Anda di halaman 1dari 10

1

GAMBARAN KENYAMANAN IBU MENYUSUI YANG


MENGGUNAKAN RUANG LAKTASI DI POLI RAWAT JALAN
RSUP DR MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH KELOMPOK 2:

1. ETIKA RACHMAWATI : 199109272020122004


2. EVI NURHAYATI : 199201152020122004
3. DIKI YUGE KATAN : 199106012020121003
2

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) selama enam bulan kepada bayi merupakan hak setiap
anak. ASI memiliki manfaat yang sangat besar untuk tumbuh kembang seorang anak. Nilai
gizi tinggi yang terkandung di dalam ASI memiliki manfaat kekebalan dari berbagai
macam penyakit yang tidak dimiliki oleh susu pengganti.bagi seorang ibu yang sedang
masa menyusui penting halnya ruang pelayanan publik untuk menyediakan ruangan khusus
laktasi hal ini sejalan dengan regulasi penyediaan ruang laktasi untuk para wanita
menyusui. Hal ini bisa terlihat pada Pasal 128 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan, dengan isinya yaitu Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu
eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis. Selama
pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus dan
Penyediaan fasilitas khusus yang diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum.
Adapun Ruang laktasi memiliki standart seperti yang dimuat pada Pasal 10 Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus
Menyusui Dan/Atau Memerah Air Susu Ibu. Bukan hanya itu saja, ruang laktasi juga harus
memiliki peralatan yang memadai seperti yang tercantum di dalam Pasal 11 Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2013,yaitu Peralatan Ruang ASI di Tempat Kerja
sekurang-kurangnya terdiri dari peralatan menyimpan ASI dan peralatan pendukung
lainnya sesuai standar. Kebersihan ruang laktasi mutlak diperlukan agar ASI yang
dihasilkan oleh ibu juga steril. Perhatian kepada keberadaan ruang laktasi sebagai bagian
dari menciptakan generasi penerus bangsa yang sehat dan kuat perlu menjadi perhatian
serius kita semua.

Di beberapa ruang layanan publik, ruang laktasi ini ada yang dibuat belum
memperhatikan hal-hal seperti yang disebutkan di dalam peraturan tersebut di atas.
Padahal, kebersihan dan kenyamanan di dalam ruang laktasi mutlak diperlukan sehingga
seorang ibu bisa dengan tenang melakukan aktivitasnya di dalam ruang tersebut.
Kenyamanan di dalam ruang laktasi akan menciptakan kebahagiaan bagi sang ibu yang
pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan loyalitasnya dalam bekerja di kantor
3

tersebut. Sehingga, keberadaan ruang laktasi di dalam kantor mutlak diperlukan. Maka dari
latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti gambaran kenyamanan ibu menyusui
yang menggunakan ruang laktasi di poli rawat jalan RSUP Dr Mohammad Hoesin
Palembang

2. Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan uraian di atas dapat di ambil rumusan masalah, Bagaimana Gambaran
Kenyamanan Ibu Menyusui Yang menggunakan Ruang Laktasi di Poli Rawat Jalan RSUP
Dr Mohammad Hoesin Palembang.

3. Tujuan Penelitian
3.1 Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Kenyamanan Ibu menyusui yang menggunakan ruang laktasi di
Poli Rawat Jalan 1 RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang.
3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui Gambaran Kenyamanan Ibu menyusui yang menggunakan ruang
laktasi di Poli Rawat Jalan RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang dari sisi
:kenyamanan fisik
2. Mengetahui Gambaran Kenyamanan Ibu menyusui yang menggunakan ruang
laktasi di Poli Rawat Jalan RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang dari sisi
:kenyamanan psikospiritual
3. Mengetahui Gambaran Kenyamanan Ibu menyusui yang menggunakan ruang
laktasi di Poli Rawat Jalan RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang dari sisi
:kenyamanan Lingkungan
4. Mengetahui Gambaran Kenyamanan Ibu menyusui yang menggunakan ruang
laktasi di Poli Rawat Jalan RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang dari sisi
:kenyamanan sosial
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Menyusui
1. Pengertian
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu
ibu (ASI) dari payudara ibu. Segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu
mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya disebut dengan manajemen laktasi
(Sutanto, 2018). Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein
laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kelenjar Mamae dan berguna
sebagai makanan bayi (Maryunani, 2015). ASI adalah makanan yang terbaik bagi bayi
pada 6 bulan pertama kehidupannya. Semua kebutuhan nutrisi yaitu protein karbohidrat,
lemak, vitamin dan mineral sudah tercukupi dari ASI (Sandra, dkk, 2015).

