Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Rekam Medis Dan Manajemen Informasi Kesehatan

EVALUASI KELENGKAPAN DAN KEAKURATAN


REKAM MEDIS ELEKTRONIK DI PUSKESMAS KULONPROGO

Laili Rahmatul Ilmi


Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
lailiilmi@gmail.com

ABSTRAK digunakan, lingkungan manusia, organisasi dan


Tujuan penelitian untuk mengevaluasi juga bisa berasal dari hardware (1). RME banyak
kelengkapan dan keakuratan RME di Kulon diterapkan di Indonesia dan dipercaya dapat
Progo. Penelitian ini menggunakan studi kasus meningkatkan kualitas keseluruhan perawatan,
dengan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian meskipun berdampak negatif pada penurunan
adalah pengguna langsung dan tidak langsung kualitas interakasi antar petugas medis (2).
di Puskesmas Kulon Progo sebanyak 12 Menurut Permenkse RI Nomor 269/
orang dan data sekunder diambil dari RME MENKES/PER/III/2008, syarat rekam medis
elektronik di empat puskesmas sebanyak 288 yang bermutu adalah: terkait kelengkapan isian
data. Penelitian dilakukan dengan wawancara rekam medis; keakuratan; ketepatan catatan
mendalam kepada pengguna langsung dan rekam medis; ketepatan waktu; dan pemenuhan
tidak langsung serta studi dokumen data persyaratan aspek hukum. Penerapan RME
RME di empat puskesmas Kulon Progo. berdampak tidak hanya memberikan manfaat
Hasil: manfaat RME bagi pengguna langsung bagi pasien atas pendokumentasian data
dirasakan baik dan masih dalam tahap basic, pasien, namun juga memberikan manfaat bagi
bagi pengguna tidak langsung membantu petugas kesehatan dan penyedia layanan
pengambilan keputusan. Rata-rata data RME di kesehatan.
empat puskesmas kategori A rata-rata lengkap Rekam medis berbasis kertas maupun
dan akurat (95%),tidak lengkap (5%). Kategori B elektronik memberikan informasi terkait status
lengkap (91%) dan akurat (70%), tidak lengkap kesehatan pasien sebagai alat komunikasi antar
(8%). Kategori C lengkap (85%), akurat (76%) petugas kesehatan (3). Data yang disiikan harus
dan tidak lengkap (12%). kategori D lengkap akurat, sehingga ketika diolah dan dianalisis
(24%), tidak akurat (16%) dan tidak lengkap menjadi data yang komprehensif (4).
(68%). Simpulan penelitian ini diperlukan Kelengkapan rekam medis tercapai
peningkatan perilaku pengguna dan kemudahan (100%) apabila data yang diisikan dapat
susunan RME. Diperlukan perbaikani alur faktor langsung dilengkapi (5), selain itu, keakuratan
yang mempengaruhinya, perlu monitoring dan data berperan meningkatkan kualitas data
evaluasi berkelanjutan mendukung pengguna untuk menurunkan kesalahan multimorbiditas,
untuk melengkapi data RME kesalahan pemberian obat dan mendukung
dalam pengambilan keputusan (6). Dinas
Kata Kunci: kelengkapan, Keakuratan, RME. Kesehatan Kabupaten Kulon Progo menerapkan
Simpus yang terbridging dengan P-Care sejak
bulan April 2016. Penerapan RME di Kabupaten
Kulon untuk kelengkapan dan keakuratan data
PENDAHULUAN RME belum pernah dianalisis.
Penerapan TI di bidang kesehatan adalah Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
menerapkan RME. banyak menimbulkan kelengkapan dan keakuratan data dari RME
halangan untuk menggunakan RME diantaranya yang telah di empat Puskesmas Kulon Progo.
faktor manusia, karakteristik sistem yang

