounting Standards Board (FASB) yang tidak berada di bawah AICPA
sehingga kedudukannya lebih netral. Sebelum ada standar atau pengumuman resmi yang
mengganti penerbitan badan sebelumnya maka penerbitan-penerbitan pedoman oleh badan-
badan sebelumnya tetap berlaku sehingga terdapat beberapa macam standar yang sama-
sama berlaku.
Hal ini banyak menimbulkan inkonsistensi dan konflik antarstandar karena ketiadaan landasan
konseptual yang mengkoordinasi standar-standar tersebut.. Kerangka konseptual versi FASB
dikembangkan dalam rangka mengatasi masalah tersebut. Karena rerangka konseptual
dirancang untuk perbaikan masa depan. penyusunannya tidak memperhatikan standar
akuntansi yang telah diberlakukan. Jadi, dapat diantisipasi bahwa akan banyak standar
akuntansi yang tidak sesuai lagi dengan diberlakukannya rerangka konseptual.
Oleh karena itu, kedudukan atau autoritas rerangka konseptual ditetapkan dengan sangat
hati-hati oleh FASB dalam tiap pengantar pernyataan konsep sebagai berikut: Statements of
Financial Accounting Concepts do not establish standards prescribing accounting procedures
or disclosure practices for particular items or events, which are issued by the Board as
Statements of Financial Accounting Standards. Rather, Statements in this series describe
concepts and relations that will underlie future financial accounting standards and practices
and in due course serve as a basis for evaluating existing standards and practices. Makna
“tidak menetapkan/menciptakan standar” (do not establish standards) dalam kata pengantar
FASB di atas adalah bahwa SFAC tidak dengan sendirinya membatalkan standar yang sudah
ada yang bertentangan dengan standar yang secara implisit melekat dalam atau yang
diturunkan dari SFAC.
Standar akuntansi yang berjalan hanya dapat diganti dengan standar baru yang disusun
melalui prosedur saksama. Dengan kata lain, standar yang diturunkan dari SFAC harus
dirumuskan dalam bentuk Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) untuk dapat
mengganti standar yang sekarang berlaku. Secara spesifik, FASB menyatakan dalam
pengantar SFAC No. 2 bahwa SFAC tidak dengan sendirinya: (a) require a change in existing
generally accepted accouhting principles, (b) amend, modify, or interpret Statements of
Financial Accounting Standards, I nterpretations of the FASB, Opinion of the Accounting
Principles Board, or Bulletin of the Committee on Accounting procedures that are in effect, or
(c) justify either changing existing generally accepted accouning and reporting practices or
interpreting the pronouncements listed in item (b) based on personal interpretation of the
objectives and concepts in the Statements of Financial Accounting Concepts.
Dengan pernyataan di atas, FASB sebenarnya menetapkan agar para akuntan dan auditor
tidak begitu saja meniadakan standar yang bertentangan dengan rerangka konseptual dengan
memanfaatkan ketentuan 203 dari kaidah perbuatan (Rules of Conduct) dalam koda etika
profesional ( Code of Professional Ethics) AICPA. Ketentuan 203 menggariskan bahwa, dalam
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS EKONOMI
Alamat: Kampus Karangmalang Yogyakarta
Telepon / Fax : +62 274 554902, 586168 (psw 1821, 1817, 1823, 1810, 1812, 1813,
1815, 1815) Laman: fe.uny.ac.id E-mail: fe@uny.ac.id

