Anda di halaman 1dari 12

KASUS 1

Pasien Tn. S umur 73 th, datang ke IGD tgl 15/7/2019. Riwayat Penyakit , asam urat,
Hipertensi. Riwayat Obat : Micardis 80 mg 1 x 1 tab , amlodipine 10 mg tab 1 x 1tab,
Allopurinol 300 mg 1 x 1 tab tapi tidak rutin diminum. Keluhan MRS Nyeri saat BAK dan susah
BAK serta merasa demam sejak tadi malam. Dokter mendiagnosis BPH gr II, ISK,
hiperuricemia, hipertensi. Terapi dan hasil pemeriksaan di rawat inap sebagai berikut :

Dosis/ Tanggal
NO Nama Obat Aturan 15 16 17 18 19 20 21
Pakai KRS
1 Micardis 80 mg tab 1-0-0 √ √ √ √ √ √ √
2 Amlodipin 10 mg tab 0-0-1 √ √ √ √ √ √ √
3 Harnal ocas 0,4mg tab 1x1 √ √ √ √ √ √ √
4 Ciprofloxacin 200 mg 2x1 √ √ √ √ √
infus iv
5 Ciprofloxacin tab 2x1 √ √
6 Allopurinol 100 mg 2X1 √ √ √ √ √ √ √

Tanggal
Tanda –
NO 22
tanda vital 15 16 17 18 19 20 21
KRS
1 Tekanan 140/8
160/90 150/90 140/90 140/90 130/80 140/80 140/90
darah 0
2 Nadi
(80-100 90 87 88 80 74 86 80 85
x/min)
3 RR
20 20 20 22 20 20 20 20
(16-20 x/min)
4 Suhu (oC) 38,0 37,4 36,8 37,2 36,5 36,8 37,0 36,6

N Kondisi Tanggal
O Klinis 15 16 17 18 19 20 21 22 KRS
1 Nyeri
+++ ++ ++ ++ + kurang kurang -
kencing
2 Demam + + + + + kurang kurang -
3 Sesak nafas - - - - - - - -
4 Mual + + + + + + kurang kurang
5 Muntah - - - - - - - -
6 Nyeri kaki Kurang Kurang
meradang/ + + + kurang kurang tapi kurang tapi masih
bengkak masih nyeri
7 BAK BAK
berkuran BAK mulai BAK
Susah BAK ++ + + mulai mulai
g lancar lancar
lancar lancar
8 Makan kuran kuran
Kurang cukup membaik baik baik baik
minum g g

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM :


Tanggal :
No. Pemeriksaan Nilai Normal 20 21 22
15 16 17 18 19
KRS
1 GDS 60-150 mg/dl 120
2 GD2JPP (70-150 )
mg/dl
3 HbA1C 4,5-6,5 %
4 Leukosit 4,8-10,8 x 13,1 11,4 7,3
103/µl
5 Eritrosit 4,7-6,1 x 5,1 5,7 4,9
106/µL
6 Hb 14,0-18 g/dl 14
7 HCt 37,0-54,0 %
8 Trombosit 150-450 x 235
103/µL
9 Ureum < 50 mg/dL 40
10 Asam urat P < 7/ W < 5,7 8,8 8,2 7,8
mg/dl
11 Creatinin P = 0,7-1,3, W 1,0
= 0,5 – 1,1
mg/dl
Elektrolit
1 Natrium 135-155 141,7 140
mmol/L
2 Kalium 3,6 -5,5 3,9 4,0
mmol/L
3 Clorida 95-108 104 103
mmol/L