ISBN: ISBN: 9786021433218 45


Prosiding Seminar Rekam Medis Dan Manajemen Informasi Kesehatan

METODE Kategori Jawaban Frekuensi


Penelitian ini menggunakan studi kasus Bagi Pengguna langsung
dengan deskriptif kualitatif (7). Subjek penelitian - Memudahkan Administrasi 4 (40%)
adalah pengguna langsung dan tidak langsung - Sebagai alat komunikasi 1 (10%)
di Puskesmas Kulon Progo sebanyak 12 orang, antar petugas medis
selanjutnya untuk menganalisis kelengkapan - Data lebih teorganisir 2 (20%)
dan keakuratan data RME diambil dari data - Meminimalisir salah rekam 3 (30%)
medis pasien
sekunder dari RME periode Januari hingga - Mempercepat retrieval 2 (20%)
Maret 2017 secara random sampling. Penelitian - Mempermudah proses 1(10%)
dilakukan selama Januari sampai dengan penyimpanan
Maret 2017 di Puskesmas Pengasih I dan Kategori Jawaban Frekuensi
Puskesmas Pengasih II, Puskesmas Sentolo I
Manfaat kemudahan RME
dan Puskesmas Sentolo II. Peneliti melakukan
- Sangat mudah 3 (30%)
wawancara mendalam kepada pengguna - Mudah 4 (40%)
langsung dan tidak langsung. Variabel penelitian - Cukup mudah 2 (20%)
adalah Kelengkapan, Keakuratan dan Mutu - Mudah dengan adaptasi 1 (10%)
data RME. - Sulit 0 (0%)
Hasil wawancara dianalisis secara kualitatif Tanggung jawab
dan dideskripsikan secara narasi dengan - semua pihak 5 (50%)
- Staf IT/SI 2 (20%)
melakukan validasi hasil wawancara dengan
- pengguna 3 (30%)
triangulasi sumber dan teknik. Selanjutnya hasil - tidak tahu 0 (0%)
perhitungan kelengkapan dan keakuratan RME
di empat puskesmas disajikan dalam bentuk
Rata-rata dokter menghabiskan waktu
tabulasi dan dideskripsikan.
1 sampai dengan 3 jam per hari (8 jam kerja/
hari) mengisikan RME. Perawat rata-rata
HASIL menghabiskan waktu 4 sampai dengan 6 jam
Persepsi pengguna pada implementasi RME per hari untuk meng-entry­­­ dan melengkapinya.
terhadap kelengkapan dan keakuratan data Bidan menghabiskan waktu 1 sampai 3 jam per
RME di empat puskesmas hari meng-entry­­­ dan melengkapinya. Petugas
laboratorium dan petugas farmasi rata-rata
Tabel 1. Distrbusi Jawaban Informan
1 sampai 3 jam per hari meng-entry­­­ dan
Wawancara Mendalam Konstruk Pengguna
melengkapinya. Perekam medis menghabiskan
RME
waktu 4 sampai dengan 6 jam per hari untuk
Kategori Jawaban Frekuensi mendaftar pasien, mencari berkas, malakukan
Waktu pengisian RME indek pasien, Admin menghabiskan waktu 4
- 1 s/d 3 jam 27 (42,2%) sampai dengan 6 jam per hari untuk meng-
- 4 s/d 6 jam 32 (50%) entry­­­- kan dan melengkapi RME dan kasir
- 7 s/d 9 jam 3 (4,7%)
- > 9 jam 2 (3,1%)
membutuhkan waktu 2 sampai dengan 4
jam perhari untuk melakukan pengisian dan
Persepsi Manfaat RME
klarifikasi tagihan pembayaran.
Bagi Pengguna tidak Manfaat RME yang diperoleh, pengguna
langsung
tidak langsung (100%) sangat mempercepat
- Mempercapat layanan 2 (100%)
- Efisiensi tenaga 2 (100%) layanan, efisiensi tenaga dan mendukung
- Mempercepat 2 (100%) pengambilan keputusan. Dari 10 pengguna
pengambilan keputusan langsung manfaat RME yang diperoleh (40%)
membantu mempercepat kegiatan administrasi
mengurangi antrian pasien, karena sistem

46 ISBN: 9786021433218
Prosiding Seminar Rekam Medis Dan Manajemen Informasi Kesehatan

sudah terbridging dengan Anjungan Pendaftaran Rapat evaluasi kelengkapan dan keakuratan
Mandiri (APM) Sebagai alat komunikasi antar data RME di SIMPUS jarang (33%) dirapatkan
petugas (10%), sebesar (20%) RME datanya secara rutin.
lebih terorgansir, mengurangi kesalahan salah Tabel 4. Distribusi Jawaban Informan
rekam medis pasien (30%), mempercepat Wawancara Mendalam Konstruk Kelengkapan
proses penemuan kembali rekam medis pasien dan Keakuratan RME
di rak penyimpanan (20%) dan memudahkan
Kategori Jawaban Frekuensi
penyimpanan serta menurunkan kesalahan
simpan rekam medis (10%). Kualitas Informasi
- Kelengkapan data
Tabel 2. Distrbusi Jawaban Informan
Data administrasi
Wawancara Mendalam Konstruk Peran - Lengkap 7 (70%)
Organisasi Pada Penerapan RME - Cukup 2 (20%)
Kategori Jawaban Frek. - Tidak lengkap 3 (30%

Peraturan Data demografi


- Lengkap 8 (80%)
- Disosialisasikan 6 (50%) - Cukup 2 (20%)
- Terdapat SOP RME 3 (25%) - Tidak lengkap 2 (20%)
- Surat edaran SK Ka.Pus 2 (17%)
- Tidak Tahu 1 (8%) Data diagnosis
- Lengkap 3 (30%)
Kategori Jawaban Frek. - Cukup 5 (50%)
Kondisi Fasilitas - Tidak lengkap 4 (40%)
Infrastruktur Vital sign
- Cukup 3 (30%) - Lengkap 2 (20%)
- Lengkap 6 (60%) - Cukup 4 (40)
- Sering error 3 (30%) - Tidak lengkap 6 (60%)
- Kurang mendukung 0 (0%) Keakuratan data RME
Kendala waktu Kode ICD
- Tidak ada kendala 6 (60%) - Lengkap 5 (50%)
- Kendala waktu layanan 4 (40% - Cukup 3 (30%)
- Tidak lengkap 3 (30%
Informan memperoleh sosialisasi (50%)
penggunaan RME dari pihan manajemen, Informan mempersepsikan bahwa data
mendapatkan dukungan infrastruktur (60%), administrasi (70%) lengkap dan akurat, data
menggunakan RME tidak terdapat kendala demografi (80%) lengkap dan akurat, karena
layanan kepada pasien (60%) karena layanan sebelum pasien memperoleh pemeriksaan
lebih cepat. dilakukan verifikasi pasien berdasarkan cara
Tabel 3. Distribusi Jawaban Informan pembayaran.
Wawancara Mendalam Konstruk Data vital sign tidak lengkap (60%), data
Implementasi RME diagnosis cukup lengkap (50%) dan kode
diagnosisnya mengacu pada ICD-10 namun
Kategori Jawaban Frekuensi
belum dilakukan pengecekan terkait ketepatan
Evaluasi dan monitoring
kode.
- Rapat rutin setiap bulan 8 (67%)
- Jarang ada rapat 4 (33%)
- Tidak pernah rapat 0 (0%)

Informan setuju (67%) bahwa dilakukan


rapat rutin setiap bulan terkait evaluasi dan
monitoring penggunaan RME pada SIMPUS.

ISBN: ISBN: 9786021433218 47


Prosiding Seminar Rekam Medis Dan Manajemen Informasi Kesehatan

Tabel 5. Distribusi Jawaban Informan Pengasih II. Kategori D (vital sign) lengkap dan
Wawancara Mendalam Konstruk Mutu Data akurat (17%), tidak lengkap (67%) dan tidak
RME akurat (14%), kategori ini tertinggi di Puskesmas
Kategori Jawaban Frekuensi Sentolo II.
Mutu data RME
- Tinggi 6 (60%) PEMBAHASAN
- Sedang 4 (40%)
- Kurang 2 (20%) Persepsi Petugas Terhadap Rekam Medis
Elektronik
Kelengkapan dan keakuratan data RME Persepsi pengguna langsung dan tidak
dapat memenuhi mutu RME tinggi (60%), langsung terhadap manfaat yang diperoleh
memenuhi aspek pendokumentasian dan aspek pada penerapan RME mempercepat proses
hukum. pendaftaran atau administrasi, efisiensi SDM,
meningkatkan layanan kepada pasien, mudah
Perbandingan kelengkapan dan keakuratan
digunakan dan merupakan tanggung jawab
data RME di empat Puskesmas Kulon Progo
semua untuk menjaga kerahasiaan isi RME.
Berdasarkan kategori pemanfaatan rekam
medis elektronik manfaat yang dirasakan oleh
petugas di empat puskesmas masih berada
pada tahap dasr. Kategori pemanfaatan rekam
medis elektronik menurut (8) yaitu
1. Manfaat Basic berupa:
a. Legibilitas
b. Menurunkan kesalahan pengobatan
c. Informasi yang terorganisasi
d. Konektivitas ke laboratorium
2. Manfaat Extra berupa:
a. Pasien edukasi
Gambar 2. Grafik Perbandingan Angka b. Reminder
Kelengkapan Per Kategori di Empat c. Alert Pengobatan
Puskesmas d. Guide
e. Patient Safety
Berdasarkan gambar diatas, dapat 3. Manfaat dari Extending Feature, berupa:
disimpulkan bahwa dari empat puskesmas di
a. E f is ie n a lo k a s i S u mb e r Day a
Kabupaten Kulon Progo, data RME kategori A
Kesehatan (SDK)
(data demografi) rata-rata lengkap dan akurat
(95%), tidak lengkap (4%). Katgeori A lengkap b. Manajemen pasien yang proaktif
dan akurat tertinggi di Puskesmas Pengasih Inti dasar dari manfaat rekam medis
I dan Puskesmas Sentolo I (97%). Data RME elektronik adalah komunikasi. Dengan adanya
kategori B (data administrasi) rata-rata lengkap rekam medis elektronik dan rekam kesehatan
dan akurat (91%), tidak lengkap (8%). Kategori elektronik komunikasi antara dokter, perawat,
B lengkap dan akurat tertinggi di Puskesmas pasien dan petugas lain menjadi lebih efektif
Pengasih II. Kategori C (data diagnosis dan dan meningkatkan kualitas layanan (3).
pengobatan) lengkap dan akurat (76%), tidak Pengimpelentasian RME menjadi efisien
lengkap (12%) dan tidak akurat (9%). Kategori terhadap SDM, selain itu dapat meminimalisir
C lengkap dan akurat tertinggi di Puskesmas kesalahan rekam medis pasien, dengan

48 ISBN: 9786021433218
Prosiding Seminar Rekam Medis Dan Manajemen Informasi Kesehatan

RME data yang tersimpan dapat memenuhi untuk kasus pasien kunjungan ulang atau
aspek pendidkan, aspek keuangan, aspek kontrol banyak dikode dengan kasus baru dan
pendokumentasian dan aspek hukum (6) dijadikan sebagai diagnosis utama, sehingga
Namun selain berdampak positif, bagi pengguna akan berdampak kepada pelaporan morbitas
langsung juga merasakan kesulitan untuk pasien.
melengkapi RME dikarenakan perawat atau Pedoman pengkodean (11) menjelaskan
petugas admin merasa terbebani dikarenakan bahwa pengkodean diagnosis mengacu
harus mengisikan RME yang diambil dari data pada ICD-10 yang telah disediakan untuk
rekam medis manual dan tidak semua dokter klasifikasi penyakit dan masalah kesehatan
mau mengisikan langsung sehingga mereka dan statistik kesehatan yang terdiri dari XXII
yang melengkapinya. BAB berdasarkan sistem tubuh, Penerapan
Berdasarkan hasil wawancara dengan RME di Puskesmas memberikan dampak
penguna perlunya adanya rapat rutin dan terhadap mutu pelayanan medis yang telah
evaluasi data RME yang telah terisi sehingga diberikan kepada pasien. Data klinis yang
pengguna bisa memahami hal apa yang lengkap memberikan informasi terkait penyakit
diperlukan untuk meningkatkan mutu data kronis yang membutuhkan perawatan intensif,
RME. Menurut (9) peran serta organisasi sehingga dapat dilakukan pencegahan penyakit
diperlukan untuk meningkatkan kesadaran klinis yang dapat menurunkan angka kesakitan
pengguna dalam melengkapi data RME dan kematian dini (12). Selain itu kelengkapan
sehingga dapat meningkatkan kualitas data. data tersebut sangat membantu para dokter
Selain itu (10) menjelaskan bahwa kelengkapan untuk menegakkan diagnosis dengan tepat dan
dan keakuratan data RME diperlukan untuk benar, sehingga pengobatan juga disesuaikan
efisiensi RME dikemudian hari, meningkatkan dengan apa yang telah ditegakkan.
keselamatan pasien, kesalahan pengobatan dan Kelengkapan RME pada data klinis menurut
meningkatkan layanan kepada pasien. (13) perlu dukungan kebijakan yang mengatur
hal tersebut, kurangnya kesadaran para pemberi
Kelengkapan dan Keakuratan Data Rekam layanan atas pentingnya pendokumentasian
Medis Elektronik RME secara lengkap. RME yang lengkap
pada penulisan riwayat penyakit sebelumnya,
Berdasarkan data yang didapatkan dari
data yang telah dikumpulkan dan dianalisis
perhitungan kuantitaif dan melakukan cross
menginformasikan jumlah angka kesakitan
check pada data RME per kategori, dari ke
pada surveilans penyakit menular maupun tidak
empat puskesmas untuk kategori A lengkap,
menular sehingga dapat dilakukann deteksi
kategori B lengkap sedangakan kategori C
dini dan pencegahan untuk menurunkan angka
pada item diagnosis dank ode diagnosis tidak
kesakitan data peresepan obat yang lengkap
lengkap dan tidak akurat, selain itu pada kategori
akan meningkatkan angka keselamatan pasien
D banyak tidak lengkap.
dan menurunkan angka kesalahan pada
Kategori C item diagnosis dan kode peresepan (14) .
diagnosis dapat disimpulkan bahwa dari empat
Menurut (15) pengkodean bagi pasien
puskesmas sebagian besar kode diagnosis yang
rawat jalan harus diperhatikan bahwa pasien
diisikan belum mengikuti kaidah pengokodean
yang berkunjung ke puskesmas tidak semuaya
ICD-10. Lebih dari 80% kode diagnosis yang
membutuhkan pengobatan yang dibutuhkan,
dilengkapi tidak akurat. Layanan di empat
bisa jadi pasien datang karena kunjungan ulang
puskesmas diperuntukkan untuk pasien rawat
atau melakukan deteksi dini terkait masalah
jalan sedangkan pengkodean diagnosis untuk
terkait. Untuk pengkodean diagnosis, alasan
pasien rawat jalan berbeda dengan pasien rawat
seseorang datang ke layananan kesehatan
inap. Di empat puskesmas Diagnosis yang
menggunakan ICD-10, namun apabila diperlukan
dituliskan dan anamnesis ditemukan bahwa

ISBN: ISBN: 9786021433218 49


Prosiding Seminar Rekam Medis Dan Manajemen Informasi Kesehatan

kode tambahan perlu dicantumkan juga sebagai Penggunaan RME pada praktiknya banyak
dasar statistik terkait masalah kesehatan. terjadi kesalahan identifikasi pasien, kesalahan
Untuk kondisi pasien kunjungan ulang dikode prosedur pemeriksaan dan perawatan yang
sebagai kondisi utama diikuti riwayat penyakit diberikan (12).
sebelumnya sebagai kode diangnosis sekunder. Hubungan berikutnya antara people
Penelitian yang dilakukan oleh (10) dan quality of data secara statistik tidak
kelengkapan dan ketepatan pengisian RME pada ada hubungan. Pelaksanaan RME di empat
item diagnosis sangat mendukung peningkatan puskesmas belum semuanya multi user untuk
layanan kepada pasien, menurunkan yang menggunakan RME, dikarenakan hanya
kesalahan pengobatan dan meningkatka 1 puskesmas yang dokternya mengisi RME
keamanan pasien. Dijelaskan juga oleh (4) secara langsung, sehingga proses pengisian
bahwa kelengkapan dan keakuratan RME di dan melengkapi data RME dilakukan oleh
layanan primer untuk meningkatkan kualitas perawat dan admin. Mengacu pada pasal 2 aya1
data yang dilaporkan dan dapat mengukur 1 Permenkes No. 269 Tahun 2008.
kualitas data RME sehingga mendukung para
pengambil keputusan untuk menganalisis
data, menghasilkan data yang komprehensif
SIMPULAN
untuk penelitian, pihak survailans kesehatan 1. Persepsi petugas kesehatan terhadap
masyarakat. Sedangakan hasil penelitian (5) rekam medis elektronik di empat
menyebutkan setelah menerapakan RME di psukesmas berada pada tahap manfaat
layanan primer, kelengkapan data klinis pasien secara manajerial atau berdasarkan
dengan diagnosis Diabetus Mellitus meningkat kategori Shaw (2014) yaitu pada kategori
hingga 80%. Selanjutnya penelitian oleh (16) persepsi manfaat pada tahap basic.
mereview dan menganalisis sebanyak 24 studi 2. Secara umum kelengkapan dan keakuratan
kasus terkait kelengkapan pengisian kode data RME di empat puskesmas kategori
penyakit, secara umum data RME lengkap lebih A, kategori B lengkap. Namun untuk
dari 90%, tetapi pencatatan kode morbiditas kategori C perlu diperhatikan terkait item
diantara 66-99% lengkap. Berbeda dengan diagnosis dan kode diagnosis mengacu
hasil penelitian yang dilakukan (17) data pada Pemenkes No. 55 Tahun 2013
peresepan obat perpasien hilang sebesar 36% dan Pemenkes No. 269 Tahun 2008.
karena terjadi kesalahan pada pemeriksaan Kelengkapan dan keakuran kategori D di
sebelumnya atau karena ada pemberhentian empat puskesmas masih tidak lengkap
dan peresepan ulang. Dan menurut (14) dan tidak akurat.
menganalisis rekam medis pada lembar
pengobatan terkait riwayat pengobatan pasien
bahwa angka ketidaklengkapannya mencapai DAFTAR PUSTAKA
26%, peresepan obat yang tidak tercatat Ahani A, Nilashi M, Ahmadi H. Journal of
sebesar 67%. Ketidaklengkapan pengisian data Soft Computing and Decision Support
klinis pada penerapan RME di puskesmas bisa Systems Evaluating the Barriers of Hospital
disebabkan beberapa hal, diantaranya informasi Information System Implementation Using
yang diberikan oleh pasien kurang, RME Analytic Network Processes ( ANP )
yang kurang user friendly serta kualitas item Method. 2016;3(4):30–8.
pengisiannya bisa menjadi penyebab praktisi Jahanbakhsh M, Tavakoli N, Mokhtari H.
kesehatan tidak rutin mengisikan data klinis Challenges of EHR implementation and
pasien (6). Kelengkapan data RME menjadi related guidelines in Isfahan. Procedia
tolok ukur dan peningkatan kualitas pelayaan Comput Sci [Internet]. 2011;3:1199–204.
yang diberikan (18). Selain itu, kelengkapan data Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.
RME berfungsi untuk memenuhi aspek hukum. procs.2010.12.194

50 ISBN: 9786021433218
Prosiding Seminar Rekam Medis Dan Manajemen Informasi Kesehatan

Holroyd-leduc JM, Lorenzetti D, Straus SE, WHO. ICD-10. 2010.


Sykes L, Quan H. The impact of the Staroselsky M, Volk LA, Tsurikova R, Pizziferri
electronic medical record on structure , L, Lippincott M, Wald J, et al. Improving
process , and outcomes within primary electronic health record (EHR) accuracy
care : a systematic review of the evidence. and increasing compliance with health
2011; maintenance clinical guidelines through
Majeed A, Car J, Sheikh A. Accuracy and patient access and input. Int J Med Inform.
Completeness of Electronic Patient 2006;75(10-11):693–700.
Records in Primary Care. 2008;213–4. Rozenblum Ro et al. A qualitative study
Staff M, Roberts C, March L. The completeness o f C a n a d a ’s e x p e r i e n c e w i t h t h e
of electronic medical record data for implementation of electronic health
patients with Type 2 Diabetes in primary information technology. 2011;183(5):281–
care and its implications for computer 8.
modelling of predicted clinical outcomes. Lau HS, Florax C, Porsius AJ, De Boer
Prim Care Diabetes [Internet]. 2016;1–8. A. The completeness of medication
Available from: http://linkinghub.elsevier. histories in hospital medical records of
com/retrieve/pii/S1751991816000255 patients admitted to general internal
Jong BM, A HDW, Rja S, Gth VDW, Towards MJB. medicine wards. Br J Clin Pharmacol.
Towards improvement of the accuracy and 2000;49(6):597–603.
completeness of medication registration Grebner, Leah A SA. Medical Coding Understand
with the use of an electronic medical ICD-10 CM and ICD-10-PCS. New York:
record ( EMR ) A Hiddema-van de Wal Mc-Graw-Hill; 2013. 1-605 p.
, RJA Smith , GTh van der Werf and.
Jordan K, Porcheret M, Croft P. Quality of
2001;18(3):288–91.
morbidity coding in general practice
John W Creswell. Research Desaign Kualitatif, computerized medical records : a
Kuantitatif and Mixed Methods Approaches. systematic review. 2004;21(4).
Third Edition. Third. California; 2015. 1-383
Data M, Hogan WR. The Accuracy of Medication
p.
Data in an Outpatient Electronic Medical
Shaw N. The role of the professional association: Record. 1996;
A grounded theory study of Electronic
Kaushal R, Levy DE, Ph D, Rosenbaum S,
Medical Records usage in Ontario, Canada.
Shields AE, Ph D, et al. Electronic Health
Int J Inf Manag 34(2), 200–209. 2014;
Records in Ambulatory Care — A National
Shoolin JS. Change management - Survey of Physicians. 2008;
recommendations for successful electronic
Kemenkes, RI. 2008. Peaturan Menteri
medical records implementation. Appl
Kesehatan nomor 269/ MENKES/PER/III
Clin Inform [Internet]. 2010;1(3):286–92.
tentang rekam medis. Indonesia: Menteri
Available from: http://www.pubmedcentral.
Kesehatan Republik Indonesia.
nih.gov/articlerender.fcgi?artid=3631896&
tool=pmcentrez&rendertype=abstract ---------------. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 55 Tahun 2013 tentang Standar
Joon C, Bhsc H, Nirmal M, Pt K, Farrokhyar F,
Profesi Perekam Medis dan Informasi
Thoma A, et al. Accuracy and completeness
Kesehatan,. Indonesia: Menteri Kesehatan
of electronic medical records obtained from
Republik Indonesia.
referring physicians in a Hamilton , Ontario
, plastic surgery practice : A prospective
feasibility study. 2015;23(1):48–50.

ISBN: ISBN: 9786021433218 51

Anda mungkin juga menyukai