suatu situasi yang sangat luar biasa (unusual circumstances), akuntan publik tetap dapat
menyatakan bahwa suatu statemen keuangan disajikan secara wajar sesuai GAAP meskipun
statemen keuangan mengandung penyimpangan (atau menggunakan prinsip akuntansi
selain) dari ketentuan yang dikeluarkan badan yang berwenang mengeluarkan standar
asalkan anggota dapat menjelaskan dan menunjukkan secara meyakinkan bahwa mengikuti
standar yang ada justru akan menghasilkan penyajian yang menyesatkan. Rutan sebabnya
keautoritatifan SFAC tidak setinggi SFAS. Dalam perlakuan akuntansi terhadap kejadian atau
pos (events or items). Walaupun demikian, dalam jangka panjang konsistensi standar dan
SFAC akan tercapai karena memang SFAC disusun untuk melandasi standar dan praktik
masa datang ( underlie future financial accounting standards and practices).
Karena riwayat yang kurang lebih sama, IASC juga mengemukakan nada yang sama dalam
menetapkan keautoritatifan rerangka konseptualnya dibanding standar akuntansi. Hal ini
dinyatakan IASC sebagai berikut: 02. This F ramework is not an International Accounting
Standard and hence does not define standards for any particular measurement or disclosure.
Nothing in this framework overrides any specific International Accounting Standard. 03. The
Board of IASC recognise that in a limited number of cases there may be a conflict between the
framework and an International, Accounting Standard. In this case where there is a conflict,
the requirements of the International Accounting Standard prevail over those of the fiumework.
As, however, the Board of IASC will be guided by the framework in the development of future
Standards and in its review of existing Standards, the number of cases of conflict between the
framework and International Accounting Standards will diminish .through time.
Jadi, secara teoretis, rerangka konseptual seharusnya merupakan fundasi rerangka pedoman
PABU dan harus direkayasa dahulu sebelum standar. Oleh karena itu, standar yang
diturunkan atas dasar rerangka konseptual mestinya konsisten baik dengan rerangka
konseptual maupun antarstandar. Penurunan standar tentunya harus dilakukan oleh badan
yang berwenang secara saksama. Konflik hanya terjadi kalau standar sudah telanjur
berkembang tanpa rerangka konseptual. Dalam keadaan ini, konflik harus segera diselesaikan
agar segera tercapai suatu situasi yang di dalamnya tidak ada lagi konflik.
Dalam situasi seperti itu, kedudukan rerangka konseptual dapat dikuatkan menjadi fundasi
atau landasan konseptual yang paling autoritatif. Walaupun demikian, penurunannya menjadi
standar harus tetap dilakukan oleh badan yang berwenang. Dalam keadaan tidak ada
petunjuk spesifik dalam bentuk standar, akuntan publik dapat menginterpretasi secara
profesional rerangka konseptual untuk mendapatkan dasar/basis yang layak untuk
memperlakukan suatu kejadian atau pos. Penalaran seperti ini telah terefleksi dalam rerangka
pedoman versi SPAP.

G. Struktur akuntansi
Untuk praktik akuntansi dalam suatu negara, struktur tersebut menggambarkan pihak-pihak
dan sarana-sarana yang terlibat dalam dan terpengaruh oleh perekayasaan informasi
keuangan dan saling-hubungan antara berbagai pihak dan sarana tersebut. Sarana-sarana
yang membentuk struktur akuntansi meliputi peraturan pemerintah , standar akuntansi,
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS EKONOMI
Alamat: Kampus Karangmalang Yogyakarta
Telepon / Fax : +62 274 554902, 586168 (psw 1821, 1817, 1823, 1810, 1812, 1813,
1815, 1815) Laman: fe.uny.ac.id E-mail: fe@uny.ac.id

laporan keuangan, dan konveksi pelaporan. Struktur tersebut dapat dipandang


menggambarkan pengertian pelaporan keuangan sebagai mekanisma tentang bagaimana
pihak-pihak dan sarana-sarana pelaporan bekerja dan saling berinteraksi sehingga dihasilkan
informasi keuangan yang diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan termasuk fungsi
auitor untuk menentukan kewajaran statemen keuangan.
Untuk menjelaskan pengertian akuntansi, struktur tersebut menggambarkan luas
lingkup (scope) akuntansi sebagai seperangkat pengetahauan sekaligus mengaitkannya
dengan pengertian akuntansi sebagai praktik dan profesi proses dan kegiatan yang dilukiskan
diatas PABU merupakan proses dan kegiatan perekayasaan yang melibatkan pengetahuan
teori akuntansi sebagai penalaran logis. Jadi, proses dan kegiatan dibawah PABU merupakan
praktik pelaksanaan hasil perekayasaan ditingkat perusahaan. Proses ini lebih berkepentingan
dengan bagaimana entitas pelapor (reporting entities) yang berada dalam suatu wilayah
negara menyediakan dan menyampaikan informasi keuangan dengan cara tertentu sesuai
PABU.

Anda mungkin juga menyukai