Anda di halaman 1dari 5

Judul : Habibie berhasil ataukah gagal menjadi presiden?

Fakta :
 BJ Habibie memulai pemerintahan pada 21 Mei 1998 di tengah krisis
yang melanda Indonesia.
Selain krisis ekonomi, Habibie juga dihadapkan dengan berbagai kasus
pelanggaran hak asasi manusia yang telah terjadi sebelum ia menjabat
sebagai presiden
Sumber :
https://amp-kompas-com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kompas.com/tre
n/read/2019/09/12/161504365/kiprah-habibie-untuk-ham-
pembebasan-tapol-dan-pencabutan-dom-di-aceh?
amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM
%3D#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16786788867172&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.kompas.com
%2Ftren%2Fread%2F2019%2F09%2F12%2F161504365%2Fkiprah-
habibie-untuk-ham-pembebasan-tapol-dan-pencabutan-dom-di-aceh
 Tak butuh waktu lama, ia kemudian mengeluarkan sejumlah amnesti
dan abolisi untuk para tahanan politik (tapol).Langkahnya dimulai dari
pembebasan 13 tapol yang terlibat kasus demonstrasi di Timor Timur
(Timtim) serta penghinaan terhadap presiden sebelumnya, Soeharto.
Harian Kompas (12/6/1998) menyebutkan, BJ Habibie secara resmi
mengeluarkan Keppres No 85 Tahun 1998 untuk memberikan amnesti
dan abolisi kepada 13 tapol dan napol tersebut.
Sumber :
https://amp-kompas-com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kompas.com/tre
n/read/2019/09/12/161504365/kiprah-habibie-untuk-ham-
pembebasan-tapol-dan-pencabutan-dom-di-aceh?
amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM
%3D#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16786788867172&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.kompas.com
%2Ftren%2Fread%2F2019%2F09%2F12%2F161504365%2Fkiprah-
habibie-untuk-ham-pembebasan-tapol-dan-pencabutan-dom-di-aceh
 25 Mei 1998, tepat hari ini 22 tahun lalu, langkah itu dimulai Habibie
dengan membebaskan dua orang, Sri Bintang Pamungkas dan Muchtar
Pakpahan. “Amnesti dan abolisi diberikan kepada Muchtar pakpahan
yang sekarang di tahan di LP Cipinang serta Sri Bintang Pamungkas.
Keputusan pembebasan itu disetujui secara aklamasi dalam sidang
kabinet,” ujar Muladi yang kala itu menjabat Menteri Kehakiman seperti
diwartakan Harian Bisnis Indonesia edisi 26 Mei 1998. Muladi, lebih
lanjut, menyebut amnesti dan abolisi tersebut diberikan kabinet Habibie
atas beberapa pertimbangan. Misalnya adalah fakta bahwa keduanya
merupakan Tahanan Politik (Tapol) kategori pelaksanaan Hak Asasi
Manusia (HAM), sehingga dianggap memperjuangkan kebebasan
berpendapat.
Sumber :
https://m.bisnis.com/amp/read/20200525/15/1244508/sejarah-25-mei-
98-kabinet-habibie-mulai-bebaskan-aktivis

 Habibie mengatakan hal pertama yang ia lakukan pasca dilengserkannya


Soeharto adalah menemui Jaksa Agung kala itu untuk meminta
membebaskan para tahanan politik. Pembebasan itu termasuk pada
sejumlah tokoh yang dikenal keras mengkritik rezim Soeharto salah
satunya adalah Sri Bambang Pamungkas
Sumber : https://www.google.com/amp/s/www.kedaipena.com/cerita-
habibie-bebaskan-tahanan-politik-di-era-soeharto-beda-pendapat-itu-
normal/amp/
 Setelah dilakukan integrasi, FRETILIN masih terus melakukan
perlawanan. Di saat yang sama, PBB juga tidak setuju dengan penyatuan
Timor Timur dengan Indonesia. Tekanan semakin meningkat saat
negara-negara yang mulanya mendukung integrasi mulai mengubah
sikapnya. Pada 27 Januari 1999, pemerintahan Habibie menawarkan dua
pilihan, yaitu otonomi khusus atau memisahkan diri. PBB kemudian
membentuk misi perdamaian yang bertugas melaksanakan jajak
pendapat bagi masyarakat Timor Timur pada 30 Agustus 1999. Hasilnya,
sebanyak 78,5 persen memilih untuk memisahkan diri, sementara kubu
pro integrasi mendapat 21,5 persen suara. Pada 20 Mei 2002, Timor
Timur diakui secara internasional sebagai negara merdeka dengan nama
Timor Leste.
Sumber :
https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/24/170000279/sejarah-
timor-leste?
page=all&jxconn=1*idn8wn*other_jxampid*QjRiMzlQWlZNUUFwVVQ5
NEtNSHZEQXBVMTctTXpLaVdONDJsYW85aWozSW9pVU5vT1JNNkMzQ0
VKNEJGeVBHYg..#page2

