Anda di halaman 1dari 6

Tugas Kelompok ke-1

Minggu 3

Essay

1. Apakah yang dimaksud dengan out of pocket cost? Berikan contohnya!


Jawab:
Out of pocket cost merupakan biaya timbul karena implementasi MCS. Biaya ini meliputi
biaya bonus tunai, biaya staf internal audit maupun biaya lain terkait dengan biaya
karyawan dalam rangka penyusunan planning dan budgeting atau preaction review yang
dapat diestimasi. Selain out-of pocket cost yang merupakan biaya langsung terdapat pula
biaya tidak langsung seperti behavioral displacement, gamesmanship, operating delays
dan negative attitude.

Out of pocket cost adalah biaya yang membutuhkan pengeluaran kas di masa mendatang
akibat keputusan sekarang atau keputusan yang akan datang. Sebagai contoh,perusaahan
sekarang mengambil keputusan untuk melakukan ekspansi usaha. Keputusan ini
mengakibatkan munculnya biaya – biaya tertentu seperti upah karyawan akan
dipekerjakan dan bahan habis pakai yang akan di gunakan. Biaya-biaya ini sudah barang
tentu memerlukan pengeluaran kas. Itulah biaya tunai.

Biaya ini disebut juga sebagai Out of Pocket costs


▪ Biaya out of pocket adalah biaya yang dapat secara langsung terlihat ketika
mengimplementasikan suatu system pengendalian manajemen.
▪ Biaya out of pocket dapat dengan mudah diukur, tetapi biaya waktu yang dihabiskan
karyawan dalam dalam aktivitas perencanaan dan kegiatan pembuatan anggaran atau
preaction reviews secara umum hanya dapat diestimasikan.

ACCT6182 – Management Control System


This study source was downloaded by 100000833345081 from CourseHero.com on 12-05-2022 10:01:41 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/65444431/TK-1-Management-Control-Systemdocx/
2. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan gamesmanship? Berikan contoh dari
Gamesmanship!
Jawab:
Menurut Merchant dan stede 2007 Gamesmanship merupakan tindakan yang dilakukan
karyawan untuk meningkatkan amesmans kinerja mereka tanpa menghasilkan efek
ekonomi yang positif bagi organisasi atau perusahaan.

Ada dua jenis permainan (gaming) dalam anggaran di suatu organisasi yaitu (Jensen
2001):
1. Permainan dalam penyusunan anggaran.
Manajer memiliki informasi penting dalam menyusun anggaran tahun yang akan datang.
Informasi itu tidak akan digunakan lagi oleh manajer dalam penyusunan anggaran ketika
perusahaan menetapkan bonus dalam pencapaian anggaran. Manajer akan menyusun
anggaran perusahaan sedemikian rupa sehingga anggaran itu mudah dicapai. Hal ini
dapat menyebabkan senjangan anggaran.

2.Permainan dalam realisasi anggaran.


Manajer harus dapat mencapai anggaran laba bersih yang telah ditetapkan untuk
mendapatkan bonus. Manajer akan melakukan apapun juga untuk mencapai anggaran itu.
Manajer akan mengakui pendapatan tahun yang akan datang menjadi pendapatan tahun
ini atau menunda biaya tahun ini menjadi biaya tahun yang akan datang. Hal ini disebut
manipulasi data.
Contoh : Karyawan dievaluasi atas pencapaian anggaran, akan berusaha menciptakan
budget slack yaitu menegosiasikan anggaran yang mudah dicapai agar terhindar dari
hukuman dan mendapat reward. Slack sering muncul karena adanya asimetri informasi,
yaitu pimpinan biasanya tidak mengetahui tingkatan yang tepat yang dapat dicapai
bawahannya dan area mana saja yang bawahan boleh ikut menentukan targetnya.

