Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP

TA 2021/2022
NAMA : AHFAN MUSTHOFA
NPM : 20144600177

Nama Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan


Semester : 4 (empat)
Kelas : A3-20, A4-20, dan A5-20
Dosen : Puguh Ardianto Iskandar, M.Pd.

Petunjuk:
1. Kerjakan soal Ujian Tengah Semester di bawah ini dengan jelas dan tepat.
2. Hasil kerja harap dikumpulkan dalam bentuk file ekstensi PDF.
3. Waktu pengerjaan 1x24 dan dikumpulkan melalui PJ kelas (kolektif).

Soal:
1. Filsafat terdiri dari dua kata yaitu philos yang berarti cinta, senang, suka dan
kata sophia berarti pengetahuan, hikmah, dan kebijaksanaan. (a) Coba anda jelaskan
bagaimana filsafat memandang pendidikan. (b) Jelaskan pula pokok pokok persoalan
filsafat yang berkaitan dengan masalah pendidikan.
2. Mengapa dalam berpikir ilmiah harus mempelajari filsafat ilmu? Coba saudara uraikan
dengan jelas prinsip-prinsip dasar cara berpikir filsafat yang harus dikembangkan sebagai
masyarakat akademik?
3. Ruang lingkup filsafat tidak akan lepas dari 3 (tiga) unsur filsafat, yaitu ontology,
epistemology dan aksiologi. Coba saudara uraikan maksud dari 3 unsur filsafat dan
implementasinya dalam kajian pembelajaran di kelas!
4. Memahami filsafat sangat penting bagi seorang pendidik. (a) Coba anda jelaskan dan
berikan argumentasi atas pernyataan di atas. (b) Bagaimana hubungan filsafat dalam
penyelenggaraan pendidikan. (c) Bagaimana pemikiran saudara tentang konsep
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
5. Jelaskan perbedaan antara landasan filsafat umum terhadap filsafat pendidikan
esensialisme, perenialisme, progesivisme, konstruktivisme dan pancasila dalam bentuk
tabel!

1. a. Sebagai objek yang dikaji filsafat memandang pendidikan baik secara ontologis,
epistemologis maupun aksiologis. Upaya ini kemudian menghasilkan teori dan
metode pendidikan untuk menentukan gerak semua aktivitas pendidikan.
b. kependidikan memiliki ruan lingkup yang luas karena menyangkut seluruh aspek
kehidupan dan kehidupan manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang
bersama proses perkembangan hidup. Karena itulah ada banyak permasalahan yang
dihadapi permasalahan pendidikan ada yang sederhana yang menyangkut praktik dan
pelaksanaan sehari-hari, tetapi adapula yang menyangkut masalah yang bersifat
mendasar dan mendalam sehingga memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain untuk
memecahkan.
2. Mengapa dalam berpikir ilmiah harus mempelajari filsafat ilmu? Karena untuk
membantu seseorang agar mampu membedakan persoalan yang ilmiah dengan yang
tidak ilmiah.
cara berpikir filsafat yang harus dikembangkan sebagai masyarakat akademik

 Menghindari sikap solipsisme: prinsip dalam berpikir filsafat yang merupakan


seseorang harus bisa mengendalikan dirinya, khususnya ketika seseorang sudah
menjadi seorang ahli dalam suatu bidang atau sudah mengerti betul apa yang sedang
ia pelajari.
 Mental kesetiaan pada kebenaran: prinsip dalam berpikir filsafat yang merupakan
seseorang harus memiliki sikap keberanian untuk memperjuangkan kebenaran yang ia
percayai.
 Pemahaman penuh: prinsip dalam berpikir filsafat yang merupakan seseorang harus
mau berusaha dengan sekeras mungkin untuk bisa mendapatkan solusi atau jawaban
terhadap pertanyaan atau masalah yang sedang ia coba pecahkan.
 Latihan intelektual: prinsip dalam berpikir filsafat yang merupakan seseorang harus
terus mau belajar dan hasil dari belajarnya tersebut harus bisa diungkapkan pada suatu
bentuk nyata yang bisa disalurkan kepada orang lain, baik secara lisan ataupun
tulisan.
 Keterbukaan diri: prinsip dalam berpikir filsafat yang merupakan seseorang harus
berani menerima kesalahan dan mendapatkan koreksi dari orang lain dan harus
berlapang dada untuk mengakui kesalahan yang sudah ia buat.