1. Bagaimana pendapat saudara tentang SOAP kasus pasien ini ?


SOAP

Problem Plan
Subject Object Assesment
Medik Farmakologi Non Farmakologi
BPH (Benign Nyeri Suhu (oC)= Harnal ocas 0,4mg tab 1x1 Harnal ocas 0,4 mg tab  Mempertahankan gaya
Prostatic Kencing, 38,0 (Tamsolusin HCl) 1x1 sehari (sudah tepat) hidup jantung sehat,
Hyperplasia) Demam, Leukosit, Merupakan obat gol. Tetap dilanjutkan untuk termasuk diet rendah
grm II Susah tgl 15=13,1 antagonis adrenergik-α terapi pada BPH dan lemak, banyak
BAK, Mual tgl 17=11,4 terapi long acting. Terbukti memperlancar BAK serta mengonsumsi buah-
dapat memperbaiki gejala mengurangi keluhan BPH buahan dan sayuran
BPH, menurunkan keluhan yang mengganggu. segar, latihan fisik
BPH yang mengganggu, Tamsulosin terabsorbsi secara teratur, dan
meningkatkan kualitas hidup baik pada pemberian oral, tidak merokok.
(QoL), dan meningkatkan terikat pada protein  Menghindari konsumsi
pancaran urine. Golongan plasma (terutama α1- kafein yang berlebihan
obat ini dapat diberikan glikoprotein) dan dan minuman yang
dalam jangka waktu lama direkomendasikan pada dapat menyebabkan
dan belum ada bukti-bukti penderita BPH diuresis
terjadinya intoleransi dan  Pasien harus buang air
takhipilaksis sampai Ciprofloxacin 250 mg kecil sebelum tidur di
pemberian 6- 12 bulan. Obat 2x1 sehari (sudah tepat, malam hari dan
ini mengendurkan otot polos dilanjutkan hingga 14 sebelum perjalanan
kelenjar prostat dan leher hari)
kandung kemih untuk Alasan : panjang dengan mobil.
meningkatkan aliran urin Ciprofloxacin merupakan  Jika pasien kelebihan
dan mengurangi obstruksi antibiotik yang sensitive berat badan,
saluran keluar kandung terhadap uropatogen gram disarankan untuk
kemih (Rosette et al, 2001) negatif. Merupakan terapi menurunkan berat
empiris pada ISK (orkitis) badan.
Ciprofloxacin 200 mg yang dapat dimulai tanpa  Jika pasien memiliki
Infus iv 2x1 harus menunggu hasil diabetes mellitus,
Ciprofloxacin merupakan pemeriksaan dislipidemia, atau
antibiotik yang termasuk laboratorium. hipertensi, ia harus
dalam golongan Ciprofloxacin ini disarankan untuk
floroquinolon generasi merupakan golongan mengoptimalkan
kedua. Ciprofloxacin aktif kuinolon yang paling kuat pengobatan gangguan
terhadap bakteri Gram dalam melawan bakteri tersebut,
positif dan Gram negatif, gram negatif aerob. Hal (Dipiro, 2020)
dan bekerja dengan cara ini diimbangi juga bahwa
menghambat DNA, dan ciprofloxacin dapat
topoisomerase II, melawan bakteri Gram
topoisomerase IV, yang positif namun tidak
diperlukan untuk terlalu poten. Mekanisme
memisahkan DNA bakteri, aksi ciprofloxacin,
sehingga menghambat dengan melakukan
pembelahan sel (Sasangka penghambatan pada DNA
dkk, 2018). gyrase dalam organisme,
Ciprofloxacin juga menjadi sehingga terjadi
pilihan pertama pada penghambatan DNA
pedoman pengobatan superkoil dan erusak
untuk ISK (Sasangka dkk, double-stranded DNA
2018). (Nawakasari dan Ambar,
2019).
Ciprofloxacin tab 250 mg Penggunaan Terapi Gol
2x1 Flouroquinolon
Ciprofloxacin merupakan khususnya Ciprofloxacin
antibiotik yang termasuk direkomendasikan bagi
dalam golongan pasien ISK laki-laki
floroquinolon generasi dengan komplikasi
kedua. Ciprofloxacin aktif gangguan prostat dengan
terhadap bakteri Gram terapi awal 10-14 hari
positif dan Gram negatif, (Dipiro, 2020)
dan bekerja dengan cara
menghambat DNA, dan Domperidone 10 mg 3x1
topoisomerase II, sehari a.c
topoisomerase IV, Alasan:
yangdiperlukan untuk Penggunaan Domperidon
memisahkan DNA bakteri, sering digunakan untuk
sehingga menghambat mengatasi mual yang
pembelahan sel (Sasangka disebabkan oleh Infeksi
dkk, 2018). Saluran Kemih (ISK)
dengan dosis 10-20 mg
3x sehari. Digunakan
selama pasien mengalami
mual saja, maksimal 3 x
sehari diminum sebelum
makan.
Domperidone bekerja
dengan menghambat aksi
dopamin pada
reseptornya dalam CTZ
(Chemoreseptor Trigger
Zone) yang berada pada
bagian luar sawar darah
otak yang meregulasi
mual dan muntah
(Musdalipah, 2018).