ACCT6182 – Management Control System


This study source was downloaded by 100000833345081 from CourseHero.com on 12-05-2022 10:01:41 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/65444431/TK-1-Management-Control-Systemdocx/
3. Jelaskan yang dimaksud dengan action control! Sebutkan beberapa contoh dari action
control!
Jawab:
Action Control merupakan suatu pengendalian yang berorientasi pada tindakan yang dilakukan
oleh seseorang. Pengendalian tersebut ditujukan untuk memastikan bahwa anggota organisasi
telah melakukan tindakan (atau tidak melakukan tindakan) yang memberikan keuntungan (atau
merugikan) bagi organisasi.
Pengendalian ini bersifat direct, dimana terbagi atas 4 bentuk:
1.Behavioral Constraints, pengendalian ini membatasi tindakan seseorang, dengan dua cara:
Physical Constraints: berarti membatasi akses secara fisik. Seperti locks on desk, computer
passwords, dan pembatasan akses ke area yang menyimpan persediaan berharga dan informasi
yang sensitif. Beberapa alat behavioral constraints secara teknis sangat rumit dan mahal seperti
magnetic identification-cards readers, voice-pattern detectors, dan fingerprint atau eyeball-
pattern readers.

2.Administrative Constraints: berarti memberikan batasan secara fungsi administratifnya. Satu


bentuk administrative constraints yang umum digunakan adalah pembatasan kewenangan
pengambilan keputusan. Sebagai contoh, para manajer di tingkat bawah hanya diberi
kewenangan untuk menyetujui pengeluaran ampai dengan batas 1 juta rupiah, dan manajer di
tingkat yang lebih tinggi sampai dengan batas 20 juta rupiah. Bentuk lain dari administrative
constraints adalah pemisahan tugas (separation of duties). Separation of duties ini menyangkut
pembagian pekerjaan untuk menyelesaikan tugas penting tertentu kepada beberapa pegawai,
sehingga tugas tersebut tidak mungkin untuk diselesaikan oleh satu orang pegawai.

3.Preaction reviews, pengendalian yang dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap
rencana kegiatan. Preaction reviews terdiri dari beberapa bentuk baik yang bersifat formal
maupun informal. Bentuk formal dari preaction reviews ini adalah perlunya memperoleh
persetujuan atas pengeluaran uang untuk jumlah tertentu

4.Action accountability, pengendalian yang dilakukan untuk memastikan agar tiap individu
bertanggung jawab atas tindakannya, dengan cara menentukan tindakan-tindakan yang boleh

ACCT6182 – Management Control System


This study source was downloaded by 100000833345081 from CourseHero.com on 12-05-2022 10:01:41 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/65444431/TK-1-Management-Control-Systemdocx/
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Penerapan action accountability controls memerlukan
langkah-langkah:

a. mendefinisikan tindakan-tindakan apa yang diterima (acceptable) atau yang tidak diterima
(unacceptable);
b. mengkomunikasikan definisi dimaksud kepada para pegawai;
c. melakukan observasi atau penyelidikan tentang apa yang terjadi, dan
d. memberikan penghargaan untuk tindakan-tindakan yang baik atau menjatuhkan hukuman
kepada mereka yang melakukan penyimpangan.

Contoh action control di swalayan

 Pada Supermarket dan Mall terdapat petugas atau security yang mengawasi apa yang
dilakukan pembeli saat berkunjung. Pengawasan seperti ini sebagai tindakan preventif
apabila ada pembeli yang “nakal
 Penempatan cermin di bagian atas pinggir atau pun di pojok ruang sehingga pramuniaga
dapat memantau perilaku pembeli atau pramuniaga lainnya untuk saling mengawasi .Hal ini
dilakukan karena terbatasnya pengawasan visual oleh barang dagangan. Pada situasi yang
lain, cermin dua arah bisa saja dipakai. Penggunaan lebih lanjut bisa memakai kamera
CCTV karena melalui penggunaanya bisa didapat rekaman. Namun semua kembali kepada
konsep cost and benefit. Di Indonesia sudah mulai banyak dipakai mengingat banyak aksi
kriminalitas yang terekam melalui kamera CCTV baik di tempat perbelanjaan atau tempat
umum lainnya.
 Pada pintu masuk terdapat alat detektor yang akan berbunyi jika ada pembeli membawa
keluar barang dagangan) sebelum dibayarkan ke kasir terlebih dahulu.