3. 3 unsur filsafat dan implementasinya dalam kajian pembelajaran di kelas, siswa yang
sedang menuntut ilmu dituntut untuk memikirkan masalah-masalah hakiki terkait
pendidikan. Pemikiran siswa menjadi lebih terarah terhadap persoalan-persoalan
pendidikan baik dalam lingkungan mikro.
4. a. Filsafat itu sangatlah penting karena didalamnya mengkaji pertanyaan-pertanyaan
umum dan asasi, misalnya pertanyaan tentang eksistensi, penalaran, nilai-nilai luhur,
akal budi dan bahasa.
b. setiap teori pendidikan selalu didasari oleh suatu sistem filsafat tertentu yang
menjadi landasannya. Semua praktik pendidikan yang diupayakan dengan sungguh-
sungguh sebenarnya dilandasi oleh suatu pemikiran filsafati yang menjadi ideologi
pendorongnya.
c. konsep penyelenggaraan pendidikan di Indonesia masih belum ideal karena belum
mampu menjawab tantangan masa depan yang penuh persaingan dan kompleks.
Perkembangan pendidikan di dunia sangat cepat, karena itulah indonesia harus
menyesuaikan kurikulum agar dapat bersaing di era global.
Aliran Filsafat
No Pendidikan Epistemologi Aksiologi Ontologi

1. Progesivisme Pengetahuan Harus Di Nilai Timbul Karena Manu- Kenyataan Alam


Sesuaikan Dan Dimodi- Sia Mempunyai Bahasa, Adalah Kenyataan
Fikasi Dengan Realitas Baru Dengan DemiKian Timbul Kehidupan
Di Dalam LingkuNgan. Pergaulan. Masyarakat Pengalaman Adala
Kebenaran Ialah Kemampu- Menjadi Wadah Timbulnya Penger Tian Manu
An Suatu Ide Untuk Meme Nilai-Nilai. Segala Sesuatu,
Cahkan Masalah. Kebenaran Alaman Manusia
Adalah Konsekuen Dari Penderitaan, Ke
Suatu Ide, Realita Kegembiraan, K
Pengetahuan,Dan Daya Guna Dan Lain-Lain
Di Dalam Hidup
2. Esensialisme Pribadi Manusia Adalah Nilai-Nilai Berasal Hukum Dunia Ini Merupak
Refleksi Tuhan. Manu-Sia Etika (Hukum Kosmos) Nan Yang Tiad
Yang Mampu Me-Nyadari Yang Bersifat Objektif. Demi-Kian Pula
Realitas Sebagai Makro Menurut IdeAlisme, Sikap, Sifat, KehenDak D
Kosmos Dan Mikro Kosmos Tingkah Laku Dan Ekspresi Cita Ma-Nusia
Akan Mengetahui Pa Da PeRasaan Mempunyai Disesuai-Kan
Tingkat Apa Rasio Yang Hubungan Dengan Tatanan Alam
Dimiliki Dan Mampu Me- KuaLitas Baik Dan Buruk. Manu-Sia Hidup
Mikirkan Alam Se-Mesta DuNia Dan
Ini. EsseNsialisme D
Oleh Aliran Reali
Idealisme.
3. Perenialisme Segala Sesuatu Yang Dapat Nilai-Nilai Berdasarkan Segala Sesuatu (B
Diketahui Dan Merupakan Azas Supranatural Yang Manusia) Ada
Kenyataan Bersandar Pada Abadi Dan Universal. Sesuatu Itu Me
Keper-Cayaan. Kebenaran Manusia Sebagai SubJek Unsur Poten-Siali
Adalah Sesuatu Yang Telah Memiliki Potensi Dapat Menjadi A
Menunjukkan Kesesu-Aian Untuk Menjadi Baik Sesuai Manusia
Antara Berpikir Dengan De Ngan Kodratnya, Tetapi PoTensialitas Yan
Benda-Benda. Pengetahuan Ada Kecendrungan Dan Ng Berubah
Itu Penti-Ng Karena Hasil DoRongan Untuk Berbuat Aktualitas.
Dari Pengolahan Akal Manu- Tidak Baik.
Sia. Kebenaran Hakiki Yang
Tertinggi Dapat Diperoleh
Dengan Me-Tode Deduksi

4. KonstruktiVisme Pengetahuan Bukanlah Suatu Sumber Pengetahuan Manusia Tidak


Potret Kenyataan Yang Ada, Berasal Dari Dunia Luar Dapat Mengerti
Melainkan Adalah Hasil Tetapi Dikontruksikan Dari Yang Sesunggu
Konstruksi Atau Bentukan Dalam Diri Manusia. Secara Ontologis
Kenya-Taan Me-Lalui Dapat Di
Kegiatan Subjek Hanyalah
Konstruksisuatu Ob
5. Pancasila Pengetahuan Bersum-Ber Sumber Pertama SeGala Alam Semesta Ti
Dari Sumber Per-Tama Yaitu Nilai Hakikat-Nya Adalah Dengan Sendiri
Tuhan Yme. Manusia Dapat Tuhan YME. Karena Melainkan SebaGa
MemPeroleh Pengetahuan Manusia Adalah Makhluk Tuhan YME. Tuha
Melalui Tu-Han, Juga Adalah Sumber Dari Segal
Keimananan/Kepercayaan, Pribadi Dan Sekaligus Dan Merupak
Berpikir, Pengalaman Em- Insan Sosial, Maka Hakikat Paling Per-Tama
Piris, Penghayatan Dan Nilai Diturun Kan Dari
Intuisi. Pengetahuan Ber- Tuhan Yme, Masyarakat
Sifat Mutlak Dan Bersifat Dan Individu.
Relatif.

Anda mungkin juga menyukai