Kalimat kunci :
Pada masa Soeharto banyak sekali aktivis yang dipenjara bahkan dihilangkan
keberadaanya dengan adanya masalah HAM pada masa orde baru bj habibie
mencoba menyelesaikan masalah itu dengan memberikan kebebasan pers
dengan membebaskan tahanan politik yang pada akhirnya berujung pada
refrendum Timor Timor
Bandingkan :
Pada masa pemerintahan presiden Soeharto kebebasan pers benar benar
dibatasi Bahakan kebebasan pers ini dipegang oleh pemerintah dengan adanya
batasan ini menyebabkan sulitnya masyarakat untuk mengeluarkan kritik
terhadap pemerinta bahkan untuk sekedar mengeluarkan aspirasinya. Banyak
tokoh tokoh yang berusaha untuk mengeluarkan suaranya untuk mengkritik
pemerintah tetapi pemerintah selalu menghalangi setiap prosesnya seperti
yang didapatkan oleh Iwan fals dimana disetiap konser yang iya bintangi selalu
diikut campuri oleh pemerintah dengan mencabut saluran listrik dalam konser
tersebut, ada juga para aktifis yang dipenjara akibat menyindir keras kebjikan
pemerintah pada masa itu seperti yang terjadi pada Sri Bambang Pamungkas.
Bahkan tidak sedikit dari Meraka yang dihilangkan keberadaanya hingga
dibunuh seperti pada kasus Munir dan marsinah. Berbeda dengan masa
pemerintahan presiden BJ Habibie dimana pada awal pemerintahanya ketika
menggantikan presiden Soeharto langsung menulis undang undang tentang
kebebasan pers, lalu disusul dengan pembebasan para tahanan politik
terutama para aktivis penggerak HAM pada masa pemerintahan orde baru. Hal
ini merupakan bukti bahwa pemerintahan BJ Habibie benar benar berusaha
untuk memperbaiki masalah HAM yang ada pada masa pemerintahan
sebelumnya. Namun kebebasan berpendapat ini juga melatarbelakangi
refrendum Timor Timor dimana para aktivis yang dibebaskan kembali
mengusulkan kemerdekaan Timor Timor, mereka merasa perpindahan kabinet
di permerintahan Indonesia dapat membantu mereka untuk memperoleh
kemerdekaan

Hubungkan :
Pada awal masa pemerintahan presiden BJ Habibie, presiden BJ Habibie
langsung mengeluarkan undang undang tentang kebebasan pers yang berjuang
pada pembebasan para tahanan politik yang dipenjara pada masa orde baru.
Banyak tahanan aktivit pergerakan kemerdekaan Timor Timor yang dipenjara
pada saat itu dibebaskan dan mengakibatkan munculnya kembali refrendum
Timor Timor yang juga didukung oleh kebijakan yang diberikan oleh presiden
BJ Habibie berupa kebebasan pers untuk semua rakyatnya, bahkan Habibie
sendiri menyatakan tidak takut atas kritik dan masalah yang akan timbul.
Kebijakan inilah yang melatar belakangi pergerakan rakyat Timor Timor. Akhir
dari pergerakan ini ketika rakyat Timor Timor diberi 2 pilihan oleh presiden
Habibie yaitu menjadi daerah otonom atau melepaskan diri namun hasil dari
pilihan tersebut 90 persen rakyat Timor Timor lebih memilih melepaskan
sendiri dan terbentuklah negara baru yaitu Timor Leste. Selain pergerakan
Timor Timor terdapat pergerakan lain di wilayah Indonesia akibat pembebasan
tahanan politik ini yaitu pergerakan kemerdekaan yang dilakukan oleh
masyarakat Aceh, tetapi polemik ini tidak begitu digubris oleh pemerintahan
Habibie hal ini dikarenakan daerah Aceh memang dari awal sudah menjadi
wilayah Indonesia yang dimulai ketika kependudukan belanda yang
menyebabkan pergerakan yang dilakukan oleh rakyat Aceh tidak berarti apa
apa bagi pemerintahan indonesia, berbeda dengan wilayah Timor Timor yang
memang dari awal bukan merupakan bekas jajahan belanda.

Bayangkan :
Jika saya menjadi bj Habibie saya juga akan melakukan hal yang sama dengan
membebaskan tahanan politik pada masa orde baru karena menurut saya
mereka hanya menyuarakan aspirasi atau isi hati mereka terhadap
pemerintah. Saya juga setuju dengan cara bj Habibie mengatasi masalah yang
sudah ada sejak penurunan presiden Soeharto dimana bj Habibie langsung
mengambil langkah tegas untuk memberi kebebasan pers tetapi menurut saja
bj Habibie disini kurang mengantisipasi dampak dari kebebasan ini. Jika saya
berada di sisi bj Habibie pada saat itu saya akan lebih memilih untuk tetap
memberi batasan berpendapat seperti membatasi gerakan gerakan untuk
memecah belah Indonesia, seperti kegagalan Habiebi dalam lepasnya Timor
Timor yang disebabkan oleh kebijakan kebabasan pers yang ia cetuskan.
Bahkan kemerdekaan Timor Leste ini mendapat campur tangan dari dunia luar
yaitu pihak Australia yang mencoba menguasai wilayah Timor Timor hal ini
juga yang membuktikan kurang pedulinya pemerintahan pada era Habiebi
bahkan pemerintah orde baru terhadap masyarkat timor Timor terlepas dari
perbedaan bekas jajahan yang ada. Kalau saya menjadi presiden Habibie pada
saat itu hal pertama yang akan saya lakukan ketika mengetahui permasalahan
Timor Timor dari pada langsung memberikan kebebasan pers terhadap seluruh
rakyat Indonesia saya akan lebih memberi bantuan atau simpati terhadap
rakyat Timor Timor seperti memberi bantuan kehidupan menunjang
perekonomian agar masyarakat Timor Timor tidak terhasut pihak luar untuk
memerdekakan diri.

Maaf pak agak berantakan sama telat soalnya tadi file nya sempat
korup pas udah selesai, akhirnya saya buat yang baru

Mohammad Roihan Ramanda Arifin /XII IPS 2/20

Anda mungkin juga menyukai