Kelompok 3 :
1. Anindya Elisya Apsari 10050022227
2. Ratu Fahira Nurazkiya 10050022228
3. Qonita Muthmainnah 10050022235
4. Zahra Deis Salsa Billa 10050022242
5. Muhammad Tegar Hilmi 10050022244
6. Ine Masita Tanjung 10050022247
Amati wawancara di media tv atau media sosial dan bahas perbedaannya dengan
wawancara psikologi.
WAWANCARA
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yang terdiri dari
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan
jawaban atas suatu pertanyaan yang ditanyakan.
Sumber video :
https://youtu.be/c0-4kWWU94Q
https://www.youtube.com/watch?v=9eh6J4cjPN0
Kelompok kami menemukan adanya perbedaan dari wawancara non-psikologi dan wawancara
psikologi klinis yaitu:
2. Kami menemukan perbedaan dari alur pembicaraan, Pada wawancara psikologi klinis,
cenderung mengikuti alur pembicaraan yang di berikan oleh pewawancara (iter) kepada klien
(itee), sedangkan dalam wawancara non-psikologi dapat keluar dari alur pembicaraan seperti
pada vidio Najwa shihab dan maudy ayunda, maudi yang sebagai (itee) bertanya kepada
pewawancara (iterr) yaitu najwa, maudi bertanya “Waktu itu mba nana sebelum nikah pacaran
berapa lama”.
3. Wawancara di media tv atau podcast bersifat terbuka sedangkan wawancara psikologi bersifat
tertutup atau lebih mengutamakan pertanyaan mengenai privasi seseorang, contohnya saat
seseorang berkonsultasi ke psikolog.
8. Durasi pada wawancara lainnya cenderung ditentukan oleh pewawancara (iter), sedangkan
durasi pada wawancara psikologi cenderung ditentukan oleh klien (itee)
9. Kami menemukan perbedaan kode etik yang perlu dilakukan oleh wawancara non psikologi
dengan wawancara psikologi, dimana wawancara psikologi tidak boleh mempublikasikan
data” penting dari klien (itee).
10. Kami menemukan juga perbedaan suasana yang dibangun oleh pewawancara (iter), di
wawancara non-psikologi suasana yang di bangun sangat hangat dan fun, sedangkan dalam
wawancara psikologi klinis, suasanya terkesan formal dan tenang.
11. Dalam Wawancara psikologi klinis pewawancara (iter) sangat memperhatikan intonasi suara,
kecepatan bicara, dan tutur kata yang di keluarkan terkesan sangat formal, sedangkan dalam
wawancara non-psikologi pewawancara menjadi dirinya sendiri baik dalam berbicara dan
bertutur kata.
Dari kedua vidio antara Wawancara psikologi klinis dengan wawancara non psikologi,
kelompok kami setuju dengan pendapat (Kendall, 1982) yang menyebutkan Wawancara klinis
berbeda dengan wawancara yang biasa di lakukan oleh kebanyakan orang yang biasa di
lakukan oleh kebanyakan orang, akan tetapi proses dimana pewawancara harus lebih peka baik
itu mengenai intonasi suara klien, kecepatan berbicara, dan sensitivitasnya ketika ditanya
secara langsung.