ACCT6182 – Management Control System


This study source was downloaded by 100000833345081 from CourseHero.com on 12-05-2022 10:01:41 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/65444431/TK-1-Management-Control-Systemdocx/
Kasus
4. Tuan A bekerja sebagai Chief Financial Officer (CFO) untuk sebuah perusahaan perseroan
terbatas. Saat ini status dari perusahaan tersebut adalah limited. Namun pemilik modal
mengindikasikan bahwa pada tahun depan perusahaan berencana untuk melakukan go public.
Perusahaan akan menjual saham kepada masyarakat umum untuk menambah jumlah modal guna
keperluan ekspansi bisnis. Untuk dapat go public terdapat beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi oleh perusahaan. Diantaranya adalah harus melaporkan laba selama dua tahun terakhir
dan saldo laba ditahan harus bersaldo di kredit.

Setelah satu tahun berjalan ternyata kinerja keuangan perusahaan tidak terlalu bagus. Hal
tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang sedang lesu. Penjualan mengalami
penurunan dan perusahaan mengalami kerugian. Kondisi seperti ini menjadi tekanan untuk Tuan
A. Tekanan timbul dari adanya tuntutan dari pemilik modal untuk perusahaan dapat melakukan
go public. Tuan A berpikir apabila hasil kinerja perusahaan tidak baik, maka posisi dia sebagai
CFO juga menjadi terancam. Apabila hal tersebut terjadi, maka gaji, tunjangan dan fasilitas yang
dia terima selama ini juga dapat hilang.

Mempertimbangkan hal tersebut, Tuan A akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan


financial statement fraud. Tuan A berkolusi dengan para manajer dan bawahannya memperbesar
penjualan dengan menambahkan banyak penjualan dan customer fiktif. Selain itu Tuan A juga
berkolusi dengan auditor dalam hal ini kantor akuntan yang mengaudit laporan keuangan
perusahaan, untuk menutupi skema financial statement fraud yang dilakukan.

Pertanyaan:

a. Analisa kasus tersebut diatas dari sudut pandang gamesmanship!

Jawab :

Gamesmanship merupakan tindakan yang dilakukan karyawan untuk meningkatkan


amesmans kinerja mereka tanpa menghasilkan efek ekonomi yang positif bagi organisasi atau
perusahaan. Salah satu bentuk dari Gamesmanship adalah manipulasi data. Manipulasi data
terdiri dari dua bentuk dasar, yaitu pemalsuan dan manajemen data. Pemalsuan melibatkan
pelaporan data yang salah, dalam artian bahwa data diubah dan manajemen data melibatkan

ACCT6182 – Management Control System


This study source was downloaded by 100000833345081 from CourseHero.com on 12-05-2022 10:01:41 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/65444431/TK-1-Management-Control-Systemdocx/
beberapa tindakan yang diambil untuk mengubah hasil laporan, seperti jumlah penjualan,
laporan pendapatan, atau rasio utang/ saham, serta memberikan keuntungan ekonomis
yang tidak nyata pada perusahaan. Ketika pemilik modal memiliki target untuk melakukan
IPO, manajemen dituntut untuk meningkatkan penjualannya untuk menghasilkan laba yang
sesuai dengan kriteria untuk melakukan IPO. Dalam hal ini ketidakmampuan manajemen
serta kendala eksternal membuat perusahaan seharusnya tidak layak untuk IPO namun Tuan
A dengan sengaja mendesain sebuah gamesmanship yaitu manajemen data dimana Tuan A
melibatkan para manajer, bawahannya dan auditor untuk memperbesar laba penjualan
perusahaan berupa consumer consumer fiktif tanpa adanya temuan oleh auditor, sehingga
perusahaan mencapai kriteria untuk IPO.

b. Apakah tindakan yang seharusnya diambil oleh pemilik modal, untuk menghindari kondisi
seperti kasus tersebut diatas?

Para pemilik modal seharusnya ikut terjun ke lapangan untuk melihat bagaimana kondisi
penjualan yang terjadi. Jika Tuan A selalu membuat gamesmanship takut nya pada akhirnya
akan terlihat kecurangan yang ada. Selain itu pemilik modal harusnya memberikan pelatihan
pada karyawan perusahaan tersebut, jangan hanya mendapatkan hasil juga. Untuk itu juga
penting dilakukan nya rapat untuk kemajuan perusahaan tersebut. Contohnya penjualan lewat
online, atau adanya promosi.

ACCT6182 – Management Control System


This study source was downloaded by 100000833345081 from CourseHero.com on 12-05-2022 10:01:41 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/65444431/TK-1-Management-Control-Systemdocx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai