Dosen Pengampu:
Dr. Diana Nur Afifah, S.TP., M.Si.
Faizah Fulyani, S.Si., M.Sc., Ph.D.
Disusun oleh:
Kelompok 1 Kelas B
Jean Amelia Putri Marbun 22030120110030
Ria Irmelin Br Barus 22030120120002
Laela Kholisoh Widyaningsih 22030120120020
Wayu Taruli Octavia Sihotang 22030120120022
Fathin Nur Hidayati 22030120130036
Galuh Regganis Nugrahaini 22030120130044
Reghina Afrisyia Suparman 22030120130050
2. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Mempelajari dan memahami prinsip kerja PCR dan kegunaannya.
b. Mempelajari dan memahami prinsip kerja dan pemanfaatan RT-PCR.
4. METODE PRAKTIKUM
a. PCR (Polymerase Chain Reactions)
5. HASIL PRAKTIKUM
A. Praktikum 3 Polymerase Chain Reaction (PCR)
1. Apakah fungsi dari reaksi PCR dan Jelaskan prinsip kerjanya.
Jawaban:
Polymerase Chain Reaction (PCR) atau reaksi berantai polimerase adalah
metode enzimatis untuk melipatgandakan (amplification) secara eksponensial
suatu sekuen nukleotida tertentu secara in vitro. Dengan metode ini dapat
diperoleh pelipatgandaan suatu sekuen DNA dalam genom virus yang mana hanya
dengan mencampurkan kulturnya di dalam tabung Polymerase Chain Reaction
(PCR). PCR memungkinkan produksi DNA tertentu dalam jumlah banyak dari
template DNA yang kompleks menggunakan reaksi enzimatik sederhana (6,7).
Beberapa fungsi Polymerase Chain Reaction (PCR) sebagai berikut: (7)
a. Isolasi dari material genom
b. Sekuensing dan deteksi dari penyakit genetik
c. Teknik DNA rekombinan
d. Sidik jari genetik dan uji paternitas
e. Amplifikasi DNA dan kuantitatif DNA
f. Analisis DNA fosil
g. Deteksi DNA virus
h. Kuantitasi DNA dan pembandingan ekspresi gen
Prinsip dari teknik PCR adalah memperbanyak bagian spesifik yang
ditargetkan dengan DNA polimerase yang diinisiasi oleh pelekatan primer dengan
menghubungkan deosiribonukleotida trifosfat (dNTP) dalam reaksi termal (8).
Posisi dan orientasi primer dalam reaksi PCR memungkinkan salinan terbentuk
secara eksponensial. Dalam PCR, primer yang direkayasa manusia mengarahkan
DNA polimerase ke urutan target yang diinginkan. PCR memiliki dua primer yang
mengapit urutan target. Jika Anda mengatur reaksi dengan satu primer, Anda
dapat membuat satu salinan DNA sekaligus. Tetapi dengan dua primer, jumlah
salinan tumbuh secara eksponensial dengan setiap siklus. Satu salinan menjadi
dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya. Orientasi primer
juga penting. Kedua primer menempel pada untaian DNA yang berlawanan, di
kedua ujung urutan target. DNA polimerase dapat menyalin DNA hanya dalam
satu arah (dari 5-prime ke 3-prime) dan primer diatur untuk polimerase untuk
memperpanjangnya satu sama lain. Reaksi ini berpotensi mengamplifikasikan satu
molekul DNA menjadi lebih dari 1 miliar molekul dalam waktu kurang dari 2 jam.
(7)
3. Apakah fungsi primer dalam proses PCR, ada berapa jenis primer yang digunakan
pada proses PCR dan apa perbedaan keduanya?
Jawaban:
Primer adalah suatu sekuen oligonukleotida pendek (15 – 25 basa, nukleotida)
yang dapat mengawali sintesis rantai DNA dalam reaksi dengan rantai polimerase.
Fungsi primer pada proses PCR adalah sebagai pembatas fragmen DNA target
yang akan diamplifikasi serta menyediakan gugus hidroksi (-OH) pada ujung 3’
yang dibutuhkan pada proses eksistensi DNA. Dalam mendesain suatu primer
perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu panjang primer 18 – 30 pb dengan
kandungan masing – masing primer harus berada pada kisaran 40 – 60% (9).
Terdapat dua jenis primer, yaitu primer forward dan primer reverse. Hal yang
membuat beda dari kedua jenis primer tersebut adalah arah sintesis saat dikatalis
oleh DNA polimerasenya. Pada primer forward arah sintesis maju, sedangkan
pada primer reverse arah sintesisnya terbalik (3).