ISK (Infeksi
Saluran
Kemih)

Hiperuricemi Nyeri kaki Asam Urat Allopurinol 100 mg 2 x 1 Allopurinol 100 mg 2x1  Modifikasi gaya hidup
a meradang mg/dL Tgl hari setelah makan SUDAH TEPAT sehat. Dapat melakukan
/bengkak 15 = 8,8 penurunan berat badan
Tgl 17 = Allopurinol dapat Target terapi ialah melalui pembatasan
8,2 Tgl 20 menurunkan kadar asam mengurangi keluhan dan kalori dan olahraga
= 7,8 urat. Pengobatan jangka gejala dimana kadar asam untuk meningkatkan
Panjang mengurangi urat yang dituju adalah ekskresi pada ginjal.
frekuensi serangan, sekurang-kurangnya <6  Hindari konsumsi
menghambatb pembentukan mg/dl atau <5 mg/dl alkohol.
tofi, memobilisasi asam urat, (Widyanto, 2014).  Membatasi konsumsi
dan mengurangi besar tofi. sirup jagung fruktosa
(Drug Notes, 2019) dan makanan kaya
purin (jeroan dan
Mekanisme Allopurinol: beberapa makanan laut)
Inhibitor Xanthine oksidase; serta mendorong
menghambat konversi konsumsi sayuran dan
hipoksantin menjadi produk susu rendah
xanthine menjadi asam urat; lemak
mengurangi produksi asam (Dipiro, 2020)
urat tanpa mengganggu
sintesis purin vital.
(Medscape, 2022)

Hipertensi 
Monitoring
 Monitoring efek samping obat
 Pasien yang dilakukan pemantauan harus dikaji ulang selama 6 bulan, setelah itu setiap tahun untuk menilai perburukan klinis
atau adanya indikasi absolut untuk tindakan operatif.
 Dilakukan penilaian ulang IPSS setiap 4-6 minggu setelah inisiasi obat. Apabila pasien mengalami perbaikan klinis tanpa efek
samping yang mengganggu, pengobatan bisa dilanjutkan dan dinilai ulang pada 6 bulan dan selanjutnya setiap tahun untuk
menilai perburukan klinis atau adanya indikasi absolut untuk tindakan operatif (IAUI, 2017).
 Monitoring Suhu tubuh pasien.
 Pantau rasa nyeri saat kencing pasien.
 Monitoring kepatuhan terapi antibiotik pasien untuk meningkatkan efektifitas terapi antibiotic.
 Monitoring asam urat serum setiap 2 minggu; setelah target asam urat tercapai, monitor asam urat setiap 6 bulan.
Daftar Pustaka

Dipiro, et al. 2020. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 11th Edition. United States: Mc-Graw Hill.
Medscape, 2022. Diakses pada 9 Oktober 2022.
Musdalipah. 2018. Identifikasi Drug Related Problem (DRP) pada Pasien Infeksi Saluran Kemih di Rumah Sakit Bhayangkara
Kendari. Jurnal Kesehatan, Vol. 11(1).
Nawakasari, Nawang & Ambar Yunita Nugraheni. 2019. Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran Kemih di
Instalasi Rawat Inap RSUP X di Klaten Tahun 2017. Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia, Vol. 16(1).
Rosette, Jean J.M.C.H de la, et al, 2001. EAU Guidelines on Benign Prostatic Hyperplasia (BPH). European Urology, 40: 156-263.
Sasangka, H. Wardhana, Alwin Monoarfa dan Richard Monoarfa. 2018. Perbandingan Efektivitas Antibiotik Ceftriaxone dan
Ciprofloxacine pada Penderita Infeksi Saluran Kemih di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal Biomedik, 180-184.

Widyanto, Fandi Wahyu. 2014. Artritis Gout Dan Perkembangannya. Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga.
DOI: https://doi.org/10.22219/sm.v10i2.4182
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai