I. KOMPETENSI INTI
K3.Memahami ,menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup kerja perhotelan pada tingkat teknis, spesifik, detail dan kompleks,
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dalam
konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional dan internasional
laundry Page 1
II. KOMPETENSI DASAR
3. 7. Memahami pencucian dan 3.8. Memahami Penyetrikaan
4. 7. Melaksanakan pencucian dan 4.8. Melakukan Penyetrikaan
PROSES PENYETRIKAAN
(PRESSING PROCESS)
PENYETRIKAAN
PROSES PENGEMASAN
(PACKAGING PROCESS) DAN PENYIMPANAN
V. MATERI
A. PENCUCIAN
Berdasarkan jenis bahan pencuci, peralatan maupun tahapan proses pencucian terdapat
tiga macam proses pencucian sebagai berikut :
Proses pencucian pakaian sering dikenal dengan binatu atau laundry. Proses pencucian
manual dilakukan secara berurutan seperti di bawah ini :
laundry Page 2
Pembasahan noda dapat dilakukan pada saat pre-washing sekaligus
Menghilangkan kotoran-kotoran tebal pada bagian tertentu. Adapun
prosedurnya sebagai berikut :
1) Siapkan cucian yang akan dihilangkan nodanya
2) Basahi cucian dan teteskan bahan pembersih noda pada bagian noda yang
akan dibersihkan. Biarkan sesaat dan sikat pelan-pelan hingga noda hilang
3) Bilas menggunakan air bersih kemudian lanjutkan proses pencucian.
c. Penyikatan (brashing)
bubuhkan detergen pada pakaian, kemudian kucek atau sikat pada bagian yang
sangat kotor, agar kotoran dapat keluar dari teksti
d. Pembilasan (rinsing)
Pada proses ini dilakukan pembilasan dengan jalan disiapkan air secukupnya
Dengan mengucek atau mengocok (soaking) beberapa kali. Jika perlu bilas
sampai dua atau tiga kali hingga sisa air detergen bersih
e. Pemerasan (Extracting)
Langkah ini dilakukan untuk memeras cucian yang selesai dicuci agar tidak
banyak air yang tersisa dalam tekstil. Proses pemerasan ini harus dilakukan
dengan hati-hati agar pakaian tidak rusak/sobek
f. Pengeringan (drying)
Proses ini dilakukan dengan cara menggantungkan(hanging) pakaian
menggunakan hanger baju. Cucian selanjutnya dikeringkan dibawah sinar
matahari yang cukup. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua jenis cucian dapat
dijemur dibawah matahari langsung karena dapat mengubah warnanya menjadi
putih, sehingga untuk pakaian jenis ini cukup diangin-anginkan.
Pencucian secara manual ini sampai saat ini masih dilakukan di hotel-hotel,
Baik hotel kecil, menengah maupun hotel besar dengan fasilitas laundry yang
lengkap. Hal tersebut dilakukan atas pertimbangan jenis bahan cucian atau
permintaan tamu.
Gambar 2. Pencucian
laundry Page 3
Proses pencucian dengan mesin cuci merupakan proses mencuci untuk cucian
dengan tingkat kotoran ringan, menengah dan berat menggunakan mesin serta
dipindahkan dari satu mesin ke mesin berikutnya dari awal hingga akhir pencucian.
Proses pencucian menggunakan mesin (makinal) yang bermacam-macam, mulai semi
makinal hingga yang otomatis menggunakan system digital. Berdasarkan bahan
pembersi yang digunakan, terdapat dua jenis mesin cuci yang digunakan dalam
pencucian binatu/laundry sebagai berikut :
a. Mesin cuci yang menggunakan media air untuk melepaskan kotoran disebut
Washing Machine. Proses pencuciannya disebut dengan pencucian biasa.
b. Mesin cuci yang menggunakan solvent sebagai media pelepas kotoran disebut
dengan Dry Cleaning Machine (Mesin Cuci Kering). Proses pencuciannya
disebut dengan proses cuci kering (dry cleaning process) dengan menggunakan
(dry cleaning machine). Dalam proses pencucian menggunakan mesin ini, kualitas
hasil proses pencucian dipengaruhioleh beberapa factor, diantaranya sebagai
berikut :
1) Aksi kimia(chemical action)
Reaksi kimia yang terjadi pada suatu proses pencucian ditentukan oleh jenis
dan jumlah bahan pembersih yang digunakan
2) Aksi mekanis (mechanical action)
Besarnya gaya mekanis yang diterima oleh pakaian ditentukan :
a) Jenis mesin cuci, meliputi jumlah putaran tromol mesin cuci, besarnya
motor penggerak, dan besarnya tromol mesin cuci
b) Tinggi air dalam tromol
c) Kapasitas mesin cuci
d) Jarak jatuhnya pakaian didalam mesin cuci
3) Temperatur (Temperatur)
Tingginya temperatur air menentukan jumlah panas yang diberikan pada
waktu pencucian. Jumlah. Jumlah panas yang diberikan dibatasi oleh bahan
dasar pakaian dan tingkat kotoran pada pakaian
4) Waktu (time)
Lamanya waktu yang dibutuhkan dalam proses pencucian mulai dari washing
hingga extracting sekitar 40-45 menit. Waktu cuci yang diperlukan akan tetap
apabila menggunakan metode pencucian secara otomatis dan berubah-ubah
sesuai keperluan apabila mesin cuci dioperasikan secara manual.
laundry Page 4
3) Pengecekan dan penyortiran linen kotor (checking and sorting a soiled linens)
Tujuan dilakukannya pengecekan dan penyortiran ini untuk menentukan
proses pencucian serta mempercepat proses akhir. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam proses penyortiran antara lain asal bahan (serat, warna,
tenunan), tipe kotoran dan noda serta ukuran besar dan kecilnyacucian. Warna
pakaian dapat dibedakan menjadi warna yang mudah luntur (fugitive color).
Warna yang tidak cepat pudar (fast color), warna terang/muda (light color)
dan warna gelap/pekat (dark color)
5) Memasukkan bahan cucian ke dalam mesin cuci (loading of soiled linen) cuci
untuk diproses dan disesuaikan dengan jenis bahan, jenis warna dan tingkat
kekotorannya
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pencucian setelah melewati tahap persiapan diproses secara otomatis
menggunakan mesin cuci seperti berikut :
1) Pencucian (washing)
a) Wetting
Pembasahan awal dilakukan dengan tujuan melemaskan serat-serat kain,
menurunkan tegangan permukaan kain dan kotoran, melarutkan kotoran ke
dalam air serta menghemat penggunaan sabun
b) Drain
Pembuangan air yang sudah selesai digunakan untuk pembasahan (wetting)
c) Main wash
Proses pencucian utama yang dilakukan dengan menuangkan alkali dan
detergen ke dalam tromol mesin cuci sesuai takaran yang tepat
d) Drain
Pembuangan air hasil proses main wash bersamaan dengan keluarnya busa-
busa detergen
e) Rins I
Pembilasan pertama dengan menggunakan air hangat/panas untuk menjaga
suhu cucian. Dalam hal ini, cucian tidak boleh langsung terkena air dingin
karena dapat merusak serat-serat pakaian
f) Drain
Pembuangan air
g) Rins II
Pembilasan kedua menggunakan air hangat serta penambahan sour untuk
menetralkan kadar detergen dan alkali pada air dengan menurunkan suhu
bahan cucian secara perlahan
h) Drain
Pembuangan air dari bilasan kedua sehingga kadar busa semakin berkurang
laundry Page 5
i) Rins III
Pembilasan ketiga ini menggunakan air dingin ditambahkan softener untuk
melembutkan bahancucian
j) Drain
Pembuangan air dari pembilasan ketiga saat kadar busa sudah benar-benar
habis setelah dinetralkan dengan sour
k) Extract
Pemerasan bahan cucian agar tidak lembab. Apabila pemerasan kurang
lembab dapat diperas menggunakan mesin pemeras (extractor machine)
3) Pengeringan (drying)
Pada tahap pengeringan harus diperhatikan agar cucian tidak terlalu panas dan
mengerut. Jika linen tidak kering dengan sempurna dapat menimbukan
jamuran, noda atau bau yang tidak sedap/apek. Disamping itu, terdapat
beberapa informasi bahwa pengeringan yang terlalu panas. Temperatur mesin
harus diturunkan pengeringannya karena dapat mengerut.
