Anda di halaman 1dari 3

Nama Anggota Kelompok :

1. Syifa Nur Sabila (F0222184)


2. Viviana Putri Deadiningrum (F0222190)
3. Wa Ode Silvia Pipit Ramadhani Tonga (F0222191)

MENGANALISIS GAYA AHASA DAN CITRA PADA PUISI


Puisi Sajak Cinta
Karya : Gus Mus

Cintaku kepadamu belum pernah ada contohnya


Cinta romeo kepada juliet
Si majnun qais kepada laila belum apa-apa
Temu-pisah kita lebih bermakna dibanding temu-pisah yusuf dan zulaikha
Rindu-dendam kita
Melebihi rindu dendam adam hawa

Aku adalah ombak samuderamu


Yang lari-datang bagimu
Hujan yang berkilat dan berguruh mendungmu

Aku adalah wangi bungamu


Luka berdarah-darah durimu
Semilir sampai badai anginmu

Aku adalah kicau burungmu


Kabut puncak gunungmu
Tuah tenungmu

Aku adalab titik-titik hurufmu


Huruf-huruf katamu
Kata-kata maknamu
Aku adalah sinar silau panas
Dan bayang-bayang hangat mentarimu
Bumi pasrah langitmu

Aku adalah jasad ruhmu


Fayakun kunmu
Aku adalah a-k-u
K-a-u

1. GAYA BAHASA (MAJAS)

A. Majas Repetisi
Majas repetisi adalah gaya bahasa yang mengungkapkan pengulangan kata, frasa, atau
klausa yang berfungsi untuk mempertegaskan suatu makna yang diperoleh dari sebuah
karya sastra atau gaya bahasa yang mengandung pernyataan berupah pengulangan bunyi,
kata, sekelompok kata atau bagian bagian yang dianggap penting dalam satuan kalimat.
Contoh :
● Cinta ku kepadamu belum perna ada contohnya
● Cinta romeo kepada Juliet
● Si Majnum qais kepada Laila belum apa-apanya

Dengan mengulangkan kalimat cinta, kepada dan belum, penulis ingin menegaskan rasa
cinta kepada istrinya secara berulang-ulang dengan membandingkan cintanya dengan
cinta romeo dengan Juliet dan majnum dengan Laila.

B. Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah sejenis majas perbandingan yang menggambarkan sebuah
benda atau barang yang tak bernyawa dengan sifat-sifat yang dimiliki manusia. Sifat-sifat
manusia atau insan yang dimaksud ialah bertindak, berpikir, bersedih, dan bergembira.
Contoh :
● Aku adalah ombak samuderamu
● Yang lari datang bagimu

Kalimat tersebut mengandung majas personifikasi karena terdapat kalimat yang lari
datang bagimu dan kata lari datang hanya dapat dilakukan oleh makluk hidup.

C. Majas Pleonasme
Gaya bahasa yang menambahkan informasi pada pernayataan yang sudah jelas atau
menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Pleonasme merupakan
suatu sifat yang berlebihan, dimana seseorang menggunakan dua kata yang berbeda
namun memiliki arti yang sama.
Contoh :
● Aku adalah sinar silau panasmu
● Dan bayang-bayang hangat mentarimu
● Bumi pasrah langitmu

Pada kalimat diatas merupakan majas pleonasme pada kalimat tersebut kata sinar tidak
terlalu dibutuhkan karena dengan kata silau sudah mewakali pengertin dari kata sinar,
karena kedua kata tersebut memiliki arti yang sama pada kalimat kedua kata langit
seharusnya tidak diperlukan karena kata bumi sudah mencakupi adanya langit dan
sebaginya.

D. Majas Hiperbola
Gaya bahasa yang melebih-lebihkan atau membesar-besarkan kenyataan yang sebenarnya
atau bermaksud untuk memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk
Amemperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya.
Contoh :
● Rindu dendam kita melebihi
● Rindu dendam Adam dan Hawa

Kalimat tersebut merupakan majas hiperbola, penulis membanding rindu mereka lebih
besar, lebih membara, dan melebihi segala hal dibandingkan rindunya Adam ke Hawa

2. CITRAAN
A. Citraan Pendengaran (Auditory Imagery)
Citraan pendengarkan ini digunakan agar pembaca seolah-olah mendengar semua jenis
suara yang diciptakan oleh penyair dalam puisinya.
Contoh :
● Aku adalah kicau burungmu

B. Citraan Gerak (Movement Imagery)


Citraan gerak menggambarkan sesuatu seolah bergerak atau berpindah tempat.
Contoh :
● Yang lari datang bagimu

C. Citraan Penglihatan
Citraan penglihatan digunakan agar pembaca seolah-olah melihat semua kejadian yang
diciptakan oleh penyair dalam puisi.
Contoh :
● Kabut puncak gunungmu
● Hujan yang berkilat dan berguruh mendungmu

Anda mungkin juga menyukai