5. Perhatikan dua segmen DNA berikut. Kedua segmen memiliki jumlah nukleotida
yang sama tetapi terdenaturasi pada suhu yang berbeda. Apakah yang anda
ketahui mengenai melting temperature (Tm) DNA? Faktor apa saja yang
mempengaruhinya? Dan dari kedua segmen berikut manakah yang memiliki Tm
yang lebih tinggi.
(1) 5’AGCAATGATAAAATGAATCGATTGGAATCGAGTTAGTAATATAA
GTAAAT 3’
(2) 5’AGCGGTGATCCCCTGAATCGATTGGAATCGAGTTAGTAATATCCG
TAAAT 3’
Jawaban:
Melting temperature (Tm) DNA adalah temperatur saat setengah untai DNA
ganda terpisah, dimana nilai Tm ini akan berpengaruh pada suhu denaturasi untai
double helix DNA dan suhu annealing (penempelan) primer. Beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi melting temperature yaitu panjang primer dan
banyaknya ikatan CG dalam primer. Untuk dapat memutuskan ikatan hidrogen
guanin dan sitosin membutuhkan energi yang besar dan suhu yang tinggi,
sehingga semakin panjang ukuran primer dan besarkan persentase GC primer
maka akan semakin tinggi nilai melting temperature primer tersebut. Dari kedua
segmen tersebut yang memiliki nilai Tm yang lebih tinggi adalah segmen (2)
dengan nilai Tm 76,6oC, dimana nilai tersebut sudah melebihi suhu yang
seharusnya pada proses annealing, yaitu 50 – 65oC (9,3).
2. Apa yang menjadi perbedaan mendasar Real time PCR(RT) dengan PCR
konvensional ?
Jawaban :
Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) atau reaksi berantai polimerase
adalah metode enzimatis untuk melipatgandakan (amplification) secara
eksponensial suatu sekuen nukleotida tertentu secara in vitro. Dengan metode ini
dapat diperoleh pelipatgandaan suatu sekuen DNA dalam genom virus yang mana
hanya dengan mencampurkan kulturnya di dalam tabung Polymerase Chain
Reaction (PCR). Selain PCR secara konvensional pada masa kini sudah terdapat
PCR modern yang bernama Real Time-PCR. Real Time PCR adalah teknik yang
digunakan untuk memonitor progress reaksi PCR pada waktu yang sama atau
selama proses PCR berlangsung. RT-PCR juga dikenal sebagai quantitative PCR
(qPCR). Jumlah produk PCR (DNA, cDNA atau RNA) yang relatif sedikit, dapat
dihitung secara kuantitatif. Pada qPCR, prosesnya akan dimonitor dengan sinyal
fluorescence (dsDNA binding dye (SYBR Green I) atau Target-spesific probe
(TaqMan). Real Time Polymerase Chain Reaction atau RT-PCR telah menjadi
metode pengujian utama yang memiliki sensitivitas dan spesifitas yang tinggi,
serta dapat mendeteksi sampel dalam jumlah yang banyak dan waktu yang singkat
(4,2).
Real time PCR juga meliputi Real Time-RT PCR dimana PCR dilakukan
secara Real Time menggunakan enzim Reverse Transcriptase secara langsung
pada waktu yang bersamaan. Real Time-RT PCR memiliki tambahan siklus
Reverse Transcription yang memacu perubahan molekul DNA dari molekul RNA.
Real Time-RT PCR diperlukan karena RNA kurang stabil dibandingkan dengan
DNA (4).
Pada dasarnya proses amplifikasi menggunakan metode Real Time-PCR sama
dengan konvensional yaitu berfungsi untuk memperbanyak materi DNA.
Tahapannyapun juga sama yaitu terjadi proses reverse transcription di awal
proses yang berfungsi merubah virus RNA menjadi DNA berantai. Amplifikasi
virus RNA menggunakan metode Real Time PCR memiliki prinsip yang sama,
dimana terdiri dari 4 tahapan yaitu pre-denaturasi, denaturasi, anneling,
extension. Alat PCR untuk metode Real Time PCR memiliki prinsip memecah
rantai ganda (double-stranded) menjadi rantai tunggal (single-stranded), proses
tersebut dipengaruhi oleh suhu dan waktunya. Pembelahan untai ganda menjadi
tunggal (denatures) memerlukan waktu 15 detik pada suhu 94ºC. Denaturasi pada
proses Real Time-PCR lebih cepat dibandingkan dengan proses pada PCR
konvensional (4).
3. Komponen apa yang terdapat pada RT PCR yang tidak terdapat pada PCR
konvensional? Jelaskan fungsi komponen tersebut!
Jawaban :
Komponen yang terdapat pada RT PCR dan tidak terdapat pada PCR
konvensional adalah molecular probes. Molecular probes merupakan senyawa
fluorescence yang dapat berpendar sehingga menciptakan sinyal yang dapat
melacak amplifikasi DNA selama proses PCR. Pada umumnya, jenis probes yang
sering digunakan untuk qPCR sampel adalah TaqMan probe, dan SYBR Green
dye.