Demikian juga dalam penyetrikaannya harus sesuai dengan petunjuk yang
ada. Selain hal-hal diatas, harus diperhatikan juga hal berikut :
a) Temperatur dari mesin pengeringan yang digunakan
b) Linen yang dimasukkan sesuai dengan kapasitas masin
c) Atur waktu yang diperlukan sesuai dengan jenis linen dan
d) Linen tidak boleh terlalu kering.
laundry Page 6
Gambar 4. Mengeringkan cucian
4) Penyetrikaan (ironing)
Proses penyetrikaan disesuaikan dengan jenis cucian. Untuk linen dapat
digunakan beberapa alat, seperti flat roll ironer dan hand ironer.
5) Pelipatan (folding)
Setelah proses penyetrikaan, linen harus dilipat atau digantung sesuai dengan
ketentuan atau permintaan tamu. Melipat linen dapat dilakukan secara manual
maupun menggunakan mesin. Pada hotel-hotel besar, pelipatan linen yang
yang berupa lembaran dilakukan dengan menggunakan folding machine yang
tergabung dalam mesin flat roll ironer. Saat linen dimasukkan kedalam rol,
ujung linen yang lain akan keluar dalam bentuk lipatan.
6) Penyimpanan (storing)
Linen yang sudah dlipat atau digantung diserahkan ke bagian penyimpanan
untukdisimpan. Linen tersebut harus diistirahatkan selama 24 jam setelah
dicuci. Linen yang langsung dipakai setelah dicuci akan lebih cepat rusak.
Proses pencucian cuci kering adalah proses pencucian menggunakan media solvent
untuk membersihkan kotorannya. Proses yang dilalui antara lain wash, extract dan
dry clean dengan hamya menggunakan satu mesin dari proses awal hingga akhir
pencucian.
laundry Page 7
Gambar 5. Mesin cuci kering (dry cleaning machine)
B. PENYETRIKAAN
Dapatkah Anda membayangkan seseorang yang mengenakan pakaian bersih dan wangi
tetapi terlihat lusuh? Pasti pemandangan tersebut tidak enak dilihat. Menggunakan
pakaian yang tidak licin/rapi dalam sebuah acara dapat mengurangi rasa percaya diri
pemakai. Selain membutuhkan prosedur pencucian yang benar untuk hasil yang
optimal (bersih dan wangi), pakaian juga membutuhkan proses lanjut yang disebut
dengan penyetrikaan atau “pressing”.
Bagi seorang tamu, hasil pencucian pakaian yang memuaskan dari departemen laundry
disebuah hotel dapat meningkatkan kepuasan dan kepercayaan tamu tersebut terhadap
pelayanan hotel.
Kegiatan pressing dilakukan dengan hasil pakaian yang bersih, harum, kering dan rapi.
Teknik pressing dilakukan dengan standar dari pressing yang diperlukan dan
menggunakan alat serta bahan yang sesuai standar sehingga tidak terjadi kerusakan
pada pakaian atau linen.
Penyetrikaan (pressing) merupakan proses lanjutan dalam proses laundry sebelum
pakaian dikemas dan diserahkan kepada tamu.
Proses ini dilakukan setelah pakaian benar-benar kering. Tujuan dilakukannya
penyetrikaan ini untuk membuat cucian rapi saat disimpan atau diantar kembali kepada
tamu. Ada beberapa jenis cucian yang harus harus dicuci dalamkeadaan lembab,
misalnya pakaian tamu yang dicuci basah (laundry).
laundry Page 8
Agar penyetrikaan optimal diperlukan peralatan/mesin setrika yang sesuai dengan
jenis cuciannya :
a. Proses penyetrikaan yang baik :
1) Memeriksa setrika, pastikan benar-benar bersih. Kotoran yang melekat
pada pelat setrika dapat mengotori pakaian
2) Setrika semua bagian yang berlapis dari bagian dalam juga lapis kantong
baju bagian dalam
3) Setrika beberapa bagian, dimulai bagian dalam lebih dahulu jika perlu
4) Letakkan artikel (pakaian, linen dan sebagainya) yang akan disetrika
dengan baik. Arahkan bagian yang sudah disetrika mengarah keluar
menjauhi badan anda agar tidak kembali/kusut
5) Untuk jenis pakaian dress, mulailah dari bagian bawah terlebih dahulu.
kemudian bagian atas serta terakhir tangan dan leher
6) Apabila bahan berupa kemeja, setrika bagian dalam, serta pangkal lengan
dan dada dari bagian dalam
7) Jika perlu, berikan lipit garis pundak dan garis tangan, punggung bagian
belakang
8) Perhatiakan, menyetrika bagian kerah baju dilakukan dengan mendorong
setrika dari bagian ujung muka, ke arah bagian belakang leher, kemudian
dari bagian kerah kiri dan kerah bagian kanan. Demikian juga semua
kerah, kerah muka tidak akan kelihatan kusut
9) Sesekali lembabkan kain dengan lap lembab untuk menghilangkan kusut
atau semprotkan air yang sudah dicampur dengan softener
10) Ulang dan tekan berulang kali hingga licin dan kain menjadi kering serta
perhatikan tidak ada yang kusut lagi
11) Pada pakaian yang ada sulamannya, sebaiknya diberialas kain tipis dahulu
bagian atasnya, kemudian setrika.
laundry Page 9
e. Cara menyetrika jas/jacket/coat
1) Kerah harus tegak dan rapih
2) Pada bagian punggung harus licin dan halus
3) Kantong baju harus licin dan tidak ada kotoran
4) Pada bagian lengan atau kapnya harus licin, tidak boleh kusut dan
bergaris diusahakan bentuknya bulat
laundry Page 10
Gambar 6. Cara melipat kemeja
2) Rok
2.1 Lipat rok secara horizontal mengikuti ukuran pakaian lain
2.2 Bentangkan rok dengan bagian depan menghadap ke atas
2.3 Lipat rapi rok jika dilengkapi dengan hiasan pita
2.4 Lipat rok menjadi dua bagian sama besar
2.5 Lipat ujung bawah rok ke bagian pinggang
2.6 Lipat dua lagi dari sisi ke sisi. Ujung bawah rok harus berada di
lipatan dalam. Pada tahap ini lipatan akan berbentuk persegi panjang
2.7 Lipat ke bawah secara horizontal sehingga diperoleh hasil akhir
lipatan berbentuk persegi
3) Celana
3.1 Kibaskan celana agar tidak ada bagian yang mengerut
3.2 Lipat celana dengan ke dua kaki saling berhadapan. Usahakan garis
lipatan tepat
3.3 Lipatlah bagian pinggang hingga berbentuk memanjang
3.4 Rapikan bagian kantong dan kaitkan kancing pada saku. Masukkan
tangan ke dalam kantong celana agar tidak menggumpal saat dilipat
3.5 Lipat ke arah dalam celana agar bagian paha saling menimpa dengan
bagian jahitan berada di sisi luar
3.6 Lipat celana menjadi tiga bagian yang sama
laundry Page 11
Gambar 8. Cara melipat celana panjang
laundry Page 12
Gambar 10. Back holder (karton untuk melipat kemeja)
laundry Page 13
3. Penyimpanan
VI.
RINGKASAN
VII. LATIHAN
VIII. TUGAS
laundry Page 14
a. Tugas Perorangan
Identifikasikan jenis pakaian, metode pengemasan dan peralatan yang digunakan
dalam proses pengemasan pakaian tamu dan linen dalam tabel berikut ini :
b. Tugas Kelompok
Carilah referensi dari youtube tentang cara pengemasan pakaian tamu yang
dilakukan di sebuah hotel besar. Diskusikan dengan kelompok Anda mengenai
kelebihan dan kekurangan dalam proses pengemasan menggunakan metode
folding dan hanging di video tersebut, kemudian presentasikan di depan kelas.
IX. EVALUASI
laundry Page 15
X. Glosarium
Indah Setiyawati, S.Pd. 2019 Laundry kelas XI. Jakarta: PT. Kuantum Buku Sejahtera
Asri Pujihastuti, 2020 Laundry kelas XII, Malang : PT. Kuantum Buku Sejahtera
Internet : http://www.google.com
Siti Makiah,SE
NIP. 19661017 199202 2 003
laundry Page 16