2. Ibu Menyusui
Menyusui merupakan hak setiap ibu setelah melahirkan atau nifas, tidak terkecuali
pada ibu yangbekerja maka agar terlaksananya pemberian ASI dibutuhkan informasi
yang lengkap mengenai menyusui serta bagaimana teknik menyusui yang benar. Masa
nifas adalah masa sesudahnya persalinan terhitung dari saat selesai persalinan sampai
pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan sebelum hamil lamanya masa nifas kurang
lebih 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan perubahan fisiologis maupun psikologis
seperti perubahan laktasi/ pengeluaran air susu ibu, perubahansistem tubuh dan
perubahan psikis lainnya. (Nanny, 2011).

3. Manfaat Menyusui
Menyusui bayi mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan
Negara (Prasetyo, 2009). ASI mengandung kolostrom yaitu zat kekebalan teutama IgA
yang bermanfaat untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit dan
infeksi.Kolostromnya mengandung protein, vitamin A yang tinggi, karbohidrat dan
lemak rendah sehingga sesuaidengan kebutuhan gizi pada hari-hari pertama kelahiran
(Haryono dan Setianingsih, 2014).
Menurut Rini Susilo & Feti Kumala (2016) terdapat beberapa manfaat menyusui
dalam berbagai aspek, seperti : 1) Aspek fisik Kedekatan antara ibu dan bayinya dapat
5

mempermudah menyusui setiap waktu, semakin sering bayi menyusu maka ASI akan
segera keluar. 2) Aspek fisiologis Semakin lebih sering ibu menyusui bayi maka gizi
yang dibutuhkan akan tercukupi oleh ASI dan refleks oksitosin yang ditimbulkan dari
proses menyusui akan membantu involusio uteri dan produksi ASI akan dipacu oleh
refleks prolaktin sehingga dapatr digunakan sebagai KB alami. 3) Aspek psikologis
Dapat menjalin hubungan batin anatara ibu dan bayi disebabkan oleh adanya sentuhan
badaniah ibu dan bayi. Kehangatan ibu memberikan stimulasi mental yang diperlukan
bayi, sehingga mempengaruhi perkembangan psikologis bayi dan ibu yang memeberikan
ASI secara eksklusif mendapat kepuasan tersendiri. 4) Aspek ekonomis Menyusui secara
eksklusif memberikan dampak positif untuk ekonomi karena tidak perlu mengeluarkan
biaya tambahan untuk membeli susu formula.

4. Teknik Menyusui Yang benar


Prinsip menyusui yang benar yaitu memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu
dan bayi, untuk kondisi ibu senyaman mungkin, saat minggu pertama (bayi perlu diberi
ASI setiap 2,5–3 jam sekali), menjelang akhir minggu ke enam kebutuhan ASI bayi
setiap 4 jam sekali yang biasanya sampai umur antara 10-12 bulan. Pada usia ini
sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di
malam hari (Suprayitno, Pratiwi, & Yasin, 2018). posisi saat menyusui harus
diperhatikan, posisi ibu dengan duduk atau berbaring sesuai dengan kenyamanan ibu.
Bila duduk usahakan agar kaki ibu tidak menggantung dan punggung bersandar pada
kursi.

5. Ruang Laktasi
Ruang laktasi/pojok ASI bukan hanya sekedar ruang untuk memerah ASI namun,
lebih dari itu fungsi pojok ASI merupakan tempat di mana para ibu menyusui berkumpul
dan saling bertukar pengalaman. Hal ini tentu akan memperkaya pengetahuan mengenai
ASI dan laktasi. Apalagi pemerintah juga sudah membuat peraturan tentang kewajiban
suatu instansi atau perusahaan untuk menyediakan fasilitas kepada karyawannya yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.15 Tahun 2013 tentang tata cara
penyediaan fasilitas khusus menyusui dan/atau memerah air susu. Penyelenggara tempat
sarana umum berupa Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus mendukung keberhasilan
program pemberian ASI Eksklusif.
6

B. Kenyamanan
1. Pengertian
Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang merasa sejahtera atau nyaman
baik secara mental, fisik maupun sosial (Keliat, Windarwati, Pawirowiyono, &
Subu, 2015).
Kenyamanan menurut (Keliat dkk., 2015) dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Kenyamanan fisik; merupakan rasa sejahtera atau nyaman secara fisik.
b. Kenyamanan lingkungan; merupakan rasa sejahtera atau rasa nyaman yang
dirasakan didalam atau dengan lingkungannya.
c. Kenyamanan sosial; merupakan keadaan rasa sejahtera atau rasa nyaman
dengan situasi sosialnya.

2. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman


Menurut Potter & Perry (2006) yang dikutip dalam buku (Iqbal Mubarak,
Indrawati, & Susanto, 2015) rasa nyaman merupakan merupakan keadaan
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan ketentraman (kepuasan
yang dapat meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan yang telah
terpenuhi), dan transenden. Kenyamanan seharusnya dipandang secara holistic yang
mencakup empat aspek yaitu:
a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh
b. Sosial, berhubungan dengan interpersonal, keluarga, dan sosial
c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri seorang
yang meliputi harga diri, seksualitas dan makna kehidupan.
d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal
manusia seperti cahaya, bunyi, temperature, warna, dan unsur ilmiah lainnya.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman dapat diartikan perawat telah
memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan.

3. Pengertian Gangguan Rasa Nyaman


Gangguan rasa nyaman adalah perasaan seseorang merasa kurang nyaman dan
sempurna dalam kondisi fisik, psikospiritual, lingkungan, budaya dan sosialnya
(Keliat dkk., 2015). Menurut (Keliat dkk., 2015) gangguan rasa nyaman mempunyai
batasan karakteristik yaitu: ansietas, berkeluh kesah, gangguan pola tidur, gatal,
7

gejala distress, gelisah, iritabilitas, ketidakmampuan untuk relasks, kurang puas


dengan keadaan, menangis, merasa dingin, merasa kurang senang dengan situasi,
merasa hangat, merasa lapar, merasa tidak nyaman, merintih, dam takut. Gangguan
rasa nyaman merupakan suatu gangguan dimana perasaan kurang senang, kurang
lega, dan kurang sempurna dalam dimensi fisik , psikospiritual, lingkungan serta
sosial pada diri yang biasanya mempunyai gejala dan tanda minor mengeluh mual
(PPNI, 2016).
8

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian


deskriptif yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat
gambaran suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2018). Desain penelitian
deskriptif dapat diterapkan karena sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang menggunakan
ruang laktasi di poli RSMH.

3.2.2 Sampel Penelitian

.Populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang


menggunakan ruang laktasi di poli RSMH.

Kriteria inklusi:

1. Ibu yang menyusui

2. Jenis kelamin Perempuan

3. Bersedia menjadi responden.

4. Responden kooperatif

3.3 Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel yang dilakukan dengan teknik sampling accidental
sampling. Teknik accidental sampling, yaitu tehnik penentuan sampel yang
9

didasarkan faktor spontanitas, maksudnya siapa saja yang secara tidak senganja
bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri-ciri tertentu) maka
akan digunakan sebagai sampel (Riduwan, 2010).

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Poli Anak Rawat Jalan RSUP Dr Mohammad
Hoesin Palembang Periode Mei-Juli 2023.

3.4 Alat pengumpul data


Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan kuesioner GCQ dari Kolcaba yang
dimodifikasi dan diuji kembali validitas dan reliabilitasnya.

3.5 Pengelolahan dan Analisis Data

3.5.1Pengelolahan Data
Pengelolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul. Pengolahan
data menggunakan program komputer. Setelah data diolah maka dilakukan analisis
data. Pengolahan dan analisa data bertujuan untuk meyimpulkan dan menjawab
pertanyaan penelitian sesuai dengan data yang diperoleh.

3.5.2 Analisis Data

Setelah data-data yang penulis perlukan terkumpul, maka langkah selanjutnya


adalah menganalisis data. Analisis data yang penulis gunakan pada penelitian ini
menggunakan analisis kuantitatif. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif
menggunakan statistik yaitu menggunakan uji normalitas .
10

3.6 Kerangka Konsep Penelitian


Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara
konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti
(Notoatmodjo, 2002).

Variabel X
Variabel Y
Aspek Kenyamanan
1. Fisik Ruang Laktasi di RSUP dr
2. Psikospiritual Mohammad Hoesin Palembang
3. Sosial
4. Lingkungan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.7 Definisi Operasional


1. Kenyamanan adalah perasaan psikologis yang dirasakan oleh ibu menyusui
yang berkunjung di Poli Rawat Jalan RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang.
2. Ibu Menyusui adalah Ibu yang berada di dalam Poli Rawat Jalan RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang dan melakukan aktivitas menyusui anaknya.
3. Ruang Laktasi adalah Ruang yang dimanfaatkan / digunakan oleh ibu yang
berkunjung di Poli Rawat Jalan RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dan
melakukan aktivitas menyusui anaknya.

Anda mungkin juga menyukai