Taqman adalah probe, yang diberi label fluoresensi dan secara khusus
mengikat produk PCR target dalam PCR waktu nyata. Oleh karena itu, perlu
dirancang probe khusus untuk mendeteksi uji PCR tertentu. Dengan demikian,
keuntungan utama dari probe Taqman adalah hibridisasi spesifik targetnya. Selain
itu, penggunaan probe yang diberi label dengan pewarna reporter yang dapat
dibedakan memungkinkan deteksi dua sekuens yang berbeda dalam satu tabung
reaksi. Umumnya, probe Taqman adalah probe oligonukleotida dengan pewarna
reporter fluoresen pada ujung 5′ dan pewarna quencher pada ujung 3′. Ketika
probe utuh, kedekatan pewarna quencher sangat mengurangi fluoresensi yang
dipancarkan oleh pewarna reporter melalui transfer energi resonansi fluoresensi
(FRET). Namun, ketika probe anil ke urutan target hilir dari salah satu situs
primer, aktivitas nuklease 5′ dari Taq DNA polymerase memotong ujung 5′ probe
selama ekstensi primer. Oleh karena itu, ini memisahkan pewarna reporter dari
pewarna quencher, meningkatkan sinyal pewarna reporter (10).
SYBR Green adalah pewarna pengikat dsDNA yang digunakan untuk
menodai DNA dan RNA dalam biologi molekuler. Umumnya juga digunakan
untuk mendeteksi produk real-time PCR. Selama kemajuan PCR, SYBR green
berikatan dengan setiap produk PCR yang baru diperkuat. Oleh karena itu, pada
akhir PCR, jumlah produk yang terbentuk sebanding dengan intensitas fluoresensi
sampel. Selain itu, keuntungan utama SYBR Green adalah memungkinkan
pemantauan amplifikasi sekuens DNA beruntai ganda. Namun, ini, di sisi lain,
mengurangi spesifisitas pengujian dengan menghasilkan sinyal positif palsu. Ini
mengurangi biaya pengujian dengan menghilangkan penggunaan probe. Selain itu,
penggunaan SYBR Green secara teknis merupakan proses yang mudah.
Sementara itu, pengikatan beberapa pewarna ke satu produk PCR meningkatkan
sensitivitas pendeteksian (10).
5. Buatlah resume protokol aplikasi RT-PCR yang berkaitan dengan nutrisi yang
bersumber dari jurnal penelitian dengan topik berikut:
a) pemanfaatan RT PCR untuk analisis kehalalan produk makanan
b) pemanfaatan RT PCR untuk analisis jumlah mikrobiota gastro intestinal
golongan Bifidobacterium sp. dan Lactobacillus sp.
c) pemanfaatan RT PCR untuk analisis bakteri patogen pada makanan
d) pemanfaatan RT PCR untuk analisis variasi genetik (SNPs) pada gen FTO
Jawaban :
a. Pemanfaatan RT PCR untuk analisis kehalalan produk makanan
Berdasarkan artikel yang berjudul “Application of real-time
polymerase chain reaction using species specific primer targeting on
mitochondrial cytochrome-b gene for analysis of pork in meatball products”
diperoleh resume protokol aplikasi RT-PCR yang berkaitan dengan nutrisi
berdasarkan guideline MIQE menghasilkan keterangan sebagai berikut (12):
Tabel 1. Protokol RT-PCR Analisis Kehalalan Produk Makanan
qPCR protocol
qPCR protocol
Experimental Design
qPCR protocol
Buffer/kit Master mix PCR (probe) pada penelitian ini terdiri dari
identity and 5,5 µL buffer TE. Bahan isolasi DNA meliputi kit
manufacturer diagnostik (QIAamp DNA Mini and Blood Mini 250 rx)
terdiri dari bufer AL, bufer AW 1, bufer AW 2, dan bufer
AE. Isolasi DNA dari matriks pangan menggunakan
metode kit komersial Qiagen kemudian diidentifikasi dan
dikuantifikasi menggunakan alat Real Time Polymerase
Chain Reaction.
d. Pemanfaatan RT PCR untuk analisis variasi genetik (SNPs) pada gen FTO
Berdasarkan artikel yang berjudul “Identification of Selected Genetic
Polymorphisms in Polycystic Ovary Syndrome in Sri Lankan Women Using
Low Cost Genotyping Techniques” diperoleh resume protokol aplikasi RT-
PCR yang berkaitan dengan nutrisi berdasarkan guideline MIQE
menghasilkan keterangan sebagai berikut (15):
Tabel 4. Protokol RT PCR Analisis Variasi Genetik (SNPs) pada Gen FTO
Experimental Design
qPCR protocol